You are on page 1of 6

Erlenmeyer, juga dikenal sebagai labu berbentuk kerucut,

adalah jenis banyak digunakan labu laboratorium yang


dilengkapi dengan dasar datar, tubuh kerucut, silinder dan
leher. Hal ini dinamai setelah kimiawan Jerman Emil
Erlenmeyer , yang menciptakannya pada tahun 1861.
Erlenmeyers digunakan di laboratorium kimia untuk titrasi ,
misalnya untuk pH , karena mereka dapat diselenggarakan dan
isi dicampur dengan satu tangan meninggalkan sisi lainnya
bebas untuk menambahkan reagen .
Labu Erlenmeyer yang cocok untuk cairan pemanasan,
misalnya dengan pembakar Bunsen . Termos biasanya
ditempatkan pada sebuah cincin diadakan untuk berdiri cincin
dengan cara cincin penjepit. Sebuah kawat kasa mesh atau pad
biasanya ditempatkan antara cincin dan labu kimia untuk
mencegah api dari langsung menyentuh kaca dengan cara yang
sama seperti untuk gelas kimia. Ketika pemanasan (atau
pendinginan) dalam bak air termos dapat dijepit oleh leher
untuk berdiri atau berat digelindingkan mungkin ditempatkan
di atas bagian kerucut dari tabung untuk mencegah dari
mengambang di bak mandi.
Erlenmeyers juga digunakan dalam mikrobiologi untuk
persiapan kultur mikroba . Plastik labu Erlenmeyer digunakan
dalam kultur sel pra-disterilkan dan penutupan fitur dan
penutupan vented untuk meningkatkan pertukaran gas selama
inkubasi dan gemetar.
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki
garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan
sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada
eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai
dengan 0,05 cm
3
.
Menggunakan buret
Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume dengan buret
sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret, mata
harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks.
Bahkan ketebalan garis ukur juga memengaruhi; bagian bawah meniskus cairan
harus menyentuh bagian atas garis. Kaidah yang umumnya digunakan adalah dengan
menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis
ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada
ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan
itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang
bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan,
yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar
merupakan tutupnya. Cawan Petri dinamai menurut nama
penemunya pada tahun 1877, yaitu Julius Richard Petri (1852
1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman.
Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan
juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian.
Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk
kultur bakteri

Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L dan
biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur.
Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya
digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam
sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan
garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga
dasar meniskus yang menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher ).
Sebelum menggunakan instrumen ini, labu ukur
harus dicuci terlebih dahulu. Lebih baik
menggunakan sabun agar zat zat yang tidak
dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang.
Dalam keadaan bagaimanapun, labu ukur yang
kering sangatlah baik untuk digunakan.
Dalam rangka melakukan kerja rutin di
laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki
larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka
dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak
bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk
larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian
yang paling ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia
ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan
karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran
melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan
pelarut tambahan untuk memberikan volume akhir
yang lebih besar. Selama proses ini, banyak mol
yang dalam larutan tetap, dan hanya volumenya
yang bertambah. Fakta ini mebentuk dasar untuk
mengerjakan soal yang mebahas pengenceran. Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan
suatu larutan dengan molaritas tertentu:
Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri ( labu ukur ).
Ditambahkan air suling.
Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat terlarut
Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air dengan hati
hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher
labu.
Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.

Penjepit tabung reaksi :Tekan bagian tengah penjepit,dengan
begitu kepala penjepit akan terbuka dan siap untuk menjepit
tabung reaksi. Jika sudah digunakan hendaknya di cuci dengan
menggunakan air biasa. Dan di taruh di tempat yang tidak
lembab untuk menghindari kayu menjadi ber jamur.


Tabung reaksi digunakan untuk mencampur atau memanaskan
zat dalam jumlah yang kecil,masukan zat yang akan di campur
atau di panaskan secara perlahan dan tidak serentak,agar tidak
terjadi gelembung. Cuci dengan deterjen yang sudah
ditentukan. Harus ditaruh di tempat yangkering dan tidak
lembab, agar menghindari pertumbuhan jamur pada kaca
tabung reaksi. Selain itu, biasanya tabung reaksi ini juga dibuat
tahan api agar reaksi - reaksi yang menggunakan api dapat
dilakukan tanpa harus memindahkan zat kimia yang telah terisi di
dalam tabung. Dengan tabung reaksi ini kita dapat melihat reaksi -
reaksi kimia dengan jelas, diantaranya titrasi asam - basa, reaksi
reduksi, reaksi oksidasi, dll.


Pipet tetes Untuk memindahkan suatu zat dalam jumlah sedikit. Dan cara
penggunaanya pijit kepala yang terbuat dari karet kemudian masukan
dalam cairan yang akan di pindahkan ,lepaskan pijitan tadi sehingga
cairan dapat terhisap masuk. Lepaskan karetnya kemudian bilas dengan
memakai aquades.





Gelas kimia:Digunakan untuk wadah zat cair. Dan bias juga jadi medium
dalam memanaskan zat tertentu. Sesudah memakai gelaskimia cucilah
dengan aquades jika ada boleh dengan menggunakan deterjen hingga
bersih.





Plat tetes untuk mereaksikan zat dalam jumlah kecil.




Rak tabung reaksi Rak tabung reaksi ini sebagai tempat
penyimpanan tabungreaksi Cuci rak tabung reaksi jika kotor saja.






Pipet gondok ini digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang
menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan
propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.



Pipet Ukur (Measuring Pipette) Adalah alat yang terbuat dari
gelas, berbentuk seperti gambar disamping. Pipet ini memiliki
skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu. Gunakan bulp atau pipet pump untuk menyedot
larutan, jangan dihisap dengan mulut.


Botol Pereaksi (Reagent Bottle)
Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia.


Botol Semprot
Botol semprot digunakan untuk membilas
peralatan kimia lain atau proses pengenceran dalam
suatu wadah misal pengenceran di labu ukur,
erlenmeyer,dsb



Cawan Porselin
Fungsi dari Cawan Porselin adalah untuk mereaksikan zat
dalam suhu tinggi, mengabukan kertas saring, menguraikan
endapan dalam gravimetric sehingga menjadi bentuk stabil.



Alat Pembakar Spritus
Alat Pembakar mempunyai jenis Api yang berwarna kuning, bercahaya
terang dan berjelaga akan terbentuk jika sedikit udara. Api ini tidak
boleh digunakan untuk pemanasan reaksi, sebab kurang panas dan
mengotori alat-alat yang akan dipanaskan. Dalam hal ini sebaiknya kita
menggunakan api yang dihasilkan oleh spiritus, api yang dihasilkan biru
jadi panasnya lebih banyak dan tidak mengotori peralatan.



Spatula adalah alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di laboratorium
biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai.
Ada tiga jenis spatula untuk keperluan laboratorium:
Spatula yang terbuat dari logam (stainlessteel) digunakan untuk mengambil obyek yang
telah diiris untuk sediaan mikroskop.
Spatula politena atau tanduk, digunakan sebagai sendok untuk mengambil bahan kimia
padat.
Spatula nekel adalah spatula yang disepuh dengan nekel, digunakan sebagai sendok kecil
untuk mengambil bahan kimia.
Alat ini juga dapat digunakan untuk mengaduk dalam pembuatan larutan kecuali larutan asam.
Berasal dari sebatang kaca yang berdiameter 4 mm, dipotong menurut panjang yang sesuai dan
ujung ujungnya dibulatkan dengan nyala Bunsen. Batang itu panjangnya seharusnya 20 cm
untuk digunakan pada tabung reaksi dan 8 10 cm untuk pinggan dan gelas piala kecil. Pipa
kaca berongga tidak boleh digunakan sebagai batang pengaduk. Suatu batang yang satu ujungnya
runcing yang dibuat dengan memanaskan sebatang batang kaca pada nyala, kemudian menarik
pada waktu masih lunak seperti dalam membuat jet kaca dan menatahkan menjadi dua,
digunakan untuk melubangi ujung kerucut kertas saring untuk meindahkan isi kertas saring ke
bejana lain, dengan semprotan air dari sebuat botol cuci. Batang kaca yang ujungnya berkaret
disebut juga policeman digunakan untuk membuat zat padat dari dinding dalam wadah kaca.
Batang pengaduk terbuat dari politena ( polietilena ) dengan suatu dayung yang berbentuk kipas
pada kedua ujungnya berfungsi sebagai policeman yang memuasakan pada temperatur
laboratorium : dayung ini dapat dilekukkan dalam segala bentuk. ( Vogel, 1990 : 156 )

You might also like