You are on page 1of 7

Penatalaksanaan Gonorea

a. Medikamentosa
Pada pengobatan, yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga, dan sedikit efek
toksiknya.Pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali di daerah tinggi insidens
Neisseria gonorrhoeae Penghasil Penisilinase (NGPP).Secara epidemiologis
pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-macam obat
yang dapat dipakai adalah :
1. Penisilin
Yang efektif adalah penisilin G prokainakua. Dosis 4,8 juta unit + 1 gram
probenesid. Obat tersebut dapat menutupi gejala sifilis.Kontraindikasinya adalah
alergi penisilin.
2. Ampisilin dan amoksisilin
Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram + 1 gram probenesid dan amoksisilin 3 gram + 1
gram probenesid. Angka kesembuhan 61,4 sehingga tidak dianjurkan, suntukan
ampisilin tidak pula dianjurkan. Kontraindikasinya adalah alergi penisilin. Untuk
NGPP, penisilin, ampisilin, amoksisilin tidak dianjurkan.
3. Sefalosporin
Seftriakson cukup efektif dengan dosisi 250 mg IM. Sefoperazon dengan dosis 0,50
sampai 1.00 secara IM.
4. Spektinomisin
Dosisnya ialah 2 gram IM.Baik untuk penderita alergi penisilin, yang mengalami
kegagalan pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita yang juga tersangkan
menderita sifilis.
5. Kanamisin
Dosisnya 2 gram IM.Angka kesembuhan sekitar 85%.Baik untuk penderita alergi
penisilin, gagal dengan pengobatan penisilin dan tersangka sifilis.
6. Tiamfenikol
Dosisnya 3,4 gram secara oral. Angka kesembuhan mencapai 97,7%. Tidak
dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan.
7. Kuinolon
Dari golongan kuionolo, pilihannya yaitu ofloksasin 400 mg, siprofloksasin 250-
500mg, norfloksasin 800 mg secara oral. Angka kesembuhan mencapai 100%.
Obat dosis tunggal yang sudah tidak efektif lagi adalah tetrasiklin, streptomisin, dan
spiramisin.
b. Non medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
- Bahaya penyakit menular seksual
- Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
- Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
- Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
dihindari
- Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang


Komplikasi
Pada pria komplikasi lokalnya berupa tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis, kemudian
komplikasi ascenden prostatitis, vesikulitis, funkulitis, epididimitis, trigonitis.Sedangkan pada
wanita komplikasi lokal dapat berupa parauretritis, bartholinitis kemudian komplikasi ascendens
salpingitis, PID (pelvic inflamatory disease) atau penyakit radang panggul.Komplikasi
diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis,
meningitis, dermatitis.
Pencegahan
Pencegahan gonorrhea adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual di tempat-
tempat pelacuran atau dengan sembarang orang.Selalu setia kepada pasangannya.Jika masih
dalam pengobatan gonorrhea, jangan dulu melakukan hubungan seksual dengan pasangannya
karena dapat menularkan kepada pasangannya (suami/istri) hingga dinyatakan sembuh oleh
dokter.Peran pemerintah dalam melarang dan menutup tempat tempat pelacuran dan
prsotitusisangat berperan dalam pencegahan dan penyebaran penyakit gonorrhea ini di
tengahmasyarakat. Begitu pula peran dari tokoh agama dan masyarakat dalam
memberikan pemahaman yang baik untuk masyarakat akan pentingnya nilai nilai norma agama
dan etika dalam masyarakat untuk mencegah pergaulan bebas di masyarakat.
Prognosis
Gonore bila didiagnosis dini dan diobati tepat dan segera akan memberikan hasil prognosis yang
baik. Tetapi bila terinfeksi sampai tahap lanjut atau terlambat ditangani akan memberikan
prognosis yang buruk yaitu infertilitas.

Pengobatan sifilis
Obat pilihan untuk Therapi sifilis adalah Penisilin
Tidak dianjurkan pemberian penisilin oral
Prinsip Therapi sifilis adalah kadar obat harus dapat bertahan dalam serum selama 10
14 hari u sifilis dini & lanjut, 21 hari u neurosifilis dan sifilis kardiovaskular.
Kadar penisilin yg diperlukan cukup 0,03 unit/ml selama 10 14 hari
Cara & dosis pemberian penisilin dalam kepustakaan masih berbeda.
Dosis total yang dianjurkan :
S I : 4,8 juta unit
S II : 6 juta unit
S III : 9 juta unit
Dosis yang dianjurkan oleh WHO (1982 yaitu :
Stadium dini (menular) : dosis total 30 gram/15 hari
Stadium lanjut (tidak menular) : dosis total 60 gram/30 hari
Sebelum Therapi diberikan, harus pemeriksaan STS
Pemeriksaan STS ini diulang kembali setelah Therapi selesai
Pemeriksaan STS pasca Therapi dilakukan secara cermat 1, 3, 6, & 12 bulan sampai 2
tahun setelah Therapi selesai
Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai hasil Therapi & kemungkinan adanya
Therapi tidak adekuat atau adanya relaps penyakit.

1. Klamidia (Chlamydia)
a. Pengertian
Chlamydia tergolong salah satu penyakit menular seksual (sexual transmitted diseases), seperti
kencing nanah, sifilis, dan tentu HIV/AIDS. Bedanya dengan HIV, chlamydia masih bisa
disembuhkan.

b. Gejala
Gejala mula timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah terinfeksi. Pada penis atau vagina
muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah menjadi ulkus
(luka terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan oleh penderitanya.
Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada salah satu atau kedua
selangkangan. Kulit diatasnya tampak merah dan teraba hangat, dan jika tidak diobati akan
terbentuk lubang (sinus) di kulit yang terletak diatas kelenjar getah bening tersebut.
Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik; tetapi biasanya
meninggalkan jaringan parut atau kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak
badan, sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit punggung dan infeksi
rektum yang menyebabkan keluarnya nanah bercampur darah. Akibat penyakit yang berulang
dan berlangsung lama, maka pembuluh getah bening bisa mengalami penyumbatan, sehingga
terjadi pembengkakan jaringan. Infeksi rektum bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut
yang selanjutnya mengakibatkan penyempitan rektum.
Kuman chlamydia bisa juga menyerang selaput lendir bola mata yang dikenal sebagai penyakit
trachoma. Bila dibiarkan tanpa pengobatan, trachoma bisa berakhir dengan kebutaan. Pada bayi,
kuman chlamydia bisa menyerang paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia).

c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Selain menular pada kelamin,
chlamydia tak jarang pula bisa ditularkan lewat liang dubur jika melakukan sodomi. Dapat pula
melalui rongga mulut jika melakukan oral seks dengan pasangan seks yang positif chlamydia.
Selain itu chlamydia juga lebih gampang berjangkit pada mereka yang sudah memiliki penyakit
menular seksual lain sebelumnya, dan berisiko tinggi pula pada mereka yang pasangan seksnya
sudah positif mengidap salah satu penyakit STD. Bayi baru lahir berisiko tertular chlamydia pada
matanya jika tidak dicegah dengan salep mata begitu dilahirkan.
Pencegahan dan Pengobatan
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini adalah abstinensia (tidak
melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang diketahui menderita penyakit ini).
Untuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini, sebaiknya menjalani perilaku seksual yang
aman (tidak berganti-ganti pasangan seksual atau menggunakan kondom). Untuk pengobatan
dapat diberikan Tetrasiklin, Azithromisin, Erythromycin, Erythromycin base, Ofloxacin.

3. Herpes Genital
a. Pengertian
Herpes Genitali adalah infeksi akut (STD=sexually transmitted disease), ditandai dengan
timbulnya vesikula (vesikel = peninggian kulit berbatas tegas dengan diameter kurang dari 1 cm
dan dapat pecah menimbulkan erosi kayak koreng kecil) pada permukaan mukosa kulit
(mukokutaneus), bergerombol di atas dasar kulit yang berwarna kemerahan.
Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes ini
berasal dari virus yang berbeda.
b. Gejala
Herpes genitalis primer memiliki masa inkubasi antara 3 - 7 hari. Gejala yang timbul dapat
bersifat berat tetapi bisa juga tidak tampak, terutama apabila lukanya berada di daerah mulut
rahim pada perempuan. Pada awalnya, gejala ini didahului oleh rasa terbakar beberpa jam
sebelumnya pada daerah dimana akan terjadi luka. Setelah luka timbul, penderita akan
merasakan gejala seperti tidak enak badan, demam, sakit kepala, kelelahan, serta nyeri otot. Luka
yang terjadi berbentuk vesikel atau gelembung-gelembung. Kemudian kulit tampak kemerahan
dan muncullah vesikel yang bergerombol dengan ukuran sama besar. Vesikel yang berisi cairan
ini mudah pecah sehingga menimbulkan luka yang melebar. Bahkan ada kalanya kelenjar getah
bening di sekitarnya membesar dan terasa nyeri bila diraba.
Pada pria gejala akan tampak lebih jelas karena tumbuh pada kulit bagian luar kelenjar penis,
batang penis, buah zakar, atau daerah anus. Sebaliknya, pada wanita gejala itu sulit terdeteksi
karena letaknya tersembunyi. Herpes genitalis pada wanita biasanya menyerang bagian labia
majora, labia minora, klitoris, malah acap kali leher rahim (serviks) tanpa gejala klinis. Gejala itu
sering disertai rasa nyeri pada saluran kencing. Pada orang dewasa, penyakit ini jarang
menyebabkan kematian.
Penyebab dan Mekanisme Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (terutama HSV=Herpes Simplex Virus type
II). Baik HSV-1 maupun HSV-2 menular melalui kontak kulit, ciuman, hubungan seks dan oral
seks. Herpes paling mudah ditularkan pada masa terjadinya luka aktif. Akan tetapi virus juga
dapat menyebar selama tidak ada gejala yang tampak, dan ditularkan dari daerah yang
kelihatannya tidak aktif. Sebagian besar penularan herpes genitalis ini terjadi melalui kontak
seksual. Sulitnya, kadang-kadang penderita tidak sadar bahwa ia sedang kambuh, sehingga
dengan melakukan hubungan seks yang tidak terlindungi, ia menularkan virus ini ke
pasangannya.
Pencegahan dan pengobatan
Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak kulit, ciuman, oral sex, atau
berhubungan seksual. Untuk penyembuhan, harus dilakukan penanganan serius, karena belum
ada vaksin ataupun obat yang efektif. Obat yang diberikan oleh dokter semisal salep atau pun
antivirus hanya dapat menyembuhkan luka herpes dan mencegah menyebarnya virus, sehingga
herpes dapat sembuh sewaktu-waktu.

b. Clamidia
Penyakit ini keerabannya sangat tinggi. Penjalaran penyakit sama dengan gonorea yaitu di
mulai dari serviks ataupun uretra ke atas. Dan juga menyebabkan infertilitas serta meningkatkan
resiko kehamilan dan persalinan. Selain itu pada bayi yang lahir pervaginam dapat terinfeksi
penyakit yang sama dan dapat mengalami konjungtivitis.
1) Penyebab
a) Infeksi ini disebabkan oleh chlamydia Tranchomatis
b) Sifat bakteri
Infektivitas hilang pada suhu 60
0
C selama 10 menit, pada suhu -50
0
C sampai -70
0
C infektivitas
bertahan bertahun-tahun, infektivitas hilang oleh eter selama 30 menit atau fenol 0,5% selama 24
jam.

2) Patofisiologis
a) Sama dengan gonorea yaitu mulai dari serviks ataupun uretra keatas yang menyebabkan
bartholinitis, uretitis, endometritis, salfingitis yang dapat mengakibatkan infertilitas.
b) Pada kehamilan resiko meningkat karena dapat abortus, kematian janin, persalinan prematur,
ketuban pecah dini, dan endometritis post abortum maupun post partum.
c) Pada bayi yang lahir pervaginam dapat mengalami konjungtivitis inklusi dalam 2 minggu
pertama kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada usia 3-4 bulan. Selain itu dapat terjadi
otitis media, obstruksi nasal dan bronkhiolitis

3) Gejala
a) Masa inkubasi 1 4 minggu
b) Lesi primer sama dengan papula, vesikua didaerah genital kemudian pecah menjadi ulkus dan
sembuh sendiri, keluar keputihan encer berwarna putih kekuningan. Rasa terbakar saat buang air
kecil.
c) Lesi sekunder (1 minggu 2 bulan) sama dengan limfadenitis dengan bengkak, merah, sakit
dan supuratif.
d) Pada kasusu kronis terjadi elefanfiasi genital oleh karena obstruksi saluran limfe

4) Komplikasi
a) Penyakit radang panggul kemungkinan kemandulan
b) Kehamilan di luar kandungan
c) Rasa sakit kronis di rongga panggul
d) Infeksi mata berat
e) Infeksi pneumonia pada bayi baru lahir
f) Memudahkan penularan HIV

5) Teraphy
Di berikan antibiotika sulfonomida, tetrasiklin



c. Herpes Genetalis
Infeksi herpes virus harmonis pada orang dewasa ringan. Walaupun demikian penyakit ini
dapat menyebabkan kematian janin dan bayi. Herpes genetalis merupakan virus yang senantiasa
bersifat kronik, rekuren dan dapat dikatakan sulit di obati
1) Penyebab
Virus Herpes Simplek tipe II merupakan penyebab herpes genetalis dengan gelembung-
gelembung berisi cairan di vulva, vagina, dan serviks, yang di kenal dengan nama herpes
simpleks. Di negara dengan prevalensi AIDS tinggi, herpes genetalis dihubungkan dengan
kemungkinan HIV(+)

2) Gejala
a) Masa inkubasi 3 5 hari
b) Infeksi primer sekitar 3 minggu
c) Lesi vasikulo ulseratif penis pada laki-laki dan serviks, vagina, vulva atau perineum pada
wanita
d) Rasa sangat nyeri
e) Demam, disuria dan malaise
f) Limfe denopati inguinal
g) Gejala kambuh lagi tetapi tidak seperti senyeri pada tahap awal, biasanya hilang timbul dan
menetap seumur hidup

3) Komplikasi
a) Rasa nyeri berasal dari syaraf
b) Penularan pada bayi dapat terjadi karena hematogen melalui plasenta, penjalaran keatas dari
vagina ke janin apabila ketuban pecah, melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir
c) Pada kehamilan dapat mengakibatkan keguguran dan kematian pada bayi.

4) Teraphy
a) Diberikan anti virus yaitu Acyclovir
b) Bedrest, Neurotropik dan suport stamina
c) Persalinan dengan seksio cesarea jika terdapat perlukaan

d. Sifilis
Penyakit ini kini agak jarang ditemukan apalagi setelah diperkenalkannya antibiotika
penisilin. Penyakit ini menyerang semua organ tubuh. Dalam banyak kasus tidak diketahui
bahwa seorang menderita sifilis karena kemungkinan asimptomatik cukup besar. Sifilis dapat di
klasifikasikan menjadi 3 yaitu sifilis primer (stadium I), sifilis sekunder (standium II) sifilis laten
(stadium III). Penyakit sifilis yang terberat adalah sifilis kongenital.
1) Penyebeb
Infeksi sifilis ini di sebabkan oleh bakteri treponema pallida dengan sifat bakteri yaitu sukar
untuk di biakan, bakteri mati pada suhu 39
0
C selama 5 jam, bakteri mati pada suhu 41,5
0
C
selama 1 jam, bakteri mati pada suhu 40
0
C selama 1 3 hari.

2) Patofisiologi
Dapat menyerang semua organ tubuh sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallida.
Stadium lanjut menyerang sistem kardiovaskuler, otak dan susunan syaraf, serta dapat menjadi
sifilis kongenital. Penjalaran menuju janin dalam kandungan dapat menimbulkan cacat bawaan
dan infeksi dini pada saat persalinan.

3) Gejala
a) Stadium laten
- Dapat terjadi 3 10 tahun setelah guma
- Menyerang kardiovaskuler, otak, susunan syaraf dan organ lain
b) Sifilis kongenital
- Pemfigus sifilitikus, deskuaminasi pada telapak kaki dan tangan serta rhagade di kanan kiri
mulut.
- Pada persalinan tampak janin ataupu plasenta yang hidropik

4) Komplikasi
a) Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
b) Kehamilan dapat menimbulkan kelainan pada plasenta lebih besar, pucat, keabu-abuan dan
licin
c) Kehamilan <16 minggu dapat mengakibatkan kematian janin
d) Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kehalahiran bayi prematur dan menimbulkan cacat.

5) Teraphy
a) Di berikan salah satu antibiotika di bawah ini :
- Benzatin penisilin 4,8 juta unit IM setiap minggu hingga 4x pemberian
- Doksisilin hingga 600 mg oral dosis awal di lanjutkan 2x 100 mg oral hingga 20 hari
- Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
b) Pada bayi harus benar-benar menderita sifilis dengan pemeriksaan cairan serebro spinalis dan
uji serologi benar di berikan salah satu antibiotika di bawah ini :
- Banzatin penisilin 300 ribu unit / kg BB / mg sampai 4x pemberian
- Sefriakson 50 mg/kg BB dosis tunggal / hari 10 hari
c) Pastikan pengobatan lengkap dan terjadwal
d) Pantau lesi kronik / gejala lain yang menyertai

You might also like