You are on page 1of 4

RESUME 8

MANZILATUL RACHMAH (120342422170)


TIARA DWI NURMALITA (120342400172)
OFFERING G

BAB 12
TRANSDUKSI PADA BAKTERI
Transduksi ditemukan oleh N. Zinder, Joshua Ledrberg, dan Ester
Lederberg pada tahun 1952. Transduksi merupakan rekombinasi genetik pada
bakteri yang diperantarai oleh fag.
Fag Virulen dan Fag sedang
Fag yang terlibat dalam transduksi bakteri tergolong bersifat virulen atau
fag sedang. Fag virulen selalu memperbanyak diri dan memecahkan inang setelah
infeksi, dapat bersifat litik ataupun lisogenik. Kromosom fag yang terintegrasi
dengan kromosom sel inang disebut juga profag. Terintegrasinya kromosom fag
ke dalam kromosom fag inang terjadi melalui mekanisme rekombinasi spesifik
tapak.
Macam Transduksi
Ada 2 jenis transduksi, yaitu transduksi umum dan transduksi khusus.
Jenis transduksi ini ditemukan ketika peneliti sedang meneliti ada tidaknya
mekanisme konjugasi pada Salmonella typhimurium.
Transduksi Umum
Pada transduksi umum, potongan DNA bakteri yang ditangkap oleh fag
dipindahkan ke bakteri resipien, yang merupakan potongan acak kromosom
bakteri. Potongan acak DNA bakteri itu tidak diintegrasikan pada tapak pelekatan
khusus. Sehingga gen apapun dapat ditransduksikan. Transduksi umum
diperantarai oleh beberapa fag virulen dan fag yang bersifat virulen sedang
tertentu yang kromosomnya tidak terintegrasi pada tapak pelekatan khusus pada
kromosom inang. Partikel fag yang terlibat pada transduksi umum diproduksi
selama siklus litik. Namun, tidak semua virulen menjadi peranara transduksi,
seperti fag T bernomor genap yang melakukan degradasi DNA inang serta
memanfaatkan DNA tersebut untuk kepentingan sintesis DNA fag.
Setelah fag pentransduksi menyuntikkan sebuah fragmen DNA inang ke
sel resipien, fregmen tersebut dapat terintegrasi ke dalam kromosom inang atau
tidak terintegrasikan dan berada bebas di sitoplasma. Frekuensi produksi partikel
perntransduksi rendah. Dalam hubungan ini, kotransduksi dua atau lebih penanda
genetik memperlihatkan letak penanda itu relatif berdekatan dan frekuensi
kotransduksi dua penanda merupakan petunjuk tentang tingkat pautan antara
keduanya. Misalnya a
+
dan b
+
kotransduksi, b
+
dan c
+
kotransduksi, tapi a
+
dan c
+
tidak kotransduksi. Urutan penanda itu menjadi a
+
b
+
c
+
.
Transduksi Khusus
Transduksi khusus diperantarai oleh fag yang bersifat virulen sedang yang
hanya mentransduksi fragmen tertentu pada kromosom bakteri. Kromosom fag
yang bersifat virulen sedang itu dapat melakukan replikasi secara otomatis dan
dapat melakukan replikasi dalam keadaan terintegrasi dalm kromosom inang.
Kromosom fag seperti itu berperilaku layaknya episom. Adanya rekombinasi
spesifik tapak di kromosom terkait menyebabkan terjadinya insersi linier kovalen
kromosom fag ke dalam kromosom bakteri.
Pada saat kromosom fag yang berada sebagai profag, gen-gen litik
kromosom virus mengalami represi. Mekanisme represi itu berlangsung dalam
sistem sirkuit represor-represor-promotor, mirip operon pada bakteri. Gen C1 fag
mengode protein represor yang mempunyai berat molekul 27000. Dalam kondisi
dimer atau tetramer, protein represor itu berikatan dengan kedua daerah operaor
yang mengontrol transkripsi gen-gen yang terlibat pada pertumbuhan litik.
Pengikatan protein represor dengan kedua daerah operator itu menghalangi
polimerisasi RNA berikatan dengan kedua promoter, sehingga tidak dapat
mengkatalisasi proses transkripsi. Dengan cara tersebut gen fag mengalami
represi.
Bakteri yang mengandung sebuah profag dinyatakan bersifat lisogenik. Sel
yang lisogenik kebal terhadap infeksi kedua oleh fag yang sama. Fag virulen
sedang jarang mengalami transisi spontan dari yang bersifat lisogenik menjadi
litik.
Proses terbebasnya profag dari kromosom inang (ekisi) berlangsung sangat
teliti atau pemotongannya sangat presisi. Namun, kadang pemotongan profag
terjadi pada tapak lain dan bukan pada tapak pelekatan mula-mula. Kesalahan
pemotongan dan pemisahan profag merupakan penyebab terbentuknya partikel
pentransduksi khusus. Proses transduksi khusus hanya berperan dalam transfer
gen yang terletak di dalam suatu rentang jarak yang sempit di kedua sisi tapak
pelekatan profag. Jika partikel pentransduksi khusus terbentuk selama pemisahan
profag dari kromosom inang, maka hanya lisat fag yang dihasilkan dari induksi
sel-sel lisogenik yang seharusnya memiliki aktivitas pentransduksi. Komposisi
kromosom transduktan yang dihasilkan oleh transduksi khusus sama sekali
berbeda dari yang dimiliki transduktan hasil transduksi umum dari yang dimiliki
transforman yang merupakan hasil transformasi.

Pertanyaan:
1. Bagaimanakah proses pemanfaatan data kotransduksi untuk mengungkap
jarak gen taksiran?
Jawab: untuk mengetahui proses pemanfaatan data kotransduksi untuk
mengungkap jarak gen taksiran, digunakan suatu permisalan. Misalnya
pada E.coli yang kotransduksinya diperantarai oleh fag P1 yang bersifat
virulen sedang. Strain E.coli donor adalah leu
+
thr
+
azi
+
. Strain E.coli
resipien adalah leu thr azi. Pi ditumbuhakn pada sel-sel donor bakteri serta
lisat fag digunakan untuk perlakuan transduksi terhadap sel bakteri
resipien. Transduktan diseleksi untuk setiap penanda donor dan kemudian
dianalisis untuk keberadaan penanda yang tidak diseleksi lainnya. Setelah
dianalisis ternyata dapat diketahui bahwa jika transduktan yang diseleksi
adalah leu
+
, 50% diantaranya yang ikut ditransduksi adalah azi
+
dan 2%
lainnya yang ikut ditransduksi adalah thr. Jika transduktan yang diseleksi
adalah thr
+
, ternyata 3% diantaranya yang ikut ditransduksi adalah leu
sedangkan tidak ada (0%) azi
+
yang ikut ditransduksi. Dari hal tersebut
dapat diketahui bahwa letak gen leu lebih dekat dengan gen thr
dibandingkan dengan gen azi.
2. Bagaimanakah proses terjadinya represi pada gen-gen litik kromosom
virus?
Jawab:
Mekanisme represi itu berlangsung dalam sistem sirkuit represor-represor-
promotor, mirip operon pada bakteri. Gen C1 fag mengode protein
represor yang mempunyai berat molekul 27000. Dalam kondisi dimer atau
tetramer, protein represor itu berikatan dengan kedua daerah operaor yang
mengontrol transkripsi gen-gen yang terlibat pada pertumbuhan litik.
Pengikatan protein represor dengan kedua daerah operator itu menghalangi
polimerisasi RNA berikatan dengan kedua promoter, sehingga tidak dapat
mengkatalisasi proses transkripsi. Dengan cara tersebut gen fag
mengalami represi.

You might also like