You are on page 1of 7

MORFOLOGI DAN STRUKTUR VIRUS

Bentuk virus dan ukuran virus beranekaragam. Menurut Dwidjoseputro


(1984), bentuk virus seperti bentuk hablur, ada yang serupa kotak berbidang
banyak (poliherdron), ada yang seupa bola dan ada pula yang seupa batang jarum.












Gambar: macam-macam bentuk virus. A. Virus TMV yang berbentuk helikal. B.
Adenovirus yang berbentuk polihedral. C. Virus influenza berbentuk sferik. D. Bakteriofag
(sumber: mrbscience.wikispaces.com)

Ukuran virus bervariasi dari mulai yang paling kecil yaitu poliovirus:
30nm sampai yang cukup besar yaitu vaccinia virus : 400nm, hampir seukuran
dengan bakteri (Hermiyanti, tanpa tahun).
Berikut ini merupakan contoh virus dengan bentuk dan ukurannya dan
asam nukleatnya.
virus ukuran bentuk Asam-nukleat
Mosaik tembakau
180 x 300
Jarum ARN
Kerdil tomat
300
Bola ARN
Poliomyelitis
270
Bola ARN
Influenza
800
Bola ARN
Cacar
280 x 220 x 220
Kotak ADN
Tabel : virus dengan bentuk dan ukuran (Sistrom dalam Dwidjoseputro, 1984)
Virus yang paling sederhana terdiri dari dua komponen dasar, yaitu asam
nukleat (single- atau double-strand DNA atau single- atau double-strand RNA)
dan selubung protein, yaitu kapsid, yang berfungsi untuk melindungi genome
virus dari nuklease-nuklease selama terjadinya proses infeksi ke sel inang
(Gelderblom, 1996). Asam nukleat yang dibungkus oleh kapsid disebut
nukleokapsid. Kapsid yang lengkap terdiri atas satuan-satuan morfologi yang
berulang-ulang yang disebut kapsomer. Kapsomer dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop sebagai struktur protein kecil (Volk dan Wheeler, 1988).
Beberapa jenis virus memiliki penutup tambahan yang disebut envelope
(pembungkus). Pembungkus tambahan ini diperoleh pada saat akhir replikasi
sewaktu virion menonjol keluar melewati daerah khusus membran sel inang. Pada
daerah khusus ini protein sel inang digantikan oleh polipeptida dan glikoprotein
yang dikode virus. Glikoprotein biasanya terjadi sebagai duri yang berada di luar
pemungkus dan berfungsi untuk menempel pada reseptor sel inang untuk memulai
masuknya virion ke dalam sel inang (Volk dan Wheeler, 1988).









Gambar: struktur virus (sumber: Mims dkk dalam Hermiyanti, tanpa tahun).


DASAR PENGKLASIFIKASIAN VIRUS (MORFOLOGI SITOPLASMA)
DAN CONTOH KLASIFIKASI
Berdasarkan bentuk morfologinya, virus dibedakan menjadi:
a. Bentuk heliks
Virus yang berbentuk helik menyerupai batang panjang yang mungkin
kaku/fleksibel, asam nukleat virus ditemukan dalam lubang/rongga.
Kapsid virus helik biasanya silindris. Contoh, virus helikal yang
berbentuk batang kaku adalah virus mozaik tembakau (Gelderblom,
1996).






Gambar: skema virus berbentuk heliks (Gelderblom, 1996).
b. Poliherdral
Virus ini mempunyai beberapa sisi. Kebanyakan kapsidnya berbentuk
ikosahedron, yaitu polihedral yang teratur mempunyai 20 permukaan
segitiga sama sisi (trianguler) dan 12 sudut. Setiap permukaan
kapsomer membentuk segitiga sama sisi. Contoh virus poliheral yang
berbentuk ikosahedron yaitu Adenovirus (Genus Mastadenovirus),
virus ikosahedron lainnya adalah Poliovirus (Gelderblom, 1996).





Gambar: skema ikosahedral (Gelderblom, 1996).
c. Virus Bersampul
Seperti yang telah diuraikan di atas, kapsid beberapa virus diselimuti
lagi oleh sampul/selubung. Sampul virus berbentuk sperikal kasar.
Apabila virus helikal atau polihedral diselimuti oleh sampul, virus
tersebut disebut virus helik bersampul. Contohnya, virus influenza
(Genus Influenza virus). Contoh virus polihedral bersampul
(ikosahedron) adalah virus herpes simplek (Genus Simplex virus).





Gambar: herpes simplex virus yang berbentuk polihedral bersampul (sumber:
img.webmd.com)
d. Virus Komplek
Beberapa virus, sebagian virus bakteri, berstruktur sangat komplek dan
disebut virus komplek. Salah satu contoh virus ini adalah
bakteriophage. Bakteriophage tertentu seringkali mempunyai kapsid
sebagai struktur tambahan yang berbentuk polihedral dan mempunyai
lempengan ekor yang berbentuk helik. Kepala mengandung asam
nukleat. Contoh lain virus komplek adalah Poxvirus yang tidak
berkapsid sebagai pengenal yang jelas, tetapi mempunyai beberapa
selubung (coat) disekitar asam nukleat.









Gambar: skema Poxvirus (sumber: www.mcb.uct.ac.za)

Berdasarkan komposisi dan struktur kimianya, virus diklasifikasikan
menjadi:
a. Virus RNA
Virus yang termasuk Virus RNA adalah 70%, dan strukturnya sangat
bervariasi. RNA dapat beruntai tunggal (ss) atau ganda (ds). Untai
RNA beruntai tungal dapat berupa plus strand atau negative strand
(Gelderblom, 1996).
b. Virus DNA
Kebanyakan virus DNA memiliki satu genom beupa dsDNA linear
(Gelderblom, 1996).





















Gambar: macam-macam bentuk virus DNA atau virus RNA (Sumber: Gelderblom, 1996)

Klasifikasi virus berdasarkan inang yang diinfeksi adalah sebagai berikut.
a. Virus bakteri (bakteriofage)
Virus ini biasanya menginfeksi bakteri seperti Escherichia coli dan
Salmonella thphii. Hanya sedikit dari virus bakteri yang memiliki
membran. Kebanyakan virus bakteri memiliki struktur yang kompleks
dengan struktur kepala dan ekor yang kompleks. Fungsi dari ekor pada
virus ini adalah memasukkan asam nukleat ke dalam sel inang
(Kusnadi, dkk, 2003).
b. Virus hewan
Virus ini dapat berupa virus DNA atau RNA. Kebanyakn virus ini
memiliki membran. Membran virus ini berasal dari membran sel yang
diinfeksi oleh virus tersebut. Retrovirus merupakan kelompok unik
dari virus hewan karena memiliki cara reoroduksi yang tidak biasa dan
dapat menyebabkan penyakit serius seperti AIDS (Acquire Immune
Deficiency Syndrome) (Kusnadi, dkk, 2003).
c. Virus Tanaman
Beberapa penyakit tanaman disebabkan oleh viroid, potongan RNA
telanjang yang hanya terdiri dari 300400 nukleotida tanpa mantel
protein. Nukleotida-nukleotida tersebut berpasangan di dalam sel
tanaman sehingga struktur molekulnya tertutup, melipat-lipat, dan
membentuk struktur tiga dimensi. Dengan struktur demikian, viroid
sukar untuk dikenali sehingga tidak dapat dihancurkan oleh enzim
selular. RNA tidak mengkode protein. Infeksi viroid pernah terjadi
pada tanaman kentang di USA dan menyebabkan kerugian jutaan dolar
(Kusnadi, dkk, 2003).
































Tabel: Virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dengan sifat fisik dan morfologinya
(Sumber: Gelderblom, 1996).

Rujukan
Dwidjoseputro. 1984. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Gelderborm, Hans R. 1996. Medical Microbiology, 4th edition (Samuel Baron,
Ed.). Texas: University of Texas Medical Branch Galveston.
Kusnadi., Peristiwati., Syulasmi, Ami., Purwianingsi, Widi., Rochitaniawati,
Diana. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA Universitas Pendidikan
Indonesia.
Volk, Wesley A., dan Wheeler, Margaret F. 1988. Mikrobiologi Dasar (Alih
Bahasa Markham). Jakarta: Erlangga.

You might also like