You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :

Nama : Ayon Friday Yonaza
NIM : G1B012045
Kelas : 2012 B
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Lulu Nafisah



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU- ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2014
PEMBUATAN BIOAKTIVATOR ATAU MIKROORGANISME LOKAL (MOL)
DAN APLIKASINYA






Disusun oleh :

Nama : Ayon Friday Yonaza
NIM : G1B012045
Kelas : 2012 B
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Lulu Nafisah


LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU- ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2014
A. Judul : Pembuatan Bioaktivator Atau Mikroorganisme Lokal (Mol) Dan
Aplikasinya
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi MOL
2. Mengetahui aplikasi MOL sebagai dekomposer dalam pembuatan kompos
3. Mengetahui cara pembuatan MOL
4. Mengetahui keunggulan MOL dengan dekomposer/starter kimia
C. Metode
1. Alat
Alat alat yang digunakan pada praktikum pembuatan bioaktivator atau
mikroorganisme local adalah segabai berikut :
a. Botol mineral 1500 ml
b. Sendok
2. Bahan
Bahan bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan bioaktivator atau
mikroorganisme local adalah segabai berikut :
a. Tapai 1 ons
b. Nasi basi 200 g
c. Air 1000 ml
3. Cara Kerja
a. Membuat bioaktivator dengan starter tapai




Siapkan 1 botol plastic bekas air mineral ukuran 1500 ml tanpa tutup
Masukan tapai 1 ons ke dalam botol mineral tersebut










b. Membuat bioaktivator dengan starter nasi basi

Masukan gula sebanyak 5 sendok makan ke dalam botol tersebut
Tambahkan air ke dalam botol berisi tapai dan gula hingga mendekati penuh
Kocok botol berisi tapai, gula dan air sampai larut
Biarkan botol terbuka tanpa tutup selama 7 hari agar MOL bisa bernafas
Siapkan 1 botol plastic bekas air mineral ukuran 1500 ml tanpa tutup

Masukan nasi basi 2 gram ke dalam botol mineral tersebut

Masukan gula sebanyak 5 sendok makan ke dalam botol tersebut

Tambahkan air ke dalam botol berisi nasi basi dan gula hingga mendekati penuh

Biarkan botol terbuka tanpa tutup selama 7 hari agar MOL bisa bernafas

Kocok botol berisi nasi basi, gula dan air sampai larut

c. Aplikasi MOL











D. Tinjauan Pustaka
1. Definisi MOL
MOL adalah kumpulan mikroorganisme yang bisa diternakkan, fungsinya
dalam konsep zero waste adalah untuk starter pembuatan kompos organik.
Dengan MOL ini maka konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan.
Larutan MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah hasil dari fermentasi yang berbahan
dasar dari sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara
makro dan mikro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak
bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan
penyakit tanaman. Sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer,
pupuk hayati, dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida (Ayu Ida,
2013).
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan
sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara
optimal. Fungsi dari bioreaktor sangat kompeks, fungsi yang telat teridentifikasi
antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba
sesuai kebutuhan tanaman, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang
ideal bagi pertumbuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat
menyerang tanaman (Ayu Ida, 2013).
MOL juga memiliki manfaat lain, yaitu:
Campurkan larutan MOL dan air dengan perbandingan 50:50
Semprotkan campuran larutan MOL ke polybag yang sudah ditanami tumbuhan
tetapi jangan sampai terkena batangnya
Semprotkan ketanaman rutin satu kali setiap minggu
a) Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah.
b) Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
c) Menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga
kestabilan produksi.
d) Menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman, atau
disemprotkan ke daun.
e) Mempercepat pengomosan sampah organic atau kotoran hewan.
Adapun beberapa contoh MOL adalah starter yang berbahan dasar tapai dan
nasi :
Starter Tapai
Tape merupakan makanan yang sudah lazim dikenal masyarakat secara luas.
Ada berbagai jenis tape, yaitu tape ketan dan tape singkong. Pembuatan tape ini
relatif mudah. Ada berbagai nama tape, yaitu peuyeum, tapai tela, tapai pulut, dan
lao-chao (Hidayat, 2006).
Pembuatan tape tidak hanya berbahan baku singkong maupun ketan. Tape
juga dapat dibuat dari ubi jalar, melihat kandungan karbohidrat ubi jalar relatif
tinggi, sehingga layak dibuat menjadi tape (Susanto dan Saneto, 1994).
Winarno (1984:59) mengungkapkan suatu bahan disebut tapai apabila
bahan yang telah diragikan berubah menjadi lebih lunak, rasa manis keasam-
asaman dan berbau alkohol. Hal ini disebabkan oleh kegiatan mikroba-mikroba
tertentu yang dapat menghasilkan enzim yang mampu merombak subtrat menjadi
gula dan alkohol.
Ragi tape merupakan bibit atau starter untuk membuat berbagai macam
makanan fermentasi, seperti tape ketan atau singkong, tape ubi jalar, brem cair atau
padat dan lainnya. Ragi tape umumnya terdiri dari kapang, khamir dan bakteri. Cita
rasa tape yang dihasilkan ditentukan oleh jenis mikroorganisme yang aktif di dalam
ragi. Keaktifan mikroorganisme di dalam ragi diatur dengan penambahan bumbu
dan rempah (Tim Penulis UNAIR, 2008).
MOL tapai atau MOL peuyeum, saya sebut lebih bersih, karena bahannya juga
bersih, dan tidak ada kesan menjijikkan. Bisa tapai singkong atau peuyeum ketan,
pilih yang paling mudah didapat.
Starter Nasi basi
Nasi bekas biasanya dibuang begitu saja, atau diberikan kepada hewan
peliharan seperti; bebek, ayam, angsa, itik, ikan lele dll. Selain nasi bekas (nasi basi)
dijadikan bahan pakan ternak, bisa pula dimanfaatkan untuk starter pembuatan pupuk.
MOL (mikroorganisme Lokal) kita ketahui bahwa dipasaran harga MOL produksi
luar negeri harganya cukup mahal, seperti merk EM4 (effective microorganism)
bokhasi buatan Jepang. MOL sangat berguna untuk memupuk tanaman, dan juga bisa
berfungsi sebagai bahan starter pembuatan kompos. MOL tidak merusak lingkungan
dan juga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. Go Green untuk dunia, merupakan
tujuan dari kita semua manusia yang menginginkan pentingnya lingkungan hidup ini
dijaga dan dilestarikan oleh kita semua, demi terpeliharanya lingkungan yang bersih
dan sehat serta berkesinambungan untuk umat manusia di bumi (Litbang Pertanian,
2012).
MOL (mikroorganisme lokal) adalah cairan yang mengandung
mikroorganisme yang terdiri dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita, dan
mudah didapat tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Media untuk tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme berupa nasi bekas atau nasi basi, sangat berguna
sekali dalam mempercepat hancurnya bahan organik sampah oganik (dekomposer)
secara alami. Larutan MOL mengandung unsur bakteri yang sangat berpotensi untuk
perombak (menghancurkan) bahan organik sampah hingga menjadi pupuk kompos
(Litbang Pertanian, 2012).
Pembuatan larutan MOL sangat sederhana sekali, dengan memanfaatkan
limbah makanan (nasi bekas) yang melalui proses fermentasi dan ditambah dengan
larutan gula. Inilah formula hasil buah tangan sendiri yang sangat bermanfaat untuk
digunakan sendiri ataupun untuk kebutuhan masyarakat umum, dan inilah alur proses
dalam tahapan-tahapan pembuatan MOL (Litbang Pertanian, 2012).
2. Keunggulan MOL daripada starter Kimia
Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari
berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur
mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak
bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan
penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer
pupuk hayati dan sebagai pestisida organic terutama sebagai fungisida (Litbang
Pertanian, 2012).
Larutan MOL dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah
dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman
seperti bonggol pisang, gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi
basi, dan lain-lain (Litbang Pertanian, 2012).
Bahan utama dalam larutan MOL teridiri dari 3 jenis komponen, antara lain :
1. Karbohidrat : air cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang dan gandum
2. Glukosa : cairan gula merah, cairan gula pasir, air kelapa/nira
3. Sumber bakteri : keong mas, buah-buahan misalnya tomat, papaya, dan kotoran
hewan.
(Litbang Pertanian, 2012)

Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut :
a. Sederhana dan mudah dipraktekkan
b. Murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia sekitar lingkungan
c. Biota tanah terlindungi
d. Memperbaiki kualitas tanah dan hasil panen
e. Tidak mengandung racun sehingga aman bagi manusia dan ternak
(Litbang Pertanian, 2012)
3. Aplikasi MOL
Aplikasi mol biasanya gunakan dengan mencampurkan mol dengan air dengan
konsentrasi tertentuk kemudian disiram kemedia tanam. Adapun aplikasi MOL mulai
dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari secara terus menerus dengan interval
penyemprotan 1 minggu sekali dengan perbandingan 1:16, yaitu setiap 1 liter Mol
dicampur dengan 16 liter air biasa. Aplikasi Mol dilakukan senanyak 8 kali
penyemprotan, data terlampir. penyemprotan dilakukan pada sore hari untuk
mengurangi proses penguapan larutan MOL, sehingga larutan MOL dapat terserap
dengan optimal oleh tanah (Santosa, 2008).
Mol ini bisa digunakan untuk pengomposan maupun untuk penyemprotan ke
tanaman. Untuk pengomposan: larutan mol diencerkan sebanyak 5 x nya. Kemudian
disemprotkan ke bahan-bahan yang akan dikomposkan. Selain itu, larutan MOL
memiliki peran ganda dalam budidaya pertanian padi organik, yakni sebagai pupuk
organik maupun sebagai pestisida organik, khususnya sebagai fungisida. Pembuatan
larutan MOL harus melalui proses fermentasi dengan menggunakan nira/air kelapa.
Lama proses fermentasi bahan-bahan MOL kurang lebih 10-15 hari (Santosa, 2008).


E. Hasil dan Pembahasan
Pembuatan MOL
Hasil pengamatan pembuatan MOL dengan starter tapai dan nasi basi :
Hari
Jenis
Starter
Ciri-ciri MOL Keterangan
Hari ke 1
Tapai - Hari pembuatan MOL
Nasi Basi - Hari pembuatan MOL
Hari ke 2
Tapai
Masih seperti warna hari
pertama pembuatan, berwarna
kuning keruh
Belum ada perubahan
warna
Nasi Basi
Masih seperti warna hari
pertama pembuatan, berwarna
putih keruh
Belum ada perubahan
warna
Hari ke 3
Tapai
Masih berwarna kuning keruh Belum ada tanda proses
fermentasi
Nasi Basi
Masih berwarna putih keruh Belum ada tanda proses
fermentasi
Hari ke 4
Tapai
Berwarna kuning keruh Mengeluarkan bau tidak
enak
Nasi Basi
Berwarna putih keruh Mengeluarkan bau tidak
enak
Hari ke 5
Tapai
berbusa Baunya terasa ada
campuran alkohol
Nasi Basi berbusa Baunya seperti tapai
Hari ke 6
Tapai
Busanya mulai berkurang Baunya terasa ada
campuran alkohol
Nasi Basi Busanya mulai berkurang Baunya seperti tapai
Hari ke 7
Tapai
Proses selesai MOL berhasil dan siap
diaplikasikan
Nasi Basi
Proses selesai MOL berhasil dan siap
diaplikasikan

Dari hasil pengamatan pada table diatas untuk proses fermentasi MOL (Mikro
Organisme Lokal) dari tapai 1 ons dan nasi basi 2 gram, yang dicampur dengan 5 sendok
makan gula pasir dan air kurang lebih 1,5 liter untuk masing-masing starter. Untuk
pembuatan MOL pertama-tama menyiakan botol air mineral yang berukuran 1,5 liter terlebih
dahulu. Kemudian memasukan tapai/nasi basi ke dalam botol dan mencampurkan dengan 5
sendok gula pasir kedalam masing-masing starter, baru setelah itu di isi dengan air hingga
botol mendekati penuh lalu di kocok agar larut. Kemudian setelah itu botol di biarkan terbuka
agar mikroorganismenya dapat bernafas. Setiap hari harus dikontrol dan kita harus menunggu
selama 7 hari, baru bisa diaplikasikan atau gunakan untuk penyemprotan sebagai fungisida,
dan sebagai starter pembuatan kompos. Menurut (Hidayat, 2006) MOL adalah larutan hasil
fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan
MOL mengandung unsur mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi
sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama
dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer pupuk
hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida.
Untuk hari ke-2 proses fermentasi MOL berwarna putih pekat sampai dengan hari ke-
4, hari ke-3 dan 4 mengeluarkan bau yang kurang enak. Pada hari ke-5 ada busa diatasnya,
dan belum ada tercium bau alkoholnya. Pada hari ke-6, busanya mulai berkurang. Dan hari
ke-7 MOL siap di aplikasikan.

Aplikasi MOL
a. Pengamatan
minggu I, penanaman pohon cabai sekaligus pemberian MOL dan air dengan
perbandingan 50:50, mol disemprotkan ke tanah didalam polibag yang sudah
ditanam pohon cabai.
minggu II, tanaman cabai yang disemai pada polibag terlihat segar dan subur.
b. Pembahasan
Penggunaan MOL pada hari pertama dengan konsentrasi 50:50 dengan
tanaman sudah menunjukkan kesuburan, ini membuktikan tanaman yang
diberikan MOL memberikan fungsi terhadap kesuburan tanah dan unsure hara
yang dibutuhkan tanaman. Ini sesuai dengan literature bahwa penggunaan pupuk
cair dengan memanfaatkan jenis mikroorganisme local (MOL) menjadi alternatif
penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah. Larutan MOL mengandung
unsur hara makro, mikro, dan mengandung mikroorganisme yang berpotensi
sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen
pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai
dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik. Pupuk organik mempunyai
kelebihan antara lain meningkatkan kesuburan kimia, fisik, dan biologi
tanah, serta mengandung zat pengatur tumbuh yang penting untuk pertumbuhan
tanaman. (Purwasasmita, 2009).
F. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa,
mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter
dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utma mol terdiri dari
beberapa komponen yakni karbohidrat, glukosa dan sumber mikroorganisme. Manfaat dan
keunggulan pupuk organik menggunakan MOL adalah sederhana dan mudah dipraktekkan,
murah karena memanfaatkan bahan lokal yang tersedia disekitar lingkungan, biota tanah
terlindungi, memperbaiki kualitas tanah dan hasil panen, dan yang terakhir tidak mengandung
racun sehingga aman bagi manusia dan ternak. Alat dan bahan yang digunakan untuk
pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) salah satunya ialah dari tapai 1 ons, nasi basi 2
gram dan gula pasir 5 sendok, untuk alat yang digunakan adalah botol air mineral 1,5 L dan
sendok,. Dan cara kerjanya ialah masukan tapai 1 ons/nasi basi 2 gram kedalam botol air
mineral berukuran 1,5 L kemudian campurkan dengan gula pasir 5 sendok makan dan
diisikan air hingga mendekati penuh. Setelah itu larutan dikocok hingga larut dan biarkan
selama 7 hari sampai larutan MOL siap digunakan.
Penggunaan MOL pada tanaman menunjukkan kesuburan, ini membuktikan tanaman
yang diberikan MOL memberikan fungsi terhadap kesuburan tanah dan unsure hara yang
dibutuhkan tanaman. Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro, dan
mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan
sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik.




Daftar Pustaka
Ayu Ida, 2013, Analisis Kualitas Larutan Mol (Mikoorganisme Lokal) Berbasis Daun Gamal
(Gliricidia Sepium), Udayana; Bali
Hidayat, 2006. Mikrobiologi Industri. Andi, Yogyakarta.
Litbang Pertanian, 2012, Peran dan pemanfaatan mikroorganisme lokal (MOL) mendukung
pertanian organik, http://sulsel.litbang.deptan.go.id/ diakses 21 Juni 2014
Santosa. 2008. Peranan Mikro Organisme Lokal Dalam Budidaya Tanaman Padi Metode
Sysytem of Rice Intensification. Departemen Pertanian, Jakarta.
Susanto, T, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu, Surabaya.
Tim Penulis UNAIR, 2008. Tape. http://kimia.fmipaunair.ac.id.
Winarno, F. G. dan D. Fardiaz, 1990. Biofermentasi dan Biosintesa Protein, USU; Sumatra
Utara



PEMBUATAN PUPUK KANDANG DENGAN MOL DAN APLIKASINYA








Disusun oleh :

Nama : Ayon Friday Yonaza
NIM : G1B012045
Kelas : 2012 B
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Lulu Nafisah


LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU- ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2014

A. Judul : Pembuatan Pupuk Kandang dengan MOL dan Aplikasiya
B. Tujuan :
1. Mengetahui cara pembuatan pupuk kandang dengan MOL
2. Mengetahui aplikasi pupuk kompos dalam bertanam
C. Metode
1. Alat
Alat alat yang digunakan pada praktikum pembuatan bioaktivator atau
mikroorganisme local adalah segabai berikut :
a. Terpal
b. Polybag
c. Cangkul
2. Bahan
Bahan bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan bioaktivator atau
mikroorganisme local adalah segabai berikut :
a. Kotoran ternak 1 kg
b. Sampah organik secukupnya
c. Air secukupnya
d. MOL cair secukupnya
e. Tanaman
3. Cara Kerja
a. Membuat pupuk kompos dengan MOL













Siapkan terpal
Letakkan sampah organik diatas terpal
Tambahkan kotoran hewan secukupnya


















b. Aplikasi pupuk kompos































Aduk hingga merata
Semprotkan larutan MOL cair dan aduk hingga merata
Tutup terpal dan diamkan selama 7 hari
Tanah digemburkan
Campurkan kompos
secukupnya
Masukkan ke dalam polybag
Diaduk + masukkan ke polybag Tanam bibit
Tanam bibit Beri MOL (jangan mengenai
batang tanaman)
Rawatlah Rawatlah
D. Tinjauan Pustaka
Pupuk organic adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organic yang berasal dari sisa tanaman, dan atau hewan yang telah mengalami
rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan organic,
memiliki sidat fisik, kimia, dan biologi tanah (Peraturan mentan,
No.2/Pert/HK.06/2/2006).
Pupuk organic tidak meninggalkan sisa asam anorganik di dalam tanah dan
mempunyai kadar persenyawaan C-organik yang tinggi. Pupuk organic kebanyakan
tersedia di alam (terjadi secara alamiah), misalnya kompos, pupuk kandang, pupuk hijau,
dan guano (Sumekto, 2006).
Kompos merupakan istilah untuk pupuk organic buatan manusia yang dibuat dari
proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan). Proses
pembuatan kompos dapat berjalan secara aerob dan anaerob yang saling menunjang pada
kondisi lingkungan tertentu. Secara keseluruhan, proses ini disebut dekomposisi
(Yuwono, 2005)






PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN DI UDARA














Disusun oleh :

Nama : Ayon Friday Yonaza
NIM : G1B012045
Kelas : 2012 B
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Lulu Nafisah


LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU- ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2014



ANALISIS PENCEMARAN AIR













Disusun oleh :

Nama : Ayon Friday Yonaza
NIM : G1B012045
Kelas : 2012 B
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Lulu Nafisah




LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN





KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU- ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2014

You might also like