You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Teori
Otot polos berbeda dengan otot jantung maupun otot rangka. Karena otot polos tidak
memperlihatkan gambaran garis lintang. Troponin tidak dimiliki oleh otot polos , tetapi memiliki
aktin, myosin serta tropomyosin. Akan tetapi filament filament itu tidak tertata dalam susunanya,
seperti pada otot rangka dan otot jantung, sehingga tidak memperlihatkan gambaran garis lintang
secara umum , otot polos mempunyai sedikit mitokondria dan sangat bergantung kepada proses
glikolisis untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya

Secara umum otot polos dibagi menjadi 2 yaitu :
1.1.1. Otot Polos Viseral
Sel-sel otot ini berhimpitan satu sama lain dan memebentuk hubungan
antar sel yang berfungsi sebagai sinsitium. Kekhasan otot plos visceral adalah
ketidakmantapan potensial membrannya yang pada masa relative tenang,
memiliki rata-rata nilai sebersar 50 Mv.
Otot polos visceral terdapat di :
a. Dinding alat pencernaan
b. Ureter
c. Uterus
d. Saluran pancreas
Potensial aksi dapat ditimbulkan karena adanya peregangan, efek hormone
dan rangsangan system neurotransmittern dari system syaraf. Ritme gelombang
lambat ( slow wave rhytm ) sering mengawali terjadinya potensial aksi pada otot
polos ini.Slow wave itu sendiri bukan suatu potensial aksi. Apabila slow wave ini
mampu mencapai nilai ambang (kira-kira 35 milivolt), maka timbulah potensial
aksi yang selanjutnya akan menyebar ke seluruh visceral smooth muscle yang
akhirnya akan disusul kemudian terjadi kontraksi.
Mengingat karakter slow wave seperti itu, slow waves sering disebut pula sebagai
gelombang pace maker.
Setelah terjadi potensial aksi, maka akan terjadi suatu kontraksi dari otot
polos yang mempunyai dasar molekul :
a. Peningkatan influks Ca
2+

b. Penggiatan Kinase Myosin Rantai Ringan
c. Pengikatan Myosin pada aktin dan peningkatan Myosin ATPase
d. Kontraksi
e. Defosforilasi myosin
f. Relaksasi atau kontraksi yang dipertahankan mekanisme latch bridge

Potensial aksi dapat ditimbulkan karena adanya peregangan, efek hormone
dan rangsangan system neurotransmittern dari system syaraf antara lain :
a. Peregangan penurunan potensial membrane memicu terjadi potensial
aksi.
b. Adrenalin & Nonadrenalin meningkatkan potensial membrane
potensial aksi semakin sulit kontraksi otot menurun.
c. Asetilkholin penurunan potensial membrane memicu terjadi potensial
aksi kontraksi otot meningkat.
d. Progesterone meningkatkan potensial membrane menghambat
kontraksi otot polos uterus.
e. Esterogen meningkatkan potensial membrane meningkatkan kepekaan
menimbulkan kontraksi spontan.



1.1.2. Otot Polos Multiunit
Pada otot polos multiunit, serat-seratnya berdiri sendiri tanpa membentuk
suatu sinsitium dan diinervari oleh nerve single ending. Pada permukaan luar dari
tiap serat otot ditutup oleh lapisan yang disebut basement membrane like
substance yang merupakan suatu glikoprotein.
Sifat otot ini yang paling penting ialah bahwa kontraksi mereka hampir
seluruhnya karena rangsangan saraf dan sangat sedikit oleh factor stimulasi dari
local tissue. Pada otot ini tidak terjadi kontraksi yang spontan.
Otot plos multiunit terdapat di :
a. Otot ciliary dari mata.
b. Iris dari mata.
c. Nictating membrane yang menutup mata dari beberapa binatang tingkat
rendah.
d. Pilo erector muscle:menyebabkan berdirinya rambut.
e. Otot-otot polos dari pembuluh-pembuluh darah besar.


1.2. Permasalahan
1. Pengaruh penggunaan obat obatan (pilocarpin, sulfat atropine dan adreanalin)
terhadap kontraksi otot polos lambung katak dengan menggunakan parameter
frekuensi, amplitudo dan tonus
2. Mengapa terjadi kontraksi pada lambung saat ditambahkan obat obatan tersebut


1.3. Tujuan Praktikum
1. Memahami fisiologi otot polos visceral maupun multiunit
2. Mengetahui pengaruh obat pilocarpin, sulfat atropine dan adrenalin terhadap
kontraksi otot polos lambung secara teoritis dan mekanisme kerjanya
3. Mampu membandingkan hasil praktikum dengan teori, serta menyebutkan alasan
alasanya jika hasil percobaan tersebut tidak sesuai dengan teori




BAB II
METODE KERJA

2.1. Alat dan Bahan
1. Kimograf
2. Kertas pencatat
3. Tabung perendam lambung katak
4. Alat untuk mengalirkan oksigen ke dalam tabung perendam lambung katak
5. Benang dan penulis
6. Katak yang akan diambil lambungnya
7. Obat obat yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap otot polos lambung katak :
a. Larutan Pilocarpin 0.5 %
b. Larutan Sulfat Atropin 0.01 %
c. Larutan Adrenalin 0.01 %
8. Larutan thyrode untuk merendam lambung katak


2.2. Langkah-langkah Percobaan
2.2.1. Membunuh katak
a. Peganglah katak dengan tangan kiri dan jari telunjuk diletakan di bagian
belakang kepala dan ibu jari diletakan di bagian punggungnya sehingga
terdapat lekukan antra cranium dan columna vertebralis
b. Jarum ditusukan pada lekukan antara cranium dan columna vertebralis
c. Merusak otak katak dengan menggerakan jarum ke kanan kiri sampai tungkai
katak menjadi lemas dan dalam ekstensi

2.2.2. Membedah dinding rongga perut
a. Taruh katak di papan, fiksir kedua kaki dengan jarum
b. Iris rongga dada dan perut katak dengan irisan bentuk Y dan memakai gunting
supaya organ yang lain tidak ikut terpotong
c. Bebaskan lambung katak dari jaringan sekitarnya dengan hati hati dan hindari
banyak tekanan agar lambung tidak stress dan mengganggu kontraksi
lambung
d. Ikat bagian pylorus sedistal mungkin dan bagian cardia seproksimal mungkin
dengan benang, kemudian masing masing dipotong
e. Angkatlah dengan segera, potonglah lambung tersebut dan masukkan ke
dalam larutan thyrode dalam tabung perendam supaya lambung tidak sampai
rusak
f. Sebelumnya larutan thyrode harus dialiri oksigen dengan kecepatan optimal
g. Ikat ujung cardia pada kait dalam tabung dan ujung pylorus pada penulis
sehingga percobaan dapat dimulai
h. Adanya kontraksi lambung katak akan menyebabkan lambung memendek dan
akan menarik penulis ke bawah sehingga terbentuk gmbaran garis naik pada
kertas pencatat yang terpasang pada tabung kimograf
i. Setelah terjadi kontraksi maka otot lambung akan relaksasi yang kemudian
kembalinya otot pada panjang semula sehingga akan menggerakan penulis ke
atas dan membentuk gambaran menurun ke posisi awal
j. Dan dengan adanya kontraksi dan relaksai otot secara ritmis akan membentuk
gambaran gelombang naik turun yang teratur sehingga bisa mengukur
frekuensi, amplitude serta tonus dari gelombang tersebut
k. Catat gerakan lambung normal minimal 3 kali kontraksi sebagai control
percobaan pengaruh obat pertama (pilocarpin)
l. Teteskan 3 tetes pilocarpin dalam tabung perendam lambung katak dan berilah
tanda pada kertas kimograf pada saat meneteskan obat tersebut dan catatlah
minimal 3 kali kontraksi seragam
m. Selidiki pengaruh obat yang telah diteteskan terhadap kontraksi otot polos
dengan melihat perubahan frekuensi, amplitudo serta tonus sebelum ditetesi
obat dan sesudah ditetesi obat, apabila pengaruh obat kurang nyata, maka obat
dapat diteteskan lagi sehingga terlihat jelas efeknya
n. Setelah pelajari satu macam obat, maka cucilah lambung katak tersebut
dengan mengganti cairan di dalam tabung perendam dengan larutan thyrode 3
kali
o. Kerjakan langkah nomer 11 sampai 14 untuk obat sulfat atropine dan
adrenalin

You might also like