You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI BIOTA AIR





ANESTESI DAN PEMBEDAHAN















NAMA : NURUL FADHILLAH AZIS
STAMBUK : L221 12 103
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : - ASIAH ZAHRAH ZAINUDDIN
- JUNAEDI
- UTAMI NACHDATULLAH














LABORATORIUM FISIOLOGI BIOTA AIR
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASNUDDIN
MAKASSAR
2014
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fisiologi dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,
mekanisme, cara kerja dari organ, jaringan,dan selsel organisme. Fisiologi
mencoba menerangkan faktorfaktor fisika dan kimia yang mempengaruhi
seluruh proses kehidupan (Fujaya,2004).
Anestesi (pembiusan) berasal dari bahasa Yunani An-tidak atau tanpa,
dan anestesi presepsi kemampuan untuk merasa secara umum berarti suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh, karena
anestesi adalah pemberian obat dengan tujuan menghilangkan nyeri
pembedahan (Latief, 2011).
Pembedahan atau operasi selalu dihubungkan dengan penggunaan pisau
dan gunting. Tindakan pembedahan sering menghasilkan sesuatu yang sangat
menakjubkan tetapi semuanya tidak lepas dari anestesi.Anestesi yaitu
menenangkan, menidurkan, mencegah refleks yang tidak dikehendaki,
menghilangkan rasa nyeri dan menjaga stabilitas penderita selama menjalani
pembedahan (Salam, 2013).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal dari
kawasan Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya di Afrika. Bentuk tubuh
memanjang, pipi kesamping dan warna putih kehitaman. Jenis ini merupakan
ikan konsumsi air tawar yang banyak dibudidayakan setelah Ikan Mas
(Cyrprinus Carpio) dan telah dibudidayakan di lebih dari 85 negara. Saat ini, ikan
ini telah tersebar ke Negara beriklim tropis dan subtropics, sedangkan pada
wilayah beriklim dingi tidak dapat hidup dengan baik. Nila disukai oleh kalangan
karena mudah dipelihara, dapat dikonsumsi oleh segala lapisan serta rasa
daging yang enak dan tebal. Tekstur daging Ikan Nila memiliki ciri tidak ada duri
kecil dalam dagingnya. Apabila dipelihara di tambak akan lebih kenyal, dan
rasanya lebih gurih, serta tidak berbau lumpur. Oleh karena itu, Ikan Nila layak
untuk digunakan sebagai bahan baku dalam industry fillet dan bentuk-bentuk
olahan lain. Ekspor Nila dari Indonesia umumnya dalam bentuk frozen fille
(600 g) dan surimi ( Reprog, 2010).
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa anestesi dan pembedahan
pada ikan nila merupakan proses fisiologi yang sangat penting. Oleh karena itu,
praktikum ini dilakukan untuk mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan
anestesi dan pembedahan.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Anestesi dan Pembedahan untuk mengetahui jenis
kelamin jantan (testes) dan betina (ovarium) berdasarkan karateristik seks primer
dan seks sekunder pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) melaui warna
gonad.Untuk mengetahui bagaimana teknik anestesi pada ikan nila
(Oreochromis niloticus).
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar terampilan menbedakan
gonad jantan dan gonad betina dan cara melakukan anestesi dan pembedahan
dan untuk mengetahui metode pembedahan pada ikan nila
(Oreochromis niloticus).







II.TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Order : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Scientific name : Oreochromis niloticus (Reprog, 2011).

Gambar 1 Ikan nila (Oreochomis Niloticus) (Reprog, 2011).

Morfologi
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk
tubuhmemanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila
berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah
tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis.
Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan
nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti
daging ikan kakap merah (Warintek, 2011).
Berdasarkan alat kelaminnya, ikan Nila jantan memiliki ukuran sisik yang
lebih besar daripada ikan Nila betina. Alat kelamin ikan Nila jantan berupa
tonjolan agak runcing yang berfungsi sebagai muara urin dan saluran sperma
yang terletak didepan anus. Jika diurut, perut ikan Nila jantan akan
mengeluarkan cairan bening (cairan sperma) terutama pada saat musim
pemijahan. Sementara itu, ikan Nila betina mempunyai lubang genital terpisah
dengan lubang saluran urin yang terletak di depan anus. Bentuk hidung dan
rahang belakang ikan Nila jantan melebar dan berwarna biru muda. Pada ikan
betina, bentuk hidung dan rahang belakang agak lancip dan berwarna kuning
terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan Nila jantan berupa garis putus-putus.
Sementara itu, pada ikan Nila betina, garisnya berlanjut (tidak putus) dan
melingkar (Amirudin, 2012).
Siklus Hidup
Siklus hidup ikan Nila melewati lima fase kehidupan, yaitu telur, larva,
benih, konsums dan induk. Ciri setiap fase berubah. Demikian juga dengan
bentuk dan ukuran tubuh serta sifat-sifatnya. Semua fase dilewati dalam waktu
yang berbeda-beda. Dari semua fase, konsumsi merupakan suatu fase komersil
pada sebuah usaha. Telur merupakan fase awal kehidupan ikan Nila, dimana
bakal anak itu baru dikeluarkan induknya. Fase ini dicirikan dengan bentuknya
yang bulat, berwarna kuning dan bersifat tidak melekat. Telur Ikan Nila
berdiameter antara 2 2,5 mm. Setiap butir memiliki berat rata-rata 0,02 mg.
Fase telur merupakan masa kritis dan dilewati selama 6 7 hari atau tergantung
suhu, air, kemudian berubah menjadi fase larva yang masih memiliki kuning telur
atau makanan cadangan. Fase itu dilewati selama 2 3 FK (Taftajani, 2010).
Cara Makan
Makanan sangat penting untuk pertumbuhan ikan karena makanan
berfungsi dalam pertumbuhan sel organisme. Makanan adalah organisme,
bahan, maupun zat yang dimanfaatkan ikan untuk menunjang kehidupan organ
tubuhnya. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui jenis-jenis organisme
yang menjadi makanan ikan nila dan ikan nilem, dan mengetahui jenis organisme
yang menjadi makanan utamanya. Metode pendekatan yang digunakan adalah
usus ikan yang telah dibersihkan dari formalin kemudian digerus dan diamati dari
mikroskop yang selanjutnya secara kuantitatif dengan menggunakan metode
frekuensi kejadian dan indeks preponderance. Ikan nila termasuk ke dalam ikan
yang memiliki usus panjang dan berkelit-kelit serta dinding ususnya tipis dan
untuk ikan nilem juga memiliki usus panjang dan berkelit-kelit serta dinding
ususnya tipis. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa berdasarkan isi usus
ikan nila dan ikan nilem merupakan plankfivor dan jenis makanan utama ikan nila
adalah Nitzschia, Netrium, dan Closferium, sedangkan jenis makanan utama ikan
nilem adalah Nitzschia dun Closterium (Anhar, 2008).
Reproduksi
Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang
secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan
pembuluhnya pada ikan betina, dan pada ikan jantan testis dengan
pembuluhnya. Tanpa melihat tanda-tanda lain pada ikan, kiranya akan sukar
untuk mengethaui organ seksual primernya. Dengan demikian kita tidak dapat
membedakan ikan jantan dengan ikan betina. Satu cara yang terbaik untuk
mengetahui hal tersebut dengan mengadakan anastesi. Namun hasil
pembedahan itu belum tentu positif. Lebih-lebih kalau kita belum mengetahui
bahwa ikan itu mempunyai sifat seksual yang lain. Biasanya pada ikan-ikan
muda sifat seksual primernya sukar ditentukan walaupun ikan itu gonokhortis
berdiferensiasi (Krisye, 2009).
Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan jantan dan betina. Apabila salah satu spesies ikan mempunyai
sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina, maka
spesies itu mempunyai seksual dimorfisme. Apabila yang menjadi tanda tadi itu
warna, maka ikan itu mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari
pada ikan betina (Krisye, 2009).
Untuk melihat atau menujukkan pulih sadar dari ikan yang telah
dipingsankan tersebut ditandai dengan pergerakan ikan yang aktif dan responsif
terhadap rangsangan yang ada. Sebelum mencapai kondisi seperti ini banyak
proses ataupun tahap-tahap yang dilalui dalam ukuran menit. Pada kondisi pulih
sadar ini terlihat sistem pernafasan dan sirkulasi darah ikan mulai stabil seiring
dengan berpindahnya bahan pembiusan dari dalam jaringan tubuh ikan
kelingkungan. Sehingga pada kondisi tersebut bahan pembiusan pada tubuh
ikan telah berangsur-angsur berkurang (Sukmiwati, 2007)

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Biota Air mengenai Anestesi dan Pembedahan
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 04 Maret 2014 jam 10.10 - 12.10 WITA
di Laboratorium Fisiologi Biota Air, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum anestesi dan
pembedahan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2, sebagai berikut :
Table 1. Alat yang digunakan pada praktikum anastesi dan pembedahan
NO ALAT FUNGSI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pisau bedah
Gunting bedah
Jarum bedah
Scapel
Pinset
Baskom
Papan preparat
Aerator
Lap kasar
Aquarium
Stopwatch
membedah ikan
memotong benang
menjahit ikan yang sudah dibedah
alat bantu dalam pembedahan ikan
mencabut sisik ikan
mewadahi ikan ketika dipingsankan
tempat meletakkan ikan ketika dibedah
membantu menyuplai oksigen
mengalasi ikan pada saat pembedahan
wadah untuk ikan pada saat pemulihan
menghitung waktu

Tabel 2 Bahan yang digunakan pada praktikum anestesi dan pembedahan
NO BAHAN FUNGSI
1
2
3
4
5
6
7
Ikan nila
Alkohol 70%
Air tawar
Benang cat gut
Es batu
Tissue 1000 sheet
Metylen blue
sampel yang akan diamati
mensterilkan peralatan
media ikan
menjahit ikan yang sudah dibedah
membius ikan
membersihkan lender pada ikan
mensterilkan air agar ikan tidak terinfeksi





Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan anestesi dan pembedahan,
yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil baskom yang berisi air lalu masukkan es batu kedalam baskom
3. Memasukkan ikan kedalam baskom dan menghitung waktu pingsan ikan dan
ketika pingsan hilang kesadaran matikan waktu pinsan dan nyalakan rentang
waktu pingsan.
4. Setelah ikan pingsan ikan, diletakkan ikan tersebut di atas papan preparat
yang dialasi lap kasar
5. Menyeterilkan semua peralatan yang akan digunakan dengan
menggunakanalkohol 70%
6. Pembedahan mulai dilakukan dengan menggunakan pisau bedah, hitung
lamanya pembedahan menggunakan stopwatch
7. Pembedahan dilakukan dengan teknik menghitung sisik ketiga di atas sirip
perut dan dari bagian tersebut dibedah hingga ke atas bagian sirip dubur
8. Setelah ikan dibedah kita melihat seks primer ikan dengan bantuan scapel.
Lalu dimulailah penjahitan ikan
9. Penjahitan ikan dilakukan dengan menggunakan jarum bedah dan benang
cat gut, penjahitan dilakukan dengan hati-hati agar organ dalam ikan tidak
rusak
10.Setelah penjahitan luka selesai, hitung waktu pembedahan, kemudian ikan
dimasukkan kedalam aquarium yang sudah diberi metilyen blue untunk
menyeterilkan air. Catat waktu yang diperlukan agar pengaruh pembiusan
pada ikan hilang.


Pengukuran peubah
Waktu Pingsan
Waktu pingsan adalah waktu dimana ikan dimasukkan kedalam wadah
yang berisi es batu hingga ikan kehilangan keseimbangan dan aktivitas akibat
pengaruh anestesi fisik dalam hal ini suhu dingin. Perhitungan dimulai ketika ikan
dimasukkan kedalam baskom hingga ikan kehilangan kesadaran.
Rentang Waktu Pingsan
Rentang waktu pingsan adalah waktu selama ikan dalam keadaan
pingsan yang ditandai dengan gerak tubuh melemah, operculum dari mulut
bergerak lambat, posisi tubuh tetap stabil tetapi bila disentuh tidak memberikan
respon sampai ikan stabil bergerak normal kembali seperti semula.
Waktu Pembedahan
Waktu pembedahan adalah waktu yang digunakan selama proses
pembedahan dan penutupan luka berlangsung dengan cara menjahitnya.
Waktu Pulih
Waktu pulih adalah lamanya waktu yang dihitung setelah ikan
dipindahkan kedalam akuarium setelah proses pembedahan. Kondisi ikan akan
diamati sampai ikan sadar, aktif, lincah, dan kembali bergerak normal.









IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan praktikum anestesi dan pembedahan pada ikan nila
(Oreocromis Niloticus) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil perlakuan ikan pada percobaan anestesi dan pembedahan
No Jenis perlakuan waktu
Ikan 1 () IkanJantan ()
1
2
3
4
Waktu pingsan 03 menit 54 menit 04 menit 31 detik
Rentang waktu pingsan 18 menit 38 detik 22 menit 37 detik
Waktu pembedahan 06 menit 10 detik 08 menit 22 detik
Waktu pulih 07 menit 34 detik 09 menit 44 detik


Pembahasan
Waktu Pingsan
Waktu pingsan diawali ketika ikan mulai hilang keseimbangan dan
aktifitas akibat pengaruh anestesi fisik yaitu suhu (hipotermal dalam medium
pengamatan aktifitas yang dimana ketika ikan diletakkan pada es batu sehingga
membuat ikan mengalami perubahan suhu pada tubuh, yang menyebabkan
tindakan ikan mengalami perubahan suku pada tubuh, yang menyebabkan
tindakan ikan mengalami penurunan hal ini disebabkan karna ikan termasuk
hewan poikiloterm yaitu suhu tubuh mengikuti lingkungan, penurunan aktivitas
ikan ditunjukkan dengan melemahnya pergerakan operculum pada ikan. Waktu
pingsan ikan jantan adalah 03 menit 54 menit dan ikan betina adalah 04 menit
31 detik . Perbedaan waktu pingsan disebabkan oleh adanya perbedaan ukuran
dimana ukuran tubuh ikan jantan lebih kecil dari pada ikan betina
Dengan metode langsung pada ikan tawar dibutuhkan waktu yang
paling singkat untuk memingsankan ikan yaitu 510 detik. Metode
pemingsanan langsung menyebabkan suhu turun secara drastis sehingga
ikan lebih cepat pingsan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nitibaskoro et al.
(2006) bahwa biota perairan yang dipingsankan dengan metode langsung
pada suhu 17-190C akan mengalami immotil (pingsan) setelah 5-10 menit
(300-600 detik). Pada metode bertahap suhu juga turun secara bertahap
sehingga menyebabkan ikan lebih lama pingsan karena ikan berusaha
menyesuaikan diri pada perubahan lingkungannya (Wijayanti, 2011).
Rentang Waktu Pingsan
Rentang waktu pingsan ditandai gerak tubuh melemah, operculum dan
mulut bergerak lambat, posisi tubuh tetap stabil tetapi bila disentuh tidak
memberikan respon hingga ikan pulih kembali setelah dibedah. Rentang waktu
pingsan pada ikan jantan adalah 18 menit 38 detik dan pada ikan betina adalah
22 menit 37 detik. Faktor yang mempengarihi perbadaan waktu pingsan adalah
dari ukuran dan kesehatan ikan serta pengaruh anestesi umum yang bekerja
sebagai penghilang rasa. Faktor yang mempengaruhi perbedaan rentang waktu
pingsan pada Ikan tersebut adalah pengaruh dari ukuran ikan serta pengaruh
anestesi umum yang bekerja sebagai penghilang rasa. Anestesi yang dilakukan
adalah anestesi umum, karena anestesi umum adalah tindakan meniadakan
nyerisecara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali
(reversible) (Salam 2013).
Waktu Pembedahan
Teknik pembedahan yang dilakukan pada ikan nila, yaitu di mulai dengan
perlakuan pembiusan sehingga ikan tidak merasakan sakit ketika organ
tubuhnya dibedah. Selain itu dipuasakan selama 2 X 24 jam untuk menjaga agar
organ dalam tubuh ikan tidak bekerja terlalu aktif. Setelah dilakukan
pembedahan dapat dilihat bahwa ikan yang di bedah adalah jika gonadnya
warna keputihan berarti jantan sedangkan gonadnya warna kekuningan dan telur
mulai terlihat adalah ikan betina (Salam, 2013).
Waktu Pulih
Waktu pulih adalah lamanya waktu yang dihitung setelah ikan
dipindahkan kedalam akuarium setelah proses pembedahan. Kondisi ikan akan
diamati sampai ikan sadar , aktif, lincah, dan kembali bergerak normal. Adapun
waktu pulih yang dibutuhkan oleh ikan jantan adalah 7 menit 34 detik sedangkan
ikan betina adalah 9 menit 44 detik. Hal ini disebabkan karena kondisi fisik dan
lamanya waktu pembedahan yang dilakukan dimana ikan jantan lebih cepat dari
pada ikan betina. Setalah itu bagian di tangani di tampilkan dan dilakukan
tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penjahitan luka dan perawatan
selanjutnya akan termasuk dalam perawatan pasca bedah atau waktu pulih
(Salam, 2013).

















KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Sifat seksual pada ikan Nila (Oreocromis niloticus) yaitu ciri seks primer
jantan yang ditandai dengan gonad yang berwarna putih susu dan betina
ditandai dengan gonad berwarna kekuning- kuningan.
2. Metode anestesi atau pembiusan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan
anestesi umum sehingga keseluruhan tubuh ikan tidak merasakan sakit ketika
dilakukan pebedahan.
3. Teknik pembedahan di lakukan yaitu dengan menggunakan pisau bedah
membuat pola pada tubuh ikan diatas sirip perut dengan patokan tiga sisik
keatas hingga sirib dubur.

Saran
Laboratorium
saran saya sebaiknya alatalat yang digunakan dalam laboratorium
lengkap dan agar pada saat melakukan praktikum berjalan lancar
Asisten
Aziah Zahrah Zainuddin
Pertahankan kedisiplinan dan ketegasan kakak.
Junaedi
Pertahankan kebaikan dan keramahan kakak.
Utami Nachdatullah
Pertahankan keramahan dan kebaikan kakak.


DAFTAR PUSTAKA
Anhar. 2008. Cara Makan dan Kebiasaan Makan ikan Nila (Oreochromis
niloticus). http://repository.ipb.ac.id/. Diakses pada 14 Maret 2014 pikul
18.00 WITA.

Amiruddin. 2012. Modul Reproduksi Ikan Nila. http://www.sears document.com.
Diakses pada 15 Maret 2014 pukul 19.30 WITA.

Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Bineka Cipta. Jakarta.

Krisye, 2009. Praktikum I Osmoregulasi. http://www.google.com-pdf. Diakses
pada tanggal 16 Maret 2014 pukul 21.00 WITA

Latief. 2011. Anestesi. http://www.scrib.com. Diakses pada tanggal 15 Maret
2014 pukul 19.15 WITA.

Reprog. 2010. Petunjuk Teknis Pembenihan dan Pembesaran Nila.
http://www.smecda.com. Diakses pada tanggal 16 Maret 2014 pukul
19.00 WITA.

Salam. 2013. Anestesi dan Pembedahan. http://www.scribd.com. Diakses pada
tanggal 16 Maret 2014 pukul 19.20 WITA.

Sukmiwati dan Sari, 2007. Pengaruh Konsentrasi Biji Karet (havea brancilliensis
muel,ARG)Sebagai Pembius Terhadap Aktivitas dan Kelulusan Hidup
Ikan Mas (Cybrinus carpio,L) Selama Transportasi. Teknologi Hasil
Perikanan Faperika. UNRI.
Taftajani. 2010. Budidaya Ikan Nila. http://www.smecda.com-pdf. Diakses pada
tanggal 15 Maret 2014 pukul 18.30 WITA.

Warintek. 2011. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis nilotius).
www.warintek.ristek.go.id/. Diakses pada tanggal 16 Maret 2014 pukul
21.00 WITA.

Wijayanti. 2011. Pengaruh Temperatur Terhadap Kondisi Anestesi Pada Bawal.
http://www.slideshare.net. Diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul
21.30 WITA.

You might also like