You are on page 1of 8

NAMA : DEA JUSTINA

NIM : 1111096000025
UAS TAKE HOME KIMIA KOSMETIK DAN OBAT
ANTIAGING-PEMBERSIH

1. Mekanisme kerja Kosmetika
Jawab:
No Jenis
Kosmet
ika
Fungsi Bahan
Aktif
Mekanisme Kerja Refrensi
1 Jafra RJMB Advanced Cream
Krim
Wajah


Anti-Aging,
Anti-
Wrinkle
Royal
Jelly Milk
Balm,
Sirtuins
Activator
dari ekstrak
Oryza
Sativa
Sirtuins merupakan suatu protein yang
efektif dalam melawan penuaan.
Secara alami Sirtuin disintesis didalam
tubuh. Produk ini mengandung
activator sirtuin yang mengaktivasi
sirtuins dalam kulit agar bekerja lebih
maksimal.

Aktivator sirtuins (SIRT1)
mengakibatkan deasetilasi PPAR-y
coactivator-1 a (PGC-1a) yang
menyebabkan peningkatan biogenesis
Mitokondria. Peristiwa ini merupakan
terapi bagi berbagai penyakit.

Disamping itu biogenesis mitokondria
dapat mengutangi ROS. Biogenesis
Westphal,
C.H., Dipp,
M.A. and
Guarente,
L., .2007. A
therapeutic
role for
sirtuins in
diseases of
aging.
Review:
ELSEVIER,
TRENDS in
Biochemical
Sciences
Vol.32 No.12
mitokondria menyebabkan
peningkatan ukuran dan permukaan
mitokondria hingga akhirnya
mengurangi polarisasi tinggi membran
mitokondria dan memperlambat
elektron dalam rantai transpor
elektron, maka karena itu produksi
ROS dapat dikurangi.
2 Viva Astringent Cucumber
Larutan


Astringent
(Penyusut
sel dan
pori-pori)
sebagai
pembersih
kulit
berminyak
Ekstrak
Hamamelis
Virgiana,
Champor
dan
Curcumis
Sativa
(Witch
Hazel)
Senyawa dalam ekstrak Hamamelis
Virgiana yang dapat berperan sebagai
astringent adalah Flavanoid dan Tanin.
Tanin umum digunakan untuk
menghasilkan produk astringent yang
dipergunakan dalam bidang medis dan
kosmetik karena ketika diterapkan
pada jaringan hidup dapat
menyebabkan jaringan untuk
mengikat sehingga menjadi menyusut
(mengkerut). Dalam kosmetik,
astringent digunakan sebagai
penyegar wajah yang efektif
meringkaskan pori kulit yang
berminyak.

Gambar dibawah merupakan contoh
yang mengambarkan Flavonoid
sebagai astringent dalam sel di mulut.
Ketika Flavanoid bertemu dengan
protein saliva maka akan terjadi
interaksi berupa pengikatan flavonoid
terhadap protein. Selanjutnya, terjadi
Bordenave,
Nicholas.,
Hamakerb,
Bruce dan
Ferruzzib,
Mario. 2014.
Nature and
consequence
s of non-
covalent
interactions
between
flavonoids
and
macronutrie
nts in foods.
Food and
Function, No.
5 hal 18-34
crosslinking yang menyebabkan
terjadinya dimerisasi. Interaksi ini
berlanjut sampai terbentuk komples
dalam skala besar, sehingga pada
akhirnya akan terjadi presipitasi.
Kehadiran kompleks flavonoid-protein
ini diduga sebagai hasil sensori
astringency (pengkerutan) dari rasa
dalam makanan didalam mulut.






Gambar 1. Mekanisme Kerja Sirtuins Activator


Gambar 2. Mekanisme Kerja Flavonoid sebagai Astringent

2. Peranan reseptor dalam mekanisme kerja kosmetika
Jawab:
Dalam kosmetik yang mengandung activator sirtuin, NAD+ dan nikotinamida berperan dalam
aktivitas protein sirtuin. Protein sirtuin beraktivitas melalui cara deasetilasi (DAC) atau mono-ADP-ribosil
transferase (ART). Yang selanjutnya didalam mitokondria sirtuin dapat berperan dalam pengkontrol
glukogenesis dan aktivasi peroksisom proliferator-activated receptor- co-activator 1 (PGC1) dan
forkhead box O1 (FOXO1), yang berpengaruh pada aktivasi transkripsi dari gen target, dan juga
mengurangi ekspresi gen glukoneogenik dengan promosi CRTC2 melalui deasetilasi. Melalui cara ini
metabolism sel mengalami peningkatan hingga selanjutnya dapat berpengaruh dalam kinerja
peremajaan sel.


Gambar 3. Aktivator sirtuin untuk mengaktivasi sirtuin yang berperan dalam metabolise di mitokondria



3. pH dapat mempengaruhi kerja kosmetika
Jawab:
Untuk menjaga kesehatan kulit, sangat penting untuk mencapai pH sedikit asam yaitu sekitar 5,5.
Ketika kita mencuci kulit kita dengan air (biasanya pH menjadi 6-9) atau pembersihan produk (biasanya
pH 7-11), variasi pH permukaan kulit membuat kulit membutuhkan waktu untuk mengembalikan
pelindung "Acid Mantle". Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan produk perawatan kulit
dengan nilai pH asam (pH biasanya 3-6) yang membantu untuk memulihkan mekanisme pertahanan
alami lebih cepat. Untuk tubuh itu perlu digunakan krim pelembab kulit atau lotion. Kulit wajah
cenderung lebih sensitif, terlebih lagi dipengaruhi oleh lingkungan (sinar matahari, dingin / udara panas,
angin, polusi dll) dan lebih cenderung untuk mengembangkan jerawat, kotoran atau radang. Sebagai
contoh, dianjurkan untuk menerapkan toner (biasanya pH 3-5) setelah pembersihan. Toner akan
membuat pH kulit akan normal kembali dan bertindak pada individu dengan kulit yang bermasalah
seperti kekeringan, sensitivitas dll. Produk Moisturising juga dapat diterapkan setelah toner untuk
menjamin pasokan gizi yang cukup dari pelembab dan bahan-bahan antioksidan untuk kulit.

Gambar 4. pH rata-rata produk kosmetik

Gambar 5. Grafik Kenaikan pH kulit yang disebabkan air dan produk perawatan kulit

You might also like