You are on page 1of 55

Bab 3.

Pendayagunaan Sumber Daya Air


DR. Ir. Susilawati Cicilia Laurentia MScHE
Sumber Daya Air
Air Hujan
Air Permukaan:
Limpasan permukaan (run off)
Sungai
Rawa, rawa pantai
Danau
Situ, Embung, Waduk
Air Tanah
Air Laut
Bagaimana Pendayagunaan Sumber Daya Air
Menurut UU Nomor 7 Tahun 2004 :
Pasal 1
Pendayagunaan Sumber Daya Air adalah
upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan
penguasaan sumber daya air secara
optimal agar berhasil guna dan
berdaya guna.
Pasal 2
Sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian,
keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan
keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan
akuntabilitas.
Pasal 3
Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan
berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan
mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal 4
Sumber daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan
hidup dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan
secara selaras.
Pendayagunaan Sumber Daya Air
Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber
daya air yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala
bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya
air.
Pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun berdasarkan wilayah sungai dengan
prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah.
Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan
melibatkan peran masyarakat dan usaha seluas-luasnya.
Pola pengelolaan sumber daya air didasarkan pada prinsip
keseimbangan antara upaya, konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air.
Ketentuan mengenai penyusunan pola pengelolan sumber
daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 11
ACUAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
Berbasis Wil Administrasi:
KEBIJ AKAN NASIONAL
KEBIJ AKAN PROPINSI
KEBIJ AKAN KABUPATEN/ KOTA
POLA
RENCANA
PROGRAM
KEGIATAN Berbasis Wilayah Hidrologis
(Wilayah Sungai)
Pasal 14, 15, 16
Ps 11 ay 2, Ps 59 ay 3, Ps 62 ay 6
POLA PENGELOLAAN SDA
POLA PENGELOLAAN SDA
KERANGKA DASAR
dalam:
Merencanakan,
Melaksanakan, Memantau,
dan Mengevaluasi
Penetapan WS dilakukan oleh Presiden dg memperhatikan Penetapan WS dilakukan oleh Presiden dg memperhatikan
pertimbangan Dewan SDA Nasional. pertimbangan Dewan SDA Nasional. (pasal 13 ayat 2) (pasal 13 ayat 2)
Prinsip penyusunan Pola Pengelolaan SDA: Prinsip penyusunan Pola Pengelolaan SDA: (pasal 11 ayat 2 dan 4) (pasal 11 ayat 2 dan 4)
1) Keterpaduan antara air permukaan dan air tanah 1) Keterpaduan antara air permukaan dan air tanah
2) Keseimbangan antara upaya Konservasi dan Pendayagunaa 2) Keseimbangan antara upaya Konservasi dan Pendayagunaan n
Proses penyusunannya melibatkan peran masyarakat. Proses penyusunannya melibatkan peran masyarakat. (pasal 11 ayat 3) (pasal 11 ayat 3)
Kegiatan:
KONSERVASI SDA
PENDAYAGUNAAN SDA
Pengendalian daya rusak air
Pola
Pengelolaan
SDA
(berbasis WS)
Pasal 1 angka 8
Wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau/laut secara alami,
yang batas di daratan merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai daerah perairan
yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
WS (Wilayah Sungai), adalah:
Kesatuan wilayah pengelolaan Sumberdaya Air
(SDA) dalam satu atau lebih Daerah Aliran Sungai
(DAS) dan atau Pulau-pulau kecil yang luasnya
kurang dari atau sama dengan 2000 km2.
Wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai)
WILAYAH SUNGAI sebagai Basis
Wilayah Pengelolaan S.D.Air
mengapa ?
1. Sifat alami air yg mengalir secara dinamis dari tempat-tempat
tertentu ke tempat yg lebih rendah (bisa lintas wil. Kab/Kota, dan
lintas Prop, bahkan lintas Negara)
2. Keterdapatan air mengikuti siklus hidrologi; ada DAS/DPS yg
secara alami kaya air dan ada pula DAS yg selalu kekurangan air.
3. Air adalah karunia Tuhan, dan menjadi sumber kehidupan;
karenanya setiap orang berhak mendapatkan air untuk
kelangsungan hidupnya.
4. Mencegah timbulnya konflik; sekaligus menempatkan air sebagai
unsur pemersatu antar wilayah.
5. Prinsip efisiensi dan efektivitas pengelolaan.
WILAYAH SUNGAI sebagai Basis
Wilayah Pengelolaan S.D.Air
Bagaimana wujud wilayahnya?
Bisa berupa:
SATU DAS (Cathment Area)
Penggabungan DAS satu dg DAS lain.
SATU PULAU KECIL.
Penggabungan beberapa gugusan pulau kecil.
Penggabungan DAS dan Pulau Kecil di
sekitarnya.
Terdiri atas 17,508 pulau
Jumlah penduduk: 206 juta 65%
tinggal di Jawa
Pembagian Wil. Sungai di Indonesia
Menurut: Permen PU No.39/ 1989
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Papua
90 WS
15 WS Lintas Prop
73 WS dalam 1 Prop
2 WS dikelola
BUMN
(SAAT INI )
Perlu diatur lagi dg Keppres
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DAN WILAYAH SUNGAI (WS)
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DAN WILAYAH SUNGAI (WS)
= WILAYAH SUNGAI
= CEKUNGAN AIR TANAH
= D A S
= SUNGAI
L A U T
DAS A
DAS B
DAS C
DAS D
DAS E
DAS F
BATAS DAS BERBEDA DENGAN BATAS WILAYAH
ADMINISTRASI
BATAS DAS BERBEDA DENGAN BATAS WILAYAH
ADMINISTRASI
Kabupaten D
Kabupaten B
Kota A
B
a
t
a
s

D
A
S
Kabupaten C
L
A
U
T
SUNGAI
DANAU
Pilar/Lingkup/Unsur/Tuju
an
Kegiatan/Sub Kegiatan, Rincian Kegiatan
Pilar II
PENDAYAGUNA AN
SUMBER DAYA AIR
*) Ketentuan mengenai
pengusahaan sumber daya air
diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah
**)dikecualikan pada kawasan
suaka alam dan kawasan
pelestarian alam
TUJUAN:
Memanfaat kan SDA secara
berkelanjut an dengan
mengutamakan pe menuhan
kebutuhan pokok kehidupan
masyarakat secara adil
KEGIATAN : PENATAGUNAAN SDA
SUB. KEGIATAN
1. Menetapkan zona pemanfaatan SDA
RINCIAN KEGIATAN:
a. mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan budi daya
b. menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara
teknis hidrologis
c. memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis
sempadan sumber air
d. memperhatikan kepentingan berbagai jenis pemanfaatan
e. melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang
berkepentingan
f. memperhatikan fungsi kawasan
SUB KEGIATAN
2. Menetapkan peruntukan air pada sumber air
RINCIAN KEGIATAN:
Dengan memperhatikan:
a.daya dukung sumber air
b.jumlah dan penyebaran penduduk serta proyek si pertumbuhannya
c.perhitungan dan proyeksi kebutuhan sumber daya air
d. pemanfaatan air yang sudah ada
Peraturan Pemerintah No.42 tahun 2008
KEGIATAN : Penggunaan SDA
SUB. KEGIATAN :
Pemanfaatan SDA dan prasarananya sebagai media dan/atau materi
RINCIAN KEGIATAN :
1.Penggunaan air dari sumber air : dilaksanakan sesuai penatagunaan dan rencana penyediaan sumber
daya air yang telah ditetapkan dalam rencana pengelolaan sumber daya air wilayah sungai
2.Penggunaan Air dari sumber air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, pertanian rakyat,,
diupayakan secara daur ulang dan menggunakan kembali air.
KEGIATAN : PENGEMBANGAN SDA
SUB. KEGIATAN :
Peningkatan kemanfa atan fungsi SDA guna memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga,
pertanian, industri, pariwisata, pertahanan, pertam- bangan, ketenagaan, perhubungan, dan untuk
berbagai keperlu an lainnya
RINCIAN KEGIATAN :
Dng mempertimbangkan:
a. Daya dukung sumber daya air
b. kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat
c. kemampuan pembiayaan
d. kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air.
e. Lokasi pada :
f. Air permukaan pada sungai, danau, rawa dan sumber air permukaan lainnya.
g. Air tanah pada cekungan air tanah
h. Air hujan
i. Air laut yang berada didarat
KEGIATAN : PENGUSAHAAN SDA
SUB. KEGIATAN :
Memperhatikan fungsi sosial dan kelestarian lingkungan
hidup
RINCIAN KEGIATAN :
Dapat berbentuk:
a. penggunaan air pada suatu lokasi tertentu sesuai
persyaratan yang ditentukan dalam perizinan
b. pemanfaatan wadah air pada suatu lokasi tertentu
sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perizinan
c. pemanfaatan daya air pada suatu lokasi tertentu
sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perizinan
Kesimpulan:
Terdapat 5 kegiatan pendayagunaan
sumberdaya air.
Penatagunaan sumber daya air
Penyediaan sumber daya air
Penggunaan sumber daya air
Pengembangan sumber daya air
Pengusahaan sumber daya air.
1. Penatagunaan sumber daya air
Penataan sumber daya air ditujukan
untuk menetapkan zona
pemanfaatan sumber air dan
peruntukan air.
Zona pemanfaatan air adalah ruang
pada sumber air (waduk, danau,
rawa dan sungai) yang dialokasikan
baik sebagai fungsi lindung maupun
fungsi budidaya.
a. Zona pemanfaatan
Penetapan zona pemanfaatan sumber air
merupakan salah satu acuan untuk
penyusunan atau perubahan rencana tata
ruang wilayah dan rencana pengelolaan
sumber daya air pada wilayah sungai
tersebut.
Misal : pembagian permukaan suatu waduk,
danau, rawa dan sungai (ke dalam berbagai
zona pemanfaatan) antara lain untuk tujuan
budidaya perikanan, pariwisata,
penanggulangan banjir, PLTA, pemanfaatan
irigasi.
Penetapan zona pemanfaatan sumber daya
air dilakukan dengan:
Mengalokasikan zona untuk fungsi lindung dan
budidaya.
Menggunakan dasar hasil penelitian dan
pengukuran secara teknis hidrologis.
Memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi
oleh wilayah DAS.
Memperhatikan kepentingan berbagai jenis
pemanfaatan.
Melibatkan peran masyarakat dan pihak lain
yang berkepentingan untuk memperhatikan
fungsi kawasan.
b. Penetapan peruntukan air
Penetapan peruntukan air pada sumber air adalah pengelompokan
penggunaan air yang terdapat pada sumber air ke dalam beberapa
golongan penggunaan air termasuk baku mutunya, misalnya
mengelompokkan penggunaan sungai ke dalam beberapa ruas
menurut beberapa jenis golongan penggunaan air untuk keperluan
air baku untuk rumah tangga, pertanian, dan usaha industri.
Penetapan peruntukan air pada sumber air pada setiap
wilayah sungai dilakukan dengan memperhatikan :
Daya dukung sumber air.
Jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksi pertumbuhannya.
Perhitungan dan proyeksi kebutuhan sumber daya air.
Pemanfaatan air yang sudah ada.
Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pengawasan
pelaksanaan ketentuan peruntukan air.
2. Penyediaan sumber daya air
Penyediaan sumber daya air dilaksanakan
berdasarkan rencana pengelolaan sumber
daya air yang ditetapkan pada setiap
wilayah sungai dan sesuai dengan
penatagunaan sumber daya air yang
ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan
pokok (skala prioritas) yaitu meliputi :
sanitasi lingkungan, pertanian,
ketenagaan, industri, pertambangan,
perhubungan, kehutanan dan
keanekaragaman hayati, olahaga,
rekreasi dan pariwisata, ekosistem,
estetika, serta kebutuhan lain yang
ditetapkan sesuai dengan perundang-
undangan.
3. Penggunaan sumber daya air
4. Pengembangan sumber daya air
Pengembangan sumber daya air meliputi:
Pengembangan fungsi dan manfaat air hujan.
Pengembangan fungsi dan manfaat air laut.
Pengembangan fungsi dan manfaat air tanah.
Pengembangan tersebut ditujukan untuk
pengadaan air baku, irigasi , air untu PLA, air
untu budidaya perikanan dan peternakan dll.
1. PENGUSAHAAN SDA merupakan salah satu lingkup dari PENDAYAGUNAAN
SDA. (Pasal 26 ayat 1).
2. PENGUSAHAAN SDA berarti sebagai suatu upaya pemanfaatan SDA untuk
tujuan USAHA atau menunjang suatu kegiatan usaha.
3. PENGUSAHAAN SDA dapat dilakukan melalui berbagai jenis/bentuk usaha, a.l:
(Penjelasan Umum angka 10)
Pemanfaatan air alam SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PROSES
PRODUKSI (misalnya : industri tekstil, pabrik gula, petrokimia, agroindustri,
industri pengolahan makanan dan lain-lain).
Pemanfaatan air alam SEBAGAI BAHAN BAKU UTAMA SUATU PRODUK
(misalnya: produk PDAM, Air Mineral).
Pemanfaatan air, sumber air dan daya air, (misalnya usaha PLTA, usaha
arung jeram, usaha wisata air, usaha pelayaran di sungai dan usaha
pengapungan).
Pemanfaatan air SEBAGAI MEDIA atau PENDUKUNG kegiatan usaha
tertentu, (misalnya: usaha perikanan, usaha perhotelan, usaha real estate,
untuk pendinginan mesin pabrik, pencucian bahan tambang).
5. PENGUSAHAAN SDA
4. Pengusahaan SDA yang meliputi satu WS (dari
hulu sampai ke hilir) HANYA DAPAT dilaksanakan
oleh BUMN/BUMD pengelola SDA (Pasal 45 ayat 2).
5. BUMN dibentuk berdasarkan PP, sedangkan
BUMD dibentuk berdasarkan PerDa.
6. Perorangan, badan usaha, atau kerjasama antar
badan usaha DAPAT melaksanakan pengusahaan
SDA SECARA TERBATAS berdasarkan IZIN
Pengusahaan dari pemerintah (Pusat/ Prov/ Kab/
Kota) sesuai dengan kewenangannya dan harus
sesuai dg Rencana Alokasi Air yg Ditetapkan
(pasal 45 ayat 3 dan pasal 46 ayat 2).
7. Kegiatan pengusahaan, tidak termasuk menguasai sumber
airnya, tetapi hanya terbatas pada hak untuk
menggunakan air sesuai alokasi yang ditetapkan, dan
atau hak menggunakan sebagian sumber air seluas yang
diperlukan untuk tapak bangunan (misalnya tapak
bangunan bendungan). Lihat Penjelasan Umum angka 10.
8. Pengertian PENGUSAHAAN SDA tidak sama dg
PENGUASAAN, dan tidak sama dengan PRIVATISASI.
9. Pengaturan mengenai Pengusahaan SDA dalam UU ini
lebih menekankan pada substansi pengaturan ALOKASI
air baku (alam) untuk suatu jenis kegiatan usaha tertentu.
10. Pada prinsipnya UU No.7/ 2004 tentang Sumber Daya Air
mengatur Pengusahaan SDA jauh lebih ketat daripada UU
11/1974 tentang Pengairan.
KETENTUAN UU No.11/1974 UU No. 7/2004 ttg SDA
Syarat bagi
pihak swasta
untuk
melaksanakan
pengusahaan
SDA
Cukup dg ijin
dari pemerintah,
dan berpedoman
pada asas usaha
bersama dan
kekeluargaan
(ps11)
1. Ijin dari pemerintah (ps 45 ayat 3)
2. Tidak boleh meliputi seluruh WS (ps 45
ayat 4).
3. Berdasarkan rencana alokasi air. (ps 46
ayat 2)
4. Melalui konsultasi publik (ps 47 ayat 4)
5. Dilarang ditransfer keluar WS, kecuali
SDA pada WS ybs surplus. (ps 48 ay 1)
Kewajiban
pihak swasta
dalam
pelaksanaan
pengusahaan
SDA
Tidak mengatur
1. Memperhatikan fungsi sosial dan
kelestariannya (ps 45 ayat 1)
2. Wajib ikut serta melakukan konservasi
dan meningkatkan kesejahteraan masy
di sekitarnya. (ps 47 ayat 3)
3. Mendorong keikut sertaan UKM (ps 47
ayat 5)
Kewajiban
Pemerintah
Tidak mengatur
1. Pengawasan mutu layanan pengusaha
(ps 47 ayat 1).
2. Fasilitasi pengaduan masyarakat(ps 47
ayat 2)
Rambu pengaturan mengenai Pengusahaan SDA
II. PENDEKATAN IMPLEMENTASI
PENDAYAGUNAAN SDA
1. Pendekatan Manajemen
One River One Plan
One Integrated Management.
2. Pendekatan analisis teknis
Neraca Air.
Contoh
Penerapan di DAS Kali Brantas
29
PERMASALAHAN
KELESTARIAN
SUMBERDAYA AIR
RENCANA
INDUK II
(1973)
RENCANA
INDUK I
(1961)
RENCANA
INDUK III
(1985)
PELAKSANAAN
(1962 - 1972)
PELAKSANAAN
(1973 - 1984)
PELAKSANAAN
(1984 - 2000)
PENGENDALIAN BANJIR
PENGEMBANGAN
IRIGASI
PENYEDIAAN
AIR BAKU
(DOM & IND.)
HASIL
SUMBERDAYA AIR
YANG LESTARI
RENCANA
INDUK IV
(1998)
PELAKSANAAN
(1999 - 2020)
PENGELOLAAN &
KONSERVASI
SUMBERDAYA AIR
Pendekatan Manajemen
Master Plan I
(1961 - 1973)
Master Plan II
(1974 - 1985)
Master Plan III
(1986 - 2000)
Sengguruh Dam (88) T.Agung Tunnel (91)
Selorejo Dam (72)
Waru-Turi B. (92)
Bening Dam (84) Gunungsari B. (81)
Wlingi Dam (78) Lodoyo Dam (83) Lahor Dam (77)
Wonorejo Dam (00)
Jatimlerek R.D (93)
Menturus R.D (93)
Sutami Dam (72)
New Lengkong B (74)
KERANGKA KELEMBAGAAN PSDA
REGULATOR
DEVELOPER
OPERATOR USER/ PUBLIC
WADAH
KOORDINASI
Menteri
Gubernur
Bupati
Walikota
Dinas
Proyek Pem.
Invest Swasta
Pertanian
Perkotaan
Energi
Industri
Perkebun
Pakar
LSM
BPDAS
PJT
BPSDA
PENDEKATAN ANALISA TEKNIS
NERACA AIR
Neraca Air di DAS K. Brantas
Ketersediaan Air
(Data statistik)
Kebutuhan Air
(Para pemanfaat)
Usulan Pola
(Perum Jasa Tirta I)
Kajian Teknis
(Panpel PTPA)
Pengesahan POWAA
(PTPA)
Pelaksanaan POWAA
(Perum Jasa Tirta I)
Evaluasi dan Laporan
Deviasi?
Revisi POWAA
(Perum Jasa Tirta I)
Tidak Ya
METODE PERIMBANGAN AIR SEDERHANA
(SIMPLE WATER BALANCED)

M
A Et R
0,0116 Q

dengan:
Q = debit rata-rata bulanan (m/dt)
R = curah hujan bulanan (mm)
Et = evapotranspirasi bulanan (mm)
A = luas DAS (km)
M = jumlah hari dalam sebulan
Kelemahan ?
Kerugian ?
Contoh Soal
36
Suatu DAS mempunyai luas (A) 51 km
2
. Data hujan
bulanan dan evapotranspirasi bulanan seperti pada
tabel. Akan diperkirakan debit bulanan di A
Bulan Hujan Evapot Debit Aliran Dasar Debit Total
(R mm) (Et mm) (m^3/dt) (m^3/dt) (m^3/dt)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jan 135,00 5,43 2,47 10,00 12,47
Feb 113,00 5,20 2,28 10,00 12,28
Mar 98,00 5,35 1,77 10,00 11,77
Apr 45,00 4,38 0,80 10,00 10,80
Mei 23,00 4,23 0,36 10,00 10,36
Jun 0,00 4,46 -0,09 10,00 9,91
Jul 0,00 4,21 -0,08 10,00 9,92
Ags 0,00 4,86 -0,09 10,00 9,91
Sep 54,00 6,26 0,94 10,00 10,94
Okt 68,00 6,62 1,17 10,00 11,17
Nov 88,00 6,42 1,61 10,00 11,61
Des 145,00 5,91 2,65 10,00 12,65
37
Keterangan:
Kolom (1): Bulan
Kolom (2): Hujan Bulanan (diketahui)
Kolom (3): Evapotranspirasi Bulanan (diketahui/ bisa
dihitung)
Kolom (4): 0,0116 x ((kolom 2 kolom 3) x A)/ hari
dalam bulan ybs)
Kolom (5): aliran dasar (diketahui/ bisa dihitung)
Kolom (6): kolom (4) + Kolom (5)
B. METODE PERBANDINGAN DAS
Q = C . I . A
2 2 2
I I 1
II
I
A I C
A I C
Q
Q

dengan:
QI = debit DAS I (m/dt)
QII = debit DAS II (m/dt)
C = koef. Pengaliran DAS I
C = koef. Pengaliran DAS II
I = intensitas hujan DAS I
I = intensitas hujan DAS II
A = luas DAS I
A = luas DAS II
Kelemahan?
Keuntungan?
Contoh Soal
39
DAS A dan B mempunyai karakteristik yang hampir sama. Luas DAS A
= 51 km
2
dan Luas DAS B = 76 km
2
. Aliran Dasar di A = 10 m
3
/dt
sedang di B = 12 m
3
/dt. Data debit bulanan di B seperti pada tabel.
Akan diperkirakan data debit bulanan di A.
Bulan Hujan A Hujan B Debit B Debit A Aliran Dasar A Debit total A
(I
mm/jam) (I mm/jam) (QB m^3/dt)
(QA
m^3/dt) (m^3/dt) (m^3/dt)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jan 7,00 7,30 22,60 14,54 10,00 24,54
Feb 6,50 6,80 18,90 12,12 10,00 22,12
Mar 4,80 5,10 17,30 10,93 10,00 20,93
Apr 2,30 3,80 15,10 6,13 10,00 16,13
Mei 1,20 2,20 14,40 5,27 10,00 15,27
Jun 0,00 1,30 14,00 0,00 10,00 10,00
Jul 0,00 0,00 13,50 0,00 10,00 10,00
Ags 0,00 0,00 13,20 0,00 10,00 10,00
Sep 2,70 1,80 14,70 14,80 10,00 24,80
Okt 3,40 4,20 15,80 8,58 10,00 18,58
Nov 4,40 6,80 18,50 8,03 10,00 18,03
Des 7,20 7,90 23,50 14,37 10,00 24,37
40
Keterangan:
Kolom (1): Bulan
Kolom (2): Intensitas hujan di A (diketahui)
Kolom (3): Intensitas hujan di B (diketahui)
Kolom (4): debit di B (diketahui)
Kolom (5): ((51 x kolom 2)/(76 x kolom 3)) x kolom 4
Kolom (6): aliran dasar di A (diketahui)
Kolom (7): kolom (5) + kolom (6)
C. SIMULASI MOCK
Dr. F.J. Mock (1973)
model sederhana simulasi keseimbangan air
bulanan untuk aliran
meliputi data hujan, evaporasi dan karakteristik
hidrologi daerah pengaliran.
Kriteria perhitungan dan asumsi yang
digunakan dalam analisa ini adalah sebagai
berikut :
42
Evapotranspirasi aktual Evaporasi pot. metode Penman (ETo).
Hubungan antara Evaporasi pot dengan Evapotrans.aktual :
Ea = ETo - E (Ea = Et) (2-5)
E = ETo x (m/20) x (18 n) (E = E) (2-6)
dengan :
Ea = Evapotranspirasi aktual (mm/hari)
Et = Evapotranspirasi terbatas (mm/hari)
m = prosentase lahan yang tidak tertutup tanaman, ditaksir dari
peta tata guna lahan
m = 0 untuk lahan dengan hutan lebat
m = 0 untuk lahan dengan hutan sekunder pada akhir musim
hujan dan bertambah 10 % setiap bulan kering berikutnya.
m = 10 40 % untuk lahan yang tererosi
m = 30 50 % untuk lahan pertanian yang diolah (misal :
sawah, ladang)
n = jumlah hari hujan dalam sebulan
1. Evapotranspirasi Aktual (Ea)/ Evapotranspirasi
Terbatas (Et)
43
a. Air hujan yang mencapai permukaan tanah dapat dirumuskan sbb.:
Ds = P Et (2-7)
dengan
Ds = Air hujan yang mencapai permukaan tanah (mm/hari)
P = Curah hujan (mm/hari)
Et = evapotranspirasi terbatas (mm/hari)
- Jika Ds positif (P > Et) air akan masuk ke dalam tanah bila
kapasitas kelembaban tanah belum terpenuhi dan sebaliknya akan
melimpas bila kondisi tanah jenuh.
- Jika Ds negatif (P < Et) sebagian air tanah akan keluar dan
terjadi kekurangan (defisit). P = curah hujan.
2. Keseimbangan Air di Permukaan Tanah
44
b. Perubahan kandungan air tanah (soil storage)
tergantung dari harga Ds.
- Bila Ds < 0 kapasitas kelembaban tanah akan berkurang d
- Bila Ds > 0 akan menambah kekurangan kapasitas
kelembaban tanah bulan sebelumnya.
c. Kapasitas Kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity)
diperlukan pada saat dimulainya simulasi
besarnya tergantung dari kondisi porositas lapisan tanah atas
dari daerah pengaliran.
Biasanya diambil 50 s/d 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air
dalam tanah per m
3
.
porositas tanah lapisan >> kapasitas kelembaban tanah >>
* Jika pemakaian model dimulai bulan Januari (pertengahan musim
hujan) tanah dianggap pada kapasitas lapangan (field capacity).
Jika model dimulai musim kemarau terdapat kekurangan dan
kelembaban tanah awal mestinya di bawah kapasitas lapangan.
45
a. Koefisien Infiltrasi (i)
ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan
daerah pengaliran.
Lahan yang porous:
pasir halus mempunyai infiltrasi > tanah lempung berat.
Lahan yang terjal: koefisien infiltrasi <<
Batasan koefisien infiltrasi adalah 0 1,0.
b. Penyimpanan Air Tanah (Groundwater Storage)
permulaan simulasi penyimpanan awal (initial storage)
tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu.
contoh:
Dalam daerah pengaliran kecil yang kondisi geologi lapisan
bawah adalah tidak tembus air dan mungkin tidak ada air di
sungai pada musim kemarau penyimpanan air tanah nol.
3. Limpasan dan Penyimpanan Air Tanah
(Run Off & Groundwater Storage)
46
Vn = k . V
n-1
+ (1 + k) . In (2-8)
DVn = Vn V
n-1
(2-9)
dengan :
Vn = volume air tanah bulan ke n
V
n-1
= volume air tanah bulan ke (n - 1)
k = qt/qo = faktor resesi aliran air tanah (catchment area
recession factor)
qt = aliran air tanah pada waktu t (bulan ke t)
qo = aliran air tanah pada awal (bulan ke 0)
In = Infiltrasi bulan ke n
DV
n-1
= perubahan volume aliran air tanah
Faktor resesi air tanah (k) adalah 0 1,0.
Harga k yang tinggi akan memberikan resesi yang lambat
pd kondisi geologi lapisan bawah yang sangat lulus air (permeable).
Rumus-rumus yang digunakan :
47
c. Limpasan (Run Off)
Aliran dasar : infiltrasi dikurangi perubahan
Volume air dalam tanah (DVn)
Limpasan langsung : kelebihan air (water surplus)
infiltrasi
Limpasan : aliran dasar + limpasan langsung
Debit andalan : aliran sungai (m
3
/bulan).
48
1. Mempersiapkan data-data yang dibutuhkan, antara lain:
rerata hujan daerah (P), evapotranspirasi potensial (Eto),
jumlah hari hujan (n), faktor resesi aliran air tanah (k), dan
angka koefisien infiltrasi (i).
2. Menentukan evapotranspirasi terbatas Pers. (2-5)
3. Menentukan besar hujan di permukaan tanah (Ds) Pers.
(2-7)
4. Menentukan harga kelembaban tanah (SMC)
5. Menentukan infiltrasi (i), dengan koefisien antara 0 1,0
6. Menentukan air lebihan tanah (water surplus)
7. Menentukan kandungan air bawah tanah (Vn) Pers (2-8)
8. Menentukan perubahan kandungan air bawah tanah (DVn)
Pers (2-9)
9. Menentukan aliran dasar dan aliran langsung
10.Menentukan debit yang tersedia di sungai.
Langkah-langkah perhitungan debit Metode
F.J. Mock:
Contoh Soal
49
Perhitungan Debit 10 Harian Dengan Metode F.J. Mock
Tahun 2001
DAS : Lesti
Luas DAS : 385,37 km
2
50
No U R A I A N
Hitungan Satuan Jan Feb
I II III I II III
I JUMLAH HARI DALAM 1 PERIODE Data hari 10 10 11 10 10 8
II DATA HUJAN
1 Curah Hujan (P) Data mm/10hr 194 59 144 244 75 39
2 Hari Hujan (h) Data hari 6 5 6 9 6 1
III EVAPOTRANS TERBATAS (Et)
3
Evapotranspirasi Potensial
(ETo) ETo mm/10hr 2,29 2,29 2,29 2,23 2,23 2,23
4 Permukaan Lhn Terbuka (m) Hitungan % 29 29 29 29 29 29
5 (m/20) * (18 - h) Hitungan - 0,17 0,18 0,17 0,12 0,18 0,24
6 E = (ETo) * (m/20) * (18 - h) (3) * (5) mm/10hr 0,40 0,42 0,39 0,28 0,40 0,54
7 Et = (ETo) - (E) (3) - (6) mm/10hr 1,89 1,87 1,90 1,95 1,83 1,69
IV KESEIMBANGAN AIR
8 Ds = P - Et (1) - (7) mm/10hr 191,66 56,70 142,22 241,69 73,50 37,21
9 Daya Serap Tanah (S) mm/10hr 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Kapasitas Kelembaban Tanah (SMC) SMC mm/10hr 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
11 Kelebihan Air (WS) (8)- (9) mm/10hr 191,66 56,70 142,22 241,69 73,50 37,21
V ALIRAN DAN PENYIMPANAN AIR TANAH
12 Infiltrasi (I) (11) * (i) mm/10hr 38,33 11,34 28,44 48,34 14,70 7,44
13 0.5 (1 + k) In Hitungan - 34,50 10,21 25,60 43,50 13,23 6,70
14 k * V
(n - 1)
Hitungan - 40,00 59,60 55,84 65,15 86,93 80,13
15 Vol. Air Tanah (Vn) (13) + (14) mm/10hr 74,50 69,81 81,44 108,66 100,16 86,82
16 Perub. Volume Air Tanah (DVn) Vn - V(n-1) mm/10hr 24,50 -4,69 11,64 27,21 -8,50 -13,33
17 Aliran Dasar (BF) (12) - (16) mm/10hr 13,83 16,03 16,81 21,12 23,20 20,78
18 Aliran Langsung (DR) (11) - (12) mm/10hr 153,33 45,36 113,77 193,35 58,80 29,77
19 Aliran Total (R) (17) + (18) mm/10hr 167,16 61,39 130,58 214,47 82,00 50,55
VI DEBIT ALIRAN SUNGAI
21 Debit Aliran Sungai A * (19) m
3
/det 74,56 27,38 52,95 95,66 36,58 28,18
22 Debit Aliran Sungai lt/det 74559,60 27383,21 52947,54 95660,62 36576,08 28181,92
51
Parameter terpakai :
- m = 30 - 50% untuk lahan pertanian
yang diolah
- Kapasitas kelembaban
tanah SMC (Soil Moisture
Contents)
= 100
- Daerah Aliran Sungai = 385,4
- Koefisien infiltrasi I = 0,2
- Faktor resesi aliran air
tanah k= 0,8
- Penyimpanan awal
(initial storage)
IS = 50 mm
Ketentuan :
m = prosentase lahan tak tertutup vegetasi, dari peta tata guna lahan
m = 0% untuk lahan dg hutan lebat
m= 0% pd akhir musim hujan, dan bertambah 10 % setiap bulan keing
untuk lahan dg hutan sekunder
m=10% - 40% untuk lahan yg tererosi
m= 30% - 50% untuk lahan pertanian yg diolah (mis: sawah, ladang)
Musim kemarau m harus dibesarkan sekitar 10% dr musim hujan
SMC = berdasarkan kondisi porositas lapisan tanah
atas dari catchment area.
SMC = 50 - 250 mm, kapasitas kandungan air dalam
tanah per m
2
, porositas makin besar, SMC makin
besar pula
SMC = 100 + 0.2 * hujan rerata tahunan
Koefisien infiltrasi : tergantung kondisi porositas
tanah dan kemiringan daerah pengaliran
Lahan yg porous, infiltrasi besar, lahan yg terjal
koefisien Infiltrasi kecil
Besar koefisien Infiltrasi (i)< 1
Sumber Daya Air Hujan
Panen Air Hujan
Kebutuhan Air Irigasi Embung, Waduk
Kebutuhan Air Baku Embung, Waduk,
Kolam Tampungan, Bak Penampung Air
Hujan
Pengelolaan Air Hujan
Memanen, meresapkan ke dalam tanah
Sumur resapan, kolam resapan, lubang
biopori, parit resapan
Mengeksploitasi sumur gali, sumur
dalam
Air Permukaan
Air Sungai
Dinaikkan dengan membuat bendung untuk
irigasi
Transportasi
Pembangkit listrik tenaga air
Sumber air baku setelah diolah
Air Danau, Rawa, Situ
Irigasi, kebutuhan air baku, PLTA
Air Laut
Transportasi
Sumber air baku setelah proses desalinasi
Air Tanah
Air Tanah Dangkal
Sumur gali
Air Tanah Dalam Sumur dalam
Aquifer tertekan
Aquifer tidak tertekan/bebas
Aquifer setengah tertekan
Tugas 3
Pendayagunaan Sumber Daya Air
Pelajari dan diskusikan dalam kelompok,
maknanya pendayagunaan sumber daya air; 5
kegiatan pendayagunaan sumber daya air; 2
pendekatan implementasi pendayagunaan
sumber daya air; serta contoh-contoh
pendayagunaan sumber daya air
Buat suatu makalah dari hasil diskusi tersebut.
Secara pribadi tulis tugas ini dengan tangan tinta
biru dalam kertas dan disusun pada saat
perkuliahan berikutnya

You might also like