You are on page 1of 4

SKENARIO

Pasien perempuan, usia 27 tahun datang ke bagian bedah mulut dengan keluhan bengkak di
bawah dagu dan sakit sejak 2 hari yang lalu. Awalnya pasien mengeluh sakit gigi 33,
beberapa hari kemudian timbul bengkak di bawah dagu dan terus membesar. Riwayat
pembengkakan sering dikeluhkan pasien dan biasanya pasien mengobati sendiri dengan
membeli obat di warung. Pasien memiliki tekanan darah sistol 180 mmHg dan diastol 100
mmHg. Dari pemeriksaan intraoral, terdapat sisa akar gigi 33, kemerahan di gusi regio 33,
lidah tidak terangkat, palpasi lunak, sakit, diffuse, dan terdapat fluktuasi. Pemeriksaan ekstra
oral tampak dagu seperti ganda warna kemerahan, diffuse, sakit dan tidak ada fluktuasi.
Pasien minta secepatnya giginya dicabut karena kesakitan, tetapi dokter gigi menyarankan
konsul dulu ke dokter jantung baru dilakukan ekstraksi gigi 33.

STEP 1
1. Regio middle jugularis sinistra : bagian tengah sebelah procesus jugularis dan
sedikit ke sinister foramen jugularis sebelah kiri
2. Infeksi odontogen : rusaknya jaringan keras gigi dan penyangga
gigi berupa infeksi primer atau sekunder karena bakteri patogen flora normal rongga
mulut yang berubah menjadi patogne
3. Insisi : pembuatan jalan keluar nanah secara bedah
dengan tujuan untuk mencegah perluasan abses di jalan lain
4. Submental : di bawah os mentalis di mandibula yang
dibatasi oleh :
Lateral = m. Digastricus
Superior = m. Mylohyoid
Bawah = kulit
5. Fluktuasi : Cairan yang teraba dalam pembengkakan

STEP 2
1. Apakah hubungan antara sisa akar pada gigi 33 dengan gejala dari pasien?
2. Apakah diagnosa pada skenario?
3. Mengapa obat yang dibeli oleh pasien tidak menimbulkan efek?
4. Mengapa dokter gigi menyarankan pasien agar konsul dulu sebelum melakukan
perawatan?
5. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi?
6. Bagaimana penatalaksanaan infeksi odontogen?

STEP 3
1. Gangren radiks merupakan port the entru mikroorganisme penyebab infeksi
denrtoalveolar karena pulpanya sudah terbuka dan gigi sudah nekrosis
Sehingga gangren radiks dapat menimbulkan inflamasi sehingga daya tahan tubuh
pasien menurun. Yang mempengaruhi penyebaran dari infeksi tersebut adalah
viulensii, anatomi yang terlibat. Ketika daya tahan tubuh pasien menurun, penyebaran
infeksi akan lebih cepat dan meluas ke periapikal lalu menuju ke periosteum. Ketika
sudah mencapai periosteum penyebarannya akan lebih cepat meluas dan menuju ke
daerah leher dikarenakan pus sedang mencari jalan keluar.
Tidak terdapat pus di intra oral disebabkan oleh pus tidak mencari jalan keluar
melalui daerah intra oral, melainkan melalui daerah lain.
2. Diagnosa kasus pada skenario adalah
submukus abses di regio submental disertai gingival abses dan pembengkakan
ekstraoral
Setelah menembus korteks dan periosteum tulang labial/bukal pus yang berasal dari
infeksi periapikal masuk ke dalam jaringan lunak di bawah permukaan mukosa di
daerah vestibulum. Keadaan ini rasa sakit sudah agak mereda dibandingkan dengan
subperiosteal absces. Jika abses ini menyebabkan vestibulum di sekitarnya bengkak
maka di sebut vestibular abses. Apabila pembengkakan hanya melibatkan gingiva di
sekitar gigi, maka disebut sebagai gingival abses.
Submental space ini biasanya terlibat oleh karena infeksi dari gigi-gigi rahang bawah
di mana gigi gi tersebut cukup panjang sehingga dapat menyebabkan perforasi tulang
di bawah perlekatan musculus mentalis. Pus yang keluar selanjutnya menuju ke
pinggiran inferior mandibula dan masuk ke dalam submental space.
Namun ada kemungkinan daerah faringel terlibat sebab pus sudah menjalar ke
bagian leher.
Kemungkinan diagnosa yang lain adalah phlegmon
Serta selulitis
3. Pasein hanya mengobati gejalanya saja tanpa menghilangkan faktor penyebabnya
sehingga obat yang dibeli oleh pasien hanya akan mengurangi rasa sakit tanpa
menghilangkan penyakitnya.
4. Hipertensi berat merupakan kontraindikasi dari perawatan bedah sehingga harus
dikonsulkan terlebih dahulu. Pasien dianjurkan konsul ke spesialis jantung karema
ada kemungkinan pada pasien hipertensi berat ada kegagalan jantung.
5. Konsul ke dokter jantung
Penundaan perawatan
Apabila pasien merasa cemas dapat diberikan obat anti cemas
6. Prinsip dari perawatan infeksi adalah
- Merujuk ke spesialis apabila ada penyakit sistemik
- Mempertahankan daya tahan tubuh pasien
- Drainase melalui insisi dan juga punctie (untuk mengambil sampel darah guna
mengetahui medikasi yang cocok sesuai dengan jenis mikroba)
- Menghilangkan sumber infeksi
- Medikasi (baik sebelum maupun sesudah perawatan)
- Evaluasi

STEP 4


















ETIOLOGI
INFEKSI ODONTOGEN
PENJALARAN GEJALA
DIAGNOSIS
PERAWATAN
HIPERTENSI
STEP 5
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan patogenesis infeksi
odontogen
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan macam-macam infeksi
odontogen
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan diagnosa dari kasus di
skenario
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskanrencana perawatan dan
penatalaksanaan yang sesuai dengan skenario

You might also like