You are on page 1of 32

a Oksigen

Dioksigen, O2, adalah gas tak berwarna dan tak berbau (bp -183.0 oC) menempati 21%
udara (% volume). Karena atom oksigen juga komponen utama air dan batuan, oksigen
adalah unsur yang paling melimpah di kerak bumi. Walaupun unsur ini melimpah,
oksigen dibuktikan sebagai unsur baru di abad ke-18. Karena kini sejumlah besar oksigen
digunakan untuk produksi baja, oksigen dipisahkan dalam jumlah besar dari udara yang
dicairkan.
Isotop oksigen 16O (kelimpahan 99.762 %), 17O (0.038%), dan 18O (0.200%). 17O
memiliki spin I = 5/2 dan isotop ini adalah nuklida yang penting dalam pengukuran
NMR. 18O digunakan sebagai perunut dalam studi mekanisme reaksi. Isotop ini juga
bermanfaat untuk penandaan garis absorpsi spektrum IR atau Raman dengan cara efek
isotop.
Sebagaimana dideskripsikan di bagian 2.3 (e), dioksigen, O2, dalam keadaan dasar
memiliki dua spin yang tidak paralel dalam orbital molekulnya, menunjukkan sifat
paramagnetisme dan disebut oksigen triplet. Dalam keadaan tereksitasi, spinnya
berpasangan dan dioksigen menjadi diamagnetik, disebut oksigen singlet. Oksigen
singlet sangat penting untuk sintesis kimia, sebab oksigen singlet ini memiliki kereaktifan
karakteristik. Oksigen singlet dihasilkan dalam larutan dengan reaksi transfer energi dari
kompleks yang teraktivasi oleh cahaya atau dengan pirolisis ozonida (senyawa O3).
Ion superoksida, O2-, dan ion peroksida, O22-, adalah anion-anion dioksigen (Tabel
4.3). Keduanya dapat diisolasi sebagai garam logam alkali. Ada keadaan oksidasi lain, O2+,
yang disebut kation dioksigen (1+), dan dapat diisolasi sebagai garam dengan anion
yang cocok.
Tabel 4.3 Bilangan oksidasi oksigen.
69Ozon, O3, adalah alotrop oksigen dan merupakan gas tak stabil dengan bau yang
mengiritasi. Ozon adalah molekul bengkok terdiri dari tiga atom (bersudut 117o) dan
memiliki kereaktifan yang unik. Akhir-akhir ini ozon diketahui memiliki peran yang
sangat penting dalam menyaring radiasi ultraviolet dari matahari yang membahayakan,
dan memegang peranan penting dalam melindungi kehidupan di bumi dari kerusakan
fotokimia. Kini jelas bahwa khlorofluorokarbon, yang sering digunakan sebagai refrigeran
atau sebagai pembersih komponen elektronik, juga merusak lapisan ozon, dan aksi yang
sesuai telah dilakukan dalam skala global untuk menanggulangi masalah lingkungan yang
serius ini.
b Oksida hidrogen
Oksigen sangat reaktif, dan bereaksi langsung dengan banyak unsur membentuk oksida.
Air adalah oksida hidrogen dan perannya sangat krusial bagi lingkungan global dan
kehidupan.
Air H2O
Sembilan puluh tujuh persen air ada di laut, 2 % ada sebagai es di kutub dan air tawar
hanya merupakan sedikit sisanya saja. Sifat kimia dan fisika dasar air sangat penting dalam
kimia. Sifat- sifat kimia utamanya diberikan dalam Tabel 4.1. Sebagian besar sifat anomali
air disebabkan oleh ikatan hidrogen yang kuat. Sifat fisik air berbeda cukup besar dengan
keberadaan isotop hidrogen. Paling tidak ada 9 polimorf es yang diketahui dan struktur
kristalnya bergantung pada kondisi pembekuan es.
Air memiliki sudut ikatan 104.5o dan panjang ikatan 95.7 pm dalam molekul bebasnya.
Telah dideskripsikan di bagian 3.4 (b) autoionisasi air menghasilkan ion oksonium, H3O+.
Penambahan air lebih lanjut menghasilkan [H(OH2)n]+ (H5O2+, H7O3+, H9O4+, dan
H13O6+), dan struktur berbagai spesies ini telah ditentukan.
Hidrogen peroksida, H2O2
Hidrogen peroksida adalah cairan yang hampir tak berwarna (mp -0.89 oC dan bp
(diekstrapolasikan) 151.4 oC), bersifat sangat eksplosif dan berbahaya dalam konsentrasi
tinggi. Biasanya hidrogen peroksida digunakan sebagai larutan encer, tetapi larutan dalam
air 90 % digunakan. Karena hidrogen peroksida digunakan dalam jumlah besar sebagai
bahan pengelantang untuk serat dan kertas, proses sintetik industri skala besar telah
dibuat. Proses ini
70
menggunakan reaksi katalitik sangat lunak untuk menghasilkan larutan encer hidrogen
peroksida dari udara dan hidrogen dengan menggunakan antrakuinon tersubstitusi.
Larutan encer ini kemudian dipekatkan. Bila deuterium peroksida dipreparasi di
laboratorium, reaksi berikut digunakan.
K2S2O8 +2D2O D2O2+2KDSO4
Hidrogen peroksida terdekomposisi menjadi air dan oksigen dengan keberadaan mangan
dioksida, MnO2. Hidrogen peroksida dapat bereaksi sebagai oksidator maupun reduktor
bergantung ko- reaktannya. Potensial reduksinya dalam asam diungkapkan dalam diagram
Latimer (lihat bagian 3.3 (c)) :
c Silikon oksida





































Oksigen
Ditulis oleh Soetrisno pada 26-01-2008
Sejarah
Selama beberapa abad, para ahli kadang-kadang menyadari bahwa
udara terdiri lebih dari satu komponen. Sifat oksigen dan nitrogen
sebagai komponen udara mengarah pada pengembangan teori
flogiston pada proses pembakaran, yang sering terpikir oleh para
ahli kimia selama satu abad. Oksigen telah dibuat oleh beberapa
ahli, termasuk Bayen dan Borch, tetapi mereka tidak tahu cara
mengumpulkannya. Mereka juga tidak mempelajari sifat-sifatnya
dan tidak mengenali oksigen sebagai unsur dasar.
Seorang ahli bernama Priestley dipuji karena penemuannya, meski
Scheele juga menemukan oksigen secara bebas.
Dulu, bobot atom oksigen digunakan sebagai standar pembanding
untuk unsur yang lain, hingga pada tahun 1961, ketika IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry) menggunakan
atom karbon 12 sebagai standar pembanding yang baru.
Sumber
Oksigen adalah unsur ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah
di matahari, dan memainkan peranan dalam siklus karbon-nitrogen,
yahkni proses yang diduga menjadi sumber energi di matahari dan
bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi memberikan
warna merah terang dan kuning-hijau pada Aurora Borealis.
Oksigen merupakan unsur gas, menyusun 21% volume atmosfer
dan diperoleh dengan pencairan dan penyulingan bertingkat.
Atmosfer Mars mengandung oksigen sekitar 0.15%. dalam bentuk
unsur dan senyawa, oksigen mencapai kandungan 49.2% berat
pada lapisan kerak bumi. Sekitar dua pertiga tubuh manusia dan
sembilan persepuluh air adalah oksigen.
Di laboratorium, oksigen bisa dibuat dengan elektrolisis air atau
dengan memanaskan KClO
3
dengan MnO
2
sebagai katalis.
Sifat-sifat
Oksigen tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dalam
bentuk cair dan padat, oksigen berwarna biru pucat dan merupakan
paramagnetik yang kuat.
Bentuk lain
Ozon (O
3
). Merupakan senyawa yang sangat aktif, dihasilkan dari
pelepasan muatan elektris (kilat) atau penyinaran sinar
Ultraviolet terhadap oksigen.
Keberadaan ozon di atmosfer (dengan jumlah yang sebanding
dengan ketebalan lapisan 3 mm dengan kondisi tekanan dan suhu
yang luar biasa) mencegah sinar Ultraviolet yang berbahaya dari
matahari sebelum mencapai permukaan. Pencemaran udara di
atmosfer dapat merusak lapisan ozon ini. Ozon bersifat racun dan
tidak boleh terpapar dengan ozon melebihi kadar 0.2 mg/m# (8
jam kerja rata-rata-40 jam per minggu). Ozon yang masih pekat
memiliki warna hitam kebiru-biruan dan ozon padat berwarna hitam
ungu.
Senyawa
Oksigen, yang sangat reaktif, adalah komponen ratusan ribu
senyawa organik dan dapat bergabung dengan kebanyakan unsur.
Kegunaan
Tanaman dan hewan sangat tergantung pada oksigen untuk
bernafas. Rumah sakit sering menulis resep oksigen untuk pasien
dengan penyakit pernafasan ringan.
Isotop
Oksigen memiliki 9 isotop. Oksigen alami adalah campuran dari 3
isotop
Oksigen berbobot aatom 18 yang terdapat di alam bersifat stabil
dan tersedia untuk keperluan komersial, seperti dalam air (H
2
O
dengan kandungan isotop 18 sebanyak 15%). Konsumsi oksigen
komersial di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 20 juta ton per
tahun dan diperkirakan akan terus meningkat.
Penggunaan oksigen pada tungku peleburan baja merupakan
penggunaan tertinggi. Jumlah yang banyak juga diperlukan pada
proses pembuatan gas ammonia, metanol, etilen oksida dan
pengelasan oksi-asetilen.
Pemisahan udara (destilasi) menghasilkan gas dengan kemurnian
99%, sedangkan elektrolisis hanya 1%
Ditulis oleh Soetrisno pada 26-01-2008
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/oksigen/









































Oksigen adalah unsur dengan nomor atom 8 dan diwakili oleh simbol nama
O. nya berasal dari akar Yunani (oxys) (asam, harfiah "tajam", merujuk
pada rasa asam asam) dan- (-gen) ( produser, harfiah begetter), karena
pada saat penamaan, itu keliru berpikir bahwa semua asam diperlukan
oksigen dalam komposisi mereka.

Oksigen adalah anggota kelompok chalcogen pada tabel periodik, dan
merupakan masa yang sangat reaktif 2 elemen non logam yang siap
membentuk senyawa (terutama oksida) dengan hampir semua unsur lainnya.
Pada suhu dan tekanan standar, dua atom dari mengikat unsur untuk
membentuk dioksigen, tidak berwarna, tidak berbau, gas diatomik hambar
dengan formula O2. Dengan massa, oksigen adalah unsur ketiga yang paling
melimpah di alam semesta setelah hidrogen dan helium [1] dan faktor yang
paling berlimpah oleh massa di kerak bumi [2] gas oksigen diatomik
merupakan 20,8% dari volume udara.. [3]

Semua kelas utama molekul struktural dalam organisme hidup, seperti
protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen, seperti halnya
senyawa anorganik utama yang terdiri dari cangkang binatang, gigi, dan
tulang. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh cyanobacteria,
ganggang dan tanaman selama fotosintesis dan digunakan dalam respirasi
selular untuk semua kehidupan yang kompleks. Oksigen adalah racun bagi
obligately organisme anaerobik. Anaerob adalah bentuk dominan dari awal
kehidupan di Bumi sampai O2 mulai menumpuk di atmosfer sekitar 2,5 milyar
tahun yang lalu. [4] Bentuk lain (alotrop) oksigen, ozon (O3), membantu
melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet dengan tinggi -ketinggian lapisan
ozon, tetapi merupakan polutan di dekat permukaan di mana ia merupakan
produk sampingan dari kabut asap. Pada orbit bumi rendah bahkan lebih
tinggi ketinggian oksigen atom adalah sebuah kehadiran yang signifikan dan
penyebab terjadinya erosi untuk pesawat ruang angkasa. [5]


Oksigen secara independen ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele, di
Uppsala, pada tahun 1773 atau sebelumnya, dan Joseph Priestley di
Wiltshire, pada tahun 1774, tetapi Priestley sering diberikan prioritas karena
publikasi nya keluar di cetak pertama. Nama oksigen yang diciptakan pada
tahun 1777 oleh Antoine Lavoisier, [6] yang eksperimen dengan oksigen
membantu untuk mendiskreditkan teori phlogiston kemudian-populer
pembakaran dan korosi. Oksigen dihasilkan industri oleh distilasi fraksional
dari udara cair, penggunaan zeolit untuk menghilangkan karbon dioksida dan
nitrogen dari udara, elektrolisis air dan sarana lainnya. Penggunaan oksigen
termasuk produksi baja, plastik dan tekstil, propelan roket, terapi oksigen, dan
mendukung kehidupan di pesawat terbang, kapal selam, spaceflight dan
menyelam.
Diterbitkan di: 23 Desember, 2010


Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2090620-pengertian-
oksigen/#ixzz1bnJu5cmU













































Oksigen
http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

8 nitrogen oksigen fluor
-

O

S
Tabel periodik

Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom oksigen, O, 8
Deret kimia non-logam
Golongan, Periode, Blok 16, 2, p
Penampilan tak berwarna

Massa atom 15,9994(3) g/mol
Konfigurasi elektron 1s
2
2s
2
2p
4

Jumlah elektron tiap kulit 2, 6
Ciri-ciri fisik
Fase gas
Massa jenis (0 C; 101,325 kPa)
1,429 g/L
Titik lebur 54,36 K
(-218,79 C, -361,82 F)
Titik didih 90,20 K
(-182,95 C, -297,31 F)
Kalor peleburan (O2) 0,444 kJ/mol
Kalor penguapan (O2) 6,82 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 C) (O2)
29,378 J/(molK)
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 61 73 90

Ciri-ciri atom
Struktur kristal kubus
Bilangan oksidasi 2, 1
(oksida netral)
Elektronegativitas 3,44 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 1313,9 kJ/mol
ke-2: 3388,3 kJ/mol
ke-3: 5300,5 kJ/mol
Jari-jari atom 60 pm
Jari-jari atom (terhitung) 48 pm
Jari-jari kovalen 73 pm
Jari-jari Van der Waals 152 pm
Lain-lain
Sifat magnetik paramagnetik
Konduktivitas termal (300 K) 26,58 mW/(mK)
Kecepatan suara (gas, 27 C) 330 m/s
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
16
O
99,762
%
O stabil dengan 8 neutron
17
O
0,038% O stabil dengan 9 neutron
18
O
0,2% O stabil dengan 10 neutron

Referensi
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik
yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur
golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir
semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan
tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu
senyawa gas diatomik dengan rumus O
2
yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah
ketiga di alam semesta berdasarkan massa[1] dan unsur paling
melimpah di kerak Bumi.[2] Gas oksigen diatomik mengisi 20,9%
volume atmosfer bumi..[3]
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme
hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen.
Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi,
dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O
2
dihasilkan dari air oleh
sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan
digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup.
Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk
kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan.
O
2
kemudian mulai berakumulasi pada atomsfer sekitar 2,5 miliar tahun
yang lalu.[4] Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O
3
).
Lapisan ozon pada atomsfer membantu melindungi biosfer dari radiasi
ultraviolet, namun pada permukaan bumi ia adalah polutan yang
merupakan produk samping dari asbut.
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di
Uppsala pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun
1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya
merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh
Antoine Lavoisier pada tahun 1777,[5] yang eksperimennya dengan
oksigen berhasil meruntuhkan teori flogiston pembakaran dan korosi
yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi
bertingkat udara cair, dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan
karbon dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun elektrolisis air, dll.
Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga
digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai
penyokong kehidupan pada pesawat terbang, kapal selam,
penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
Daftar isi [sembunyikan]
1 Karakteristik
1.1 Struktur
1.2 Alotrop
1.3 Sifat fisik
1.4 Isotop
1.5 Keberadaan
2 Peranan biologis
2.1 Fotosintesis dan respirasi
2.2 Penumpukan oksigen di
atmosfer
3 Sejarah
3.1 Percobaan awal
3.2 Teori flogiston
3.3 Penemuan
3.4 Kontribusi Lavoisier
3.5 Sejarah selanjutnya
4 Senyawa oksigen
4.1 Senyawa oksida dan senyawa
anorganik lainnya
5 Rujukan
[sunting]
Karakteristik
[sunting]
Struktur
Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak
berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O
2
, di mana dua atom
oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet
spin. Ikatan ini memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara
sederhana sebagai ikatan ganda[6] ataupun sebagai kombinasi satu
ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron.[7]
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O
2
.[8] Konfigurasi
elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang
menduduki dua orbital molekul yang berdegenerasi.[9] Kedua orbital ini
dikelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan dari tiga
menjadi dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah
daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.[8]
Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O
2
bersifat paramagnetik
oleh karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul
tersebut dan energi pertukaran negatif antara molekul O
2
yang
bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik kepada magnet,
sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair
akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.[10][11]
Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O
2
yang kesemuaan
spin elektronnya berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik
pada umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari
air selama fotosintesis.[12] Ia juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis
ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek,[13] dan oleh sistem
kekebalan tubuh sebagai sumber oksigen aktif.[14] Karotenoid pada
organisme yang berfotosintesis (kemungkinan juga ada pada hewan)
memainkan peran yang penting dalam menyerap oksigen singlet dan
mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia
menyebabkan kerusakan pada jaringan.[15]


Ozon merupakan gas langka pada bumi yang dapat ditemukan di stratosfer.
[sunting]
Alotrop
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Alotrop oksigen
Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah
dioksigen O
2
. Ia memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat
498 kJmol
-1
.[16] Altrop oksigen ini digunakan oleh makhluk hidup dalam
respirasi sel dan merupakan komponen utama atmosfer bumi.
Trioksigen (O
3
), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang
sangat reaktif dan dapat merusak jaringan paru-paru.[17] Ozon
diproduksi di atmosfer bumi ketika O
2
bergabung dengan oksigen
atomik yang dihasilkan dari pemisahan O
2
oleh radiasi ultraviolet
(UV).[5] Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat
kuat, lapisan ozon yang berada di atmosfer berfungsi sebagai perisai
radiasi yang melindungi planet.[5] Namun, dekat permukaan bumi, ozon
merupakan polutan udara yang dibentuk dari produk sampingan
pembakaran otomobil.[18]
Molekul metastabil tetraoksigen (O
4
) ditemukan pada tahun 2001,[19][20]
dan diasumsikan terdapat pada salah satu enam fase oksigen padat.
Hal ini dibuktikan pada tahun 2006, dengan menekan O
2
sampai
dengan 20 GPa, dan ditemukan struktur gerombol rombohedral O
8
.[21]
Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator yang lebih kuat daripada O
2

maupun O
3
, dan dapat digunakan dalam bahan bakar roket.[19][20] Fase
logam oksigen ditemukan pada tahun 1990 ketika oksigen padat
ditekan sampai di atas 96 GPa[22]. Ditemukan pula pada tahun 1998
bahwa pada suhu yang sangat rendah, fase ini menjadi
superkonduktor.[23]
[sunting]
Sifat fisik


Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena ini tidak
berkaitan; warna biru langit disebabkan oleh penyebaran Rayleigh.
Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar
satu molekul O
2
untuk setiap dua molekul N
2
, bandingkan dengan rasio
atmosferik yang sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung
pada suhu. Pada suhu 0 C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6
mgL
1
, manakala pada suhu 20 C oksigen yang larut adalah sekitar
7,6 mgL
1
.[24][25] Pada suhu 25 C dan 1 atm udara, air tawar
mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per liter, manakala dalam air
laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter.[26] Pada suhu 5 C,
kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada
25 C) per liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air
laut.
Oksigen mengembun pada 90,20 K (182,95 C, 297,31 F), dan
membeku pada 54.36 K (218,79 C, 361,82 F).[27] Baik oksigen cair
dan oksigen padat berwarna biru langit. Hal ini dikarenakan oleh
penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang
tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat udara cair;[28]
Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari pengembunan udara,
menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen merupakan zat
yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.[29]
[sunting]
Isotop
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Isotop oksigen
Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah
16
O,
17
O, dan
18
O,
dengan
16
O merupakan yang paling melimpah (99,762%).[30] Isotop
oksigen dapat berkisar dari yang bernomor massa 12 sampai dengan
28.[30]
Kebanyakan
16
O di disintesis pada akhir proses fusi helium pada
bintang, namun ada juga beberapa yang dihasilkan pada proses
pembakaran neon.[31]
17
O utamanya dihasilkan dari pembakaran
hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO, membuatnya menjadi
isotop yang paling umum pada zona pembakaran hidrogen bintang.[31]
Kebanyakan
18
O diproduksi ketika
14
N (berasal dari pembakaran CNO)
menangkap inti
4
He, menjadikannya bentuk isotop yang paling umum di
zona kaya helium bintang.[31]
Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil
adalah
15
O dengan umur paruh 122,24 detik dan
14
O dengan umur
paruh 70,606 detik.[30] Isotop radioaktif sisanya memiliki umur paruh
yang lebih pendek daripada 27 detik, dan mayoritas memiliki umur
paruh kurang dari 83 milidetik.[30] Modus peluruhan yang paling umum
untuk isotop yang lebih ringan dari
16
O adalah penangkapan elektron,
menghasilkan nitrogen, sedangkan modus peluruhan yang paling
umum untuk isotop yang lebih berat daripada
18
O adalah peluruhan
beta, menghasilkan fluorin.[30]
[sunting]
Keberadaan
Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di
biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia
paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan
helium.[1] Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen.[3] Oksigen
mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi[2] dan merupakan komponen
utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa).[3] Gas oksigen
merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi,
menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 10
15
ton)
atmosfer.[32][3][33] Bumi memiliki ketidaklaziman pada atmosfernya
dibandingkan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya karena ia
memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya.
Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O
2
berdasarkan
volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang lebih
rendah. Namun, O
2
yang berada di planet-planet selain bumi hanya
dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-molekul
beratom oksigen, misalnya karbon dioksida.


Air dingin melarutkan lebih banyak O2.
Konsentrasi gas oksigen di Bumi yang tidak lazim ini merupakan akibat
dari siklus oksigen. Siklus biogeokimia ini menjelaskan pergerakan
oksigen di dalam dan di antara tiga reservoir utama bumi: atmosfer,
biosfer, dan litosfer. Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini
adalah fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer,
manakala respirasi dan proses pembusukan menghilangkannya dari
atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi
oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di
atmosfer setiap tahunnya.
Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan
kelarutan O
2
pada temperatur yang rendah memiliki implikasi yang
besar pada kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat
menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan
oksigen yang lebih tinggi.[34] Air yang terkena polusi dapat mengurangi
jumlah O
2
dalam air tersebut. Para ilmuwan menaksir kualitas air
dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau jumlah O
2
yang
diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu
seperti semula.[35]
[sunting]
Peranan biologis
[sunting]
Fotosintesis dan respirasi


Fotosintesis menghasilkan O2
Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis
oksigenik. Ganggang hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan
menghasilkan sekitar 70% oksigen bebas yang dihasilkan di bumi,
sedangkan sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan.[36]
Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:[37]
6CO
2
+ 6H
2
O + foton C
6
H
12
O
6
+ 6O
2

Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan
memerlukan energi empat foton.[38] Terdapat banyak langkah proses
yang terlibat, namun hasilnya merupakan pembentukan gradien proton
di seluruh permukaan tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis ATP via
fotofosforilasi.[39] O
2
yang dihasilkan sebagai produk sampingan
kemudian dilepaskan ke atmosfer.[40]
Dioksigen molekuler, O
2
, sangatlah penting untuk respirasi sel
organisme aerob. Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu
menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif.
Reaksi respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan dari
fotosintesis, secara sederhana:
C
6
H
12
O
6
+ 6O
2
6CO
2
+ 6H
2
O + 2880 kJmol
-1

Pada vertebrata, O
2
berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa
oleh sel darah merah. Hemoglobin mengikat O
2
, mengubah warnanya
dari merah kebiruan menjadi merah cerah.[41][17] Terdapat pula hewan
lainnya yang menggunakan hemosianin (hewan moluska dan beberapa
artropoda) ataupun hemeritrin (laba-laba dan lobster).[32] Satu liter
darah dapat melarutkan 200 cc O
2
.[32]
Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O
2

) dan hidrogen
peroksida (H
2
O
2
), adalah produk sampingan penggunaan oksigen
dalam tubuh organisme.[32] Namun, bagian sistem kekebalan
organisme tingkat tinggi pula menghasilkan peroksida, superoksida,
dan oksigen singlet untuk menghancurkan mikroba. Spesi oksigen
reaktif juga memainkan peran yang penting pada respon hipersensitif
tumbuhan melawan serangan patogen.[39]
Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4
gram oksigen per menit.[42] Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton
oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia per tahun. [43]
[sunting]
Penumpukan oksigen di atmosfer


Peningkatan kadar O2 di atmosfer bumi: 1) tiada O2 yang dihasilkan; 2) O2 dihasilkan,
namun diserap samudera dan batuan dasar laut; 3) O2 mulai melepaskan diri dari
samuder, namun diserap oleh permukaan tanah dan pembentukan lapisan ozon; 4-
5) gas O2 mulai berakumulasi
Gas oksigen bebas hampir tidak terdapat pada atmosfer bumi sebelum
munculnya arkaea dan bakteri fotosintetik. Oksigen bebas pertama kali
muncul dalam kadar yang signifikan semasa masa Paleoproterozoikum
(antara 2,5 sampai dengan 1,6 miliar tahun yang lalu). Pertama-tama,
oksigen bersamaan dengan besi yang larut dalam samudera,
membentuk formasi pita besi (Banded iron formation). Oksigen mulai
melepaskan diri dari samudera 2,7 miliar tahun lalu, dan mencapai 10%
kadar sekarang sekitar 1,7 miliar tahun lalu.[44]
Keberadaan oksigen dalam jumlah besar di atmosfer dan samudera
kemungkinan membuat kebanyakan organisme anaerob hampir punah
semasa bencana oksigen sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu. Namun,
respirasi sel yang menggunakan O
2
mengijinkan organisme aerob untuk
memproduksi lebih banyak ATP daripada organisme anaerob, sehingga
organisme aerob mendominasi biosfer bumi.[45] Fotosintesis dan
respirasi seluler O
2
mengijinkan berevolusinya sel eukariota dan
akhirnya berevolusi menjadi organisme multisel seperti tumbuhan dan
hewan.
Sejak permulaan era Kambrium 540 juta tahun yang lalu, kadar O
2

berfluktuasi antara 15% sampai 30% berdasarkan volume.[46] Pada
akhir masa Karbon, kadar O
2
atmosfer mencapai maksimum dengan
35% berdasarkan volume,[46] mengijinkan serangga dan amfibi tumbuh
lebih besar daripada ukuran sekarang. Aktivitas manusia, meliputi
pembakaran 7 miliar ton bahan bakar fosil per tahun hanya memiliki
pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar oksigen di
atmosfer. Dengan laju fotosintesis sekarang ini, diperlukan sekitar 2.000
tahun untuk memproduksi ulang seluruh O
2
yang ada di atmosfer
sekarang.[47]
[sunting]
Sejarah
[sunting]
Percobaan awal


Percobaan Philo yang menginspirasi para peneliti selanjutnya
Salah satu percobaan pertama yang menginvestigasi hubungan antara
pembakaran dengan udara dilakukan oleh seorang penulis Yunani abad
ke-2, Philo dari Bizantium. Dalam karyanya Pneumatica, Philo
mengamati bahwa dengan membalikkan labu yang di dalamnnya
terdapat lilin yang menyala dan kemudian menutup leher labu dengan
air akan mengakibatkan permukaan air yang terdapat dalam leher labu
tersebut meningkat.[48] Philo menyimpulkan bahwa sebagian udara
dalam labu tersebut diubah menjadi unsur api, sehingga dapat
melepaskan diri dari labu melalui pori-pori kaca. Beberapa abad
kemudian, Leonardo da Vinci merancang eksperimen yang sama dan
mengamati bahwa udara dikonsumsi selama pembakaran dan
respirasi.[49]
Pada akhir abad ke-17, Robert Boyle membuktikan bahwa udara
diperlukan dalam proses pembakaran. Kimiawan Inggris, John Mayow,
melengkapi hasil kerja Boyle dengan menunjukkan bahwa hanya
sebagian komponen udara yang ia sebut sebagai spiritus nitroaereus
atau nitroaereus yang diperlukan dalam pembakaran.[50] Pada satu
eksperimen, ia menemukan bahwa dengan memasukkan seekor tikus
ataupun sebatang lilin ke dalam wadah penampung yang tertutup oleh
permukaan air akan mengakibatkan permukaan air tersebut naik dan
menggantikan seperempatbelas volume udara yang hilang.[51] Dari
percobaan ini, ia menyimpulkan bahwa nitroaereus digunakan dalam
proses respirasi dan pembakaran.
Mayow mengamati bahwa berat antimon akan meningkat ketika
dipanaskan. Ia menyimpulkan bahwa nitroaereus haruslah telah
bergabung dengan antimon.[50] Ia juga mengira bahwa paru-para
memisahkan nitroaereus dari udara dan menghantarkannya ke dalam
darah, dan panas tubuh hewan serta pergerakan otot akan
mengakibatkan reaksi nitroaereus dengan zat-zat tertentu dalam
tubuh.[50] Laporan seperti ini dan pemikiran-pemikiran serta percobaan-
percobaan lainnya dipublikasikan pada tahun 1668 dalam karyanya
Tractatus duo pada bagian "De respiratione".[51]
[sunting]
Teori flogiston
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teori flogiston


Stahl membantu mengembangkan dan memopulerkan teori flogiston.
Dalam percobaan Robert Hooke, Ole Borch, Mikhail Lomonosov, dan
Pierre Bayen, percobaan mereka semuanya menghasilkan oksigen,
namun tiada satupun dari mereka yang mengenalinya sebagai
unsur.[24] Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh prevalensi filosofi
pembakaran dan korosi yang dikenal sebagai teori flogiston.
Teori flogiston dikemukakan oleh alkimiawan Jerman, J. J. Becher pada
tahun 1667, dan dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst Stahl pada
tahun 1731.[52] Teori flogiston menyatakan bahwa semua bahan yang
dapat terbakar terbuat dari dua bagian komponen. Salah satunya
adalah flogiston, yang dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar,
sedangkan bagian yang tersisa setelah terbakar merupakan bentuk asli
materi tersebut.[49]
Bahan-bahan yang terbakar dengan hebat dan meninggalkan sedikit
residu (misalnya kayu dan batu bara), dianggap memiliki kadar flogiston
yang sangat tinggi, sedangkan bahan-bahan yang tidak mudah terbakar
dan berkorosi (misalnya besi), mengandung sangat sedikit flogiston.
Udara tidak memiliki peranan dalam teori flogiston. Tiada eksperimen
kuantitatif yang pernah dilakukan untuk menguji keabsahan teori
flogiston ini, melainkan teori ini hanya didasarkan pada pengamatan
bahwa ketika sesuatu terbakar, kebanyakan objek tampaknya menjadi
lebih ringan dan sepertinya kehilangan sesuatu selama proses
pembakaran tersebut.[49] Fakta bahwa materi seperti kayu sebenarnya
bertambah berat dalam proses pembakaran tertutup oleh gaya apung
yang dimiliki oleh produk pembakaran yang berupa gas tersebut.
Sebenarnya pun, fakta bahwa logam akan bertambah berat ketika
berkarat menjadi petunjuk awal bahwa teori flogiston tidaklah benar
(yang mana menurut teori flogiston, logam tersebut akan menjadi lebih
ringan).


Carl Wilhelm Scheele mendahului Priestley dalam penemuan oksigen, namun
publikasinya dilakukan setelah Priestley.
[sunting]
Penemuan
Oksigen pertama kali ditemukan oleh seorang ahli obat Carl Wilhelm
Scheele. Ia menghasilkan gas oksigen dengan mamanaskan raksa
oksida dan berbagai nitrat sekitar tahun 1772.[49][3] Scheele menyebut
gas ini 'udara api' karena ia murupakan satu-satunya gas yang
diketahui mendukung pembakaran. Ia menuliskan pengamatannya ke
dalam sebuah manuskrip yang berjudul Treatise on Air and Fire, yang
kemudian ia kirimkan ke penerbitnya pada tahun 1775. Namun,
dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan tahun 1777.[53]


Joseph Priestley biasanya diberikan prioritas dalam penemuan oksigen
Pada saat yang sama, seorang pastor Britania, Joseph Priestley,
melakukan percobaan yang memfokuskan cahaya matahari ke raksa
oksida (HgO) dalam tabung gelas pada tanggal 1 Augustus 1774.
Percobaan ini menghasilkan gas yang ia namakan 'dephlogisticated
air'.[3] Ia mencatat bahwa lilin akan menyala lebih terang di dalam gas
tersebut dan seekor tikus akan menjadi lebih aktif dan hidup lebih lama
ketika menghirup udara tersebut. Setelah mencoba menghirup gas itu
sendiri, ia menulis: "The feeling of it to my lungs was not sensibly
different from that of common air, but I fancied that my breast felt
peculiarly light and easy for some time afterwards."[24] Priestley
mempublikasikan penemuannya pada tahun 1775 dalam sebuah
laporan yang berjudul "An Account of Further Discoveries in Air".
Laporan ini pula dimasukkan ke dalam jilid kedua bukunya yang
berjudul Experiments and Observations on Different Kinds of Air.[54][49]
Oleh karena ia mempublikasikan penemuannya terlebih dahulu,
Priestley biasanya diberikan prioritas terlebih dahulu dalam penemuan
oksigen.
Seorang kimiawan Perancis, Antoine Laurent Lavoisier kemudian
mengklaim bahwa ia telah menemukan zat baru secara independen.
Namun, Priestley mengunjungi Lavoisier pada Oktober 1774 dan
memberitahukan Lavoisier mengenai eksperimennya serta bagaimana
ia menghasilkan gas baru tersebut. Scheele juga mengirimkan sebuah
surat kepada Lavoisier pada 30 September 1774 yang menjelaskan
penemuannya mengenai zat yang tak diketahui, tetapi Lavoisier tidak
pernah mengakui menerima surat tersebut (sebuah kopian surat ini
ditemukan dalam barang-barang pribadi Scheele setelah
kematiannya).[53]
[sunting]
Kontribusi Lavoisier
Apa yang Lavoisier tidak terbantahkan pernah lakukan (walaupun pada
saat itu dipertentangkan) adalah percobaan kuantitatif pertama
mengenai oksidasi yang mengantarkannya kepada penjelasan
bagaimana proses pembakaran bekerja.[3] Ia menggunakan percobaan
ini beserta percobaan yang mirip lainnya untuk meruntuhkan teori
flogiston dan membuktikan bahwa zat yang ditemukan oleh Priestley
dan Scheele adalah unsur kimia.


Antoine Lavoisier mendiskreditkan teori flogiston
Pada satu eksperimen, Lavoisier mengamati bahwa tidak terdapat
keseluruhan peningkatan berat ketika timah dan udara dipanaskan di
dalam wadah tertutup.[3] Ia mencatat bahwa udara segera masuk ke
dalam wadah seketika ia membuka wadah tersebut. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebagian udara yang berada dalam wadah
tersebut telah dikonsumsi. Ia juga mencatat bahwa berat timah tersebut
juga telah meningkat dan jumlah peningkatan ini adalah sama beratnya
dengan udara yang masuk ke dalam wadah tersebut. Percobaan ini
beserta percobaan mengenai pembakaran lainnya didokumentasikan
ke dalam bukunya Sur la combustion en gnral yang dipublikasikan
pada tahun 1777.[3] Hasil kerjanya membuktikan bahwa udara
merupakan campuran dua gas, 'udara vital', yang diperlukan dalam
pembakaran dan respirasi, serta azote (Bahasa Yunani "tak
bernyawa"), yang tidak mendukung pembakaran maupun respirasi.
Azote kemudian menjadi apa yang dinamakan sebagai nitrogen,
walaupun dalam Bahasa Perancis dan beberapa bahasa Eropa lainnya
masih menggunakan nama Azote.[3]
Lavoisier menamai ulang 'udara vital' tersebut menjadi oxygne pada
tahun 1777. Nama tersebut berasal dari akar kata Yunani (oxys)
(asam, secara harfiah "tajam") dan - (-gens) (penghasil, secara
harfiah penghasil keturunan). Ia menamainya demikian karena ia
percaya bahwa oksigen merupakan komponen dari semua asam.[5] Ini
tidaklah benar, namun pada saat para kimiawan menemukan kesalahan
ini, nama oxygne telah digunakan secara luas dan sudah terlambat
untuk menggantinya. Sebenarnya gas yang lebih tepat untuk disebut
sebagai "penghasil asam" adalah hidrogen.
Oxygne kemudian diserap menjadi oxygen dalam bahasa Inggris
walaupun terdapat penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris
dikarenakan bahwa adalah seorang Inggris, Priestley, yang pertama
kali mengisolasi serta menuliskan keterangan mengenai gas ini.
Penyerapan ini secara sebagian didorong oleh sebuah puisi berjudul
"Oxygen" yang memuji gas ini dalam sebuah buku populer The Botanic
Garden (1791) oleh Erasmus Darwin, kakek Charles Darwin.[53]
[sunting]
Sejarah selanjutnya


Robert H. Goddard dengan roket berbahan bakar campuran bensin dan oksigen cair
rancangannya
Hipotesis atom awal John Dalton berasumsi bahwa semua unsur
berupa monoatomik dan atom-atom dalam suatu senyawa akan
memiliki rasio atom paling sederhana terhadap satu sama lainnya.
Sebagai contoh, Dalton berasumsi bahwa rumus air adalah HO,
sehingga massa atom oksigen adalah 8 kali massa hidrogen (nilai yang
sebenarnya adalah 16).[55] Pada tahun 1805, Joseph Louis Gay-Lussac
dan Alexander von Humboldt menunjukkan bahwa air terbentuk dari
dua volume hidrogen dengan satu volume oksigen; dan pada tahun
1811, berdasarkan apa yang sekarang disebut hukum Avogadro dan
asumsi molekul unsur diatomik, Amedeo Avogadro memperkirakan
komposisi air dengan benar.[56][57]
Pada akhir abad ke-19, para ilmuwan menyadari bahwa udara dapat
dicairkan dan komponen-komponennya dapat dipisahkan dengan
mengkompres dan mendinginkannya. Kimiawan dan fisikawan Swiss,
Raoul Pierre Pictet, menguapkan cairan sulfur dioksida untuk
mencairkan karbon dioksida, yang mana pada akhirnya diuapkan untuk
mendinginkan gas oksigen menjadi cairan. Ia mengirim sebuah
telegram pada 22 Desember 1877 kepada Akademi Sains Prancis di
Paris dan mengumumkan penemuan oksigen cairnya.[58] Dua hari
kemudian, fisikawan Perancis Louis Paul Cailletet mengumumkan
metodenya untuk mencairkan oksigen molekuler.[58] Hanya beberapa
tetes cairan yang dihasilkan sehingga tidak ada analisis berarti yang
dapat dilaksanakan. Oksigen berhasil dicairkan ke dalam keadaan
stabil untuk pertama kalinya pada 29 Maret 1877 oleh ilmuwan Polandia
dari Universitas Jagiellonian, Zygmunt Wrblewski dan Karol
Olszewski.[59]
Pada tahun 1891, kimiawan Skotlandia James Dewar berhasil
memproduksi oksigen cair dalam jumlah yang cukup banyak untuk
dipelajari.[60] Proses produksi oksigen cair secara komersial
dikembangkan secara terpisah pada tahun 1895 oleh insinyur Jerman
Carl von Linde dan insinyur Britania William Hampson. Kedua insinyur
tersebut menurunkan suhu udara sampai ia mencair dan kemudian
mendistilasi udara cair tersebut.[61] Pada tahun 1901, pengelasan
oksiasetilena didemonstrasikan untuk pertama kalinya dengan
membakar campuran asetilena dan O
2
yang dimampatkan. Metode
pengelasan dan pemotongan logam ini pada akhirnya digunakan
secara meluas.[61]
Pada tahun 1923, ilmuwan Amerika Robert H. Goddard menjadi orang
pertama yang mengembangkan mesin roket; mesin ini menggunakan
bensin sebagai bahan bakar dan oksigen cair sebagai oksidator.
Goddard berhasil menerbangkan roket kecil sejauh 56 m dengan
kecepatan 97 km/jam pada 16 Maret 1926 di Auburn, Massachusetts,
USA.[61][62]
[sunting]
Senyawa oksigen


Air (H2O) adalah senyawa oksigen yang paling dikenal.
Keadaan oksidasi okesigen adalah -2 untuk hampir semua senyawa
oksigen yang diketahui. Keadaan oksidasi -1 ditemukan pada beberapa
senyawa seperti peroksida.[63] Senyawa oksigen dengan keadaan
oksidasi lainnya sangat jarang ditemukan, yakni -1/2 (superoksida), -1/3
(ozonida), 0 (asam hipofluorit), +1/2 (dioksigenil), +1 (dioksigen
difluorida), dan +2 (oksigen difluorida).
[sunting]
Senyawa oksida dan senyawa anorganik lainnya
Air (H
2
O) adalah oksida hidrogen dan merupakan senyawa oksigen
yang paling dikenal. Atom hidrogen secara kovalen berikatan dengan
oksigen. Selain itu, atom hidrogen juga berinteraksi dengan atom
oksigen dari molekul air lainnya (sekitar 23,3 kJmol
1
per atom
hidrogen).[64] Ikatan hidrogen antar molekul air ini menjaga kedua
molekul 15% lebih dekat daripada yang diperkirakan apabila hanya
memperhitungkan gaya Van der Waals.[65][66]


Senyawa oksida seperti besi oksida atau karat terbentuk ketika oksigen bereaksi
dengan unsur lainnya.
Oleh karena elektronegativitasnya, oksigen akan membentuk ikatan
kimia dengan hampir semua unsur lainnya pada suhu tinggi dan
menghasilkan senyawa oksida. Namun, terdapat pula beberapa unsur
yang secara spontan akan membentuk oksida pada suhu dan tekanan
standar. Perkaratan besi merupakan salah satu contohnya. Permukaan
logam seperti aluminium dan titanium teroksidasi dengan keberadaan
udara dan membuat permukaan logam tersebut tertutupi oleh lapisan
tipis oksida. Lapisan oksida ini akan mencegah korosi lebih lanjut.
Beberapa senyawa oksida logam transisi ditemukan secara alami
sebagai senyawa non-stoikiometris. Sebagai contohnya, FeO (wustit)
sebenarnya berumus Fe
1
xO, dengan x biasanya sekitar 0,05.[67]
Di atmosfer pula, kita dapat menemukan sejumlah kecil oksida karbon,
yaitu karbon dioksida (CO
2
). Pada kerak bumi pula dapat ditemukan
berbagai senyawa oksida, yakni oksida silikon (Silika S
O
2) yang
ditemukan pada granit dan pasir, oksida aluminium (aluminium oksida
Al
2
O
3
yang ditemukan pada bauksit dan korundum), dan oksida besi
(besi(III) oksida Fe
2
O
3
) yang ditemukan pada hematit dan karat logam.
[sunting]
Rujukan
1. ^
a

b
Emsley 2001, p.297
2. ^
a

b
"Oxygen". Los Alamos National Laboratory. Diakses pada 16
Desember 2007.
3. ^
a

b

c

d

e

f

g

h

i

j
Cook & Lauer 1968, p.500
4. ^ NASA (2007-09-27). NASA Research Indicates Oxygen on Earth 2.5
Billion Years Ago. Rilis pers. Diakses pada 2008-03-13.
5. ^
a

b

c

d
Mellor 1939
6. ^ "Molecular Orbital Theory". Purdue University. Diakses pada 28 Januari
2008.
7. ^ Pauling, L. The Nature of the Chemical Bond. Cornell University Press,
1960.
8. ^
a

b
Jakubowski, Henry. "Biochemistry Online". Saint John's University.
Diakses pada 28 Januari 2008.
9. ^ Orbital merupakan konspe mekanika kuantum yang memodelkan elektron
sebagai partikel bak gelombang yang memiliki distribusi spasial di
sekitar atom ataupun molekul.
10. ^ "Demonstration of a bridge of liquid oxygen supported against its own
weight between the poles of a powerful magnet". University of
Wisconsin-Madison Chemistry Department Demonstration lab. Diakses
pada 15 Desember 2007.
11. ^ Oxygen's paramagnetism can be used analytically in paramagnetic
oxygen gas analysers that determine the purity of gaseous oxygen.
("Company literature of Oxygen analyzers (triplet)". Servomex. Diakses
pada 15 Desember 2007.)
12. ^ Krieger-Liszkay 2005, 337-46
13. ^ Harrison 1990
14. ^ Wentworth 2002
15. ^ Hirayama 1994, 149-150
16. ^ Chieh, Chung. "Bond Lengths and Energies". University of Waterloo.
Diakses pada 16 Desember 2007.
17. ^
a

b
Stwertka 1998, p.48
18. ^ Stwertka 1998, p.49
19. ^
a

b
Cacace 2001, 4062
20. ^
a

b
Ball, Phillip, "New form of oxygen found", Nature News, 16
September 2001. Diakses pada 9 Januari 2008.
21. ^ Lundegaard 2006, 20104
22. ^ Desgreniers 1990, 111722
23. ^ Shimizu 1998, 76769
24. ^
a

b

c
Emsley 2001, p.299
25. ^ "Air solubility in water". The Engineering Toolbox. Diakses pada 21
Desember 2007.
26. ^ Evans & Claiborne 2006, 88
27. ^ Lide 2003, Section 4
28. ^ "Overview of Cryogenic Air Separation and Liquefier Systems".
Universal Industrial Gases, Inc.. Diakses pada 15 Desember 2007.
29. ^ "Liquid Oxygen Material Safety Data Sheet" (PDF). Matheson Tri
Gas. Diakses pada 15 Desember 2007.
30. ^
a

b

c

d

e
"Oxygen Nuclides / Isotopes". EnvironmentalChemistry.com.
Diakses pada 17 Desember 2007.
31. ^
a

b

c
Meyer 2005, 9022
32. ^
a

b

c

d
Emsley 2001, p.298
33. ^ Figures given are for values up to 50 mil (80 km) above the surface
34. ^ From The Chemistry and Fertility of Sea Waters by H.W. Harvey,
1955, citing C.J.J. Fox, "On the coefficients of absorption of
atmospheric gases in sea water", Publ. Circ. Cons. Explor. Mer, no. 41,
1907. Harvey however notes that according to later articles in Nature
the values appear to be about 3% too high.
35. ^ Emsley 2001, p.301
36. ^ Fenical 1983, "Marine Plants"
37. ^ Brown 2003, 958
38. ^ Membran tilakoid merupakan bagian kloroplas ganggang dan
tumbuhan, sedangkan pada sianobakteri, ia adalah struktur membran
sel sianobakteri. Kloroplas diperkirakan berevolusi dari sianobakteri
yang bersimbiosis dengan tumbuhan.
39. ^
a

b
Raven 2005, 11527
40. ^ Water oxidation is catalyzed by a manganese-containing enzyme
complex known as the oxygen evolving complex (OEC) or water-
splitting complex found associated with the lumenal side of thylakoid
membranes. Manganese is an important cofactor, and calcium and
chloride are also required for the reaction to occur.(Raven 2005)
41. ^ CO
2
dilepaskan di bagian lain hemoglobin (lihat efek Bohr)
42. ^ "Untuk manusia, volume normal adalah 6-8 liter per menit." [1]
43. ^ (1,8 gram)*(60 menit)*(24 jam)*(365 hari)*(6,6 miliar
orang)/1.000.000=6,24 miliar ton
44. ^ Campbell 2005, 52223
45. ^ Freeman 2005, 214, 586
46. ^
a

b
Berner 1999, 1095557
47. ^ Dole 1965, 527
48. ^ Jastrow 1936, 171
49. ^
a

b

c

d

e
Cook & Lauer 1968, p.499.
50. ^
a

b

c
Britannica contributors 1911, "John Mayow"
51. ^
a

b
World of Chemistry contributors 2005, "John Mayow"
52. ^ Morris 2003
53. ^
a

b

c
Emsley 2001, p.300
54. ^ Priestley 1775, 38494
55. ^ DeTurck, Dennis (1997). "The Interactive Textbook of PFP96".
University of Pennsylvania. Diakses pada 28 Januari 2008.
56. ^ Roscoe 1883, 38
57. ^ Namun, hasil kerjanya kebanyakan diabaikan sampai dengan tahun
1860. Hal ini sebagian dikarenakan oleh kepercayaan bahwa atom
yang seunsur tidak akan memiliki afinitas kimia terhadap satu sama
lainnya. Selain itu, juga disebabkan oleh kekecualian hukum Avogadro
yang belum berhasil dijelaskan pada saat itu.
58. ^
a

b
Daintith 1994, p.707
59. ^ Poland - Culture, Science and Media. Condensation of oxygen and
nitrogen. Retrieved on 2008-10-04.
60. ^ Emsley 2001, p.303
61. ^
a

b

c
How Products are Made contributors, "Oxygen"
62. ^ "Goddard-1926". NASA. Diakses pada 18 November 2007.
63. ^ Greenwood & Earnshaw 1997, 28
64. ^ Maksyutenko et al. 2006
65. ^ Chaplin, Martin (2008-01-04). "Water Hydrogen Bonding". Diakses
pada 6 Januari 2008.
66. ^ Selain itu, oleh karena oksigen memiliki elektronegativitas yang lebih
tinggi daripada hidrogen, molekul air bersifat polar.
67. ^ Smart 2005, 214

[sembunyikan]
l b s
Tabel periodik unsur kimia
H He
Li
B
e
B C N O F Ne
N
a
M
g
Al Si P S Cl Ar
K
C
a

S
c
Ti V Cr
M
n
F
e
Co
N
i
C
u
Zn
G
a
G
e
As
S
e
Br Kr
R
b
Sr Y
Z
r
N
b
Mo
T
c
R
u
Rh
P
d
A
g
Cd In
S
n
Sb
T
e
I Xe
C
s
B
a
L
a
C
e
Pr
N
d
P
m
S
m
E
u
G
d
T
b
D
y
H
o
Er
T
m
Yb
L
u
H
f
T
a
W
R
e
O
s
Ir
P
t
A
u
Hg Tl
P
b
Bi
P
o
At Rn
Fr
R
a
A
c
T
h
P
a
U
N
p
P
u
A
m
C
m
B
k
C
f
E
s
Fm
M
d
No Lr
R
f
D
b
Sg
B
h
H
s
Mt
D
s
R
g
Cn
U
ut
U
u
q
Uup
U
u
h
Uu
s
Uu
o



Alkali


Alkali tanah


Lantanida


Aktin
ida


Logam transisi


Logam
lainnya


Metaloid


Nonlog
am
lainnya


Halogen





Gas mulia

You might also like