You are on page 1of 18

SILABUS BLOK 17

KEDOKTERAN FORENSIK DAN ETIKOMEDIKOLEGAL



Pedoman umum untuk Mahasiswa






















FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
2

Disusun oleh:
Tim MEDU

Penanggung jawab :
dr. Aisyah Lahdji, MM, MMR

DISIPLIN ILMU DAN NARASUMBER
NO DISIPLIN ILMU NARASUMBER/PENGAMPU KODE
1. Ilmu Kedokteran
Forensik
dr. Gatot Suharto, SpF, SH
dr. Santoso, SpF
GS
ST
2. Medikolegal dr Siti Moetmainnah Prihadi, MARS,
SpOG(K)
dr. Gatot Suharto, SpF, SH
dr. Arief Tajally, M.HKes
SMP
GS
AT
3. Etika Kedokteran dr Wahju Budi Martono, SpTHT, MsiMed
dr Siti Moetmainnah Prihadi, MARS,
SpOG(K)
WBM
SMP
4. Evidence Based
Medicine
dr. M. Riza Setiawan
RZ
5. Kedokteran Islam dr. Affandi Ichsan Sp. PK (K), M.Ag
dr. M. Naharuddin jenie, Sp.S (K)
dr. Noor Yazid, SpPA(K)
AI
NJ
NY



3

A. DESKRIPSI BLOK
Blok Kedokteran Forensik dan Etikomedikolegal merupakan Blok ke
17 pada semester VI tahun ke 3 di FK UNIMUS. Blok ini berisi tentang
penerapan ilmu kedokteran dalam membantu penegakan keadilan pada
kasus-kasus hukum dan kaitannya dengan hukum kesehatan dan etik
kedokteran yang sesuai dengan Standard Kompetensi Dokter Indonesia
tahun 2012.
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan pembekalan,
diskusi tutorial, praktikum ketrampilan dan belajar mandiri.

B. KOMPETENSI BLOK
Mahasiswa diharapkan setelah melalui proses pembelajaran,
mahasiswa memiliki kemampuan seperti tercantum tabel berikut di bawah
ini. Detail dari setiap kompetensi dijabarkan lebih lanjut Rencana Kegiatan
Proses Pembelajaran.


Tabel 1. Area Kompetensi dan Kompetensi Inti
1. Profesionalitas yang Luhur
Mahasiswa memahami aspek-aspek agama Islam dan
keMuhammadiyahan dalam praktik kedokteran yang profesional.
Mahasiswa mampu melaksanakan praktik kedokteran yang
profesional sesuai dengan nilai dan prinsip moral luhur, etika,
disiplin, hukum, dan sosial budaya.
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Mahasiswa menyadari keterbatasan, mengatasi masalah
personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan
peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta
mengembangkan pengetahuan demi keselamatan pasien.
3. Komunikasi Efektif
Mahasiswa mampu menggali dan bertukar informasi secara
verbal dan non verbal dengan pasien, anggota keluarga,
masyarakat, kolega, dan profesi lain.
4. Pengelolaan Informasi
Mahasiswa mampu memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik kedokteran.
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah kesehatan
berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan
4

yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
6. Ketrampilan Klinis
Mahasiswa mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan
dengan masalah kesehatan dengan menerapkan prinsip
keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan keselamatan
orang lain :
- Melakukan tindakan medis dengan pendekatan
etikomedikolegal terhadap masalah kesehatan / kecederaan
yang berhubungan dengan hukum
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan masalah
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat :
- Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien
- Mengkonsultasikan dan/ merujuk sesuai dengan standard
pelayanan medis yang berlaku
- Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat,
dan dapat dibaca
- Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan
sakit, sehat, kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan
medikolegal serta keterangan medis lain sesuai kewenangannya
termasuk visum et repertumdan identifikasi jenasah


C. Topik, Materi, dan Strategi Pembelajaran
C. 1 Topik dan Materi
Topik dan materi blok ini disusun berdasarkan daftar masalah, baik
individu ataupun komunitas, daftar penyakit dan ketrampilan klinik
beserta tingkat kemampuan yang harus dimiliki; yang banyak dijumpai
pada tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi sebagai
dokter di tingkat pelayanan primer. Selama pendidikan dokter, mahasiswa
perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan, atau gejala tersebut;
serta bagaimana menyelesaikan masalah tersebut untuk selanjutnya
mampu dengan terampil menerapkan ketrampilan kliniknya secara
komprehensif. Dengan semakin banyak terpapar oleh berbagai jenis
masalah, keluhan atau gejala yang bakal dijumpai di pelayanan kesehatan
primer lulusan dokter FK UNIMUS diharapkan memiliki kemampuan
penyelesaian masalah yang baik.
5

Daftar masalah, penyakit, dan ketrampilan klinik minimal yang harus
dikuasai mahasiswa, yang terkait blok ini, dihimpun dan disusun minimal
berdasarkan Standar kompetensi dokter di Indonesia (oleh Konsil
Kedokteran Indonesia) demikian pula level kompetensi yang harus dimiliki
oleh mahasiswa.

C. 2 Strategi Pembelajaran
Sebelumnya perlu dipahami istilah-istilah sebagai berikut:
Tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi
antara peserta didik dengan pendidik
Tugas terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian tugas ditentukan oleh pendidik.
Tugas mandiri/belajar mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh
peserta didik.
a. PEMBEKALAN
Pembekalan diawali dengan pre-test, untuk melihat kesiapan
mahasiswa dan post test untuk evaluasi proses kuliah. Pre-test
dan post-test dilakukan tertulis dan/atau lisan, tergantung dosen
pengampu. Lama pembekalan disesuaikan dengan level
kompetensi materi ajar. Semakin besar level kompetensinya
dan/atau makin banyak materi yang harus diberikan maka jam
mengajar diberikan lebih banyak.
Pembekalan dilakukan di ruang pembekalan (classical room).
Detail dari pelaksanaan pembekalan terdapat pada rencana
strategi proses pembelajaran dan satuan ajar pokok.
b. TUTORIAL
Tutorial dilakukan dalam rombongan belajar-rombongan
belajar. Setiap rombongan belajar (rombel) terdiri dari 8-10
mahasiswa dan setiap rombel dibimbing oleh seorang tutor. Tutor
harus menguasai topik diskusi agar dapat mengarahkan arah
diskusi dan membimbing mahasiswa sesuai kebutuhan.
Bahan diskusi merupakan suatu naskah scenario, dimana di
dalamnya mengandung bahasan berbagai bidang ilmu yang saling
terkait. Topik bahasan diskusi tutorial diangkat dari daftar
6

masalah (individu dan komunitas) dan daftar penyakit sesuai
standar kompetensi berdasarkan besar level kompetensinya,
berturut-turut prioritas dari kompetensi terbesar ke yang lebih
kecil.Topik bahasan dipersiapkan untuk mendukung ke arah blok
selanjutnya.
Setiap satu skenario dilaksanakan 2x pertemuan, dimana
setiap pertemuan masing-masing adalah 2 TM / 2x 50 menit
1. Pertemuan pertama :
a. Diskusi diawali dengan memotivasi
mahasiswa/memberikan komentar
b. Diskusi membahas masalah dalam skenario (step
1-5):
c. Mengevaluasi jalannya hasil diskusi

2. Pertemuan kedua:
a. Ujian mini-kuis:
b. Diskusi membahas sasaran belajar (step 7)
c. Mengevaluasi jalannya hasil diskusi

Tugas mandiri
Berupa belajar mandiri dengan cara penelusuran
berbagai sumber pembelajaran (kepustakaan,
internet, pakar) untuk mencari jawaban dari sasaran
belajar pada pertemuan pertama
Tugas terstruktur
Tugas berupa laporan hasil diskusi pertemuan kedua
bagi setiap kelompok yang ditulis dengan cara
penulisan baku tulisan ilmiah yang disertai dengan
kepustakaan.
Pada setiap akhir blok diadakan temu pakar untuk
presentasi hasil diskusi tutorial masing-masing kelompok. Topik
temu pakar adalah diprioriaskan untuk scenario yang paling
kompleks dan sulit dipecahkan. Temu pakar menghadirkan pakar-
pakar sesuai bidang ilmu terkait.Dalam temu pakar ini mahasiswa
dapat pula menanyakan hal-hal yang belum dapat dipecahkan.




7

c. PRAKTIKUM KETRAMPILAN
Praktikum ketrampilan pada blok ini dilaksanakan dengan
model role-play suatu simulasi/ sandiwara dokter-pasien.
Dalam pelaksanaan praktikum mahsiswa dibagi dalam
rombel, dimana setiap rombel terdiri dari 8-10 orang. Praktikum
dibimbing oleh dokter sebagai instruktur pembimbing/ trainer.
Trainer telah dilatih ketrampilannya melalui training of trainer
(ToT).
Pada praktikum ketrampilan blok ini terdapat 5 topik
ketrampilan. Satu topik ketrampilan dilaksanakan sebanyak 2x
pertemuan. (1 pertemuan = 2 TM /2x50 menit)
Dalam pelaksanaannya dibagi lagi menjadi :
1. Pertemuan pertama :
a. Skill lab diawali dengan melakukan feedback and
reflection terhadap mahasiswa dengan cara
memberi kesempataan kepada salah seorang
mahasiswa untuk mencoba topik ketrampilan
yang akan dipelajari. Setelah itu memberi motivasi
kepada mahasiswa tentang pentingnya topik yang
akan dipelajari.
b. Memberi penjelasan dan contoh tentang topik
ketrampilan yang di ajarkan
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mencoba ketrampilan yang diajarkan
Setiap selesai pertemuan pertama mahasiswa
diberikan kesempatan untuk mengulangi latihannya dalan
kegiatan belajar mandiri dan diberikan kewajiban untuk
melakukan refleksi diri dengan cara menuliskan
kekurangan dan kelemahan masing-masing individu dalam
melakukan ketrampilan yang telah diajarkan, ditulis di
buku refleksi diri
2. Pertemuan kedua:
a. Kegiatan diawali dengan membacakan refleksi diri
masing-masing:
b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
memperbaiki hasil refleksi dirinya masing-masing.
Ruangan dan sarana-prasarana yang lain diseting sesuai
topik simulasi. Secara detail akan diurai pedoman Rencana
Kegiatan Proses Pembelajaran Praktikum Ketrampilan.
8

d. PRAKTIKUM BIOMEDIK
Praktikum biomedik pada blok ini dilaksanakan dengan
tujuan sebagai pendalaman terhadap materi pembekalan yang
telah disampaikan. Dilaksanakan di laboratorium biomedik
dengan dibimbing oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh
laboran.
e. PENUGASAN
Penugasan dalam bentuk tinjauan pustaka atau laporan
kasus (dengan dilampirkan landasan teori secara singkat). Metode
belajar ini ditujukan untuk membiasakan mahasiswa untuk
menelusuri berbagai sumber belajar dan menulis secara ilmiah.

Tabel 2. Daftar masalah Kedokteran Forensik dan
Etikomedikolegal
DAFTAR MASALAH
1. Kematian yang tidak jelas Penyebabnya
2. Kekerasan tumpul
3. Kekerasan tajam
4. Trauma kimia
5. Luka tembak
6. Luka listrik dan petir
7. Barotrauma
8. Trauma suhu
9. Asfiksia
10. Tenggelam
11. Pembunuhan anak sendiri
12. Pengguguran kandungan
13. Kematian mendadak
14. Keracunan
15. Jenasah yang tidak teridentifikasi
16. Kebutuhan visum di layanan primer
17. Bunuh diri


9

Tabel 3. Daftar masalah terkait profesi dokter
DAFTAR MASALAH
1. Melakukan praktik kedokteran tidak sesuai dengan kompetensinya
2. Melakukan praktik tanpa izin (tanpa SIP dan STR)
3. Melakukan praktik kedokteran lebih dari 3 tempat (Melanggar ketentuan
Undang-Undang untuk tidak melakukan praktik dilebih dari 3 tempat praktik (3
SIP) dengan tetap memperhatikan pengecualiannya)
4. Mengiklankan/mempromosikan diri dan institusi kesehatan yang tidak sesuai
dengan ketentuan KODEKI
5. Memberikan Surat Keterangan Sakit atau Sehat yang tidak sesuai kondisi
sebenarnya
6. Bertengkar dengan tenaga kesehatan lain atau dengantenaga non-kesehatan di
insitusi pelayan kesehatan
7. Tidak melakukan informed consent dengan semestinya
8. Tidak mengikuti Prosedur Operasional Standar atau Standar Pelayanan Minimal
yang jelas
9. Tidak membuat dan menyimpan rekam medik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
10. Membuka rahasia medis pasien kepada pihak yang tidak berkepentingan dan
tidak sesuai denga ketentuan yang berlaku
11. Melakukan tindakan yang tidak seharusnya kepada pasien, misalnya pelecehan
seksual, berkata kotor, dan lain-lain
12. Meminta imbal jasa yang berlebihan
13. Menahan pasien di rumah sakit bukan karena alasan medis
14. Memberikan keterangan/kesaksian palsu di pengadilan
15. Tidak menangani pasien dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
16. Melakukan tindakan yang tergolong malpraktik
17. Tidak memperhatikan keselamatan diri sendiri dalam melakukan tugas
profesinya
18. Melanggar ketentuan institusi tempat bekerja (hospital by laws, peraturan
kepegawaian, dan lain-lain)
19. Melakukan praktik kedokteran melebihi batas kewajaran dengan motivasi yang
tidak didasarkan pada keluhuran profesi dengan tidak memperhatikan kesehatan
pribadi (pelanggaran KODEKI)
20. Tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
(pelanggaran KODEKI)
21. Melakukan kejahatan asuransi kesehatan secara sendiri atau bersama dengan
pasien (misalnya pemalsuan hasil pemeriksaan, dan tindakan lain untuk
kepentingan pribadi)
22. Pelanggaran disiplin profesi (Pelanggaran kedisiplinan profesi dijelaskan dalam
buku pedoman profesi kedokteran yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan
dan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI))
10

23. Menggantikan praktik atau menggunakan pengganti praktik yang tidak
memenuhi syarat (pelanggaran KODEKI dan Hukum)
24. Melakukan tindakan yang melanggar hukum (termasuk ketergantungan obat,
tindakan kriminal/perdata, penipuan, dan lain-lain)
25. Merujuk pasien dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi, baik
kepada dokter spesialis, laboratorium, klinik swasta, dan lain-lain
26. Peresepan obat tidak rasional
27. Melakukan kolusi dengan perusahaan farmasi, meresepkan obat tertentu atas
dasar keuntungan pribadi (pelanggaran KODEKI)


Tabel 4. Daftar ketrampilan klinik, level kompetensi, dan materi
praktikum ketrampilan dan biomedik
No. Daftar Ketrampilan LoC
Materi Praktikum
Ketrampilan dan Biomedik
KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL Praktikum Biomedik :
1. Penentuan
golongan darah
2. Forensic
pemeriksaan CO
(karbon
monoksida)
3. Pemeriksaan
laboratorium
forensic cairan
mani dan
spermatozoa
4. Pemeriksaan
forensic paru
5.
6. Praktikum Ketrampilan
:
1. Pemeriksaan tanda,
waktu, dan
penyebab kematian
2. Pemeriksaan kasus
trauma dan
tenggelam
3. Pembuatan visum et
repertum
4. Pembuatan surat
keterangan medis
Medikolegal
1. Prosedur medikolegal 4
2. Pembuatan Visum et Repertum 4
3. Pembuatan surat keterangan medis 4
4. Penerbitan Sertifikat Kematian 4
5. Forensik Klinik
6. Pemeriksaan selaput dara 3
7. Pemeriksaan anus 4
8. Deskripsi luka 4
9. Pemeriksaan derajat luka 4
Korban Mati
10. Pemeriksaan label mayat 4
11. Pemeriksaan baju mayat 4
12. Pemeriksaan lebam mayat 4
13. Pemeriksaan kaku mayat 4
14. Pemeriksaan tanda-tanda asfiksia 4
15. Pemeriksaan gigi mayat 4
16. Pemeriksaan lubang-lubang pada tubuh 4
17. Pemeriksaan korban trauma dan deskripsi luka 4
11

18. Pemeriksaan patah tulang 4
19. Pemeriksaan tanda tenggelam 4
20. Teknik Otopsi
21. Pemeriksaan rongga kepala 2
22. Pemeriksaan rongga dada 2
23. Pemeriksaan rongga abdomen 2
24. Pemeriksaan sistem urogenital 2
25. Pemeriksaan saluran luka 2
26. Pemeriksaan uji apung paru 2
27. Pemeriksaan getah paru 2
Teknik Pengambilan Sampel
28. Vaginal swab 4
29. Buccal swab 4
30. Pengambilan darah 4
31. Pengambilan urine 4
32. Pengambilan muntahan atau isi lambung 4
33. Pengambilan jaringan 2
34. Pengambilan sampel tulang 2
35. Pengambilan sampel gigi 2
36. Pengumpulan dan pengemasan barang bukti 2
37. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium Foren
sik

38. Pemeriksaan bercak darah 3
39. Pemeriksaan cairan mani 3
40. Pemeriksaan sperma 3
41. Histopatologi forensik 1
42. Fotografo forensik 3






12

Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek
biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat
menjelaskan kepada pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat, serta
profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin
timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan,
diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat
menggunakan ujian tulis
Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau
didemonstrasikan
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini
dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta
berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam
bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/ masyarakat.
Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian
tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau
lisan (oral test).
Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk
latar belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut,
berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam
bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat,
serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/atau
standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan
menggunakan ObjectiveStructured Clinical Examination (OSCE) atau
Objective Structured Assessment of Technical Skills (OSATS).
Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan
menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan,
komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di
bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan
menggunakan Workbased Assessment misalnya mini-CEX, portfolio, logbook,
dsb.
4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip
dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat
kompetensi tertinggi adalah 4A.
13

Tabel 5. Daftar Penyakit dan Level Kompetensi
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN ETIKOMEDIKOLEGAL
No Daftar Penyakit LoC
1 Kekerasan tumpul 4
2 Kekerasan tajam 4
3 Trauma kimia 3A
4 Luka tembak 3A
5 Luka listrik dan petir 2
6 Barotrauma 2
7 Trauma suhu 2
8 Asfiksia 3A
9 Tenggelam 3A
10 Pembunuhan anak sendiri 3A
11 Pengguguran kandungan 3A
12 Kematian mendadak 3B
13 Toksikologi forensic 3A

Tingkat kemampuan yang harus dicapai/Level of Competency (LoC) :
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik
penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan
rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter
mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
14

selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa
atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter
mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan /
atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi
adalah 4A

Tabel 6. Materi Pembekalan
No. TOPIK DAN MATERI
NARA
SUMBER
TATAP MUKA DISIPLIN ILMU
1. Pendahuluan Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal
GS 1 x 100
Ilmu Kedokteran
Forensik
2. Ilmu forensic dasar : Thanatologi,
Traumatologi, Toksikologi
GS 1 x 100
3. Ilmu forensik patologi : Asfiksia
(gantung, tenggelam, jerat, cekik ),
Kejahatan Seksual, pengguguran
kandungan, pembunuhan bayi
GS 2 x 100
4. Identifikasi Ragawi
GS 1 x 100
5. Forensik klinik
ST 1 x 100
6. Otopsi dan pemeriksaan laboratorium
ST 1 x 100
7. Pelayanan Ekstamura;
ST 1 x 100
8. Visum et Repertum
ST 1 x 100
9. Hospital bylaws : hubungan dokter,
perawat, tenaga kesehatan, pasien,
dan keluarga pasien di Rumah Sakit
(MSBL)
SMP 1 x 100
Medikolegal
10. Hospital bylaws : hubungan pemilik,
manajemen, dan pelaksana (CBL)
SMP 1 x 100
15

11. Status Dokter Dalam Proses Peradilan
Pidana dan Perdata
GS 1 x 100
12. Bantuan, kewajiban, dan fungsi dokter
sebagai saksi ahli di pengadilan
GS 1 x 100
13. Aspek Etiko-Medikolegal hubungan
terapetik dokter-pasien
AT 1 x 100
14. Aspek Etiko-Medikolegal pada aborsi
SMP 1 x 100
15. Bioetik sebagai dasar pengembangan
ilmu pengetahuan
WBM 1 x 100
Bioetika
Kedokteran
16. Aspek Etika pada penelitian
melibatkan manusia dan hewan di
bidang kedokteran (Ethical Clearance)
GS 1 x 100
17. Aspek Etika pada fertilisasi in vitro,
preservasi zygote, dan cloning
SMP 1 x 100
18. Aspek Etika pada kematian,
pendampingan kematian dan
Euthanasia aktif
WBM 1 x 100
19. Aspek Etik pada tranfusi dan
transplantasi organ
WBM 1 x 100
20. Kewajiban Dokter dalam Membantu
Menegakkan Kebenaran
AI 1 x 100
Kedokteran
Islam
21. Pandangan Islam dalam menghadapi
pengembangan teknologi Kedokteran
AI
1 x 100
22. Pandangan Islam dalam transfusi dan
transplantasi
AI
1 x 100
23. Memperlakukan jenazah dalam
pendidikan kedokteran
NY
1 x 100
24. Sumpah dokter dalam perspektif Islam NY
1 x 100
25. Tinjauan Islam dalam Pelaksanaan
Otopsi
MNJ
1 x 100
26. Tinjauan Islam dalam penelitian
manusia dan hewan di bidang
kedokteran
MNJ
1 x 100
27. Evidence Based Medicine RZ
3 x 100

28. Diskusi Tutorial 8 x 100
29. Praktikum Ketrampilan 8 x 120
30. Praktikum Biomedik 3 x 120
31. Temu pakar 1 x 100
32. Ujian 3 x 100




16

D. DISIPLIN ILMU terkait
Disiplin ilmu meliputi disiplin ilmu utama dan disiplin ilmu pendukung:
1. Ilmu Forensik
2. Etika Kedokteran
3. Medikolegal
4. Kedokteran Islam

E. SKENARIO
KASUS 1. TEMAN DEKAT
Seorang wanita 25 tahun mengeluh di perkosa 5 jam yang lalu oleh teman
dekatnya. Kemudian pergi ke dokter untuk meminta visum, tetapi ditolak
oleh dokter. Wanita tersebut segera lapor ke Polsek, dan ditindaklanjuti
oleh Kepolisian dengan meminta Visum et Repertum pada dokter. Oleh
dokter dilakukan pemeriksaan terhadap korban perkosaan, terhadap
tersangka pemerkosa dan terhadap barang bukti.

KASUS 2. TAHANAN MENINGGAL
Seorang tahanan laki-laki umur 30 tahun, ditemukan meninggal didalam sel
dalam keadaan kaku dengan posisi membungkuk dan memegang dada.
Polisi mencurigai penyebab kematian yang tidak wajar dan meminta dokter
ahli forensic untuk melakukan otopsi untuk mengetahi penyebab
kematiannya.

KASUS 3. PERDARAHAN
Seorang remaja putri umur 15 tahun datang ke UGD dalam keadaan syok
akibat perdarahan hebat dari jalan lahir. Setelah dilakukan alloanamnesa,
diketahui bahwa remaja tersebut sedang hamil 3 bulan dan mencoba untuk
melakukan aborsi yang dibantu oleh sorang dukun. 2 jam kemudian remaja
tersebut meninggal dunia, yang menyebabkan orang tuanya melaporkan
dukun tersebut kepada polisi. Polisi meminta dokter untuk melakukan
pemeriksaan forensik terhadap remaja tersebut.

KASUS 4. KAIDAH DASAR BIOETIK
Dokter A adalah seorang yang taat beragama, ia menjadi dokter keluarga
Pak Budi sejak mereka menikah. Budi dan istrinya telah menikah selama 12
tahun dan mereka telah dikaruniai 2 orang anak, anak pertama berumur 10
tahun dan yang kedua berumur 5 tahun. Ibu Budi sedang mengandung anak
ketiga dan ia rutin memeriksakan diri kepada dokter A. Pada waktu
kehamilan 25 minggu, kedua anaknya terkena penyakit rubella. Mengingat
17

penyakit rubella dapat menyebabkan gangguan pada janin yang dikandung
oleh ibu Budi, dr A menganjurkan agar kedua anaknya dirawat di RS atau di
rumah nenek atau kerabat dan tidak tinggal bersama ibu Budi.
Ketika pak Budi menanyakan apakah ada hubungannya dengan kehamilan
istrinya, dokter A hanya menerangkan bahwa hal itu dianjurkan supaya ibu
Budi tidak disibukkan mengurus kedua anaknya yang sakit, sehingga tidak
kecapekan. Namun dokter A sama sekali tidak menyinggung tentang risiko
penularan penyakit rubella yang sedang di derita kedua anaknya terhadap
istrinya yang sedang hamil dan dapat berakibat kecacatan pada janin yang
sedang di kandungnya. Ia tidak ingin menambah beban pikiran Bapak dan
Ibu Budi.
Sudah beberapa hari ini ibu Budi sakit meriang dan menunjukkan adanya
gejala penyakit yang mirip gajala penyakit kedua anaknya, sehingga oleh
bapak Budi, istrinya tersebut diajak periksa ke dokter A. Setelah diperiksa,
dokter A sampai pada kesimpulan diagnosis bahwa ibu Budi terkena
penyakit rubella. Ia pun memberikan perawatan yang semestinya pada ibu
Budi. Namun ia tidak memberitahukan adanya kemungkinan kecacatan
pada janin karena ia khawatir pasangan suami istri tersebut akan
melakukan aborsi.




















18

F. EVALUASI HASIL BELAJAR
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan dan
kondisi akhir saat ini. Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar
dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Nilai akhir yang
dicapai dalam setiap akhir blok adalah berupa Nilai Blok , dengan
komponen sebagai berikut :
I. Evaluasi Formatif
1. Progress test (CBT)
2. OSCE per Tahun
3. Nilai sikap professional (professional behavior), terdiri dari
kerjasama dan tingkah laku
4. Penugasan
II. Evaluasi Summatif , berupa Nilai Blok yang terdiri dari :
1. Nilai Kognitif (50%), terdiri dari
A. Nilai MCQ : (80%)
a. Ujian tengah blok (25%)
b. Ujian akhir blok (25%)
c. Ujian komprehensif (50%)
B. Nilai Miniquis tutorial (10%)
C. Pretest praktikum (10%)
2. Nilai Motorik (50%), terdiri dari
A. Nilai diskusi Tutorial (10%)
B. Nilai kegiatan harian praktikum (10%)
C. Ujian praktikum/ skill lab (80%)

You might also like