Laki-laki berusia 14 tahun mengeluhkan buang air kecil tidak puas selama sebulan terakhir. Gejalanya meliputi sisa air kecil setelah buang air, sering merasa ingin buang air kecil, dan nyeri saat buang air kecil. Diagnosis awal adalah striktur uretra yang diduga disebabkan trauma 2 bulan lalu.
Laki-laki berusia 14 tahun mengeluhkan buang air kecil tidak puas selama sebulan terakhir. Gejalanya meliputi sisa air kecil setelah buang air, sering merasa ingin buang air kecil, dan nyeri saat buang air kecil. Diagnosis awal adalah striktur uretra yang diduga disebabkan trauma 2 bulan lalu.
Laki-laki berusia 14 tahun mengeluhkan buang air kecil tidak puas selama sebulan terakhir. Gejalanya meliputi sisa air kecil setelah buang air, sering merasa ingin buang air kecil, dan nyeri saat buang air kecil. Diagnosis awal adalah striktur uretra yang diduga disebabkan trauma 2 bulan lalu.
SESI I Seorang laki-laki 14 tahun datang kedokter umum dengan keluhan buang air kecil tidak puas. Penderita merasa ada sisa kecing sesudah buang air kecil, sehingga sebentar kemudian ingin buang air kecil lagi. Penderita harus mengejan kuat agar dapat buang air kecil. SESI 2 Penderita memerlukan waktu antara keinginan buang air kecil dengan keluarnya air seni. Sewaktu buang air kecil kadang terasa nyeri. Pancaran air seninya kecil dan keras, kadang-kadang pancarannya terbelah. pada akhir kencing masih keluar air seni menetes. Penderita merasa sering ingin buang air kecil. Penderita merasakan keluhan ini sejak 1 bulan yang lalu. sebelumnya belum pernah mengalai keluha seperti ini. penderita pernah jatuh terpeleset dari pohon sehingga selangkangannya terbentur benda keras kira-kira 2 bulan lalu. Saat itu selangkangnya bengkak dan penderita sudah berobat kedokter sehingga sembuh.
PEMBAHASAN 1. Informasi yang Didapat dari Kasus a. Identitas - Usia : 14 tahun - Jenis Kelamin : Laki-laki b. Keluhan Utama - Buang air kecil tidak puas. c. Riwayat Penyakit Sekarang - Merasa ada sisa kecing sesudah buang air kecil, sehingga sering merasa ingin buang air kecil. - Harus mengejan kuat agar dapat buang air kecil. - Perlu waktu antara keinginan buang air kecil dengan keluarnya air seni. - Sewaktu buang air kecil kadang terasa nyeri. - Pancaran air seninya kecil dan keras, kadang-kadang pancarannya terbelah. - Pada akhir kencing masih keluar air seni menetes. - Keluhan ini sejak 1 bulan yang lalu 2. Daftar masalah
MASALAH HIPOTESIS Berkemih tidak puas Residu urin Sering merasa ingin berkemih Residu urin Urin menetes pada akhir miksi Striktur uretra Harus mengejan pada akhir miksi Obstruksi saluran kemih Terkadang pancaran urin bercabang Striktur uretra Nyeri saat berkemih Striktur uretra Riwayat trauma Faktor resiko striktur uretra 3. Anamnesis Tambahan a. Identitas - Nama - Alamat - Pekerjaan b. Riwayat Penyakit Sekarang - Apakah ada nyeri di pingggang atau tidak ? - Apakah terdapat darah saat buang air kecil ? - Apakah ada benjolan di penis ? c. Riwayat Penyakit Dahulu - Apakah pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya? - Apakah pernah menderita batu ginjal sebelumnya ? d. Riwayat Penyakit Keluarga - Apakah ada kerabat yang mengalami gejala yang sama? e. Riwayat Kebiasaan
4. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum b. Kesadaran c. Tanda Vital > Freksuensi nadi > Frekuensi napas > Tekanan darah > Suhu d. Identifikasi ada atau tidaknya kelainan pada sklera, konjungtiva, thorax, abdomen, serta extremitas pasien. e. Pasien diminta untuk buang air kecil aktif dan dilihat pancaran kencingnya. f. Memeriksa uretra dari bagian meatus dan jaringan sekitarnya. g. Observasi adanya penyempitan, perdarahan, mukus atau cairan purulen (nanah). h. Observasi kulit dan mukosa membran disekitar jaringan. i. Iritasi pada uretra dengan keluhan ketidak nyamanan pada saat akan buang air kecil.
5. Diagnosis Berdasarkan data yang tertera di atas dan disesuaikan dengan kondisi- kondisi yang telah dilampirkan pada kasus, diagnosis kerja atas pasien saat ini adalah striktur urethra. Dengan diagnosis banding urolithiasis. Dengan dasar gejala khas dari striktur uretra : Merasa tidak puas setelah berkemih. Sering merasa ingin berkemih. Pancaran buang air seni kecil dan bercabang. Nyeri saat berkemih. Urin yang menetes.
Diagnosis Banding 1. Urolithiasis Batu pada saluran kemih yang dapat menimbulkan statis dan infeksi.
Menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pada ginjal serta ureter. Infeksi yang disertai demam, menggigil, disuria terjadi karena iritasi yang terus-menerus. Sedangkan obstruksi dapat menyebabkan terjadinya retensio urine
Tinjauan Pustaka Anatomi Ginjal
Anatomi Ureter Anatomi Vesika Urinaria
Anatomi Uretra Histologi Uretra Pars prostatika: Epitel Transisional / berlais torak Pars Kavernosa: Berlapis / bertingkat toraks Berlapis gepeng ( pada fossa navikulare ) Pars Membranasea: Berlapis / bertingkat torak
Refleks Miksi VU penuh M. Detrusor kontraksi Saraf parasimpatis terangsang S2-S4 Sfingter uretra interna relaksasi secara involunter Kornu posterior Terangsan g ingin berkemih Rangsang motorik N. Pudendus Sfingter uretra externa relaksasi secara volunter Berkemih
Striktur Uretra Terbentuknya jaringan fibrosis di uretra yang mengakibatkan terjadinya kesulitan berkemih. Etiologi Kelainan kongenital Operasi Trauma infeksi PATOFISIOLOGI Berkemih tidak puas Nyeri saat berkemih Striktur uretra Fase kompensasi Residu urin Trauma Sikatrik Harus mengejan Pancaran air seni bercabang Menghalangi jalan keluar urin Selalu merasa ingin berkemih Fase dekompensasi Urin menetes pada akhir miksi Derajat penyempitan uretra Striktur uretra dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu derajat: 1. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra 2. Sedang: jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan diameter lumen uretra 3. Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari diameter lumen uretra Pada penyempitan derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang dikenal dengan spongiofibrosis.
7. Pemeriksaan Labaratorium a. Darah rutin b. Tes fungsi ginjal memeriksa apakah ginjal masih berfungsi dengan baik. c. Urinalisis memastikan ada tidaknya infeksi
8. Pemeriksaan Penunjang a.Uretrografi b.BNO c.IVP d.Uroflowmetri untuk menentukan kecepatan pancaran urin
9. Komplikasi a. Residu urin
b. Infeksi saluran kemih
c. Gagal ginjal
d. Fibrosis
e. Refluks vesiko ureteral
10. Tatalaksana a. Sistosomi supra pubik Dilakukan sebagai langkah pertama dalam penatalaksaan pasien dengan retensi urin b. Uretrotomi interna Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan alat endoskopi yang memotong jaringan sikatriks uretra dengan pisau Otis atau dengan pisau Sachse, laser atau elektrokoter. c. Reseksi Dilakukan bila ukuran striktur lebih dari 20mm dengan mengangkat jaringan yang membentuk sikatrik dan menyambung kembali bagian yang sehat.
d. Dilatasi Dilakukan jika ukuran striktur lebih dari 20mm e. J ohanssen procedures
Secara umum terapi menggunakan obat tidak akan menguragi keluhan dari striktue uretra. Tapi dapat diberikan analgesik untuk mengurangi keluhan nyeri yang dialami pasien.
11. Prognosis a. Ad vitam : ad bonam b. Ad sanationam : dubia ad malam c. Ad fungtionam : dubia ad bonam
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang ada dan disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang telah dilampirkan pada kasus, diagnosis kerja atas pasien saat ini adalah striktur urethra. Dengan diagnosis banding urolithiasis. Dengan dasar gejala khas dari striktur uretra : merasa tidak puas setelah berkemih, sering merasa ingin berkemih, nyeri saat berkemih, dengan pancaran air seni yang kecil dan bercabang, serta urin yang menetes pada akhir berkemih. Striktur uretra pada pasien ini kemungkinan disebabkan oleh trauma yang terjadi sekitar 2 bulan lalu, dan dicurigai mengenai uretra pars bulbosa beserta fascia bach dan fascia collest. Lalu dalam masa penyembuhannya luka atau trauma ini meninggalkan jaringan sikatrik pada lumen uretra yang akhirnya membentuk striktur uretra. Prognosis pada pasien ini setelah ditatalaksana adalah ad bonam. Namun, pasien harus tetap rutin diobservasi selama 1 tahun untuk dapat memastikan kesembuhannya. Karena striktur uretra cenderung kambuh walaupun telah dilakukannya terapi pembedahan sekalipun.