DEFINISI Hematuria asimtomatik: hematuria merupakan gejala tunggal atau tanpa rasa sakit
Hematuria simtomatik: hematuria disertai rasa sakit
Hematuria persisten: hematuria timbul setiap kali miksi (miksoskopik)
Hematuria rekuren: hematuria diselingi oleh urin normal (makroskopik)
Hematuria makroskopik: darah dalam urin sehingga seperti air cucian daging
Hematuria mikroskopik: terdapat eritrosit dalam urin tanpa perubahan warna urin, yang diketahui dengan tes kimia PEMERIKSAAN URIN
1.PEMERIKSAAN SECARA SENTRIFUS Fuchs Rosenthal: hematuria bila > 10 eritrosit/ml Secara Langsung: eritrosit > 5/LPB Pendapat lain mengangap hematuria bila eritrosit > 3/LPB atau > 1 2/LPB
2. CARA KIMIAWI Lebih praktis, memakai hemastix atau dipstix
3. PEMERIKSAAN ADDIS COUNT Menghitung jumlah eritrosit di urin dalam 12 jam.
Secara umum hematuria mikroskopik apabila jumlah eritrosi di urin > 3/LPB PENENTUAN ASAL PERDARAHAN
1. Uji Tabung 3 Gelas - Hematuria awal: bila tabung pertama lebih merah dari tabung lain, perdarahan dari uretra posterior atau stenosis meatus - Hematuria akhir: bila tabung ketiga lebih merah, perdarahan dari leher buli- buli atau uretra bagian proksimal - Hematuria total: bila semua tabung berwarna merah, perdarahan dari ginjal atau perdarahan buli-buli hebat, pada sistitis hemoragik akut
2. Pemeriksaan di bawah mikroskopik - Bila ditemukan torak eritrosit atau torak granuler berarti hematuria berasal dari ginjal - Morfologi eritrosit: bila hematuria berasal dari glomerulus, maka tampak eritrosit dengan bentuk, besar, dan kandungan hemoglobin yang tidak sama.
Bila perdarahan berasal dari non glomerulus, seperti tumor, batu, ISK bagian bawah, maka tampak eritrosit dengan bentuk, besar, dan kandungan hemoglobin yang sama ETIOLOGI HEMATURIA 1. Berasal dari ginjal 1.1. Glomerulus GNA,GMP,sindroma Alport, nefropati IgA 1.2. Ekstra glomerulus PNA/K, TBC ginjal, tumor ginjal,ginjal polikistik dll
2. Berasal dari luar ginjal ISK: sistitis, uretritis Batu, trauma, kelainan kongenital, fimosis, stenosis meatus, intoksikasi ginjal
3. Penyakit sistemik HSP, SLE, poliarteritis nodosa, endokarditis bakterial subakut
4. Penyakit darah Leukemia,SHU, Trombositopenia purpura, hemofilia
5. Olahraga PENYEBAB ASAL GINJAL GNA: penyebab utama hematuria pada anak. Hematuria didahului ISPA atau pioderma 2 -3 mgg sebelumnya. GMP: hematuria makroskopik bersama dengan penyakit infeksi. GNK: hematuria mikroskopik serta proteinuria, dapat dijumpai hipertensi dan penurunan fungsi ginjal Sindroma Alport: disertai kelainan mata atau tuli Nefropati IgA atau Maladie de Berger: hematuria makroskopik dapat berulang,Biopsi ginjal ditemukan IgA dan IgM Tbc ginjal, bila ditemukan hematuria tanpa sebab lain.Di negara berkembang. PENYEBAB LUAR GINJAL ISK: sistitis hemoragik akut, dengan gejala hematuria makroskopik Batu ureter, trauma saluran kemih Kelainan kongenial saluran kemih, bersifat obstruktif Keracunan jengkol PENYAKIT SISTEMIK Sindroma Henoch Schonlein: hematuria mikro dan makroskopik Endokarditis bakterial subakut:hematuria karena soluble immnune complex
PENYAKIT DARAH Leukemia: hematuria karena infiltrasi sel leukemia pada ginjal Olahraga Diduga karena trauma langsung atau tidak lansung pada ginjal atau buli-buli, Penelitian terakhir perdarahan berasal dari glomerulus dengan patogenesis tidak Jelas. Tidak berbahaya, bersifat sementara. Menghilang dalam 48 jam sesudah Aktifitas fisisk ZAT DAN OBAT YANG MENIMBULKAN HEMATURIA A. Metal: arsen,sulfat,emas, fosfat B. Obat kemoterapi: amfoterisin, ampisilin,penisilin,sulfonomida, polimiksin C. Obat biasa: asetilsalisilat,kortikosteroid,siklofosfamid,indometasin, D. Zat organik:fenol,karbon tetraklrorida E. Antikoagulan:heparin, warfarin PENATALAKSANAAN HEMATURIA 1. Anamnesis Riwayat sakit ISPA atau piodermi 2-3 mgg sebelumnya,mungkin GNAPS. Mengalami disuria,polakisuria, urgensi, febris ISK Hematuria dengan panas, sakit pinggang ISK atas (pielonefritis) Hematuria dengan nyeri suprapubik, disuria ISK bawah (sistitis) Bila disuria dengan hematuria yang timbul pada permulaan miksi mungkin uretritis anterior, sedang bila hematuria terminal mungkin uretritir posterior atau batu kandung kemih. Trauma, ingat trauma ginjal. Kolik, mungkin batu, tumor atau kelainan kongenital. Riwayat makan obat dan jengkol. Perdarahan gusi, epistaksis.Riwayat gangguan pendengaran atau penglihatan. Sakit sendi dan perut mungkin HS.
2. Pemeriksaan fisik Adanya edema dan hipertensi: GNAPS, GNK, SN Ruam, artralgia: SH atau SLE Massa di abdomen: tumor Wilms, ginjal polikistik, hidronefosis, trombosis v.renalis, atau tumor buli-buli. Kelainan genitalia eksterna: laserasi orifisium eksterna atau fimosis Tinggi dan berat badan tidak bertambah: GGK Petekie dan ekimosis: penyakit darah PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Urin Warna coklat seperti teh atau seperti air cucian daging: glomerulonefritis. Pemeriksaan proteinuria sebaiknya dilakukan di luar serangan hamaturia makroskopik, karena hematuria makroskopik dapat menyebabkan proteinuria. Hematuria dengan proteinuria +++ atau ++++: kerusakan dari glomerulus. Sedimen: - torak eritrosit: tanda khas glomerulonefritis - lekosit: hematuria dengan leukosit (> 5/LPB) menunjukkan ISK - biakan urin positif menunjukkan ISK
2. Darah Leukositosis: leukemia, nefritis lupus, SHU Leukopenia: leukemia atau obat siklofosfamid Pemeriksaan: albumin, kolesterol, protein, kalsium, fosfor, ureum, kreatinin ASTO: menentukan GNAPS Sel LE (+): nefritis lupus Anti DNA antibodi: SLE PEMERIKSAAN KHUSUS LAIN 1. Uji tuberkulin : untuk TBC 2. USG 3. PIV atau miksiosistouretrografi 4. Angiografi 5. Sistoskopi 6. Audiometri 7. Biopsi ginjal