You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM MK.

PENGENDALIAN GULMA
KALIBRASI KNAPSACK SPRAYER

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian
rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain
hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya
bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja
praktek pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang,
kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan
pangan dunia.
Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama
sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka
kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian
gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan
memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih
mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang
dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam
mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya
matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam
produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian
gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan
pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah.
Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak
dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukan
dengan cara-cara Preventif (pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik,
Pengendalian gulma dengan sistem budidaya, Pengendalian gulma secara
biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi, dan Pengendalian gulma secara
terpadu.
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan
menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia
yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik
secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak
maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau
pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan
efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya
keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan
sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara
kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian
gulma lainnya tidak berhasil. Salah satunya pengendalian secara kimiawi dengan
pestisida atau herbisida menggunakan alat penyemprot punggung (knapsack
sprayer).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan antara lain agar mahasiswa mampu mengkalibrasi
dan mengukur dosis pestisida secara tepat dan benar dengan knapsack sprayer.
Selain itu, melatih kemampuan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
diperkirakan.
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut adalah di Kebun Percobaan
Cikabayan Bawah, Dramaga, Bogor.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan adalah air. Sedangkan alat yang dipergunakan
antara lain ember, gelas ukur, knapsack sprayer, meteran, dan stopwatch.

Pelaksanaan
Cara menggunakan Knapsack Sprayer
• Masukkan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya ke dalam tangki
sprayer .
• Lakukan penyemprotan ke arah ember selama satu menit, sebelumnya pompa
terlebih dahulu untuk membuat tekanan pada tangki sprayer. Lakukan untuk
masing-masing nozzle dan ukur.
• Lakukan penyemprotan pada lahan dengan jarak 50 cm di atas permukaan
tanah. Ukur lebar hasil penyemprotan.
• Buat jarak untuk jalur perjalanan sepanjang 10 m.
• Lakukan pengukuran dengan kecepatan berjalan yang konstan sesuai waktu
yang telah ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengukuran

Warna nozel Volume Semprot Lebar semprot (cm) Waktu / 10


(ml/menit) m2
(detik)
Merah
Biru
Hijau
Kuning

Contoh cara penghitungan waktu (kecepatan berjalan):


¾ Larutan pestisida = 500 mL/ha
¾ Panjang areal = 10 m2
500 L
¾ Larutan untuk 10 m2 = 2
× 10 m 2 = 500 mL/10 m 2
10000 m
¾ Untuk nozzle merah
500 mL/10 m 2
= × 60 detik = 26.01 detik/10 m 2
1153.3 mL/60 detik

Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi


pestisida atau herbisida dengan menggunakan
alat penyemprot punggung (knapsack sprayer)
yang sebelumnya harus dilakukan kalibrasi.
Kalibrasi itu sendiri merupakan proses verifikasi
bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Knapsack sprayer yang digunakan memiliki kapasitas penuh 15 L larutan
dan memiliki empat macam nozzle yaitu warna merah, biru, hijau, dan kuning
yang masing-masing proyeksi, volume semprot, dan lebar semprot berbeda.
Pengukuran kapasitas curah (nozzle delivery) dilakukan dalam tiga kali ulangan,
satu menit per ulangan. Sedangkan untuk pengukuran lebar semprot (swath)
dilakukan satu kali ulangan pada ketinggian 50 cm di atas permukaan
gulma/lahan.
Nozzle merah memiliki lebar
semprot 2 m, nozzle biru 1.5 m, nozzle hijau
1 m, dan nozzle kuning 0.5 m. Volume
semprot yang dihasilkan berbanding lurus
dengan lebar semprot masing-masing
nozzle. Namun hasil pengukuran praktikum
menghasilkan data yang berbeda. Seperti
pada tabel, nozzle dengan volume dan lebar
semprot terbesar adalah nozzle kuning, yaitu dengan volume 2346.7 mL/menit
dan lebar semprot 204 cm. Sedangkan volume terendah adalah nozzle merah
sebesar 1153.3 mL/menit, dan lebar semprot terendah adalah nozzle hijau sebesar
158.3 cm.
Lebar semprot yang berbeda mungkin dikarenakan adanya Drift yaitu bias
semprot (butiran droplet yang salah sasaran) hal ini dapat disebabkan oleh angin.
Selain itu, volume semprot yang jauh berbeda dari seharusnya kemungkinan
disebabkan oleh penggunaan alat yang salah. Saat praktikum penggunaan alat
dilakukan oleh beberapa orang, perbedaan kekuatan, kecepatan memompa dapat
mempengaruhi volume semprot per menitnya.
Pengukuran waktu yang digunakan dimaksudkan agar dapat
memperkirakan kecepatan berjalan saat menggunakan nozzle tertentu. Efesiensi
bahan juga dapat diterapkan jika cara berjalan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-4.htm
http://ssfruit.cas.psu.edu/images/Figure_2.2_rdax_412x400.gif
http://id.wikipedia.org/wiki/Herbisida

You might also like