Pembimbing Dr. Nanang Rudianto W Sp.OG Overview Presentation
Introduction definition Epidemiology Etiology Diagnosis and clinis Management Prognosis Case presentation summary
Ketuban pecah prematur Dibagi menjadi : Ketuban pecah prematur preterm Ketuban pecah prematur aterm Ketuban pecah spontan Proses Pecah Ketuban Alamiah ada beberapa teori tentang pecahnya ketuban normal kehamilan aterm sel mulai mati atau tidak beregenerasi lagi enzim katabolik di aktifkan kekuatan mekanik DEFINITION Ketuban pecah premature aterm adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan, pada atau setelah kehamilan 37 minggu. EPIDEMIOLOGY Ketuban pecah premature terjadi 6- 19 % dalam kehamilan aterm. Ketuban pecah premature terjadi 2 % dalam kehamilan premature. ETIOLOGY Infeksi Gangguan gizi berat Kelainan Letak Kelainan anatomi Trauma Adanya penyulit dalam kehamilan (Hidramnion, hipertensi, DM, hamil kembar, perdarahan ante partum ) Diagnosi and Clinis Dianosis dari KPP adalah : Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Laboraturium tertentu Pemeriksaan tambahan management KKP ATERM KESEJAHTERAAN JANIN ANTIBIOTK 1 X 24 OBSERVASI TR SPONTAN LABOR / INDUCTION LABOR ? Teori Tanda-tanda vital ibu harus di pantau dengan baik dan dilanjutkan dengan monitoring awal janin untuk memastikan kondisi janin. Ultrasonograpi untuk mencatat umur kehamilan, berat janin, letak janin, dan amniotic fluid indek Teori Tindakan awal adalah melakukan pengamatan denyut jantung janin dan kontraksi uterus ( 24-48 jam ), ini menentukan apakah pasien ini di terapi dengan ekpektant. Teori Hannah dan teman-teman penanganan ekpektantif, untuk menunda induksi persalinan sampai dengan 24 jam atau lebih setelah pecahnya ketuban. Tapi kenyataannya menunda induksi persalinan harus di tinggalkan karena berhubungan dengan peningkatan frekuensi infeksi ibu dan janin. Teori Shalev dan teman-teman melaporkan menunda persalinan spontan sampai dengan 72 jam dan hasilnya tidak ada manfaat pada ibu atau janin dan tambah memperlama waktu dan resiko infeksi tambah besar. Hannah and coworkers melaporkan secara acak, prospective clinical investigation adalah penelitian tentang ketuban pecah premature pada wanita aterm. Lebih dari 5000 wanita diambil secara acak hasilnya...? yang pertama diinduksi segera dengan oksitosin atau prostaglandin E2 gel vagina, atau penanganan ekpektant diikuti dengan induksi oksitosin atau prostaglandin gel
kelompok dengan penanganan ekspektant mendapat tingginya frekuensi dari infeksi PROGNOSIS Secara umum, prognosis baik setelah kehamilan 32 minggu sepanjang tidak ada faktor komplikasi, kelainan kongenital atau penyakit paru hipoplasia. CASE PRESENTATION IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. Setyo lusiandari Umur : 35 tahun Agama : islam Alamat : Perum Makarya Binangun Pendidikan : SLTA Pekerjaan : ibu Rumah Tangga Nama Suami : Hary S. Masuk K B : 08-08-2008 Jam : 18.40 WIB Status Umum Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit RR : 21 x/menit Suhu Rectal : 37o C Cor : S1 S2 tunggal teratur Pulmo : Rhonci - , Wheezing Edema : ekstrimitas superior dan inferior - Status Obstetri Leopold 1 : TFU 35 cm Leopold 2 : Puka Leopold 3 : Kepala Belum Masuk PAP Detak Jantung Janin : positif ,12-12- 12 Riwayat Persalinan Yang Lalu I. 9 bulan / Spt B / 3500 gr / RSUD / laki / 14 tahun II. 9 bulan / Spt B / 3700 gr / RSUD / perempuan / 10 tahun III.Hamil ini. Menikah 15 tahun Lain-Lain HPHT : 2 11 2007 HPL : 9 8 2008 Sekarang : 39-40 minggu
Riwayat Persalinan Kala I : Tgl 07-08-2008 jam 09.30 sudah ada his Tgl 08-08-2008 jam 15.30 ketuban pecah Tgl 08-08-2008 jam 15.30 keluar lendir
Pemeriksaan Dalam Pembukaan : 1 jari sempit Eff : - Presentasi : Kepala Denominator : Bagian terendah Masih tinggi Panggul : UPD normal Ketuban : negatif PS : kurang dari 5 Kesimpulan Diagnosa Kehamilan : G III P2-2 39/40 minggu T/H, intrauteri, tak inpartu, letak kepala, TBJ 3600 g. Penyulit ibu : - Obstetri ---- KPP - non obstetri ---- umur > 35 thn Rencana perawatan pada saat itu : NST Inj. Amoxan 3 x 1 g ( I.V ) Bila TR lebih dari 37,5 atau 1 x 24 jam tak inpartu pro terminasi ~ ps Usul CTC 2 x 50 mg / 6 jam s/d pslebih dari 5, bila ps lebih dari 5 pro OD 12 jam setelah CTC. Permasalahan NST Inj. Amoxan 3 x 1 g ( I.V ) Bila TR lebih dari 37,5 atau 1 x 24 jam tak inpartu pro terminasi ~ ps Usul CTC 2 x 50 mg / 6 jam s/d pslebih dari 5, bila ps lebih dari 5 pro OD 12 jam setelah CTC.
Penilaian Kesejahteraan Janin ( NST ) Menurut teori dari journal of emedicine 2006 : Tindakan awal adalah melakukan pengamatan denyut jantung janin dan kontraksi uterus ( 24-48 jam ), ini menentukan apakah pasien ini di terapi dengan ekpektant. Pemberian Antibiotik Menurut teori dari journal of emedicin 2006 : Pada dua studi yang besar memperlihatkan keuntungan penggunaan antibiotik pada KPP di The National Institute of Child Health and Human Development - Maternal Fetal Medicine Units (NICHD- MFMU) menurunkan Kejadian korioamnionitis dan sepsis pada janin, termasuk sepsis karena streptokokus group B juga menurun Bila 1 X 24 jam Tidak Lahir pro terminasi sesuai ps Menurut teori dari New England Journal Of Medicine : Shalev dan teman-teman melaporkan menunda persalinan spontan sampai dengan 72 jam dan hasilnya tidak ada manfaat pada ibu atau janin dan tambah memperlama waktu dan resiko infeksi tambah besar. studi oleh Hannah dan teman-teman penanganan ekpektantif, untuk menunda induksi persalinan sampai dengan 24 jam atau lebih setelah pecahnya ketuban. Tapi kenyataannya menunda induksi persalinan harus di tinggalkan karena berhubungan dengan peningkatan frekuensi infeksi ibu dan janin. ( new england journal of medicine ) Pemberian CTC 2 x 50 mg / 6 jam s/d pslebih dari 5, bila ps lebih dari 5 pro OD 12 jam setelah CTC. Menurut teori jika induksi dengan drip oksitosin I.V pada wanita dengan servik yang belum matang kemungkinan tidak bisa di induksi dan konsekuensinya kira kira 30-40 % di operasi saesar dan tindakan ini memperlambat persalinan yang meningkatkan resiko infeksi dari ibu dan janinnya TERIMA KASIH Pembimbing Dr. Nanang Rudianto W Sp.OG