You are on page 1of 5

Protokol Pluerodesis

Syarat :
- Respirasi < 30 x/menit
- Thoraks foto : paru-paru sudah ekspansi maksimal
- Produksi cairan pleura < 100 cc/24 jam
Teknik Pleurodesis
- Zat yang digunakan : Inj.Oksitetrasiklin (Terramycin Inj.) dosis : 20 mg/kgBB (max 1000 mg)
skin test terlebih dahulu. Dicampur dengan lidocain 1 atau 2 %, dosis 3 mg/kgBB (max 150 mg),
dilarutkan dalam 50cc cairan NaCl 0,9% / D40 25 cc.
- Pasien dimonitor ketat selama 1 jam post pleurodesis, chest tube diklem selama 2 jam (tidak
perlu dilakukan rotasi pasien), lalu dibuka dan dinilai jumlah cairan drainase dalam 24 jam.
Pleurodesis dinilai efektif bila produksi cairan kurang dari 150 cc/24 jam dan chest tube dapat
dicabut.
- Bila perlu tindakan pleurodesis dapat diulang tidak lebih dari 2 x/minggu. Apabila 2 sisi paru
yang terkena, lakukan pleurodesis satu per satu (tak sekaligus dalam 1 hari).
- Bila terjadi kegawatdaruratan post pleurodesis, harus segera dikonsulkan ke ICU.
Pleurodesis : Penyatuan pleura viseralis dan parietalis secara kimiawi, mineral atau mekanik, secara
permanen untuk mencegah akumulasi cairan maupun udara dalam rongga pleura.
Indikasi : Efusi pleura maligna dan pneumotoraks spontan
Pleurodesis memerlukan reaksi inflamasi difus dan aktivasi local system koagulasi dengan disposisi
fibrin.
Terdapat peningkatan aktivasi growth factor like pada sel mesotelial yang terpapar tetrasiklin yang
menyebabkan proliferasi fibroblast.
Faktor keberhasilan pleurodesis:
- Aposisi antara kedua lapisan pleura (dikonfirmasi secara radiologis)
- Pemilihan zat sklerosan
- Kriteria pemilihan pasien (tu.pasien yang bukan kandidat operasi)

Zat sklerosan ideal:
- Berat molekul dan polaritas kimia tinggi
- Regional clearance rendah
- Clearance sistemik tinggi
- Kurva respon dosis tajam
- Tidak ada efek samping

Tetrasiklin:
- Efikasi memadai
- Aman
- Mudah diberikan
- Harga murah
- Keberhasilan : 65-92 %
- Efek samping : demam, nyeri dada pleuritik sementara (dapat diberikan antipiretik/analgetik)

Bleomisin:
- Agen antineoplastik
- Keberhasilan 58-85%
- 45% diabsorbsi sistemik, namun efek mielosupresi minimal
- Mahal
- Berefek sitotoksik

Talk Steril:
- Steril
- Bebas asbestos
- Keberhasilan 88-100%
- Efek samping : demam, nyeri dada pleuritik, ARDS, pneumonia akut.

Doksisiklin:
- Keberhasilan 72%
- Efek samping: gejala vestibular dan hemotoraks pasca tindakan

Kuinakrin:
- Dapat menimbulkan reaksi toksik berat pada SSP karena diperlukan dosis besar

Pleurodesis pada Efusi Pleura Maligna: Dilakukan untuk mencegah rekurensi efusi pleura, terutama
keganasan. Tidak dianjurkan pada pasien dengan harapan hidup yang singkat karena pleurodesis
merupakan tindakan yang invasive.

Kontraindikasi Absolut: (-)
Kontraindikasi relative:
- Pasien perkiraan hidup < 3 bulan
- Tidak ada gejala dari efusi pleura
- Pasien yang mungkin masih membaik dengan terapi sistemik
- Menolak dirawat di RS atau keberatan terhadap rasa tidak nyaman di dada karena slang
torakostomi
- Pasien dengan re-ekspansi paru yang tidak sempurna setelah semua pengeluaran cairan pleura
(trapped lung)

Pleurodesis pada:
1. Pneumotoraks :
- Pada pasien muda (masih mungkin dilakukan torakotomi di masa depan)
- Rupture bullae dan blebs
- Permukaan mesotelial pleura masih baik
Tujuan : pengembangan paru sempurna, yang tidak tercapai dengan pemasangan WSD
2. Gagal Jantung : biasanya pleurodesis gagal
3. Sirosis hepatis : Sulit dikontrol karena hubungan rongga pleura dengan rongga abdomen
4. Sindrom Nefrotik : Efusi pleura berhubungan dengan edem paru luas akibat hipoproteinemia
berat, sehingga kebocoran protein ke rongga pleura setelah pleurodesis masih mungkin terjadi
5. Chylothorax : Membutuhkan aliran chyle melalui duktus thoracicus yang minimal menggunakan
diet khusus atau hiperalimentasi intravena
Perubahan posisi pasien setelah pemberian agen sklerosan tidak perlu dilakukan karena tetrasiklin dapat
menyebar merata dalam beberapa detik setelah diberikan dan perubahan posisi tidak mempengaruhi
distribusi agen sklerosan.
* Pada kasus pneumotoraks dengan persistant air leaks (PAL) dapat ditangani dengan CTT yang
memanjang, pleurodesis kimia, atau dengan operasi. Pleurodesis dengan darah autolog dari pasien
sendiri ternyata dapat menghentikan PAL dengan efektif.
* Harapan hidup dari pasien dengan MPE (Malignant Pleural Effusion) biasanya pendek, sehingga perlu
usaha untuk meminimalisasi hospitalisasi. Dalam rapid pleurodesis, tidak perlu menunggu standar /
syarat-syarat seperti pada pleurodesis standar. Biasanya yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pasien secara PA terbukti MPE
2. MPE simtomatik dengan luas > hemitoraks
3. Keadaan umum cukup memuaskan (skor Karnofsky >50)
4. Ro memperlihatkan reekspans setelah drainase cairan pleura (tidak ada trapped lung atau
obstruksi endotrakheal)
prosedur serupa dengan pleurodesis standar. CTT dapat dicabut 24 atau 48 jam kemudian,
berapapun cairan pleura yang tersisa. Ada juga penelitian mengatakan setelah produksi cairan < 150
mL/3x aspirasi.
Bila pleurodesis gagal, kemungkinan th/selanjutnya:
- Pleurectomy
- Pleuroperitoneal shunt

Analgetik yang dipakai dalam pleurodesis a/ dr golongan opioid, karena kalau pakai NSID, maka akan
menghambat proses inflamasi.

Protokol Pleurodesis :
Syarat : -. Respirasi < 30 x / mnt
-. CXR: paru-paru sudah ekspansi maksimal
-. Produksi cairan pleura < 100 cc / 24 jam
Teknik pleurodesis:
Hal yg dianjurkan OS radiotherapi memandikan daerah yg disinar agar selalu bersih
Tumor radioresisten limfosarcoma
Pengelolaan nyeri yg tidak tepat selalu dimulai dgn nonopioid spt NSAIDs.
Tujuan perawatan paliatif mencapai kualitas hidup yg maksimal u/ OS dan keluarga.
Dosis substitusi Thyrax 1,6 2,2 mg / hr, pada anak-anak 3-4 mg / hr
Scan thyroid terjadi thyroid staining thyroid kenyal, waktu dilakukan ablasi thyroid tidak
berikatan tidak ada gunanya.
1 3 mercury, ablasi 50 -200.
Tumor mammae sisi kuadran lateral atas & sentral mamame dx uk 8 cm ICD 10, C 50.8
Laki-laki, 40 th, dgn benjolan leher 3 cm. PA: Non Hodgkin Malignant Lymphoma. TNM tidak
dapat ditentukan.
Biopsi tumor kulit 3cm susp ganas insisi tepi tumor dgn jaringan sehat.
RSHS 2007 488 di Breast Ca. Insidensi Breast Ca di RSHS 2007 488.
PA (+) PA (-)
95 15 FNAB (+)
5 85 FNAB (-)
Spesifitas 95 %, sensitivitas 85%.
Wanita dgn breast ca 7cm kemoterapi, neoajdjuvant.
Bukan lesi pre ca polip colon, polip recti.
Restriction point siklus sel di G1
Urutan fase siklus sel G1 S G2 M
Perubahan pd hypoxia karyolysis.
Sel normal berubah k/ kemoterapi folikel rambut, mukosa GI, prekursor sumsum tulang.
Essay:
1. 10 prinsip onkologi
2. Uraikan langkah lengkap kemoterapi, FAC untuk wanita 45 th, LPT 1,5 dgn Dx Ca mammae dx
T3N1M0 post MRM.
3. Cara membedakan meta KGB dgn hiperplasia reaktif KGB secara klinis dan PA?
4. Ceritakan mengapa terjadi kanker, padahal semua manusia punya sistem imun?
5. Sebutkan 10 butir data maksimal di anjuran WHO registrasi ka / ki.
Lap Jaga
Jika trauma tusuk curiga ada ruptur diafragma jika ada darah di thoraks dan abd.
Jika trauma tumpul curiga ruptur diafragma bila ada herniasi
Thoracotomy bila ada vascular injury misalnya bila kena aorta
Laparotomy bila ada tanda acute abd.
Defek diafragma meskipun hanya 1 cm harus direpair k/ tekanan intraabd & tekanan intrathorakal
tinggi. Bakteri anaerob u/ thoraks dgn Clindamycin.
u/ wanita hamil L normal s/d 13.000.
tujuan USG u/ pd app dan kehamilan eliminasi kelainan lain selain appendicitis.
Hernia yg tanpa benjolan hernia interna, misalnya hernia obturator ada tanda Hovsit-Romberg
sign.

You might also like