MATERI UKK BAHASA INDONESIA, BESERTA PENJELASAANYA
1. TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
- KONJUNGSI - KALIMAT IMPERATIF, KALIMAT DEKLARATIF, & KALIMAT INTEROGATIF 2. TEKS NEGOSIASI - KATA BAKU DAN TIDAK BAKU - UNGKAPAN - PROPOSAL
TEKS PROSEDUR KOMPLEKS Prosedur kompleks adalah langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan .Langkah awal menjadi penentu langkah- langkah berikutnya.
Struktur : 1. Judul 2. Tujuan 3. Langkah-langkah
Contoh: Proses Membuat eKTP Proses pembuatan e- KTP (Secara Umum) > Ambil nomor antrean > Tunggu pemanggilan nomor antrean > Menuju ke loket yang ditentukan > Entry data dan foto > Pembuatan KTP selesai - Penduduk datang ke tempat pelayanan membawa surat panggilan - Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database - Foto (digital) - Tandatangan (pada alat perekam tandatangan) - Perekaman sidik jari (pada alat perekam sidik jari) & scan retina mata - Petugas membubuhkan TTD dan stempel pada surat panggilan yang sekaligus sebagai tandabukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto tandatangan sidikjari. - Penduduk dipersilahkan pulang untuk menunggu hasil PROSES PENCETAKAN 2 MINGGU setelah Pembuatan.
KONJUNGSI 1. Konjungsi koordinatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (termasuk kalimat) yang sama pentingnya atau setara. Kalimat yang dibentuk disebut kalimat majemuk setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal,sedangkan. 2. Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Contoh: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ..., melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau,entah ... entah, jangankan ..., ... pun. 3. Konjungsi subordinatif; menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat. 1. Konjungsi subordinatif waktu; sejak 2. Konjungsi subordinatif syarat; jika 3. Konjungsi subordinatif pengadaian; andaikan 4. Konjungsi subordinatif tujuan; agar 5. Konjungsi subordinatif konsesif; biarpun 6. Konjungsi subordinatif pembandingan; ibarat 7. Konjungsi subordinatif sebab; karena 8. Konjungsi subordinatif hasil; sehingga 9. Konjungsi subordinatif alat; dengan 10. Konjungsi subordinatif cara; tanpa 11. Konjungsi subordinatif komplementasi; bahwa 12. Konjungsi subordinatif atributif; yang 13. Konjungsi subordinatif perbandingan; sama ... dengan 4. Konjungsi antarkalimat; merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri.
1. Kalimat Imperatif Adalah kalimat yang mengandung perintah Kalimat Imperatif berfungsi untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
2. Kalimat Deklaratif Adalah kalimat yang berisi pernyataan Kalimat Deklaratif berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
3. Kalimat Interogatif Adalah kalimat yang berisi pertanyaan Kalimat Interogatif berfungsi untuk meminta informasi tentang sesuatu.
TEKS NEGOSIASI
Pengertian dari Tiap-Tiap Struktur:
1. Orientasi : Orientasi adalah pengenalan awal atau perbincangan awal antara pembeli dan penjual 2. Permintaan : Permintaan adalah saat dimana pembeli menanyakan atau mencari barang yang sedang ingin ia beli 3. Pemenuhan : Pemenuhan adalah saat dimana penjual menawarkan barang dagangannya kepada pembeli 4. Penawaran : Penawaran adalah klimaks dari teks negosiasi karena terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli 5. Persetujuan : Persetujuan adalah saat dimana pembeli setuju / deal dengan harga yang sudah ia tawar dengan penjual 6. Pembelian : Pembelian adalah saat pembeli memberikan uangnya kepada penjual 7. Penutup : Penutup adalah kebalikan dari orientasi, penutup mengakhiri sebuah teks dialog negosiasi. Biasanya berupa perpisahan antara penjual dan pembeli atau pembeli yang meninggalkan lapak penjual
KATA BAKU DAN TIDAK BAKU Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. sebagai sumber utama bahasa baku adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Penggunaan kata baku 1) Surat menyurat antarlembaga 2) Karangan ilmiah 3) Lamaran pekerjaan 4) Surat keputusan 5) Perundangan 6) Nota dinas 7) Rapat dinas 8) Pidato resmi 9) Diskusi 10) Penyampaian pendidikan 11) Dan lain sebagainya. Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. kata tidak baku digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari, atau bahasa tutur. Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kata atau bahasa yang tidak baku, yaitu sebagai berikut: 1) Pemakai bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata-kata yang dimaksud 2) Pemakai terpengaruh oleh orang yang biasa menggunakan kata tidak baku 3) Pemakai bahasa tidak baku akan selalu ada karena tidak mau memperbaiki kesalahannya sendiri. Berikut ini contoh kata baku dan kata tidak baku Kata tidak baku: apotik, pitnah, silahkan, nasehat, metoda, telor, nopember, anggauta, lembab, cinderamata, langganan. Kata baku: apotek, fitnah, silakan, nasihat, metode, telur, november, anggota, lembap, cenderamata, pelanggan.
UNGKAPAN Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru dimana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki dua kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak sebenarnya (makna kias atau konotasi). Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah gabungan kata itu termasuk ungkapan atau tidak, harus ada konteks kalimat yang menyertainya. Untuk lebih jelasnya kita ambil sebuah contoh Membanting tulang Gabungan kata di atas tidak dapat langsung kita katakan termasuk ungkapan. Hal ini dikarenakan konteks kalimat yang menyertai gabungan kata tersebut belum jelas. Gabungan kata di atas masih mempunyai dua kemungkinan makna sesuai konteks kalimatnya. 1. Andi membanting tulang di sampingnya sebagai luapan kemarahannya. 2. Andi membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Dua kalimat di atas memberikan konteks (situasi) pada gabungan kata membanting tulang. Kalimat (a) membantuk makna denotasi atau makna sebenarnya pada gabungan kata membanting tulang. Makna denotasi tersbut adalah kegiatan membanting tulang. Kalimat (b) membentuk makna konotasi atau makna kias pada kata membanting tulang. Makna kias tersebut adalah bekerja keras. Makna kedua inilah membuat gabungan kata di atas disebut ungkapan. Berikut adalah contoh ungkapan : banting tulang : kerja keras gulung tikar : bangkrut angkat kaki : pergi naik pitam : marah buah bibir : topik pembicaraan angkat tangan : menyerah meja hijau : pengadilan buah tangan : oleh-oleh kutu buku : orang yg suka baca buku kepala dingin : tenang Contoh kalimat dengan: 1. Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman) 2. Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri) 3. Jeng Sri memang tinggi hati.(sombong) 4. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah.(marah) 5. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut) 6. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual) 7. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah) 8. Karena gelap mata, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran) 9. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati) 10. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka. (masih bayi) 11. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan. (pemain yang baik) 12. Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya. (dibumbui; dihiasi) 13. Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang yang dipersalahkan) 14. Maaf, aku tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh untuk kepentinganmu) 15. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak pernah baik. (dihilangkan benar-benar) 16. Gema Tanah Air sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku yang berisi kumpulan karangan beberapa orang) 17. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan.(tidak sungguh-sungguh)
PROPOSAL Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal. Hal yang perlu dimuat dalam proposal antara lain: 1. Nama proposal 2. Pendahuluan 3. tujuan 4. bentuk/ jenis kegiatan 5. pelaksanaan 6. panitia pelaksana 7. biay/ dana (rincian terlampir) 8. harapan 9. lampiran 10. penutup