You are on page 1of 32

LAPORAN KASUS

Morbili dengan Bronkopneumonia


Pembimbing :
dr. Thomas Harry Adoe, Sp.A
Disusun Oleh :
Jatu Sarasanti
030.08.130
KEPAN!ERAAN KLNK LMU KESE"A!AN ANAK
RUMA" SAK! UMUM DAERA" BEKAS
PERODE #$ %anuari &'#( ) && Mare* &'#(
+AKUL!AS KEDOK!ERAN UN,ERS!AS !RSAK!
BEKAS
1
LEMBAR PEN-ESA"AN
Dengan hormat,
Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik lmu !esehatan Anak "S#D $ekasi periode 13
Januari %01& ' %% (aret %01& dengan )udul *(or+ili dengan $ronkopneumonia, yang
disusun oleh -
.ama - Jatu Sarasanti
.( - 030.08.130
Telah disetu)ui dan diterima hasil penyusunannya oleh /th -
Pem+im+ing -
dr. Thomas Harry Adoe, Sp. A
(enyetu)ui,
0dr. Thomas Harry Adoe, Sp. A1
2
BAB
LUS!RAS KASUS
. DEN!!AS
Da*a Pasien A/ah bu
Nama An. D.A Tn. H .y. S
Umur % tahun %8 tahun %2 tahun
%enis Kelamin 3aki4laki 3aki4laki Perempuan
Alama* !ampung pedurenan, $ekasi
Agama slam slam slam
Suku bangsa Ja5a Ja5a Ja5a
Pendidikan 4 S(P SD
Peker0aan 4 Peker)a $angunan +u "umah Tangga
Penghasilan 4 4 4
Ke*erangan Hu+ungan dengan
orang tua - Anak
kandung
!anggal Masuk RS 12 Januari %01&
. ANAMNESS
Dilakukan sa6ara Alloanamnesis kepada i+u pasien dan paman pasien pada hari "a+u
tanggal 12 Januari %01& diruang (elati 7
a. Keluhan U*ama :
Pasien datang dengan panas se)ak 3 hari se+elum masuk rumah sakit 0S("S1
b. Keluhan !ambahan :
Sesak, +atuk, pilek, ruam kemerahan, mata merah +erair, lemas, dan tidak na8su
makan
1. Ri2a/a* Pen/aki* Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan panas se)ak 3 hari S("S. Panas tinggi yang naik
turun, turun +ila di+erikan o+at penurun panas, tidak menggigil dan tidak disertai oleh
ke)ang. 3 hari S("S a5alnya pasien panas tinggi, kedua mata pasien men)adi merah
+erair, dan mulut kering kemerahan. Pasien merasa lemas dan re5el. Pasien tidak
nyeri perut, tidak merasa mual, tidak ada muntah, tidak ada mimisan dan tidak ada
gusi +erdarah.
% hari S("S pasien )uga mengeluh +atuk pilek, +atuk terus menerus, +erdahak,
dengan dahak +er5arna putih kekuningan tetapi sulit untuk dikeluarkan, sedangkan
pilek dengan ingus 5arna kehi)auan.
3
1 hari S("S mun6ul ruam4ruam kemerahan hampir diseluruh tu+uh. "uam
kemerahan mun6ul pertama kali di +elakang telinga kanan dan perut. !eesokan
harinya ruam +ertam+ah +anyak hingga seluruh tu+uh. "uam terasa gatal. Selain itu
pasien mengalami sesak na8as. Sesaknya dirasakan ti+a4ti+a dan semakin lama
semakin mem+erat, namun tidak disertai dengan +unyi *ngik,.
Semen)ak sakit na8su makan pasien menurun, +ahkan terkadang tidak mau makan.
Pasien lemas dan le+ih sering diam dirumah. Pasien tidak mengalami men6ret, tidak
sulit $A$ dan $A! pasien normal.
"i5ayat kontak positi8 dengan adik kem+ar pasien yang minggu lalu menderita
hal yang sama namun hanya dira5at dirumah dan +ero+at ke +idan.
a. Ri2a/a* Pen/aki* Dahulu
Pen/aki* Umur Pen/aki* Umur Pen/aki* Umur
Alergi 4 Di8teria 4 Jantung 4
9a6ingan 4 Diare 2 +ulan :in)al 4
D$D 4 !e)ang 4 Darah 4
Thypoid 4 (aag 4 "adang paru 4
;titis 4 <ari6ela 4 Tu+erkulosis 4
Parotis 4 Asma 4 (or+ili 4
!esan - Pasien pernah mengalami diare saat usia = +ulan, sempat dira5at 2 hari di
"S#D $ekasi .
b. Ri2a/a* Pen/aki* Keluarga :
Satu minggu yang lalu, adik kem+ar pasien terkena 6ampak dan sudah mulai
mem+aik.
1. Ri2a/a* Kehamilan dan Kelahiran :
KE"AMLAN (or+iditas kehamilan Anak pertama dari % +ersaudara
Pera5atan antenatal Setiap +ulan periksa ke +idan
KELA"RAN Tempat kelahiran "umah +ersalin
Penolong persalinan Dokter
9ara persalinan Se6tio 6aesarea a.i letak lintang
(asa gestasi > +ulan
!eadaan +ayi
$erat lahir %%20 g
Pan)ang +adan 20 6m
3ingkar kepala tidak ingat
3angsung menangis
.ilai apgar tidak tahu
4
Tidak ada kelainan +a5aan
Kesan - "i5ayat kehamilan dan persalinan pasien +aik
d. Ri2a/a* Per*umbuhan dan Perkembangan :
Pertum+uhan gigi - 2 +ulan 0normal- 24> +ulan1
Psikomotor
Tengkurap - 3 +ulan 0normal- 34& +ulan1
Duduk - = +ulan 0normal- = +ulan1
$erdiri - > +ulan 0normal- >41% +ulan1
$i6ara - 1% +ulan 0normal- >41% +ulan1
$er)alan - 13 +ulan 0normal- 13 +ulan1
Kesan : "i5ayat pertum+uhan dan perkem+angan pasien sesuai usia.
e. Ri2a/a* Makanan
Umur
3bulan4
AS5PAS Buah5biskui* Bubur susu Nasi *im
04% 6
%4& 6
&4= 6 6
=48 656 656 6 6
8410 656 656 6 6
Kesan : ke+utuhan gi?i pasien terpenuhi 6ukup +aik
7. Ri2a/a* munisasi :
8aksin Dasar 3umur4 Ulangan 3umur4
B9- 1+ln
DP! % +ln & +ln = +ln
POLO 3ahir % +ln & +ln = +ln
9AMPAK 44
"EPA!!S B 3ahir % +ln = +ln
Kesan : munisasi dasar tidak lengkap lengkap, krn saat akan diimunisasi 6ampak
pasien sakit.
g. Ri2a/a* Keluarga
Ayah +u Anak pertama
.ama Tn. H .y.S An. D.A
Perka5inan ke Pertama Pertama 4
#mur %8 %2 % tahun
!eadaan kesehatan $aik $aik
5
Kesan : !eadaan kesehatan kedua orang tua dalam keadaan +aik.
h. Ri2a/a* Perumahan dan Sani*asi :
Tinggal dirumah sendiri diperumahan padat penduduk. Terdapat dua kamar. <entilasi
+aik, 6ahaya matahari 6ukup, air minum dan air mandi +erasal dari air tanah.
Kesan : !esehatan lingkungan tempat tinggal pasien 6ukup +aik.
. PEMERKSAAN +SK
a. Keadaan umum - tampak sakit sedang
+. !anda ,i*al
4 !esadaran - 6ompos mentis
4 +rekuensi nadi : #&':5meni*
4 Tekanan darah - 110@70 mmHg
4 Arekuensi pernapasan - $;:5meni*
4 Suhu tu+uh - $<=>
o
9
6. Da*a an*ropome*ri
4 $erat +adan - 10 kg
4 Tinggi +adan - >& 6m
4 Status :i?i menurut .9HS-
o $$@# B 10@1& C100D B 71 D 0gi?i kurang1
o T$@# B >&@88 C100D B 10=D 0gi?i 6ukup1
o $$@T$ B 10@13 C100DB 7=D0gi?i kurang1
!esan - status gi?i kurang
d. Kepala
4 $entuk - normo6ephali
4 "am+ut - ram+ut hitam, tidak mudah di6a+ut, distri+usi merata
4 (ata - 6on)ungtiEa anemis 4@4, sklera ikterik 4@4, in0eksi
kon0ung*i8a 656 , pupil isokor, "93 F@F, "9T3 F@F
4 Telinga - normotia, mem+ran timpani intak, serumen 4@4
4 Hidung - +entuk normal, sekre* 656= na8as 6uping hidung 4@4
6
4 (ulut - bibir kering kemerahan= 7aring hiperemis 6= !
&?
!
&,
kripta 4@4, dentritus 4@4
e. Leher - !:$ tidak mem+esar, kelen)ar tiroid tidak
mem+esar, makulopapular rash 364
8. !hora:
4 nspeksi - pergerakan dinding dada simetris, terdapat retraksi
subdia7ragma= makulopapular rash 364
4 Palpasi - gerak napas simetris, Eo6al 8remitus simetris
4 Perkusi - sonor dikedua lapang paru
4 Auskultasi - S. Eesikuler, ronki basah halus 656, 5hee?ing 4@4
9or $J G normal, murmur 4, gallop 4
g. Abdomen
4 nspeksi - perut datar, makulopapular rash 364
4 Auskultasi - +ising usus 3C@menit
4 Palpasi - supel, nyeri tekan 4, hepar dan lien tidak tera+a
mem+esar
4 Perkusi - shi8ting dullness 4, nyeri ketok 4
h. Kuli* - ikterik 4, pete6hie 4, makulopapular rash 364
i. Eks*remi*as - akral hangat, 6yanosis 041, oedem 041,
turgor kulit 6ukup,"umple 3eed 041,
pte6hie041,makulopapular rash 364= 9"T H%detik
. PEMERKSAAN PENUN%AN-
a. 3a+oratorium darah tanggal 12 Januari %01&
%enis "asil Sa*uan Nilai Normal
"EMA!OLO-
Darah lengkap
LED #@ (m 0410
Leukosi* (=' ri+u@u3 2410
"i*ung 0enis
+aso8il 0 D H1
eosino8il 1 D 143
+atang ' D %4=
segmen* $$ D 2%470
lim7osi* >< D %04&0
monosit 7 D %48
7
Iritrosit &,31 )uta@u3 &42
"emoglobin #'=; g@d3 1141&,2
"ema*okri* $#=@ D 374&7
Trom+osit %=3 ri+u@u3 1204&00
KMA KLNK
:DS 10% mg@d3 =04110
.atrium 1&1 mmol@3 13241&2
!alium &,& mmol@3 3,242,0
9lorida >7 mmol@3 >&4111
3a+oratorium tanggal 18414%01&
%enis "asil Sa*uan Nilai Normal
3eukosit 2,8 ri+u@u3 2410
Hemoglo+in 11,= g@d3 1141&,2
Hematokrit 32,7 D 374&7
Trom+osit %23 ri+u@u3 1204&00
+. "ontgen ThoraC PA
Skeletal normal. 9or, sinuses, dan dia8ragma normal.
Pulmo 6orakan normal. Tampak in8iltran di parakardial
Kesan : $ronkopneumonia DupleC
. RESUME
a. Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan panas se)ak 3 hari S("S. Panas tinggi yang
naik turun, turun +ila di+erikan o+at penurun panas. 3 hari S("S a5alnya pasien
panas tinggi, kedua mata pasien men)adi merah +erair, dan mulut kering kemerahan.
8
Pasien merasa lemas dan re5el. % hari S("S pasien )uga mengeluh +atuk pilek, +atuk
terus menerus, +erdahak, dengan dahak +er5arna putih kekuningan tetapi sulit untuk
dikeluarkan, sedangkan pilek dengan ingus 5arna kehi)auan. 1 hari S("S mun6ul
ruam4ruam kemerahan hampir diseluruh tu+uh. "uam kemerahan mun6ul pertama
kali di +elakang telinga kanan dan perut. !eesokan harinya ruam +ertam+ah +anyak
hingga seluruh tu+uh. "uam terasa gatal. Selain itu pasien mengalami sesak na8as.
Sesaknya dirasakan ti+a4ti+a dan semakin lama semakin mem+erat, namun tidak
disertai dengan +unyi *ngik,. Semen)ak sakit na8su makan pasien menurun, +ahkan
terkadang tidak mau makan. Pasien lemas dan le+ih sering diam dirumah. "i5ayat
kontak positi8 dengan adik kem+ar pasien yang minggu lalu menderita hal yang sama
namun hanya dira5at dirumah dan +ero+at ke +idan.
b. Pemeriksaan 7isik
!eadaan umum - tampak sakit sedang
Tanda <ital
4 !esadaran - 6ompos mentis
4 Arekuensi nadi - 1%0C@menit
4 Tekanan darah - 110@70 mmHg
4 Arekuensi pernapasan - $;:5meni*
4 Suhu tu+uh - $<=>
o
9
(ata - n)eksi kon)ungtiEa 0F@F1
(ulut - +i+ir kering kemerahan, T%4T%, 8aring hiperemis, koplik spot 041
ThoraC- "etraksi su+dia8ragma, ronki +asah halus F@F
!ulit - "ash makulopapular 0F1 pada leher, dada, perut, dan ekstremitas
1. Pemeriksaan penun0ang
3a+oratorium darah
#>5&
3ID #@ mm 0410
3eukosit (=' 2.8 ri+u@u3 2410
$atang ' D %4=
Segment $$ D 2%470
3im8osit >< D %04&0
Hemoglo+in #'=; 11.= g@d3 1141&,2
Hematokrit $#=@ 32.= D 374&7
"ontgen thoraC PA
9
!esan - $ronkopneumonia DupleC
,. DA-NOSS KER%A
(or+ili dengan sekunder in8eksi +ronkopneumonia
,. DA-NOSS BANDN-
(or+ili - "u+ella
Iksantema su+itum
$ronkopneumonia - T$ paru
,. PENA!ALAKSANAAN
a. .on medikamentosa
- Tirah +aring, ra5at diruang isolasi
- Idukasi kepada orangtua tentang penyakit yang diderita
- ;+serEasi tanda4tanda Eital
+. (edikamentosa
- ;
%
% l@m
- Tatalaksana 6airan rumatan-
!e+utuhan 6airan 10kgB 100066
<AD TrideC %7A B 1000C%0 @ 0%&C=01 B 1& tpm
- Para6etamol in8us & C 100mg 0k@p1
- 9e8otaCime % C %20 mg
- <it A 1C %00.000 iu 03 hari1
- nhalasi@8 )am
,. PRO-NOSS
- Ad Eitam - ad +onam
- As 8ungsionam - ad +onam
- Ad sanationam - ad +onam
10
BAB
ANALSA KASUS
Pada pemeriksaan initial Pediatric Assessment Triangle (PAT) saat pertama
kali masukJ Appearan6e pasien gelisah, re5el, +isa ditenangkan i+unya, 8okus,
menangis, $reathing pasien sesak retraksi su+a+dominal, suprasternal, 9ir6ulation
tidak pu6at, mottled, sianosis terdapat distress na8as, di+erikan ;% dan o+serEasi tanda
Eital.
Pasien ini diagnosis mor+ili dengan +ronkopneumoni ditegakkan +erdasarkan
anamnesis, pemeriksaan 8isik, dan pemeriksaan penun)ang. Pada anamnesis
didapatkan panas se)ak 3 hari S("S. Panas tinggi yang naik turun, turun +ila
di+erikan o+at penurun panas. 3 hari S("S a5alnya pasien panas tinggi, kedua mata
pasien men)adi merah +erair, dan mulut kering kemerahan. Pasien merasa lemas dan
re5el. % hari S("S pasien )uga mengeluh +atuk pilek, +atuk terus menerus, +erdahak,
dengan dahak +er5arna putih kekuningan tetapi sulit untuk dikeluarkan, sedangkan
pilek dengan ingus 5arna kehi)auan. 1 hari S("S mun6ul ruam4ruam kemerahan
hampir diseluruh tu+uh. "uam kemerahan mun6ul pertama kali di +elakang telinga
kanan dan perut. !eesokan harinya ruam +ertam+ah +anyak hingga seluruh tu+uh.
"uam terasa gatal. Selain itu pasien mengalami sesak na8as. Sesaknya dirasakan ti+a4
ti+a dan semakin lama semakin mem+erat, namun tidak disertai dengan +unyi *ngik,.
Semen)ak sakit na8su makan pasien menurun, +ahkan terkadang tidak mau makan.
Pasien lemas dan le+ih sering diam dirumah. "i5ayat kontak positi8 dengan adik
kem+ar pasien yang minggu lalu menderita hal yang sama namun hanya dira5at
11
dirumah dan +ero+at ke +idan. Dari ri5ayat per)alanan penyakit diatas mengarah ke
mor+ili. Pada mor+ili stadium prodormal didapat gam+aran klinis demam malaise,
dan ge)ala khas 6ough, 6ory?a, 6on)ungtiEitis. !eluhan sesak mengarah pada pada
+ronkopneumonia, namun perlu diketahui +ronkopneumoni merupakan komplikasi
mor+ili atau sekunder in8eksi dengan melihat rontgen thorak.
Pada pemeriksaan 8isik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, sesak,
8e+ris, takikardi, mata terdapat in)eksi kon)ungtiEa 0F@F1, +i+ir kering kemerahan, T%4
T%, 8aring hiperemis mun6ul pada mor+ili stadium prodormal. Pada 1 hari kemudian
mun6ul makulopapular rash pada leher, dada, perut, dan ekstremitas yang merupakan
stadium erupsi pada mor+ili. & hari dira5at rash +eru+ah men)adi kehitaman
menandakan stadium konEalensi pada mor+ili. Pada pasien ini didapatkan perna8asan
6epat dengan retraksi su+dia8ragma dan ronkhi +asah halus mendukung diagnosis
+ronkopneumonia, namun perlu diketahui +ronkopneumoni merupakan komplikasi
mor+ili atau sekunder in8eksi dengan melihat rontgen thorak.
Dari pemeriksaan penun)ang didapatkan leukopenia 0 3 &0001 pada in8eksi
Eirus +iasanya leukosit turun atau normal. 3ID %0mm@)am. Hasil rontgen thorak
terdapat gam+aran in8iltrat diperikardial yang merupakan gam+aran
+ronkopneumonia. $ronkopneumonia merupakan in8eksi sekunder, karena pada
+ronkopneumonia komplikasi dari mor+ili memiliki gam+aran +at5ing pada kedua
lapang paru.
Diagnosis +anding dengan eksantema su+itum disingkirkan +erdasarkan ruam
mun6ulnya diikuti demam dan saat demam mereda pun masih terdapat ruam. Pada
eksantema su+itum ruam mun6ul setelah demam mereda dan 6epat hilang. Sedangkan
ru+ella ruam +er5arna merah muda dan tim+ul le+ih 6epat dari mor+ili dan ge)ala
yang tim+ul le+ih ringan. Pada pera5atan hari ke & +intik4+intik merah mulai +eru+ah
kehitaman kulit seperti +ersisik, demam +erangsur turun. Hiperpigmentasi akan
menghilang 14% minggu. Pada eksantema su+itum dan ru+ella ruam akan menghilang
tanpa ada hiperpigmentasi. Selain itu pasien memiliki ri5ayat kontak dengan
penderita 6ampak.
$ronkopneumonia pada mor+ili dapat ter)adi aki+at inEasi langsung Eirus
mor+ili atau in8eksi oleh +akteri (pneumococcus, streptococcus, staphylococcus, dan
haemophyllus influenza). Dalam kasus ini dise+a+kan oleh in8eksi sekunder.
Diagnosis +anding T$ paru disingkirkan karena ge)ala demam +aru 3 hari, ri5ayat
+atuk lama disangkal, ri5ayat kontak dengan T$ disangkal. Sistem T$ S6oring-
12
!ontak T$ 041 nilai 0, #)i Tu+erkulin tidak dilakukan, keadaan gi?i $$@T$H>0 atau
$$@#H70 nilai 1, Demam lama 041 nilai 0, $atuk kronik 041 nilai 0, pem+esaran !:$
041 nilai 0, Pem+ekakan tulang sendi otot 041 nilai 0, Aoto rontgen $P nilai 0. S6ore H=.
$ila s6oreK = diagnosis ker)a T$ dapat ditegakkan.
BAB
!N%AUAN PUS!AKA
MORBL
&.# De7inisi
9ampak atau mor+ili adalah suatu in8eksi Eirus akut yang memiliki 3 stadium yaitu
011 Stadium inku+asi yang +erkisar antara 10 sampai 1% hari setelah pa)anan pertama
terhadap Eirus dan dapat disertai ge)ala minimal maupun tidak +erge)ala, 0%1 Stadium
prodromal yang menun)ukkan ge)ala demam, kon)ungtiEitis, pilek, dan +atuk yang meningkat
serta ditemukannya enantem pada mukosa 0+er6ak !oplik1, dan 031 Stadium erupsi yang
ditandai dengan keluarnya ruam makulopapular yang didahului dengan meningkatnya suhu
+adan 0Phillips, 1>831.
&.& Epidemiologi
Angka ke)adian 6ampak di ndonesia se)ak tahun 1>>0 sampai %00% masih tinggi
sekitar 30004&000 per tahun demikian pula 8rekuensi ter)adinya ke)adian luar +iasa tampak
meningkat dari %3 kali per tahun men)adi 17&. .amun case fatality rate telah dapat
diturunkan dari 2,2D men)adi 1,%D. #mur ter+anyak menderita 6ampak adalah H1%K
Transmisi 6ampak ter)adi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari
penderita saat ge)ala yang ada minimal +ahkan tidak +erge)ala. Penderita masih dapat
menularkan penyakitnya mulai hari ke47 setelah terpa)an hingga 2 hari setelah ruam mun6ul.
$iasanya seseorang akan mendapat keke+alan seumur hidup +ila telah sekali terin8eksi oleh
6ampak 0"ampengan, 1>>71.
13
&.$ E*iologi
<irus 6ampak merupakan Eirus ".A 8amili paramyxoviridae dengan genus Morbili
virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip dengan Eirus Parain8luen?a
dan (umps. <irus +isa ditemukan pada sekret naso8aring, darah dan urin paling tidak selama
masa prodromal hingga +e+erapa saat setelah ruam mun6ul. <irus 6ampak adalah organisme
yang tidak memiliki daya tahan tinggi apa+ila +erada di luar tu+uh manusia. Pada temperatur
kamar selama 342 hari Eirus kehilangan =0D si8at in8ekti8itasnya. <irus tetap akti8 minimal
3& )am pada temperatur kamar, 12 minggu di dalam penga5etan +eku, minimal & minggu
dalam temperatur 32L9, +e+erapa hari pada suhu 0L9, dan tidak akti8 pada pH rendah
0Soegeng Soegi)anto, %00%1.
&.( Pa*ologi
3esi pada 6ampak terutama terdapat pada kulit., mem+ran mukosa naso8aring,
+ronkus, saluran pen6ernaan, dan kon)ungtiEa. Di sekitar kapiler terdapat eksudat serosa dan
proli8erasi dari sel mononuklear dan +e+erapa sel polimor8onuklear. !arakteristik patologi
dari 9ampak ialah terdapatnya distri+usi yang luas dari sel raksasa +erinti +anyak yang
merupakan hasil dari pengga+ungan sel. Dua tipe utama dari sel raksasa yang mun6ul adalah
011 sel Marthin4Aindkeley yang ditemukan pada sistem retikuloendotel 0adenoid, tonsil,
appendiks, limpa dan timus1 dan 0%1 sel epitel raksasa yang mun6ul terutama pada epitel
saluran na8as. 3esi di daerah kulit terutama terdapat di sekitar kelen)ar se+asea dan 8olikel
ram+ut. Terdapat reaksi radang umum pada daerah +ukal dan mukosa 8aring yang meluas
hingga ke )aringan lim8oid dan mem+ran mukosa trakei+ronkial. Pneumonitis intersisial
karena Eirus 6ampak menye+a+kan ter+entuknya sel raksasa dari He6ht. $ronkopneumonia
yang ter)adi mungkin dise+a+kan in8eksi sekunder oleh +akteri 09herry, %00&1.
Pada kasus en6e8alomyelitis terdapat demyelinisasi Easkuler dari area di otak dan medula
spinalis. Terdapat degenerasi dari korteks dan su+sdtansia al+a dengan inclusion body
intranuklear dan intrasitoplasmik pada subacute sclerosing panencephalitis 0Phillips, 1>831.
Pa*ogenesis
9ampak merupakan in8eksi Eirus yang sangat menular, dengan sedikit Eirus yang
in8eksius sudah dapat menim+ulkan in8eksi pada seseorang. 3okasi utama in8eksi Eirus
6ampak adalah epitel saluran na8as naso8aring. n8eksi Eirus pertama pada saluran na8as
sangat minimal. !e)adian yang le+ih penting adalah penye+aran pertama Eirus 6ampak ke
)aringan lim8atik regional yang menye+a+kan ter)adinya Eiremia primer. Setelah Eiremia
primer, ter)adi multiplikasi ekstensi8 dari Eirus 6ampak yang ter)adi pada )aringan lim8atik
14
regional maupun )aringan lim8atik yang le+ih )auh. (ultiplikasi Eirus 6ampak )uga ter)adi di
lokasi pertama in8eksi.
Selama lima hingga tu)uh hari in8eksi ter)adi Eiremia sekunder yang ekstensi8 dan
menye+a+kan ter)adinya in8eksi 6ampak se6ara umum. !ulit, kon)ungtiEa, dan saluran na8as
adalah tempat yang )elas terkena in8eksi, tetapi organ lainnya dapat terin8eksi pula. Dari hari
ke411 hingga 1& in8eksi, kandungan Eirus dalam darah, saluran na8as, dan organ lain
men6apai pun6aknya dan kemudian )umlahnya menurun se6ara 6epat dalam 5aktu % hingga 3
hari. Selama in8eksi Eirus 6ampak akan +ereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit,
dan makro8ag 09herry, %00&1.
Daerah epitel yang nekrotik di naso8aring dan saluran perna8asan mem+erikan
kesempatan serangan in8eksi +akteri sekunder +erupa +ronkopneumonia, otitis media, dan
lainnya. Dalam keadaan tertentu, adenoEirus dan herpes Eirus pneumonia dapat ter)adi pada
kasus 6ampak 0Soedarmo dkk., %00%1.
Ta+el 1. Patogenesis in8eksi 6ampak tanpa penyulit
Hari (ani8estasi
0 <irus 6ampak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel naso8aring
atau kemungkinan kon)ungtiEa
n8eksi pada sel epitel dan multiplikasi Eirus
14% Penye+aran in8eksi ke )aringan lim8atik regional
%43 <iremia primer
342 (ultiplikasi Eirus 6ampak pada epitel saluran na8as di tempat in8eksi
pertama, dan pada "IS regional maupun daerah yang )auh
247 <iremia sekunder
7411 (ani8estasi pada kulit dan tempat lain yang +erEirus, termasuk saluran
na8as
1141& <irus pada darah, saluran na8as dan organ lain
12417 <iremia +erkurang lalu hilang, Eirus pada organ menghilang
Sum+er -Aeigin et al.%00&.Textbook of Pediatric nfectious !iseases "
th
edition
&.> Mani7es*asi klinis
S*adium inkubasi
(asa inku+asi 6ampak +erlangsung kira4kira 10 hari 08 hingga 1% hari1. Malaupun pada masa
ini ter)adi Eiremia dan reaksi imunologi yang ekstensi8, penderita tidak menampakkan ge)ala
sakit.
S*adium prodromal
15
(ani8estasi klinis 6ampak +iasanya +aru mulai tampak pada stadium prodromal yang
+erlangsung selama % hingga & hari. $iasanya terdiri dari ge)ala klinik khas +erupa +atuk,
pilek dan kon)ungtiEitis, )uga demam. n8lamasi kon)ungtiEa dan 8oto8o+ia dapat men)adi
petun)uk se+elum mun6ulnya +er6ak !oplik. :aris melintang kemerahan yang terdapat pada
kon)ungtuEa dapat men)adi penun)ang diagnosis pada stadium prodromal. :aris terse+ut akan
menghilang +ila seluruh +agian kon)ungtiEa telah terkena radang
!oplik spot yang merupakan tanda patognomonik untuk 6ampak mun6ul pada hari ke410N1
in8eksi. !oplik spot adalah suatu +intik putih kea+uan se+esar +utiran pasir dengan areola
tipis +er5arna kemerahan dan +iasanya +ersi8at hemoragik. Tersering ditemukan pada
mukosa +ukal di depan gigi geraham +a5ah tetapi dapat )uga ditemukan pada +agian lain dari
rongga mulut seperti palatum, )uga di +agian tengah +i+ir +a5ah dan karunkula lakrimalis.
(un6ul 1 ' % hari se+elum tim+ulnya ruam dan menghilang dengan 6epat yaitu sekitar 1%418
)am kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding posterior 8aring +iasanya men)adi
hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan.
S*adium erupsi
Pada 6ampak yang tipikal, ruam akan mun6ul sekitar hari ke41& in8eksi yaitu pada saat
stadium erupsi. "uam mun6ul pada saat pun6ak ge)ala gangguan perna8asan dan saat suhu
+erkisar 3>,2L9. "uam pertama kali mun6ul se+agai makula yang tidak terlalu tampak )elas di
lateral atas leher, +elakang telinga, dan garis +atas ram+ut. !emudian ruam men)adi
makulopapular dan menye+ar ke seluruh 5a)ah, leher, lengan atas dan dada +agian atas pada
%& )am pertama. !emudian ruam akan men)alar ke punggung, a+domen, seluruh tangan, paha
dan terakhir kaki, yaitu sekitar hari ke4% atau 3 mun6ulnya ruam. Saat ruam mun6ul di kaki,
ruam pada 5a)ah akan menghilang diikuti oleh +agian tu+uh lainnya sesuai dengan urutan
mun6ulnya 0Phillips, 1>831.
Saat a5al ruam mun6ul akan tampak +er5arna kemerahan yang akan tampak
memutih dengan penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan tampak +er5arna ke6okelatan
yang tidak memudar +ila ditekan. Seiring dengan masa penyem+uhan maka mun6ullah
deskuamasi ke6okelatan pada area kon8luensi. $eratnya penyakit +er+anding lurus dengan
gam+aran ruam yang mun6ul. Pada in8eksi 6ampak yang +erat, ruam dapat mun6ul hingga
menutupi seluruh +agian kulit, termasuk telapak tangan dan kaki. Ma)ah penderita )uga
men)adi +engkak sehingga sulit dikenali 0Phillips, 1>831.
&.; Diagnosis
16
Diagnosis 6ampak +iasanya 6ukup ditegakkan +erdasarkan ge)ala klinis. Pemeriksaan
la+oratorium )arang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat ditemukan sel raksasa +erinti
+anyak dari apusan mukosa hidung. Serum anti+odi dari Eirus 6ampak dapat dilihat dengan
pemeriksaan #emagglutination$inhibition 0H1, complement fixation 09A1, neutralization,
immune precipitation, hemolysin inhibition, I3SA, serologi g(4g:, dan fluorescent
antibody 0AA1. Pemeriksaan H dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu serum akut
pada masa prodromal dan serum sekunder pada 7 ' 10 hari setelah pengam+ilan sampel
serum akut. Hasil dikatakan positi8 +ila terdapat peningkatan titer se+anyak &C atau le+ih
09herry, %00&1. Serum g( merupakan tes yang +erguna pada saat mun6ulnya ruam. Serum
g( akan menurun dalam 5aktu sekitar > minggu, sedangkan serum g: akan menetap
kadarnya seumur hidup. Pada pemeriksaan darah tepi, )umlah sel darah putih 6enderung
menurun. Pungsi lum+al dilakukan +ila terdapat penyulit en6ephalitis dan didapatkan
peningkatan protein, peningkatan ringan )umlah lim8osit sedangkan kadar glukosa normal
0Phillips, 1>831.
&.@ Diagnosis Banding
Diagnosis +anding mor+ili diantaranya -
#. Roseola in7an*um. Pada "oseola in8antum, ruam mun6ul saat demam telah menghilang.
&. Rubella. "uam +er5arna merah muda dan tim+ul le+ih 6epat dari 6ampak. :e)ala yang
tim+ul tidak se+erat 6ampak.
$. Alergi oba*. Didapatkan ri5ayat penggunaan o+at tidak lama se+elum ruam mun6ul dan
+iasanya tidak disertai ge)ala prodromal.
(. Demam skarla*ina. "uam +ersi8at papular, di8us terutama di a+domen. Tanda
patognomonik +erupa lidah +er5arna merah stro+eri serta tonsilitis eksudatiEa atau
mem+ranosa 0Alan ". Tum+elaka, %00%1.
9ampak /ang *ermodi7ikasi
Penyakit 6ampak yang termodi8ikasi mun6ul pada orang yang hanya memiliki setengah daya
tahan terhadap 6ampak. Hal terse+ut dapat diaki+atkan ri5ayat penggunaan serum glo+ulin
maupun pada anak usia kurang dari > +ulan karena masih terdapatnya anti+odi 6ampak
transplasental dari i+u. Ditandai dengan ge)ala penyakit yang le+ih ringan. Stadium
prodromal akan men)adi le+ih pendek. $atuk, pilek dan demam le+ih ringan. $er6ak !oplik
le+ih sedikit dan kurang )elas, namun dapat )uga tidak mun6ul sama sekali. "uam yang
mun6ul sama dengan in8eksi 6ampak klasik, tetapi tidak +ersi8at kon8luens. Pada +e+erapa
17
orang, in8eksi 6ampak yang termodi8ikasi ini dapat tidak mem+erikan ge)ala apapun 09herry,
%00&1.
9ampak a*ipikal
Dide8inisikan se+agai sindroma klinik yang mun6ul pada orang yang se+elumnya telah ke+al
aki+at terpa)an pada in8eksi 6ampak alamiah. $iasanya mun6ul pada orang yang telah
mendapat Eaksin dari Eirus 6ampak yang dimatikan
(asa inku+asi dari 6ampak atipikal sama seperti pada 6ampak yang tipikal yaitu sekitar 7
hingga 1& hari. Stadium prodromal ditandai dengan demam tinggi yang mendadak 03>,2L9
sampai &0,=L91 dan +iasanya sakit kepala. $isa )uga didapatkan ge)ala nyeri perut, mialgia,
+atuk non4produkti8, muntah, nyeri dada dan rasa lemah. $er6ak !oplik )arang ditemui. Dua
atau tiga hari setelah onset penyakit mun6ullah ruam yang dimulai dari distal ekstremitas dan
menye+ar ke arah kepala. "uam sedikit +er5arna kekuningan, terlihat )elas pada pergelangan
tangan dan kaki serta terdapat )uga pada telapak tangan dan kaki. "uam dapat +er+entuk
Eesikel dan terasa gatal. Pada 6ampak atipikal dapat mun6ul e8usi pleura, sesak na8as,
hepatosplenomegali, hiperestesia, rasa lemah maupun paresthesia. Diagnosis dari 6ampak
atipikal dapat ditegakkan melalui tes serologis. $ila sampel serum a5al diam+il se+elum atau
pada saat onset ruam, 9A dan titer H +iasanya kurang dari 1-2. Pada hari ke410 in8eksi kedua
titer akan meningkat men6apai 1-1%80 atau le+ih. Pada 6ampak yang tipikal, di hari ke410
in8eksi titer )arang mele+ihi 1-1=0 09herry, %00&1.
&.A Pen/uli*
9ampak men)adi +erat pada pasien dengan gi?i +uruk dan anak +erumur le+ih ke6il.
!e+anyakan penyulit 6ampak ter)adi +ila ada in8eksi sekunder oleh +akteri. $e+erapa
penyulit 6ampak adalah -
a4 Bronkopneumonia
(erupakan salah satu penyulit tersering pada in8eksi 6ampak. Dapat dise+a+kan oleh
inEasi langsung Eirus 6ampak maupun in8eksi sekunder oleh +akteri 0Pneumococcus,
%treptococcus, %taphylococcus, dan #aemophyllus influenza1. Ditandai dengan
adanya ronki +asah halus, +atuk, dan meningkatnya 8rekuensi na8as. Pada saat suhu
menurun, ge)ala pneumonia karena Eirus 6ampak akan menghilang ke6uali +atuk yang
masih akan +ertahan selama +e+erapa lama. $ila ge)ala tidak +erkurang, perlu
di6urigai adanya in8eksi sekunder oleh +akteri yang menginEasi mukosa saluran na8as
yang telah dirusak oleh Eirus 6ampak. Penanganan dengan anti+iotik diperlukan agar
tidak mun6ul aki+at yang 8atal.
18
b4 En1ephali*is
!omplikasi neurologis tidak )arang ter)adi pada in8eksi 6ampak. :e)ala en6ephalitis
+iasanya tim+ul pada stadium erupsi dan dalam 8 hari setelah onset penyakit.
$iasanya ge)ala komplikasi neurologis dari in8eksi 6ampak akan tim+ul pada stadium
prodromal. Tanda dari en6ephalitis yang dapat mun6ul adalah - ke)ang, letargi, koma,
nyeri kepala, kelainan 8rekuensi na8as, t&itching dan disorientasi. Dugaan penye+a+
tim+ulnya komplikasi ini antara lain adalah adanya proses autoimun maupun aki+at
Eirus 6ampak terse+ut.
14 Subacute Slcerosing Panencephalitis 3SSPE4
(erupakan suatu proses degenerasi susunan syara8 pusat dengan karakteristik ge)ala
ter)adinya deteriorisasi tingkah laku dan intelektual yang diikuti ke)ang. (erupakan
penyulit 6ampak onset lam+at yang rata4rata +aru mun6ul 7 tahun setelah in8eksi
6ampak pertama kali. nsidensi pada anak laki4laki 3C le+ih sering di+andingkan
dengan anak perempuan. Ter)adi pada 1@%2.000 kasus dan menye+a+kan kerusakan
otak progresi8 dan 8atal. Anak yang +elum mendapat Eaksinansi memiliki risiko 10C
le+ih tinggi untuk terkena SSPI di+andingkan dengan anak yang telah mendapat
Eaksinasi 0DA, %00&1.
d4 Kon0ung*i8i*is
!on)ungtiEitis ter)adi pada hampir semua kasus 6ampak. Dapat ter)adi in8eksi
sekunder oleh +akteri yang dapat menim+ulkan hipopion, pan o8talmitis dan pada
akhirnya dapat menye+a+kan ke+utaan.
e4 O*i*is Media
:endang telinga +iasanya hiperemi pada 8ase prodromal dan stadium erupsi.
74 Diare
Diare dapat ter)adi aki+at inEasi Eirus 6ampak ke mukosa saluran 6erna sehingga
mengganggu 8ungsi normalnya maupun se+agai aki+at menurunnya daya tahan
penderita 6ampak 0Soegeng Soegi)anto, %00%1
g4 Laringo*rakhei*is
Penyulit ini sering mun6ul dan kadang dapat sangat +erat sehingga di+utuhkan
tindakan trakeotomi.
h4 %an*ung
(iokarditis dan perikarditis dapat men)adi penyulit 6ampak. Malaupun )antung
seringkali terpengaruh e8ek dari in8eksi 6ampak, )arang terlihat ge)ala kliniknya.
i4 Black measles
19
(erupakan +entuk +erat dan sering +eraki+at 8atal dari in8eksi 6ampak yang ditandai
dengan ruam kulit kon8luen yang +ersi8at hemoragik. Penderita menun)ukkan ge)ala
en6ephalitis atau en6ephalopati dan pneumonia. Ter)adi perdarahan ekstensi8 dari
mulut, hidung dan usus. Dapat pula ter)adi koagulasi intraEaskuler diseminata
09herry, %00&1.
&.< muni*as
S*ruk*ur an*igenik
munoglo+ulin kelas g( dan g: distimulasi oleh in8eksi 6ampak. !emudian g(
menghilang dengan 6epat 0kurang dari > minggu setelah in8eksi1 sedangkan g: tinggal tak
ter+atas dan )umlahnya dapat diukur. g( menun)ukkan +aru terkena in8eksi atau +aru
mendapat Eaksinasi. g: menandakan pernah terkena in8eksi. gA sekretori dapat dideteksi
dari sekret nasal dan hanya dapat dihasilkan oleh Eaksinasi 6ampak hidup yang dilemahkan,
sedangkan Eaksinasi 6ampak dari Eirus yang dimatikan tidak akan menghasilkan gA
sekretori 0Soegeng Soegi)anto, %00%1.
muni*as *ransplasen*al
$ayi menerima keke+alan transplasental dari i+u yang pernah terkena 6ampak.
Anti+odi akan ter+entuk lengkap saat +ayi +erusia & ' = +ulan dan kadarnya akan menurun
dalam )angka 5aktu yang +erEariasi. 3eEel anti+odi maternal tidak dapat terdeteksi pada +ayi
usia > +ulan, namun anti+odi terse+ut masih tetap ada. Janin dalam kandungan i+u yang
sedang menderita 6ampak tidak akan mendapat keke+alan maternal dan )ustru akan tertular
+aik selama kehamilan maupun sesudah kelahiran 0Phillips, 1>831.
munisasi
munisasi 6ampak terdiri dari munisasi akti8 dan pasi8. munisasi akti8 dapat +erasal dari
Eirus hidup yang dilemahkan maupun Eirus yang dimatikan. <aksin dari Eirus yang
dilemahkan akan mem+eri proteksi dalam )angka 5aktu yang lama dan protekti8 meskipun
anti+odi yang ter+entuk hanya %0D dari anti+odi yang ter+entuk karena in8eksi alamiah.
Pem+erian se6ara su+ kutan dengan dosis 0,2ml. <aksin terse+ut sensiti8 terhadap 6ahaya dan
panas, )uga harus disimpan pada suhu &L9, sehingga harus digunakan se6epatnya +ila telah
dikeluarkan dari lemari pendingin.
<aksin dari Eirus yang dimatikan tidak dian)urkan dan saat ini tidak digunakan lagi.
"espon anti+odi yang ter+entuk +uruk, tidak tahan lama dan tidak dapat merangsang
pengeluaran gA sekretori.
ndikasi kontra pem+erian imunisasi 6ampak +erlaku +agi mereka yang sedang
menderita demam tinggi, sedang mendapat terapi imunosupresi, hamil, memiliki ri5ayat
20
alergi, sedang memperoleh pengo+atan imunoglo+ulin atau +ahan4+ahan +erasal dari darah
0Soegeng Soegi)anto, %0011.
munisasi pasi8 digunakan untuk pen6egahan dan meringankan mor+ili. Dosis serum
de5asa 0,%2 ml@kg$$ yang di+erikan maksimal 2 hari setelah terin8eksi, tetapi semakin 6epat
semakin +aik. $ila di+erikan pada hari ke > atau 10 hanya akan sedikit mengurangi ge)ala dan
demam dapat mun6ul meskipun tidak terlalu +erat.
Pena*alaksanaan
Pengo+atan +ersi8at suporti8 dan simptomatis, terdiri dari istirahat, pem+erian 6airan
yang 6ukup, suplemen nutrisi, anti+iotik di+erikan +ila ter)adi in8eksi sekunder, anti konEulsi
apa+ila ter)adi ke)ang, antipiretik +ila demam, dan Eitamin A 100.000 #nit untuk anak usia =
+ulan hingga 1 tahun dan %00.000 #nit untuk anak usia K1 tahun. <itamin A di+erikan untuk
mem+antu pertum+uhan epitel saluran na8as yang rusak, menurunkan mor+iditas 6ampak
)uga +erguna untuk meningkatkan titer g: dan )umlah lim8osit total 09herry, %00&1.
ndikasi ra5at inap +ila hiperpireksia 0suhu K3>,2L91, dehidrasi, ke)ang, asupan oral
sulit atau adanya penyulit. Pengo+atan dengan penyulit disesuaikan dengan penyulit yang
tim+ul 0DA, %00&1
Pen1egahan
Pen6egahan terutama dengan melakukan imunisasi 6ampak. munisasi 9ampak di
ndonesia termasuk munisasi dasar yang 5a)i+ di+erikan terhadap anak usia > +ulan dengan
ulangan saat anak +erusia = tahun dan termasuk ke dalam program pengem+angan imunisasi
0PP1. munisasi 6ampak dapat pula di+erikan +ersama (umps dan "u+ela 0(("1 pada usia
1%412 +ulan. Anak yang telah mendapat ((" tidak perlu mendapat imunisasi 6ampak
ulangan pada usia = tahun. Pen6egahan dengan 6ara isolasi penderita kurang +ermakna
karena transmisi telah ter)adi se+elum penyakit disadari dan didiagnosis se+agai 6ampak
0DA, %00&1.
Prognosis
9ampak merupakan penyakit self limiting sehingga +ila tanpa disertai dengan penyulit maka
prognosisnya +aik 0"ampengan, 1>>71.
BRONKOPNEUMONA
. DE+NS
21
Pneumonia adalah in8eksi saluran perna8asan akut +agian +a5ah yang mengenai
parenkim paru. Pneumonia pada anak di+edakan men)adi-
Pneumonia lo+aris
Pneumonia lo+ularis 0+ronkopneumonia1
Pneumonia intertisial 0+ronkiolitis1
$ronkopneumonia adalah radang paru4paru yang mengenai satu atau +e+erapa lo+us
paru4paru yang ditandai dengan adanya +er6ak in8iltrat. 0 Mhalley and Mong, 1>>=1.
$ronkopneumonia adalah 8rekuensi komplikasi pulmonary, +atuk produkti8 yang
lama, tanda dan ge)alanya +iasanya suhu tu+uh meningkat, nadi dan petna8asan
meningkat. 0Su?anne :. $are,1>>31
$ron6hopneumonia dise+ut )uga pneumoni lo+ularis, yaitu radang paru4paru yang
dise+akan oleh +akteri, )amur,Eirus, dan +enda asing 0SylEia Anderson,1>>&1
Jika diga+ungkan dapat men)adi, +ronkopneumonia dise+ut )uga pneumonia
lo+ularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang +iasanya
mengenai +ronkiolus dan )uga mengenai alEeolus disekitarnya, yang sering menimpa
anak4anak dan +alita, yang dise+a+kan oleh +erma6am4ma6am etiologi seperti +akteri,
Eirus, )amur dan +enda asing.
. E!OLO-
#sia pasien merupakan 8aktor yang memegang peranan penting pada per+edaan dan
kekhasan pneumonia pada anak, terutama spektrum etiologi, ga+aran klinis, dan strategi
pengo+atan. Itiologi pada neonatus dan +ayi ke6il meliputi streptococcus grup ' dan
$akteri gram negati8 seperti ()coli, Pseudomonassp, *lebsiella sp. Pada +ayi yang le+ih
+esar dan +alita seringnya dise+a+kan oleh in8eksi %treptococcus Pneumoniae,
#aemophillus influenzae tipe ' dan %taphylococcus auereus.
Aaktor lain yang mempengaruhi +ronkopneumonia adalah menurunnya daya tahan
tu+uh, seperti malnutrisi energi protein 0(IP1, penyakit kronis, pengo+atan anti+iotik
yang tidak adekuat.
Itiologi Pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia di negara ma)u -
#SA IT;3;: /A.:
SI".:
IT;3;: /A.: JA"A.:
22
3ahir ' %0 hari $A!TI" $A!TI"
() colli $akteri anaero+
%treptococcus group ' %treptococcus group !
+isteria monocytogenes #aemophillus influenzae
%treptococcus pneumoniae
,reaplasma urealyticum
<"#S
<irus Sitomegalo
<irus Herpes simpleks
3 minggu ' 3 +ulan $A!TI" $A!TI"
-hlamydia trachomatis 'ordetella pertussis
%treptococcus
pneumoniae
#aemophillus influenzae tipe $
<"#S Moraxella catharalis
<irus Adeno %taphylococcus aureus
<irus n8luen?a ,reaplasma urealyticum
<irus Parain8luen?a 1,
%, 3
<"#S
.espitatory %yncytical
/irus
<irus Sitomegalo
& +ulan ' 2 tahun $A!TI" $A!TI"
-hlamydia pneumoniae #aemophillus influenzae tipe '
Mycoplasma
pneumoniae
Moraxella catharalis
%treptococcus
pneumoniae
0eisseria meningitidis
<"#S %taphylococcus aureus
<irus Adeno <"#S
<irus n8luen?a <irus <arisela4Ooster
<irus Parain8luen?a
<irus "ino
.espiratory %ynncytial
virus
2 tahun ' rema)a $A!TI" $A!TI"
-hlamydia pneumoniae #aemophillus influenzae
Mycoplasma
pneumoniae
+egionella sp
%treptococcus
pneumoniae
%taphylococcus aureus
<"#S
<irus Adeno
<irus Ipstein4$arr
<irus n8luen?a
23
<irus Parain8luen?a
<irus "ino
.espiratory %yncytial /irus
<irus <arisela4Ooster
. EPDEMOLO-
Pneumonia hingga saat ini masih ter6atat se+agai masalah kesehatan utama pada
anak di negara +erkem+ang. Pneumonia merupakan penye+a+ utama mor+iditas dan
mortalitas anak +erusia di +a5ah lima tahun 0+alita1. Diperkirakan hampir seperlima
kematian anak di seluruh dunia, le+ih kurang % )uta anak meninggal setiap tahunnya
aki+at pneumonia. (enurut surEei kesehatan nasional 0S!.1 %001, %7,=D kematian +ayi,
%%,8D kematian +alita di indonesia dise+a+kan oleh penyakit respiratori, terutama
pneumonia.
,. +AK!OR RESKO
Aaktor resiko yang menye+a+kan tingginya angka mortalitas pneumonia pada anak
+alita di negara +erkem+ang, antara lain-
a. Pneumonia yang ter)adi pada masa +ayi
+. $erat +adan lahir rendah
6. Tidak mendapat imunisasi
d. Tidak mendapat AS yang adekuat
e. (alnutrisi
8. De8isiensi Eitamin A
g. Tingginya preEalens kolonisasi +akteri patogen di naso8aring
h. Tingginya pa)anan terhadap polusi udara 0polusi industri atau asap rokok1
i. munode8isiensi dan imunosupresi - keadaan ini meningkatkan predisposisi
pneumonia.
). Adanya penyakit lain yang mendahului, seperti in8eksi H<, 6ampak
k. Tinggal di lingkungan padat penduduk
l. ntu+asi, trakeostomi, re8leks +atuk yang terganggu, dan aspirasi - keadaan ini
menye+a+kan organisme in8eksi le+ih mudah masuk kedalam alEeoli dan ruang
udara terminal
m. Diskinesia silier, o+struksi +ronkial, in8eksi Eiral, merokok, dan +ahan4+ahan
kimia- kondisi ini menganggu ker)a mukosiliar.
24
n. A+normalitas anatomi, aspirasi 6airan lam+ung atau se+a+ lain dari in8lamasi
noonin8eksius, penurunan aliran darah, dan edema pulmonal- kondisi terse+ut
meningkatkan predisposisi dari pneumonia.
,. KLAS+KAS
Pem+agian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan pada
umumnya pem+agian +erdasarkan anatomi dan etiologi.
Pem+agian se6ara anatomis -
a. Pneumonia lo+aris
+. Pneumonia lo+ularis
6. Pneumonia interstisialis 0+ronkiolitis1
Pem+agian se6ara etiologi -
a. $akteri - Pneumo6o66us pneumonia, Strepto6o66us pneumonia, Staphylo6o66us
pneumonia, Haemo8ilus in8luen?ae.
+. <irus - "espiratory Syn6titial Eirus, Parain8luen?ae Eirus,
AdenoEirus
6. Jamur - 9andida, Aspergillus, (u6or, Histoplasmosis,
9o66idiomy6osis, $lastomy6osis, 9rypto66osis.
d. 9orpus Alienum
e. Aspirasi
8. Pneumonia hipostatik
,. PA!O-ENESS
.ormalnya, saluran perna8asan steril dari daerah su+laring sampai parenkim paru.
Paru4paru dilindungi dari in8eksi +akteri melalui mekanisme pertahanan anatomis dan
mekanis, dan 8aktor imun lokal dan sistemik. (ekanisme pertahanan a5al +erupa 8iltrasi
+ulu hidung, re8leks +atuk dan mukosilier aparatus. (ekanisme pertahanan lan)ut +erupa
sekresi g A lokal dan respon in8lamasi yang diperantarai leukosit, komplemen, sitokin,
imunoglo+ulin, makro8ag alEeolar, dan imunitas yang diperantarai sel
n8eksi paru ter)adi +ila satu atau le+ih mekanisme di atas terganggu, atau +ila
Eirulensi organisme +ertam+ah. Agen in8eksius masuk ke saluran na8as +agian +a5ah
melalui inhalasi atau aspirasi 8lora komensal dari saluran na8as +agian atas, dan )arang
melalui hematogen.
25
#mumnya mikroorganisme penye+a+ terhisap ke paru +agian peri8er melalui
saluran respiratori. A5alnya ter)adi edema aki+at reaksi )aringan yang mempermdah
proli8erasi dan penye+aran kuman ke )aringan sekitarnya. $agian paru yang terkena
mengalami konsolidasi, yaitu ter)adi se+ukan sel P(., 8i+rin, eritrosit, 6airan edema, dan
ditemukan kuman pada alEeoli. 3o+us dan lo+ulus yang terkena men)adi padat dan tidak
mengandung udara, 5arna men)adi merah. Stadium ini dise+ut hepatisasi merah.
Deposisi 8i+rin semakin +ertam+ah, terdapat 8i+rin dan leukosit P(. di alEeoli dan
ter)adi 8agositosis 6epat. 3o+us masih tetap padat dan 5arnanya men)adi pu6at kela+u.
Permukaan pleura suram diliputi oleh 8i+rin. AlEeolus terisi 8i+rin dan leukosit. !apiler
tidak lagi kongesti8. Dise+ut stadium hepatisasi kela+u.
Selan)utnya )umlah makro8ag meningkat di alEeoli, sel mengalami degenerasi, 8i+rin
menipis, kuman dan de+ris menghilang. Iksudat +erkurang. Dise+ut stadium resolusi.
Sistem )aringan +ronkopulmoner )aringan paru yang tidak terkena akan tetap normal.
Se6ara patologi anatomi +ronkopneumonia +er+eda dari pneumonia lo+aris dalam
hal lokalisasi se+agai +er6ak4+er6ak dengan distri+usi yang tidak teratur.
,. -E%ALA KLNS
Se+agian +esar gam+aran klinis pneumonia pada anak +erkisar dari ringan hingga
sedang. Hanya se+agian ke6il yang +erat, mengan6am kehidupan, dan mungkin ter)adi
komplikasi sehingga perlu dira5at.
$ronkopneumonia +iasanya di dahului oleh in8eksi saluran na8as +agian atas selama
+e+erapa hari. :am+aran klinis pneumonia pada +ayi dan anak +ergantung +erat
ringannya in8eksi, tetapi se6ara umum adalah se+agai +erikut-
a. :am+aran in8eksi umum -
- Demam suhu +isa men6apai 3>4&0
o
9 dan kadang dapat )uga disertai
dengan ke)ang aki+at demam yang tinggi.
- Sakit kepala
- :elisah
- (alaise
- Penurunan na8su makan
26
- !eluhan gastrointestinal mual, muntah, diare
+. :am+aran gangguan respiratori-
- $atuk a5alnya kering kemudian men)adi produkti8
- Sesak na8as
- "etraksi dada
- Takipnea
- .apas 6uping hidung
- Penggunaan otat perna8asan tam+ahan
- Air hunger
- Sianosis
- (erintih
Pada pemeriksaan 8isik +ronkopneumonia tergantung dari luasnya daerah yang
terkena. nspeksi dapat terlihat na8as 6uping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut,
retraksi dada. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Tetapi kadang dapat
)uga +unyi pekak saat perkusi atau +ila sarang +ronkopneumonia men)adi satu
0kon8luens1 mungkin pada perkusi ditemukan +unyi redup dan suara na8as mengeras saat
auskultasi.
Saat auskultasi terdapat ronki +asah halus, mengi dan penurunan suara na8as.
Tetapi ronki dan mengi sukar dilokalisasi sum+ernya dari suara yang ke+etulan pada anak
yang amat muda dengan dada hipersonor. Pada perkusi dan auskultasi paru umumnya
tidak ditemukan kelainan.
,. DA-NOSS
Diagnosis ditegakkan +erdasarkan -
a. Anamnesis terhadap mani8estasi mani8estasi klinis yang umumnya di)umpai pada
anak dengan +ronkopneumonia
+. Temuan pemeriksaan 8isik yang sesuai
6. Pemeriksaan penun)ang seperti -
#4 Darah lengkap
3eukositosis +erkisar antara 12.0004&0.000@mm
3
, dengan predominan P(..
3eukopenia menun)ukan prognosis +uruk. 3eukositosis he+at 0K 30.000@mm
3
1
hampir selalu menun)ukan adanya in8eksi +akteri, sering ditemukan pada
keadaan +akteriemi, dan resiko ter)adi komplikasi le+ih tinggi. !adang terdapat
27
anemia ringan dan 3ID meningkat. Se6ara umum hasil pemeriksaan darah
peri8er lengkap dan 3ID tidak dapat mem+edakan antara in8eksi Eirus dan
+akteri se6ara pasti.
&4 9 reak*i7 pro*ein
Suatu protein 8ase akut yang disintesis oleh hepatosit. Se+agai respon in8eksi
atau in8lamasi )aringan
$4 U0i serologis
Deteksi antigen dan anti+odi pada in8eksi +akteri tipik mempunyai sensitiEitas
dan spesi8isitas yang rendah. Tetapi diagnosis in8eksi Streptokokus grup A
dapat dikon8irmasi dengan peningkatan titer anti+odi seperti antistreptolisin ;,
streptoto?im.
(4 Pemeriksaan mikrobiologis
>4 Ron*gen *oraks
Posisi AP. :am+aran di8us merata pada kedua paru +erupa +er6ak in8iltrat
yang dapat meluas hingga daerah peti8er paru, disertai dengan peningkatan
6orakan peri+ronkial.
B. DA-NOSA BANDN-
a. Pneumonia lo+aris
$iasanya pada anak yang le+ih +esar disertai +adan menggigil dan ke)ang pada +ayi
ke6il. Suhu naik 6epat sampai 3>4&0
o
9 dan +iasanya tipe kontinua. Sesak na8as 0F1,
na8as 6uping hidung 0F1, sianosis sekitar hidung dan mulut dan nyeri dada. Anak
le+ih suka tidur pada sisi yang terkena. Pada 8oto rotgen terlihat adanya konsolidasi
pada satu atau +e+erapa lo+us.
+. $ronkioloitis
Dia5ali in8eksi saluran na8as +agian atas, su+8e+ris, sesak na8as, na8as 6upung
hidung, retraksi inter6ostal dan suprasternal, terdengar 5hee?ing, ronki nyaring
halus pada auskultasi. :am+aran la+arotorium dalam +atas normal, kimia darah
menggam+arkan asidosis respiratotik ataupun meta+olik.
6. Aspirasi +enda asing
Ada ri5ayat tersedak
d. Atelektasis
Adalah pengem+angan tidak sempurna atau kempisnya +agian paru yang
seharusnya mengandung udara. Dispnoe dengan pola perna8asan 6epat dan dangkal,
28
takikardia, sianosis. Perkusi mungkin +atas )antung dan mediastinum akan +ergeser
dan letak dia8ragma mungkin meninggi.
e. Tu+erkulosis
Demam K % minggu, +atuk K 3 minggu, +erat +adan menurun, na8si makan
menurun, malaise, diare persisten yang tidak mem+aik dengan pengo+atan +aku
diare. Dan +iasanya terdapat kontak. Diagnosis T$ pada anak ditegakkan dengan
skor T$, yaitu-
Parame*er ' # & $
!ontak T$ Tidak
)elas
4
3aporan keluarga
0$TA negati8 atau
tdk )elas
$TA 0F1
#)i Tu+erkulin negati8 4 4
Posti8 0P 10mm,
atau P2 mm pada
keadaan
imunosupresi
$erat +adan@
keadaan gi?i 4
$$@T$ H>0D
atau
$$@#H80D
!linis gi?i +uruk
atau $$@T$ H70D
atau $$@#H=0D
4
Demam yg tdk
diketahui
penye+a+nya
4 P % minggu 4 4
$atuk kronik 4 P 3 minggu 4 4
Pem+esaran
kelen)ar lim8e
kolli, aksila,
inguinal
4 P 1 6m )umlah
K 1, tidak
nyeri
Pem+engkakan
tulang@sendi
panggul, lutut,
8alang
4
Ada
pem+engkaka
n
4 4
Aoto toraks .ormal@k
elainan
tdk )elas
:am+aran
sugesti8 T$Q
4 4
B. PENA!ALAKSANAAN
a. ;ksigen
29
+. 9airan intraEena
6. !oreksi keseim+angan asam +asa, elektrolit, gula darah
d. Analgetik@ antipirektik untuk demamnya
e. Anti+iotik
Penggunaan anti+iotik yang tepat merupakan kun6i ke+erhasilan pengo+atan. Pilihan
lini pertama adalah golongan +eta laktam atau kloram8enikol. Jika tidak responsi8,
dapat di+erikan anti+iotik golongan gentamisin, amikasin, se8alosporin sesuai dengan
petun)uk etiologi yang ditemukan. Terapi dilan)utkan 7410 hari +ila tidak ada
komplikasi.
B. KOMPLKAS
!omplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta,
pnemothoraC, atau in8eksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta. Impiema torasis
merupakan komplikasi tersering yang ter)adi pada pneumonia +akteri. I8usi pleura, a+ses
paru dapat )uga ter)adi.
lten A dkk. melaporkan mengenai komplikasi miokarditis 0tekanan sistolik
Eentrikel kanan meningkat, kreatinin kinase meningkat, dan gagal )antung1 yang 6ukup
tinggi pada seri pneumonia anak +erusia %4%& +ulan. ;leh karena miokarditis merupakan
keadaan yang 8atal, maka dian)urkan untuk melakukan deteksi dengan teknik noninEasi8
seperti I!:, ekokardiogra8i, dan pemeriksaan en?im.
B. PRO-NOSS
Se6ara umum, prognosisnya adalah +aik, :angguan )angka pan)ang pada 8ungsi
paru )arang, +ahkan pada anak dengan pneumonia yang telah terkomplikasi dengan
empiema dan a+ses paru. Sekuele yang signi8ikan mun6ul pada penyakit adenoEiral,
termasuk +ronkiolitis o+literans. !ematian dapat mun6ul pada anak dengan kondisi yang
mendasari, seperti penyakit paru kronik pada +ayi prematur, penyakit )antung +a5aan,
imunosupresi, malnutrisi energi. Dengan pem+erian anti+iotik yang tepat dan adekuat,
mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1D.
30
31
DA+!AR PUS!AKA
1. Alan ". Tum+elaka. %00%. Pendekatan !iagnostik Penyakit (ksantema Akut dalam-
Sumarmo S. Poor5o Soedarmo, dkk. 0ed.1 $uku A)ar lmu !esehatan Anak n8eksi G
Penyakit Tropis. Idisi . Jakarta. $alai Pener+it A!#. Hal. 113
%. 9herry J.D. %00&. Measles /irus. n- Aeigin, 9herry, Demmler, !aplan 0eds1
TeCt+ook o8 Pediatri6s n8e6tious Disease. 2
th
edition. <ol 3. Philadelphia. Saunders.
p.%%83 ' %%>8
3. Phillips 9.S. 1>83. Measles. n- $ehrman ".I., <aughan <.9. 0eds1 .elson TeCt+ook
o8 Pediatri6s. 1%
th
edition. Japan. gaku4Shoin@Saunders. p.7&3
&. Soegeng Soegi)anto. %001. /aksinasi -ampak. Dalam- .:... "anuh, dkk. 0ed1 $uku
munisasi di ndonesia. Jakarta. Pengurus Pusat katan Dokter Anak ndonesia. Hal.
102
2. Soegeng Soegi)anto. %00%. -ampak. dalam- Sumarmo S. Poor5o Soedarmo, dkk.
0ed.1 $uku A)ar lmu !esehatan Anak n8eksi G Penyakit Tropis. Idisi . Jakarta.
$alai Pener+it A!#. Hal. 1%2
=. T.H. "ampengan, .". 3aurent?. 1>>7. Penyakit nfeksi Tropik pada Anak. Jakarta.
Pener+it $uku !edokteran I:9. Hal. >0
7. Said (. Pneumonia. n- "aha)oe .., Supriyatno $, Setyanto D$. $uku A)ar
"espirologi Anak. 1st ed. Jakarta- $adan Pener+it DAJ %008. H. 3204=2
8. Jr 5illiam 5.hay, 3eEin myron ), sondheimer )udith m, Deterding ro+in ".3ange
6urrent diagnosis and treatment in pediatri6.#nited states o8 ameri6a- The (6:ra54
Hill 6ompaniesJ%007.
32

You might also like