You are on page 1of 6

Hematuria dan Edema

HEMATURIA
Definisi
Hematuria adalah keadaan abnormal dengan ditemukannya sel darah merah
dalam urin. Ada dua macam hematuria, yaitu hematuria mikroskopis dan
hematuria makroskopis (gross hematuria). Hematuria makroskopis dapat terjadi
bila sedikitnya 1 cc darah per liter urin sedangkan hematuria mikroskopis sering
kita temukan pada pemeriksaan laboratorium urinalisis pada pasien dengan
berbagai keluhan, atau pada saat pemeriksaan kesehatan (check up). Dikatakan
hematuria bila pada pemeriksaan mikroskop ditemukan sel darah merah 3 atau
lebih per lapang pandang besar urin yang disentrifugasi, dari ealuasi sedimen
urin dua dari tiga contoh urin yang diperiksa
Causes of Hematuria in Children
Glomerular disease
- !gA nephropathy, benign familial hematuria ("#H), Alport syndrome
$ Acute post$streptococcal glomerulonephritis (A%&'(), membranoproliferatie
glomerulonephritis
$ &iystemic lupus erythematosus, membranous nephropathy
$ )apidly progressie glomerulonephritis, 'oopasture*s disease
$ Henoch$schonein purpura, hemolityc$uremic syndrome
Infection
- "acterial, iral (adenoirus),tuberculosis
$ Hematologic
$ &ickle cell disease, coagulopathies (on +illebrand*s disease)
$ )enal ein thrombosis, trhombocytopenia
Nephrolithiasis and hypercalciuria
Structural Anormalities
- ,ongenitalanomalies, polycystic kidney disease, ascular anomalies
( arterioenous malformation, hemangiomas)
Trauma
Tumor
%atofisiologi
"erdasarkan lokasi yang mengalami kelainan atau trauma, dibedakan
glomerulus dan ekstra glomerulus untuk memisahkan bidang nefrologi dan
urologi. Darah yang berasal dari nefron disebut hematuria glomerulus. %ada
keadaan normal, sel darah merah jarang ditemukan pada urin. Adanya eritrosit
pada urin dapat terjadi pada kelainan herediter atau perubahan struktur glomerulus
dan integritas kapiler yang abnormal. -ritrosit bila berikatan dengan protein
.aam$Horsfall akan membentuk silinder eritrosit. !ni merupakan petunjuk
penyakit/kelainan glomerulus yang merupakan penanda penyakit ginjal kronik.
%ada penyakit nefron/glomerulus biasanya hanya ditemukan sel darah merah saja
tanpa silinder. %roteinuria merupakan tanda lesi nefrologi/glomerulus.
-aluasi pemeriksaan mikroskopis bila ditemukan hematuria, yaitu ditemukan
eritrosit dalam urin 3 per lapang pandang besar. Hematuria mikroskopik0 bila
ditemukan eritrosit 3 atau lebih/lapang pandang besar. "ila hematuria disertai
proteinuria positif 1 dengan menggunakan dipstick dilanjutkan dengan
pemeriksaan kuantitatif ekskresi protein/12 jam. %ada ekskresi protein lebih dari
344 mg/12 jam yang makin meningkat atau persisten diperkirakan suatu kelainan
parenakim ginjal. %erlu diperhatikan dalam pengambilan contoh urin0 pada
perempuan harus disingkirkan penyebab hematuria lain misalnya menstruasi,
adanya laserasi pada organ genitalia, sedangkan pada laki$laki apakah
disirkumsisi atau tidak.
"ila pada urinalisis ditemukan eritrosit, leukosit, dan silinder eritrosit
merupakan tanda sugestif penyakit ginjal akut atau penyakit ginjal kronik, perlu
dilakukan ealuasi lebih lanjut. Diagnosis banding hematuria persisten antara lain
glomerulonefritis, nefritis tubulointertisial atau kelainan urologi. Adanya silinder
leukosit, leukosituria menandakan nefiritis tubulointerstisial. "ila disertai
hematuria juga merupakan ariasi dari glomerulonefritis. %ada kelompok faktor
risiko penyakit ginjal kronik harus dilakukan ealuasi pemeriksaan sedimen urin
untuk deteksi dini. %emeriksaan sitologi urin dilakukan pada risiko tinggi untuk
menndeteksi karsinoma sel transisional, kemudian dilanjutkan pemeriksaan
sistoskopi. 5elainan urologi yang lain seperti karsinoma sel transisional pada
ginjal, sistem peliokaliks, ureter dapat dideteksi dengan pemeriksaan
ultrasonografi, !67, ,. scan atau 8)!.
(amun, beberapa faktor dapat menyebabkan false-negative atau false-positive.
False-negative dapat disebabkan karena konsumsi itamin ,, pH urin yang
kurang dari 3,1, atau dipstick yang telah terpapar udara dalam +aktu yang lama
sebelum tes dilakukan. False-positive dapat disebabkan karena kontaminasi urin
oleh darah menstruasi, mioglobulinuria, dan peroksida bakteri. &ampel harus
dikirim dalam +aktu kurang dari satu jam karena casts akan mulai tidak
terintegrasi dan )",nya dapat lisis.
E!EMA
!stilah edema menandakan meningkatnya cairan dalam ruangan jaringan
interstisial. -dema dapat bersifat umum dinamakan anasarka, yang menimbulkan
pembengkakan berat jaringan ba+ah kulit, dan juga edema yng terjadi pada
rongga serosa tubuh diberi nama sesuai dengan tempat yang bersangkutan
misalnya hidrotoraks, hidroperikardium,dan hidroperitoneum (asites).
&ecara umum, efek berla+anan antara tekanan hidrostatik askular dan tekanan
osmotik koloid plasma merupakan faktor utama yang mengatur pergerakan cairan
antara ruang askular dan interstisial. 5eluarnya cairan ke dalam interstisial dari
ujung arteriol mikrosirkulasi akan diimbangi oleh aliran masuk pada ujung
enula, jika terjadi kelebihan cairan interstisial dalam jumlah kecil akan dialirkan
melalui saluran limfe. 8eningkatnya tekanan kapiler atau berkurangnya tekanan
osmotik koloid dapat meningkatkan cairan interstisial.
,airan edema yang terjadi pada kekacauan hidrodinamik secara khas
merupakan suatu transudat yang miskin protein dengan berat jenis 9: 1,414.
%enyebab terjadinya edema
&ecara umum edema non radang akan terjadi pada keadaan 0 %eningkatan
tekanan hidrostatik, penurunan tekanan osmotik plasma, dan obstruksi saluran
limfe. -dema radang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler. -dema
juga dapat terjadi akibat gangguan pertukaran natrium atau keseimbangan
elektrolit.
Peningkatan Tekanan Hidrostatik
.ekanan darah berfungsi mendorong cairan dari pembuluh darah ke arah
rongga interstisial. %ada edema yang terjadi melalui mekanisme ini tekanan ena
sentral meningkat, menghalangi darah balik ena dari perifer menuju entrikel
kanan. %eningkatan tekanan ena menyebabkan stasis darah pada enula dan
kapiler dan selanjutnya peningkatan tekanan intrakapiler mendorong cairan
tersebut ke dalam rongga interstisial. -dema jenis ini khususnya terjadi pada
ekstremitas ba+ah pasien dengan gagal jantung kongestif. -dema pulmoner
terjadi pada gagal jantung kiri, yang menyebabkan peningkatan tekanan ena paru
dan pengaliran cairan yang berasal dari kapiler paru tersebut ke dalam aleol.
Penurunan Tekanan Osmotik
.ekanan osmotik koloid plasma berfungsi untuk mempertahankan cairan agar
tidak mengalir ke dalam rongga interstisial. Hal ini terutama merupakan fungsi
albumin. Albumin dihasilkan oleh hati dan apabila terdapat kerusakan oleh hati,
maka dapat terjadi keadaan hipoalbuminemia. %ada sindrom nefrotik,
hipoalbuminemia terjadi karena kehilangan berlebihan albumin di dalam urin.
Hipoalbuminemia mengakibatkan penurunan tekanan osmotik plasma, yang
memungkinkan cairan tersebut merembes ke dalam rongga interstisial. %ada
malnutrisi terjadi penurunan masukan (intake) albumin, sehingga juga bisa
menyebabkan terjadinya edema.
Obstruksi Aliran Limfe
&ebagian cairan limfe merupakan hasil metabolisme yang masuk ke dalam
pembuluh limfe. &aluran limfe ini merupakan jalan utama aliran cairan interstisial.
Apabila terjadi obstruksi, maka bisa terjadi edema pada bagian distal daerah
obstruksi. "eberapa keadaan yang dapat menyebabkan obstruksi saluran lime
antara lain kanker payudara yang menyumbat aliran limfe di daerah aksila dapat
menimbulkan edema lengan, fibrosis pascaradiasi, dan filiriasis menyebabkan
edema berat daerah tungkai dan skrotum.
Peingkatan Permeabilitas Pembuluh arah
%ada keadaan normal permeabilitas pembuluh darah berfungsi untuk menjaga
agar protein plasma tetap berada dalam pembuluh kapiler. %ada proses
peradangan, terjadi sekresi sitokin dalam jumlah besar oleh sel$sel radang dan
menghasilkan deriat asam arakidonat. Akibat peradangan ini terjadi peningkatan
permeabilitas pembuluh darah. Akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah,
protein plasma akan keluar ke jaringan interstisial sehingga tahanan osmotik
koloid plasma di jaringan interstisial menjadi tinggi akibatnya terjadilah edema.
!angguan Pertukaran "atrium#keseimbangan $lektrolit
-dema yang terjadi pada gangguan pertukaran natrium atau keseimbangan
elektrolit didahului oleh keadaan hipertoni. &elanjutnya, hipertoni ini akan
menahan air yang berada dalam pembuluh atau di ruang interstisial.
Dalam keadaan penurunan fungsi ginjal akut, retensi natrium merupakan
penyebab primer edema. %eningkatan jumlah hormon aldesteron akan menambah
retensi natrium dan ekskresi kalium.
%erubahan 8orfologi Akibat -dema
%ada dasarnya semua organ tubuh dapat mengalami edema, tetapi paling sering
edema dijumpai pada daerah yang jaringan ikatnya renggang, seperti ba+ah kulit,
daerah ekstremitas ba+ah dan paru. -dema pada jaringan subkutis akan
menimbulkan pembengkakan dan paling nyata pada bagian yang lunak dan
bertekanan rendah. 5ulit di atasnya biasanya menjadi renggang. 8isalnya
didaerah sekitar mata dan genitalia eksterna.
!aftar "usta#a
1. 8itchell )(, ,otran )&. 'angguan Hemodinamik, .rombosis, dan &yok.
Dalam0 5umar 6, ,otran )&, )obbins &;, editor. "uku Ajar %atologi.
-disi <. 6olume 1. =akarta 0 %enerbit "uku 5edoktera -',. 144<. Hal. ><$
>>.
1. 8pu 5anoko. 'angguan ,airan .ubuh dan &irkulasi. Dalam0 %ringgoutomo &,
Hima+an &, .jarta A, editor. %atologi ! (umum). -disi 1. =akarta 0 &agung
&ato. 144?. Hal 23$2<.
3. @ilson ;8. 'agal 'injal 5ronik. Dalam0 %rice &A, @ilson ;8, editor.
%atofisiologi 0 5onsep 5linis %roses$%roses %enyakit. -disi ?. 6olume 1.
=akarta0 %enerbit "uku 5edoktera -',. 1443. A1A$A31.

You might also like