You are on page 1of 2

1

BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan di seluruh
dunia publik dan kini diakui sebagai suatu kondisi umum yang dikaitkan dengan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan gagal ginjal kronis (CRF).
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible , pada suatu
derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialysis atau
transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu syndrome klinik dan laboratorik yang
terjadi pada semua organ , akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal
kronik.
1
Studi epidemiologi klinis ternyata PGK menempati urutan pertama dari
semua panyakit ginjal di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kurangnya
kesadaran individu terhadap deteksi dini penyakit gagal ginjal kronik. Jawa
Tengah dengan penduduk sekitar 20 juta, paling sedikit didapatkan 400 pasien
PGK pertahun. Angka-angka catatan medik Semarang didapatkan bahwa di
RSUD. Dr. Kariadi rata-rata 100 pasien PGK per tahun (1979 s/d juni 1983), dan
di RS. Telogorejo rata-rata 50 pasien per tahun (1982 s/d1986).
1

Komplikasi baik fisik maupun psikis tentunya menjadi gangguan dalam
melakukan perawatan diri secara mandiri pada pasien penyakit ginjal kronik.
3

CKD biasanya bersifat asimptomatik. Tetapi dapat dideteksi dan tes untuk
mendeteksi CKD sangat mudahuntuk dilakukan. Dalam beberapa penelitian
didapatkan bahwa penatalaksanaan pada CKD dapat mencegah atau
memperlambat progresivitas dari CKD, mengurangi resiko dan mencegah
perkembangan komplikasi dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular.
Bagaimanapun, akibat dari sedikitnya simptom yang spesifik dari CKD
menyebabkan seringnya tidak terdiagnosa ataupun diagnosa yang terlambat saat
CKD sudah dalam stadium lanjut.

National Foundation Kidney Disease Outcomes


2

Quality Intiative (NKF-KDOQI) membagi CKD dalam 5 stadium. Stadium 3-5
dapat dinilai berdasarkan glomerular filtration rate (GFR) dan pada stadium 1 dan
2 dibutuhkan adanya proteinuria yang persisten, albuminuria ataupun hematuria
dan kelainan struktural.
4

You might also like