You are on page 1of 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena
hemoroidalis. Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid
interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena
hemoroidalis superior dan media. Sedangkan hemoroid eksterna merupakan
varises vena hemoroidalis inferior. Hemoroid timbul akibat kongesti vena
yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.
(1)

Di Amerika, 50% populasi usia 50an menderita wasir. Dan
diperkirakan sekitar 50-85% populasi dunia akan mengalami gejala wasir
pada periode tertentu dalam hidupnya. Kedua jenis hemoroid ini sangat sering
terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk baik pria maupun wanita yang
berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa,
tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.
(1)

Angka kejadian fistula perianal rata-rata per 100.000 populasi sekitar
8,6 kasus, perbandingan rasio antara pria dan wanita adalah 1,8:1. Sedangkan
umur rata-rata pasien berkisar 38,3 tahun.
(4)











2

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. P
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Nikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal Masuk RS : 15 November 2013
Tanggal Pemeriksaan : 22 November 2013
ANAMNESIS
Keluhan utama : Terdapat benjolan di dekat anus
Riwayat perjalanan penyakit : Pasien datang ke Poli RSUD Ponorogo pada tanggal
15 November 2013 dengan keluhan terdapat
benjolan di dekat anus sejak 1 bulan SMRS,
benjolan berisi darah dan kadang berisi darah.
Ketika BAB keluar darah, tidak terdapat lendir.pada
awal nya benjolan tidak pecah. Pada benjolan tidak
terasa nyeri. Pasien mengaku sering mengejan
terlalu lama apabila sukar untuk BAB.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit liver : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
3

Riwayat opname : disangkal
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat kelainan pada ginjal : disangkal
Riwayat kelainan pada hepar : disangkal
Riwayat Pribadi
Riwayat minum kopi : diakui
Riwayat minum jamu : disangkal
Riwayat minum alkhohol : disangkal
Riwayat merokok : diakui
PEMERIKSAAN FISIK (22 November 2013)
Vital Sign :
Tekanan darah : 140/90 mmHg (berbaring, pada lengan kanan)
Nadi : 76 x/menit (isi dan tegangan cukup), irama reguler
Respiratory rate : 20 x/menit tipe thorakoabdominal
Suhu : 35,7
0
C per aksiler
Mata
konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Pupil isokor.
Leher
leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-), JVP R0,
pembesaran kelenjar limfe (-)
Thorak
1. Paru
- Inspeksi : simetris kanan kiri, ketinggalan gerak (-).

4

- Palpasi:
Ketinggalan gerak
Depan Belakang




Fremitus
Depan Belakang




- Perkusi :
Depan Belakang
S S S S
S S S S
S S S S
S: sonor
- Auskultasi :
Suara dasar vesikuler (SDV)
Depan Belakang
+ + + +
+ + + +
+ + + +
Suara tambahan: wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
2. Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tak tampak.
- - - -
- - - -
- - - -
n n n n
n n n n
n n n n
5

- Palpasi : Ictus cordis kuat angkat SIC VI midclavicula sinistra.
- Perkusi : batas jantung.
- Kanan atas: SIC II parasternal dextra.
- Kanan bawah: SIC IV parasternal dextra.
- Kiri atas: SIC II parasternal sinistra.
- Kiri bawah: SIC V midclavicula sintra.
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Bising jantung (-)
3. Abdomen
- Inspeksi : simetris dinding abdomen, distended (-), umbilikus
tampak, inflamasi (-), kaput medusa (-).
- Auskultasi : peristaltik (+) normal.
- Perkusi : Timpani, hepatomegali (-), Splenomegali (-).
- Palpasi : nyeri tekan (-), lien tidak teraba, hepar tidak teraba, ginjal
tidak teraba.
Nyeri tekan
- - -
- - -
- - -
4. Ekstremitas
Clubing finger(-), Oedem ext.inferior (-/-), Pitting oedem (-/-), Akral
hangat (+).
5. Genitalia
Didapatkan adanya benjolan yang berasal dari anal yang tidak dapat
masuk lagi ke dalam anal, dan terdapat fistula di sekitar anal pada arah
jam 8.
DIAGNOSIS
Hemoroid dan fistula perianal

6

BAB II
PEMBAHASAN

Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik, hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan
atau penyulit, maka diperlukan tindakan.
(3)

Hemoroid normalnya terdapat pada individu sehat dan terdiri dari bantalan
fibromuskular yang sangat bervaskularisasi yang melapisi saluran anus. Hemoroid
diklasifikasikan menjadi dua yaitu hemoroid eksterna hemoroid interna.
1. Hemoroid eksterna merupakan pelebaraan dan penonjolan pleksus hemoroidalis
inferior, terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel
anus.
2. Hemoroid interna adalah kondisi dimana pleksus v. hemoroidalis superior di atas
garis mukutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna terdapat pada tiga posisi
primer, yaitu kanan depan (jam 11), kanan belakang (jam 7) dan lateral kiri (jam 3),
yang oleh Miles disebut Three Primary Haemorrhoidal Areas. Hemoroid yang
lebih kecil tedapat di antara ketiga letak primer tersebut dan kadang juga sirkuler.
(3)
Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat yaitu :
Derajat I :
- Terdapat perdarahan merah segar pada rectum pasca defekasi
-Tanpa disertai rasa nyeri
-Tidak terdapat prolaps
- Pada pemeriksaan anoskopi terlihat permulaan dari benjolan hemoroid yang
menonjol ke dalam lumen
Derajat II :
- Terdapat perdarahan/tanpa perdarahan sesudah defekasi
- Terjadi prolaps hemoroid yang dapat masuk sendiri (reposisi spontan)
Derajat III :
- Terdapat perdarahan/tanpa perdarahan sesudah defekasi
7

- Terjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat masuk sendiri jadi harus
didorong dengan jari (reposisi manual)
Derajat IV :
- Terdapat perdarahan sesudah defekasi
- Terjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat didorong masuk (meskipun sudah
direposisi akan keluar lagi)
(1,2,3)
Fistula perianal adalah saluran abnormal yang dibatasi oleh jaringan granulasi,
yang menghubungkan satu ruang (dari lapisan epitel anus atau rektum) ke ruang lain,
biasanya menuju ke epidermis kulit di dekat anus, tapi bisa juga ke organ lainnya
seperti kemaluan.
Penanganan pada pasien dimulai anamnesis berkaitan dengan adanya benjolan
yang keluar dari anus, faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang membutuhkan
tekanan intra abdominal meninggi (mengejan), pasien sering duduk berjam-jam di
WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan, perdarahan yang terjadi
saat defekasi.
Pada kasus, pasien terdapat benjolan di dekat anus, benjolan berisi darah dan
kadang berisi darah. Ketika BAB keluar darah, tidak terdapat lendir.pada awal nya
benjolan tidak pecah. Pada benjolan tidak terasa nyeri. Pasien mengaku sering
mengejan terlalu lama apabila sukar untuk BAB.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan yang berasal dari anal
yang tidak dapat masuk lagi ke dalam anal, dan terdapat fistula di sekitar anal pada
arah jam 8.
Untuk penanganan pada kasus ini yaitu dilakukannya hemoroidektomi dan
fistulotomi. Setelah operasi tetap di observasi perdarahan selama 4 hari, kemudian
pasien dibolehkan pulang.




8

DAFTAR PUSTAKA

1. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid, 2005. Dalam: Konsep konsep
Klinis Proses Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Hal: 467
2. Susan Galandiuk, MD, Louisville, KY, A Systematic Review of
Stapled Hemorrhoidectomy Invited Critique, Jama and Archives,
Vol. 137 No. 12, December, 2002,
http://archsurg.ama.org/egi/content/extract. last update Desember 2009
3. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu
Bedah, Ed.2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 675
4. Sainio P. Fistula-in-ano in a defined population. Incidence and
epidemiological aspects. Ann Chir Gynaecol. 1984;73(4):219-24
(medline) Available from
http://www.emedicine.medscape./article/190230_overview

You might also like