You are on page 1of 14

Imunisasi Dasar pada Bayi

Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah
penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat
pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B
yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.
Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri,
Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama
kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya
berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan
Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
Imunisasi polio utk mberikan kkebalan thadap penyakit polio. Imunisasi
Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi
campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.

Efek samping Imunisasi

Imunisasi kadang mgakibatkn efek samping. Ini adlh tnd baik yg mbuktikn
vaksin betul2 bkerja scr tepat. Efek samping yg biasa terjadi adalah sbb :
BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di
tempat suntikan. Setelah 23 minggu kemudian pembengkakan menjadi
abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm.
Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.
DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah
imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari.
Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat
suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan
pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak
timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak
memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
Polio: Jarang timbuk efek samping.
Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 410 hari
sesudah penyuntikan.
Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.
CAMPAK

Penyakit campak (Rubeola, Campak 9 hr, Measles) sngat
menular, ditandai dg demam, batuk, konjungtivitis (pradangn slaput ikat
mata/konjungtiva) & ruam kulit. Penyakit campak disebabkan infeksi virus
campak golongan Paramyxovirus.
Penularan virus campak tjd karena menghirup percikan ludah penderita
campak. Penderita campak bisa menularkan virus campak dalam waktu 2-4
hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak dgunakn meluas, wabah campak tjd setiap
2-3th, trutama pd anak2 usia pra-sekolah & anak2 SD. Jk sseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap campak.

PENYEBAB
Campak, rubeola, atau measles adlh pnyakit infeksi yg sgt mdh mnular
(infeksius) sjk awal masa prodromal, yaitu kisaran 4 hari ptama sjk munculnya ruam.
Campak disebabkan paramiksovirus (virus campak). Penularan virus campak terjadi
melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak
(air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala campak muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi dan infeksi aktif.
Kekebalan pasif diperoleh seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:
bayi berumur lebih dari 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi campak,
remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi campak kedua.

GEJALA
Gejala campak mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi,
yaitu berupa: badan panas, nyeri tenggorokan, hidung meler (coryza), batuk
(cough), bercak Koplik, nyeri otot, mata merah (conjunctivitis).
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam
(bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul
3-5 hari setelah timbulnya gejala di atas. Ruam campak bisa berbentuk
makula (ruam kemerahan mendatar) maupun papula (ruam kemerahan
menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di
bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam
menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah
mulai memudar.
Pada puncak penyakit campak, pderita merasa sangat sakit, ruamnya
meluas serta suhu tubuhnya mcapai 40o Celsius. 3-5hr kmdn suhu tubuhnya
turun, penderita campak mulai mrsa baik & ruam yg tsisa sgr menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata radang dan merah selama
beberapa hari, diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka
dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hingga 7 hari.

KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
Infeksi bakteri : pneumonia dan infeksi telinga tengah.
Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit),
sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan.
Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1.000 kasus.

DIAGNOSA
Diagnosis campak ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit khas.

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan IgM anti campak.
Pemeriksaan komplikasi campak:
Enteritis
Ensephalopati
Bronkopneumoni

PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus utk campak. Anak sebaiknya mjalani tirah baring. Utk
menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi
bakteri, diberikan antibiotik. Selain itu, penderita campak juga disarankan istirahat
minimal 10 hari dan makan makanan bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

PENCEGAHAN
Vaksin campak merupakan bagian imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin campak
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman
(vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hy mgandung campak, vaksin dberikn pd umur 9bln. Dalam bentuk MMR, dosis
pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
VAKSIN DPT (DIFTERI, PERTUSIS, TETANUS)

DIFTERI

Penyakit difteri disebabkan bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Difteri
mudah menular, menyerang terutama saluran napas bagian atas, dengan
gejala demam tinggi, pembengkakan amandel (tonsil) dan terlihat selaput
putih kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan
napas. Racun difteri dapat merusak otot jantung, berakibat gagal jantung.
Penularan bakteri difteri umumnya melalui udara (batuk/bersin). Selain itu,
bakteri difteri dapat menular melalui benda atau makanan yang
terkontaminasi.

Pencegahan difteri paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan
dengan tetanus dan pertusis (vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak bayi
berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. Pemberian
imunisasi DPT akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
pertusis dan tetanus. Efek samping imunisasi DPT yang mungkin timbul
adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit. Cara
mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas.

PERTUSIS

Penyakit pertusis atau batuk rejan atau Batuk Seratus Hari disebabkan
bakteri Bordetella Pertussis. Gejala pertusis khas yaitu batuk terus menerus,
sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan muntah
kadang-kadang bercampur darah. Batuk pertusis diakhiri tarikan napas
panjang dan dalam dan berbunyi melengking.

Penularan bakteri pertusis umumnya melalui udara (batuk/bersin). Bakteri
pertusis juga dapat menular melalui benda atau makanan yang
terkontaminasi. Pencegahan pertusis paling efektif adalah dengan imunisasi
bersamaan dengan tetanus dan difteri (vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak
bayi berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.



TETANUS

Penyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot.
Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang
mulut), pembengkakan, rasa sakit dan kejang di otot leher, bahu atau
punggung. Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan
paha.

Neonatal tetanus umum terjadi pada bayi baru lahir. Neonatal tetanus
menyerang bayi baru lahir karena dilahirkan di tempat kotor dan tidak steril,
terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus menyebabkan kematian
bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Di negara-negara maju,
dimana kebersihan dan teknik melahirkan sudah maju, tingkat kematian
akibat neonatal tetanus dapat ditekan. Selain itu, antibodi dari ibu kepada
jabang bayinya juga mencegah neonatal tetanus.

Infeksi tetanus disebabkan bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi
toksin tetanospasmin. Tetanospasmin menempel di area sekitar luka dan
dibawa darah ke sistem saraf otak dan saraf tulang belakang, sehingga
terjadi gangguan urat saraf, terutama saraf yang mengirim pesan ke otot.
Infeksi tetanus terjadi karena luka terpotong, terbakar, maupun frostbite.
Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana.
Sering kali orang lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi
tempat bakteri tetanus berkembang biak.

Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari dengan gejala mulai
timbul di hari ketujuh. Gejala neonatal tetanus mulai pada dua minggu
pertama kehidupan seorang bayi. Walaupun tetanus berbahaya, jika cepat
didiagnosa dan mendapat perawatan benar, penderita tetanus dapat
disembuhkan. Penyembuhan tetanus umumnya terjadi selama 4-6 minggu.
Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai
bagian vaksinasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi tetanus
terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, dengan vaksin TT (Tetanus
Toxoid). Dianjurkan imunisasi tetanus setiap interval 5 tahun: 25, 30, 35 dst.
Wanita hamil sebaiknya mendapat imunisasi tetanus dan melahirkan di
tempat bersih dan steril.

HEPATITIS A

Penyakit hepatitis A disebabkan virus hepatitis A, biasa ditularkan melalui
makanan dan minuman yang telah tercemar kotoran/tinja penderita hepatitis A
(fecal-oral), bukan melalui aktivitas seksual atau kontak darah. Hepatitis A paling
ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Hepatitis B dan C disebarkan
melalui media darah & aktivitas seksual, & lebih berbahaya dibanding hepatitis A.

Masa Inkubasi
Waktu terekspos sampai kena penyakit hepatitis A kira-kira 2 sampai 6 minggu.
Penderita hepatitis A akan mengalami gejala-gejala seperti demam, lemah, letih, dan
lesu. Pada beberapa kasus hepatitis A, terjadi muntah-muntah terus menerus sehingga
menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam hepatitis A adalah demam terus
menerus, tidak seperti demam lainnya yaitu pada demam berdarah, TBC, Typhus, dll.

Gejala
Sringkali tdk ada gejala hepatitis A bagi ank kecil; demam tiba2, hilang nafsu mkn, mual,
muntah, pyakit kuning (kulit &mata mjd kuning), air kencing bwarna tua, tinja pucat.
Hepatitis A dpt dbgi mjd 3 stadium: (1) pdahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu,
demam, kehilangan selera makan dan mual; (2) stadium dengan gejala kuning (stadium
ikterik); dan (3) stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu
ditemukan. Untuk memastikan diagnosis hepatitis A, dilakukan pemeriksaan enzim hati,
SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka
pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Masa pengasingan yang disarankan
Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit
kuning muncul. Pasien hepatitis A disarankan menjaga kebersihan.

Pencegahan
Penularan virus hepatitis A dicegah dg mjg kbrsihan prorangan spt mcuci tgn dg teliti; org
yg dkt dg pderita mngkin mmrlukan trapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa
dlakukn dlm btk vaksin hepatitis A sndiri (Havrix) atau btk kmbinasi dg vaksin hepatitis B
(Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang
dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu
dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang
potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.
HEPATITIS B

Penyakit hepatitis B disebabkan virus hepatitis B (VHB), anggota family
Hepadnavirus. Virus hepatitis B menyebabkan peradangan hati akut atau menahun,
yg pd sbagian kasus brlanjut mjd sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B mula-mula
dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan
Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.
Penyebab hepatitis ternyata tak smata2 virus. Keracunan obat dan pparan bbgi
mcm zat kimia spt karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, &
zat2 lain yg digunakan sbg obat dlm industri modern, jg bs myebabkan hepatitis.
Zat2 kimia ini mgkn sj ttelan, thirup atau diserap mell kulit penderita. Mntralkn
racun dlm drh adalah pekerjaan hati. Jika terlalu banyak zat kimia beracun masuk ke
dalam tubuh, hati bisa rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.

DIAGNOSIS
Dibandingkan virus HIV, virus hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas
dan sepuluh kali lebih menular (infectious). Kebanyakan gejala hepatitis B
tidak jelas terlihat.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang
disebabkan infeksi virus hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai
dengan HBsAg positif (>6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA
dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif
diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan
hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN).
Diagnosis infeksi hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi,
petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang
dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi hepatitis B kronis adalah :
HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA. Pemeriksaan virologi, dilakukan
untuk mengukur jumlah HBV DNA serum, sangat penting karena dapat
menggambarkan tingkat replikasi virus hepatitis B. Pemeriksaan biokimiawi
yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT.
Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas nekroinflamasi. Oleh
karena itu, pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran
histologi. Pasien dengan proses nekroinflamasi menunjukkan kadar ALT lebih
berat dibandingkan pada ALT normal. Pasien dengan kadar ALT normal
memiliki respon serologi kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu
pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali
bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif.
Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat
kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan
menentukan manajemen anti viral.

GEJALA
Gejala hepatitis B umumnya ringan. Gejala hepatitis B dapat berupa selera
makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan,
kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah
satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih mata tampak kuning,
kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B
pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh
adekuat, maka akan terjadi pembersihan virus hepatitis B, pasien sembuh. Kedua,
jika tanggapan kekebalan tubuh lemah, maka pasien tersebut akan
menjadi carrier hepatitis B inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh
bersifatintermediate (antara dua hal di atas), maka penyakit terus berkembang
menjadi hepatitis B kronis.

PENULARAN
Hepatitis B mrupakan bentuk hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan
jenis hepatitis lainnya. Penderita hepatitis B bisa dari semua golongan umur.
Ada beberapa cara penularan virus hepatitis B:
Secara vertikal, penularan terjadi dari ibu pengidap virus hepatitis B kepada
bayi yang dilahirkan, yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar,
tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat
gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita hepatitis B memiliki penyakit
mulut (sariawan, gusi berdarah, dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta
hubungan seksual dengan penderita hepatitis B.
Sebagai antisipasi, biasanya darah-darah dari pendonor dites terlebih dulu
apakah reaktif terhadap hepatitis, sipilis dan HIV.
Ssungguhnya, tdk smua yg psitif hepatitis B perlu ditakuti. Dr hsl pmeriksaan
drh, dpt trungkp apa ada riwayat prnah kena hepatitis B & skrg sdh kebal, atau
bhkan virus hepatitis B sudah tidak ada lagi. Bagi pasangan yang hendak menikah,
dianjurkan memeriksakan pasangannya untuk mencegah penularan hepatitis B.
PERAWATAN
Infeksi virus hepatitis B menyebabkan sel-sel hati mengalami
kerusakan sehingga hati tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan,
tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan
istirahat cukup.
Hepatitis B akut umumnya sembuh. Hanya 10% menjadi hepatitis B
kronik (menahun) dan berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat
ini beberapa perawatan hepatitis B kronis dapat meningkatkan kesempatan
hidup bagi penderita hepatitis B. Perawatannya tersedia dalam bentuk
antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti
Interferon Alfa (Uniferon).
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional hepatitis B. Tumbuhan obat
atau herbal yang digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan
hepatitis di antaranya mempunyai efek hepatoprotektor, yaitu melindungi
hati dari pengaruh zat toksik yang merusak sel hati, juga bersifat anti radang,
kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati.
Beberapa jenis tumbuhan obat untuk pengobatan hepatitis, antara lain
temulawak, kunyit, sambiloto, meniran, daun serut/mirten, jamur
kayu/lingzhi, akar alang-alang, rumput mutiara, pegagan, buah kacapiring,
buah mengkudu, jombang.

PENCEGAHAN
Penularan virus hepatitis B dicegah dengan memelihara gaya hidup
bersih sehat, misalnya menghindari narkotika, tato, tintik badan, hubungan
homoseksual, hubungan seks multi partner. Selain itu, pencegahan paling
efektif terhadap hepatitis B adalah dengan imunisasi (vaksinasi) hepatitis B.
Imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu bulan pertama, dua bulan
dan enam bulan kemudian. Imunisasi hepatitis B dianjurkan bagi setiap
orang dari semua golongan umur. Kelompok yang paling membutuhkan
imunisasi hepatitis B yaitu bayi baru lahir, orang lanjut usia, petugas
kesehatan, penderita penyakit kronis (seperti gagal ginjal, diabetes, jantung
koroner), pasangan yang hendak menikah, wanita pra kehamilan.




HAEMOPHILUS INFLUENZA TYPE B (HIB)

Penyakit Hib disebabkan bakteri Haemophilus Influenza type B (Hib).
Hib biasa menyerang anak di bawah 5 tahun.

Anak-anak dapat tertular bakteri Hib dari anak lain yang sakit atau
orang dewasa yang membawa bakteri Hib, namun tidak sakit. Kuman
tertular melalui kontak dengan penderita Hib. Jika bakteri Hib berada di
rongga hidung atau tenggorokan, mungkin tidak menyebabkan sakit.
Namun bakteri Hib dapat masuk ke paru-paru dan peredaran darah dan
menyebabkan penyakit serius.

Sebelum ditemukannya vaksin Hib, penyakit Hib merupakan
penyebab utama radang selaput otak (meningitis) pada anak di bawah 5
tahun. Meningitis menyebabkan kerusakan otak dan medulla spinalis. Hib
juga menyebabkan pneumonia, infeksi berat di tenggorokan, infeksi pada
persendian, tulang dan selaput jantung, bahkan kematian.

Anak-anak perlu mendapatkan vaksinasi Hib pada usia: 2 bulan, 4
bulan, 6 bulan, 12-15 bulan.

Anak di atas 5 tahun tidak perlu mendapatkan vaksin Hib. Namun
dalam kondisi tertentu, vaksinasi Hib perlu diberikan, seperti penderita
sickle cell, HIV, pengangkatan limpa, transplantasi sumsum tulang atau
penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

Vaksin Hib beresiko menimbulkan efek samping ringan. Berikut efek
samping vaksinasi Hib yang pernah dilaporkan: merah dan bengkak di
tempat penyuntikan dan demam tinggi. Keluhan tersebut biasanya hilang
sendiri dalam 2-3 hari.







INVASIVE PNEUMOCOCCAL DISEASE (IPD)

Penyakit IPD disebabkan bakteri pneumokokus (Streptococcus Pneumoniae).
Bakteri IPD secara cepat masuk ke dalam sirkulasi darah dan merusak (invasif) serta
dapat menyebabkan infeksi selaput otak (meningitis atau radang otak).
Pnlitian mnnjukkn, sbgian bsr bayi & ank dbwh usia 2thn pnh mjadi pembawa
(carrier) bakteri pneumokokus (IPD) di dalam saluran pernapasan mereka. Oleh
karena itu, bayi baru lahir hingga bocah usia 2 tahun beresiko tinggi terkena IPD.
Yg plg ftal bila bkteri pneumokokus (IPD) myerang otak. Pd kasus2 mningitis
spt ini, kmatian akn myerang 17% pderita hy dlm krun wkt 48jm stlh tserang IPD.
Kalau dnyatakn smbuh dari IPD, umumnya mninggalkan kecacatan permanen,
semisal gangguan pendengaran dan gangguan saraf yang selanjutnya memunculkan
gangguan motorik, kejang tanpa demam, keterbelakangan mental dan kelumpuhan.
Dr k3 bkteri yg biasa myebabkn meningitis (Streptococcus Pneumoniae,
Haemophilus Influenzae type B, &Neisseria Meningitis), Streptococcus Pneumoniae
merupakan bakteri yang seringkali menyerang anak di bawah 2 tahun. Meningitis
karena bakteri pneumokokus (IPD) ini dapat menyebabkan kematian hanya dalam
waktu 48 jam. Bila sembuh pun, seringkali meninggalkan kecacatan permanen.
Vaksinasi IPD dpercaya sbg lngkah protektif tbaik mngingat saat ini resistensi
bakteri pneumokokus thdp antibiotik smkin meningkat. Karena anak-anak di bawah
usia 1 tahun memiliki resiko paling tinggi menderita IPD, maka amat dianjurkan
agar pemberian imunisasi IPD dilakukan sedini mungkin. Untungnya, saat ini sudah
ditemukan vaksin pneumokokus (IPD) bagi bayi dan anak di bawah 2 tahun.

Pemberian imunisasi IPD pada anak usia:
<6 bln: dberikn dsr 3 kali dengan jarak 2 bulan, & booster pada usia 1215 bulan.
6-12 bulan: diberikan dasar 2 kali, dan booster pada usia 1215 bulan.
1224 bulan: diberikan dasar 2 kali, tidak perlu booster.
>24 bulan: diberikan 1 kali.

Ada dua jenis vaksin pneumokokus yang sudah beredar di Indonesia:
Prevenar atau PCV7, berisi 7 serotype (4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F, 23F). Vaksin
IPD ini aman diberikan sejak bayi berusia 2 bulan. Harganya relatif mahal.
Pneumo23, berisi 23 serotype (1, 2, 3, 6B, 7F, 8, 9N, 9V, 10A, 11A, 12F, 14,
15B, 17F, 18C, 19A, 19F, 20, 22F, 23F, 33F). Vaksin pneumokokus ini aman
diberikan pada anak berusia lebih dari 2 tahun. Harganya lebih murah.
Pberian imunisasi IPD tdk mhpus jdwal imunisasi lain.(spt HiB, ttp sprti jadwalnya).
VAKSIN MMR (MUMPS, MEASLES, RUBELLA)

Vaksin MMR (Mumps Measles Rubella) adalah campuran tiga jenis virus
yang dilemahkan, yang disuntikkan untuk imunisasi melawan campak
(measles), gondongan (mumps) dan rubella (german measles). Vaksin MMR
umumnya diberikan kepada anak usia 1 tahun dengan booster diberikan
sebelum memasuki usia sekolah (4-5 tahun). Di Amerika Serikat, vaksin
MMR diijinkan pada tahun 1963 dan boosternya dimulai pada pertengahan
tahun 1990-an. Vaksin MMR digunakan secara luas di seluruh dunia sejak
diperkenalkan pada awal 1970-an. Vaksin MMR yang tersedia: MMR II dari
Merck, Priorix dari GlaxoSmithKline, Tresivac dari Serum Institute of India,
Trimovax dari Sanofi Pasteur.

Mumps (parotitis atau gondongan)

Penyakit mumps (parotitis) disebabkan virus mumps yang menyerang
kelenjar air liur di mulut, dan banyak diderita anak-anak dan orang muda.
Semakin tinggi usia penderita mumps, gejala yang dirasakan semakin hebat.
Kebanyakan orang menderita penyakit mumps hanya sekali seumur hidup.

Pencegahan mumps paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan
dengan campak dan rubella (vaksinasi MMR) sebanyak 2 kali dengan
selang penyuntikan 1-2 bulan. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi
mumps terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan
campak dan rubella (vaksinasi MMR). Pemberian imunisasi MMR akan
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit mumps, campak dan rubella.

Measles (campak)

Penyakit measles (campak) disebabkan virus campak. Gejala campak yaitu
demam, menggigil, serta hidung dan mata berair. Timbul ruam-ruam pada
kulit berupa bercak dan bintil merah pada kulit muka, leher, dan selaput
lendir mulut. Saat penyakit campak memuncak, suhu tubuh bisa mencapai
40oC.

Pencegahan campak paling efektif adalah dengan imunisasi
campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan. Campak
juga dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai
bagian vaksinasi MMR. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi campak
terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan mumps dan
rubella (vaksinasi MMR). Imunisasi MMR diberikan sebanyak 2 kali
dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.

Rubella (campak Jerman)

Penyakit rubella disebabkan virus rubella. Rubella mengakibatkan ruam
pada kulit menyerupai campak, radang selaput lendir, dan radang selaput
tekak. Ruam rubella biasanya hilang dalam waktu 2-3 hari. Gejala rubella
berupa sakit kepala, kaku pada persendian, dan rasa lemas. Biasanya rubella
diderita setelah penderita berusia belasan tahun atau dewasa. Bila bayi baru
lahir atau anak balita terinfeksi rubella, bisa mengakibatkan kebutaan. Bila
wanita hamil terinfeksi rubella, dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
Bayi umumnya lahir dengan cacat fisik (buta tuli) dan keterbelakangan
mental.

Pencegahan rubella paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan
dengan campak dan mumps (vaksinasi MMR) sebanyak 2 kali dengan
selang penyuntikan 1-2 bulan. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi
rubella terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, bersamaan dengan campak
dan mumps (vaksinasi MMR).














POLIOMIELITIS (POLIO)

Poliomielitis (polio) adalah penyakit paralisis (lumpuh) yang disebabkan virus polio.
Virus penyebab polio, poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi
saluran usus. Virus polio dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf
pusat, menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

Etimologi
Kata polio berasal dari bahasa Yunani atau bentuknya yang lebih mutakhir,
dari "abu-abu" dan "bercak".

Sejarah
Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil
Mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu berjalan dengan
tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan
menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf, menimbulkan
kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal
karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang
Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut momok
semua orang tua, karena menyerang anak-anak terutama yang berumur di bawah
lima tahun. Di sana para orang tua tidak membolehkan anak mereka keluar rumah.
Gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.

Virus Polio
Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan
amat menular. Virus polio menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi
dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus
polio terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari
gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.
Polio dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Poliovirus menular melalui
kontak antar manusia. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar
penderita polio tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri
sedang mengidap polio. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika
seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Setelah
seseorang terinfeksi polio, virus polio akan keluar melalui feses penderita polio
selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus polio.
Jenis Polio
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan
sensitif. Terjadi kram otot leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2. Polio paralisis spinal
Strain poliovirus paralisis spinal menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan batang tubuh
dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen,
kurang dari satu dari 200 penderita polio paralisis spinal akan mengalami
kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering terjadi pada kaki. Setelah virus polio
menyerang usus, virus polio akan diserap pembuluh darah kapiler pada dinding
usus dan diangkut ke seluruh tubuh. Virus polio menyerang saraf tulang belakang
dan syaraf motorik -- yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul
gejala seperti flu. Pada penderita polio paralisis spinal yang tidak memiliki
kekebalan atau belum divaksinasi, virus polio biasanya akan menyerang seluruh
bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi polio akan
mempengaruhi sistem saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring
dengan berkembang biaknya virus polio dalam sistem saraf pusat, virus akan
menghancurkan saraf motorik. Saraf motorik tidak memiliki kemampuan
regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap
perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai
menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah
pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan
otot toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.
3. Polio bulbar
Polio bulbar disebabkan tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak
ikut terserang polio. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur
pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang
mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang
berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori
yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses
menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan
saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang
mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian.
Lima hingga sepuluh persen penderita polio bulbar akan meninggal ketika otot
pernapasan mereka gagal bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi
kerusakan saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru.
Penderita polio bulbar juga dapat meninggal karena kerusakan fungsi menelan;
korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan
atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan
sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakeostomi juga sulit dilakukan
apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung). Iron lung
membantu paru-paru lemah dengan menambah dan mengurangi tekanan udara di
dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau
tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara
terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat
menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia
penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio bulbar harus
hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal
sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio
paralisis tidak permanen. Penderita polio yang sembuh dapat memiliki fungsi
tubuh mendekati normal.

Anak-anak dan Polio
Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan
dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah dengan
sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita
polio ketika masih kecil. Vaksinasi polio saat balita sangat membantu
pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika
diderita orang dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin
akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layu otot; gejala ini
disebut sindrom post-polio.

Vaksin efektif pertama
Vaksin efektif polio pertama dikembangkan Jonas Salk. Salk menolak
mematenkan vaksin polio karena menurutnya, vaksin polio milik semua orang
seperti halnya sinar matahari. Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi
masal adalah vaksin polio yang dikembangkan Albert Sabin. Inokulasi pencegahan
polio anak untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pittsburgh,
Pennsylvania pada 23 Februari 1954. Polio hilang di Amerika pada tahun 1979.


Usaha pemberantasan polio
Pada tahun 1938, Presiden Roosevelt mendirikan Yayasan Nasional Bagi
Kelumpuhan Anak-Anak, yang bertujuan menemukan pencegah polio, dan merawat
mereka yang sudah terkena polio. Yayasan itu membentuk March of Dimes. Ibu-ibu
melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, anak-anak membantu melakukan
sesuatu untuk orang lain, bioskop memasang iklan, semuanya bertujuan minta
bantuan satu dime, atau sepuluh sen. Dana yang masuk waktu itu digunakan untuk
membiayai penelitian dokter Jonas Salk yang menghasilkan vaksin efektif polio
pertama. Tahun 1952, di Amerika terdapat 58 ribu kasus polio. Tahun 1955 vaksin
polio Salk mulai digunakan. Tahun 1963, setelah puluhan juta anak divaksin polio,
di Amerika hanya ada 396 kasus polio.
Pada tahun 1955, Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan bahwa
Amerika akan mengajarkan kepada negara-negara lain cara membuat vaksin
polio. Informasi ini diberikan scr gratis kpd 75 negara, termasuk Uni Soviet.
Tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mensahkan
resolusi untuk menghapus polio sebelum tahun 2000. Pada saat itu masih
terdapat sekitar 350 ribu kasus polio di seluruh dunia. Meskipun pada tahun
2000 polio belum terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah berkurang hingga
di bawah 500. Polio tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika Latin, Timur
Tengah atau Eropa, tetapi masih terdapat di Nigeria, dan sejumlah kecil di
India dan Pakistan. India telah melakukan usaha pemberantasan polio yang
cukup sukses. Sedangkan di Nigeria, penyakit polio masih terus berjangkit
karena pemerintah Nigeria mencurigai vaksin polio dapat mengurangi
fertilitas dan menyebarkan HIV. Tahun 2004, pemerintah Nigeria meminta
WHO melakukan vaksinasi polio lagi, setelah penyakit polio kembali
menyebar ke seluruh Nigeria dan 10 negara tetangganya. Konflik internal
dan perang saudara di Sudan dan Pantai Gading juga mempersulit
pemberian vaksin polio.
Meskipun banyak usaha telah dilakukan, pada tahun 2004 angka
infeksi polio meningkat menjadi 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara
pada tahun 2003. Sebagian penderita polio berada di Asia dan 1.037 ada di
Afrika. Nigeria memiliki 763 penderita polio, India 129, dan Sudan 112.
Pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di
Sukabumi akibat strain virus yang menyebabkan wabah polio di Nigeria.
Virus polio diduga terbawa dari Nigeria ke Arab dan sampai ke
Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab atau orang
yang bepergian ke Arab untuk haji atau hal lainnya.
TUBERKULOSIS (TBC)

Tuberkulosis (TBC) disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan
ditularkan melalui kontak antar manusia. Penyakit TBC paling sering menyerang
paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain. TBC juga salah
satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar,
tuberkulosis yang disebabkan kompleks MycobacteriumTuberculosis, yang peka
terhadap obat, dapat disembuhkan. Tanpa terapi, tuberkulosis akan mengakibatkan
kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah
penderita TBC. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu
lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika
Serikat disebabkan tuberkulosis.
Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC" oleh sebab pada 24
Maret 1882 di Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai
penyebab tuberkulosis yang ditemukannya.

Penyebab
Penyebab TBC adalah bakteri kompleks Mycobacterium Tuberculosis.
Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam
ordo Actinomycetales. Kompleks Mycobacterium Tuberculosis meliputi
M Tuberculosis, M Bovis, M Africanum, M Microti, dan MCanettii. Dari
beberapa kompleks tersebut, M Tuberculosis merupakan jenis terpenting dan
paling sering dijumpai.
M. Tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5 dan lebar 3,
tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi
pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan pewarnaan gram. Namun,
sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut
tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, mycobacteria disebut
Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki
sifat tahan asam: Nocardia, Rhodococcus, Legionella Micdadei, dan
protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak
berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur
ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas
antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel
mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M
Tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga.
Penularan
Penularan bakteri TBC terjadi karena kontak dengan dahak atau
menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari penderita tuberkulosis.

Gejala
Gejala utama tuberkulosis ialah batuk slm 3mggu atau lebih, berdahak, & biasanya
bcmpur darah. Bisa juga nyeri dada, mata memerah, kehilangan nafsu makan, sesak
napas, demam, badan lemah, dan semakin kurus. Bila tuberkulosis tidak ditangani,
bisa terjadi syok hipovolemik atau sesak napas berat yang berujung kematian.

Pencegahan
Pencegahan paling efektif terhadap TBC adalah dengan imunisasi
(vaksinasi) BCG (Bacille Calmette-Guerin). Vaksin BCG dibuat dari baksil
TBC (Mycobacterium Bovis) yang dilemahkan dengan dikulturkan di
medium buatan selama bertahun-tahun. Vaksin BCG dapat mencegah
penularan bakteri TBC selama 15 tahun.

imunisasi BCG pada bayi
optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Apabila vaksin ini diberikan setelah
umur 3 bukan, maka perlu dilakukan ujituberculin. Jika tuberculin pra-BCG tidak
dimungkinkan, maka BCG bisa diberikan, akan tetapi harus dilakukan observasi
dalam 7 hari. Jika ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local), maka
perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut (diagnostic TB).

Tujuan Imunisasi BCG
Tujuan atau manfaat imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk mencegah
bayi atau anak terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti: meningitis TBC dan
TBC milier. Ini dikarenakan bayi atau anak masih rentan terinfeksi Mycobacterium
Tuberculosis penyebab penyakit TBC, akibat adanya kontak dengan penderita TBC
yang ada di sekitarnya, seperti: orang tua, keluarga, pengasuh, dan lain sebagainya.

Lokasi Penyuntikan Imunisasi BCG
Menurut badan kesehatan WHO, lokasi penyuntikan imunisasi BCG sebaiknya di
lengan kanan atas. Akan tetapi pada praktiknya di Indonesia, selain ada yang
dilakukan di lengan kanan atas, adapula yang dilakukan di paha. Perbedaan lokasi
penyuntikan ini seringkali dihubungkan dengan estetika, yang konon bisa merusak
keindahan tubuh si kecil. Padahal, jika dilakukan di lengan kanan atas pun
sebenarnya luka/bekas yang ditimbulkan pun tidak terlalu besar. Efek samping BCG
umumnya juga tidak menimbulkan panas/demam.

Tanda Keberhasilan Vaksinasi BCG
Tanda keberhasilan imunisasi BCG dapat dilihat dengan munculnya benjolan kecil dan
bernanah seperti bisul pada bagian yang disuntik. Akan tetapi jika kita lihat lebih
seksama, benjolan atau bisul kecil itu mempunyai ciri yang khas dan berbeda dari bisul
pada umumnya. Terlebih lagi, bisul bekas imunisasi BCG tersebut tidak menimbulkan
sakit jika disentuh. Seiring dengan berjalannya waktu, benjolan tersebut akan
mengempis dengan sendirinya dengan membentuk luka parut.

Jika Timbul Reaksi Lain
Apabila ada reaksi lain setelah vaksinasi BCG, misalnya bisul atau benjolan tersebut
tidak sembuh-sembuh dan malah menjadi koreng, maka Anda patut mewaspadainya.
Terlebih bila ada pembengkakan pada kelenjar limfe di ketiak atau di pangkal paha bayi
(tergantung lokasi yang disuntik). Hal tersebut sebagai salah satu pertanda bahwa si anak
dulunya pernah terinfeksi TB, sehingga memungkinkan timbulnya reaksi berlebih
pasca pemberian vaksin. Sebagai tindakannya, Anda bisa langsung berkonsultasi kepada
dokter spesialis anak.

Jika Tidak Muncul Benjolan
Pertanyaannya, pasca imunisasi BCG tapi tidak muncul benjolan/bisul, apa
berarti gagal? Jika benjolan atau bisul tidak muncul, bukan berarti vaksinasinya
gagal. Antibodi yang sudah diberikan melalui vaksinasi tersebut tetap terbentuk,
hanya saja kadarnya rendah. Hal ini bisa saja terjadi karena beberapa faktor,
misalnya, dosis yang diberikan terlalu rendah, daya tahan si kecil sedang tidak
baik, atau bisa juga disebabkan oleh kualitas vaksin itu sendiri oleh karena
penyimpan yang kurang benar misalnya. Jadi, jika anak Anda tidak timbul
bisul/benjolan tidak perlu khawatir, karena booster (ulangan vaksinasi) bisa
diperoleh dari alam, yang terpenting sebelumnya sudah pernah divaksinasi.

Biaya Imunisasi BCG
Biaya imunisai BCG tergolong murah, dengan catatan dilakukan di
puskesmas atau rumah sakit pemerintah karena masih mendapat subsidi.
Sebagai gambaran, harga imunisasi BCG sebesar Rp10.000/tahun 2011 di
salah satu balai imunisasi di Bandung. Biaya tersebut belum termasuk PPN
10% dan jasa vaksinasi.
TETANUS

Penyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot.
Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang
mulut), pembengkakan, rasa sakit dan kejang di otot leher, bahu atau
punggung. Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan
paha.

Neonatal tetanus umum terjadi pada bayi baru lahir. Neonatal tetanus
menyerang bayi baru lahir karena dilahirkan di tempat kotor dan tidak steril,
terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus menyebabkan kematian
bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Di negara-negara maju,
dimana kebersihan dan teknik melahirkan sudah maju, tingkat kematian
akibat neonatal tetanus dapat ditekan. Selain itu, antibodi dari ibu kepada
jabang bayinya juga mencegah neonatal tetanus.

Infeksi tetanus disebabkan bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi
toksin tetanospasmin. Tetanospasmin menempel di area sekitar luka dan
dibawa darah ke sistem saraf otak dan saraf tulang belakang, sehingga
terjadi gangguan urat saraf, terutama saraf yang mengirim pesan ke otot.
Infeksi tetanus terjadi karena luka terpotong, terbakar, maupun frostbite.
Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana.
Sering kali orang lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi
tempat bakteri tetanus berkembang biak.

Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari dengan gejala mulai
timbul di hari ketujuh.Gejala neonatal tetanus mulai pada dua minggu
pertama kehidupan seorang bayi. Walaupun tetanus berbahaya, jika cepat
didiagnosa dan mendapat perawatan benar, penderita tetanus dapat
disembuhkan. Penyembuhan tetanus umumnya terjadi selama 4-6 minggu.
Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian
imunisasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi tetanus terus
dilanjutkan walaupun telah dewasa, dengan vaksin TT (Tetanus Toxoid).
Dianjurkan imunisasi tetanus setiap interval 5 tahun: 25, 30, 35 dst. Wanita
hamil sebaiknya mendapat imunisasi tetanus dan melahirkan di
tempat bersih dan steril.

TYPHUS

Typhus atau demam tifoid atau typhoid disebabkan bakteri Salmonella
Enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi. Bakteri typhus
ditemukan di seluruh dunia, dan ditularkan melalui makanan dan minuman
yang telah tercemar tinja penderita typhus. Bakteri typhus juga ditularkan
melalui gigitan kutu yang membawa bakteri penyebab typhus.

Gejala
Setelah infeksi typhus terjadi, akan muncul satu atau bbrp gejala berikut ini:
demam tinggi dari 39o sampai 40oC (103o sampai 104oF) yang
meningkat secara perlahan
tubuh menggigil
denyut jantung lemah (bradycardia)
badan lemah ("weakness")
sakit kepala
nyeri otot myalgia
kehilangan nafsu makan
konstipasi
sakit perut
pada kasus tertentu, muncul penyebaran flek merah muda ("rose spots")

Perawatan
Antibiotika, spt ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole,
dan ciproloxacin sering digunakn utk merawat typhus di negara2 barat.
Bila tak terawat, typhus dpt blangsung slm 3minggu sampai sbln. Kematian
tjd antra 10% & 30% dari kasus typhus yang tidak terawat. Vaksin typhus
dianjurkan untuk orang yang melakukan perjalanan ke wilayah typhus
biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin).

Pencegahan
Penularan bakteri typhus dicegah dg mmelihara gaya hdp brsih sehat,
misalnya mjg kbrsihan lingk tempat tinggal dan kebersihan personal, seperti
mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah membuang
kotoran. Pencegahan paling efektif terhadap typhus adalah dengan
imunisasi (vaksinasi) typhus. Imunisasi typhus dibutuhkan setiap orang dari
semua golongan umur. Imunisasi typhus diulang setiap tiga tahun.
VARICELLA

Cacar air atau Varicella simplex disebabkan virus varicella zoster. Virus
varicella ditularkan secara aerogen.

Masa Inkubasi
Waktu terekspos sampai kena penyakit varicella (cacar air) adalah 2 sampai
3 pekan. Varicella bisa ditandai dengan badan terasa panas.

Gejala
Pada mulanya, penderita varicella akan merasa sedikit demam, pilek,
cepat lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada
kasus varicella yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala
dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan kecil pada
kulit,pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung, lalu
diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
Kemerahan varicella pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi
cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau
gatal sehingga dapat tergaruk secara tak sengaja. Jika lenting varicella
dibiarkan, maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang
nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap
(hiperpigmentasi). Bercakvaricella ini lama-kelamaan akan pudar sehingga
beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi.
Lain halnya jika lenting varicella (cacar air) tersebut dipecahkan.
Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih
lama. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka
garukan tadi. Setelah mengering, bekas cacar air tadi akan meninggalkan
bekas dalam. Terlebih lagi jika penderita varicella adalah dewasa atau
dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.

Waktu karantina yang disarankan
Selama 5 hari setelah ruam varicella mulai muncul dan sampai semua lepuh
telah berkeropeng. Selama masa karantina, sebaiknya
penderita varicella tetap mandi seperti biasa, karena kuman pada kulit dapat
menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk menghindari
timbulnya bekas luka yang sulit hilang, sebaiknya menghindari pecahnya
lenting varicella (cacar air). Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi,
sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk
menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung
menthol, sehingga mengurangi gesekan pada kulit dan kulit tidak banyak
teriritasi. Untuk kulit sensitif, dapat juga menggunakan bedak talk salycil
yang tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengkonsumsi
makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan varicella itu
sendiri. Konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu
biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.

Pencegahan
Imunisasi (vaksinasi) varicella tersedia bagi anak-anak berusia lebih dari 12
bulan. Imunisasi varicella diberikan sebanyak 2 kali dengan selang
penyuntikan 1-2 bulan. Imunisasi (vaksinasi) varicella dianjurkan bagi
orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.
Penyakit varicella erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.

Pengobatan
Varicella sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi,
tidak menutup kemungkinan adanya serangan varicella berulang, saat
individu tersebut mengalami penurunan daya tahan tubuh. Penyakit
varicella dapat diberi penggobatan "Asiklovir" berupa tablet 800 mg per
hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama
7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di
permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari. Larutan "PK"
sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga digunakan.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan
perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air
mineral untuk menetralisir ginjal setelah mengkonsumsi obat. Konsumsi
vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan segar seperti
juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit
bisa didapat dari plasebo, minuman lidah buaya, ataupun rumput laut.
Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah
benar-benar sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.




Jadwal Pemberian Imunisasi Bayi
Jenis Vaksin
Umur Pemberian Vaksinasi
Bulan Tahun
LHR 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 10 12 18
B C G 1 Kali
Hepatitis B 1 2
Polio 1 2 3 4 5
D P T 1 2 3 4 5 6 (td) 7 (td)
Campak 1 5
Hib 1 2 3 4
Pneumokokus 1 2 3 4
Influenza Diberikan 1 kali dalam 1 tahun
Varisela 1 kali
M M R 1 2
Tifoid Setiap 3 tahun
Hepatitis A 2 kali - interval 6-12 bulan
H P V 3 kali
Keterangan:
Imunisasi BCG: Ditujukan untuk memberikan kekebalan bayi terhadap bakteri tuberkolosis (TBC)
Imunisasi DPT: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadapat penyakit Dipteri, Pertusis (batuk rejan) dan tetanus.
Imunisasi Polio: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadap penyakit polio (kelumpuhan)
Imunisasi Hib: Mencegah bayi terkena infeksi Haemophils influenza tipe b yang dapat menyebabkan penyakit meningitis, infeksi tenggorokan dan
pnemonia. Imunisasi Hib ini sangat mahal, maka belum di wajibkan.
Imunisasi Pneumokokus: melindung bayi dari bakteri penyebab infeksi pada telinga. Selain itu bakteri ini bisa menimbulkan permasalah serius seperti
meningits dan infeksi pada darah (bakteremia)

Sumber : Jadwal Pemberian Imunisasi Bayi http://bidanku.com/index.php?/jadwal-pemberian-imunisasi-bayi#ixzz2WcsdaeXL
Follow us: @bidanku on Twitter | bidanku on Facebook

PIJAT BAYI

Selain dapat dinikmati oleh bayi penelitian kedokteran telah menunjukkan bahwa
pemijatan dapat membuat :
bayi lebih santai
menjadi lebih sehat
memperbaiki pola tidur
membantu bayi tidur lebih nyenyak
menenangkan bayi yang rewel
membantu sistem pencernaan
dapat meningkatkan hubungan batin ibu dan anak

Bayi berumur < 2 bulan hanya mbutuhkan pemijatan ringan dengan membelai lembut
wajah, tangan, kaki, punggung. Sentuhan dan pijatan yg lembut dapat dinikmati oleh
bayi yg baru lahir dan mereka akan menikmati pemijatan yg dilakukan secara rutin.
Setelah berumur > 2 bulan bayi akan dpt menikmati pijatan yg lebih bervariasi.
Pemijatan dpt dilakukan 15 menit atau lebih. Tidak ada aturan khusus dalam pemijatan
bayi, yang terpenting adalah menemukan pemijatan yang disukai oleh bayi.

PERSIAPAN PIJAT BAYI :
1) Sediakan alas yg lembut seperti selimut.
2) Pemijatan akan lebih mudah dilakukan jika bayi tidak mengenakan pakaian.
3) Pastikan ruangan tetap hangat.
4) Pastikan pemijat dalam keadaan santai dan duduk dengan nyaman.
5) Tuangkan baby oil atau baby lotion pd telapak tangan dan gosok supaya
hangat, ini akan membuat pemijatan lebih menyenangkan bagi bayi.

CARA PIJAT BAYI :
1. Pemijatan Wajah
(a) Menijat bagian tengah kening
(b) Tekan jari kearah pelipis dan turun ke pipi
(c) Dengan ibu jari pijat lembut bagian mata
(d) Dengan tekanan lembut, tarik garis dari hidung ke pipi
(e) Pijat sekitar mulut mberi knyamanan pd bayi trutama pd saat prtumbuhn gigi.
(f) Pijat rahang bayi dan daerah dibelakang telinga.
2. Pemijatan dada
(a) Letakkan tangan ketengah dada bayi dan gerakkan ke sisi tubuh
(b) Tanpa mengangkat tangan buatlah gerakan kembali melingkar ke tengah
dada seperti membuat bentuk hati
(c) Gerakkan tangan silang ke bahu dg meluncurkan tangan scr bergantian
maju & mundur.
3. Pemijatan lengan
(a) Pijat lengan satu persatu dg jari yg mlingkar pd lengan bayi, pijat dari
bahu ke pergelangan tangan secara berirama.(PERAHAN INDIA)
(b) Gerakan sebaliknya ke arah bahu (PERAHAN SWEDIA)
(c) Pijat telapak tangan dan jari-jari
(d) Buka telapak tangannya lakukan grakan memutar pada jari2 satu persatu.
(e) Dengan kedua ibu jari pijat telapak tangan maupun belakang telapak
tangan kearah jemarinya.
(f) Buat gerakan menggulung dengan lenbut dengan kedua telapak tangan.
(g) Lakukan gerakan yang sama ketangan yang lain.
4. Pemijatan perut (dpt membuat bayi merasa nyaman, memperbaiki sistem
pencernaan dengan mengeluarkan angin dan memperlancar buang air besar,
utk bbrp bayi dapat menyembuhkan kolik)
(a) Mulai pijat perut seperti gerakan mengayuh gerakkan tangan seperti
sedang mengayuh pedang
(b) Angkat kedua kaki bayi dan tekan perlahan2 kearah perut.(gerakan ini
membantu melenturkan otot perut)
(c) Buat gerakan memutar membentuk lingkaran menggunakan tangan
kearah kiri.
(d) Dapat jg mlakukan gerakan I Love U yg jg membantu sistem pencernaan
bayi.
(e) Akhiri pijatan perut dg mggerakkn jemari berjalan dari arah kiri ke kanan.
(gerakan ini membantu geraknya gelembung angin didalam usus bayi)
5. Pemijatan kaki
(a) Perahan india
(b) Perahan swedia
(c) Dapat pula dengan gerakan memeras lembut
(d) Pijatan telapak kaki dengan memulai pijatan dari tumit kearah jari kaki
dengan menggunakan kedua ibu jari secara bergantian
(e) Tekan lembut setiap jarinya satu persatu
(f) Lakukan pijatan diatas telapak kaki dengan menggunakan ibu jari
(g) Lakukan gerakan pemijatan pada kaki yang lain.
6. Pemijatan punggung
(a) Letakkan bayi diatas pangkuan atau di bantal/selimut
(b) Tengkurapkan
(c) Lakukan pemijatan maju mundur dg menggunakan kedua telapak tangan
disepanjang punggung berulang kali.
(d) Gerakkan salah 1 telapak tangan dr leher smpi kpantat bayi dg sedikit tekanan.
(e) Dengan ujung jari, buat gerakan melingkar pada punggung bayi
(f) Selesaikan dengan tekan lembut punggung bayi dari leher ke bawah
dengan sentuhan panjang yang lembut.

You might also like