You are on page 1of 25

APRESIASI SENI RUPA MODERN DAN KONTEMPORER

APRESIASI SENI RUPA MODERN DAN KONTEMPORER


Keunikan Gagasan Seni Rupa Modern/Kontemporer
Gagasan adalah ide kreatif dalam penciptaan suatu karya. Gagasan/ide di dalam seni rupa merupakan buah
pikiran untuk menciptakan suatu karya seni rupa. Gagasan untuk membuat suatu karya akan tercetus dapat
disebabkan karena kebutuhan jasmani dan rohani. Keunikan gagasan berkarya seni rupa
modern/kontemporer adalah selalu menggali inspirasi dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru.
Kreativitas seni rupa modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Unik : tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya
2. Individual : bersifat pribadi atau perseorangan
3. Universal : diperuntuk semua orang atau masyarakat luas
4. Ekspresif : ungkapan perasaan atau curahan jiwa
5. Survival : berlangsung sepanjang jaman/abadi
Keunikan Teknik Seni Rupa Modern/Kontemporer
Teknik adalah cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam penciptaan suatu karya.Teknik
berkarya seni rupa modern/kontemporer sangat dipengaruhi oleh bahan dan alat yang digunakan membuat
karya seni. Teknik berkarya seni rupa modern/kontemporer dapat juga dipengaruhi oleh kreativitas
seseorang dalam proses pengerjaan, sehingga terjadilah keunikan teknik berkarya.
Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis, dan corak, antara lain berupa
karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi,
dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia menciptakan suatu karya seni rupa sebagai
perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia. Munculnya
berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang
tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian.
Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni
rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan
kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui
hasil karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan
karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan
(kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu
karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan
mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
1. Deskriptif (paparan secara obyektif)
2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
Jenis-jenis dan contoh atau replika karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia (untuk keperluan
pembelajaran apresiasi karya seni rupa)

Aliran-aliran Seni Rupa, Tokoh, dan Contoh Karya
Written By tembem p on Senin, 27 Agustus 2012 | 18:45

Mempelajari seni rupa pada dasarnya mempelajari peradaban manusia.

Sejarah peradaban tidak dapat dipisah-pisahkan, karena pada dasarnya

kesenian antar bangsa memberi dan menerima pengaruh. Namun untuk
mempermudah cara mempelajarinya perlu diadakan pengelompokkan.

Secara kronologis sejarah seni rupa manca negara/ dunia dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
1.Seni Rupa Timur Purba
a.Seni Mesir.
b.Seni Mesopotamia.
c.Seni Mediterania.
2.Seni Rupa Eropa Klasik.
a.Seni Yunani
b.Seni Romawi.
3.Seni Abad Pertengahan.
a.Seni Masa Pembenyukan
b.Seni Masa Gemilang.
c.Seni MAsa Kemunduran.
4.Seni Renaissance
a.Seni Renaissance.
b.Seni Barok.
c.Seni Rococo.
5.Seni Modern.

Para ahli berpendapat bahwa seni rupa Barat modern pada dasarnya bersumber dari zaman
Yunani dan Romawi
yang disebut zaman Klasik. Kebudayaan Yunani tersebut dibawa ke Eropa Barat melalui Roma.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada awal abad ke-19 menyebabkan munculnya
berbagai
produk. Keadaan ini akhirnya mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali di
bidang seni rupa.
Perhatian manusia cenderung pada hal-hal yang bersifat material, hal ini menyebabkan
pemberontakan
seniman. Pemberontakan seniman termanifestasikan dalam bentuk-bentuk kreativitas, sehingga
di dunia
perkembangan seni rupa lahir aliran-aliran dalam seni rupa yang saling menerusakan atau
menentang aliran-
aliran sebelumnya.

1. Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan feodalisme di
Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya
perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para seniman
menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing, dimana mereka berkarya
bukan karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.

Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan
individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam babakan
modern. Pada tahun 1784, David melukiskan SUMPAH HORATII. Lukisan ini
menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah
tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di
sebelah kanan.

Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan
kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan
pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan
disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.

Ciri-cirinya Lukisan Neo-Klasik :
a.Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b.Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c.Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d.Raut muka tenang dan berkesan agung.
e.Berisi cerita lingkungan istana.
f.Cenderung dilebih-lebihkan.

Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES
(1780-1867)

2. Aliran Romantik

Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques
Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran
tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.

Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik)
Eksotik, kerinduan pada masa lalu
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan

Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
a.Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
b.Penuh gerak dan dinamis.
c.Warna bersifat kontras dan meriah.
d.Pengaturan komposisi dinamis.
e.Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
f.Kedahsyatan melebihi kenyataan.

Tokoh-tokhnya antara lain :
a.Eugene Delacroix
b.Theodore Gericault
c.Jean Baptiste
d.Jean Francois Millet

Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme
adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul RAKIT MENDUSA.
Romantisme berasal dari bahasa Perancis Roman (cerita), sehingga aliran ini selalu
melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.

3. Aliran Realisme

Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan
penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama Courbet
dari Perancis mengatakan :

TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA, artinya
ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata).
Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada
idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877)
memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu
menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti Lukisan Pemecah Batu dll.

Tokoh : Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.

4. Aliran Naturalisme

Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya.
Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang
menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Monet
merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya mendekati
Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme, tetapi sangat
berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh realisme.

Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan
realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet
adalah seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis Naturalisme sering
dijuluki sebagai pelukis pemandangan. Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah
Thomas Gainsbrough (1727-1788).

Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.

5. Aliran Impresionis

Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju pada
lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet
bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh penemuan-
penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh impresionisme dari Prancis
bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).

Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana.
Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar
studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya
efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.

Tokohnya : Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.

6. Aliran Ekspresionisme

Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan
bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga
muncullah aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak
kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul Cezanne, Paul
Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme merupakan aliran yang
melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun
tekanan batin.

Pelopornya adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, dan Edvard
Munch.

7. Aliran Fauvisme

Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis Les Fauves, yang artinya binatang liar. Aliran
fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang
dibuat kontras dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya. Lukisan-
lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.

Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari
sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak
terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata ; Saya lebih
mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.

Tokoh-tokohnya Antara lain Henr y Matisse, Andre
Derain, Maurice de Vlaminc.

8. Aliran Kubisme

Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakanbahwa bentuk
dasar dari segala bentuk adalah silinder , bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam di
pengaruhi oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso menjadi
insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris digunakan oleh Picasso.

Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat terkenal
adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak tokoh lain yg
menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.

9. Aliran Abstraksionisme

Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau
asosiasis figuratif suatu obyek. Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua yaitu.
Abstrak kubistis

Yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi tiga
Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913]
Abstrak Nonfiguratif

Yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis
mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali.
Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.

10. Aliran Futuris

Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang
dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan kesibukan-
kesibukan seperti,pesta arak-arakan, perang dll.

Tokoh aliran ini antara lain :
Carlo Carra
Buido Severini
Umbirto Boccioni
F.T Marineti

11. Aliran dadaisme

Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran sebelumnya. Aliran ini
mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yg telah berlaku. Ciri aliran ini sinis,
nihil dan berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia pertama yg
tak kunjung berhenti.

Perang yg tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di muka
bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah
Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.

12. Aliran Surealisme.

Aliran surealis banyak di pengaruhi oleh teori analisis psikologis. Sigmund Freud mengenai
ketidak sadaran dalam anatomisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak logis dan penuh
fantasi, seakan-akan melukis dalam mimpi.

Tokoh surealis yaitu
Salvador Dali
Maxt Ernest
Jona Mirod

Keunikan Gagasan Seni Rupa Modern/Kontemporer
Gagasan adalah ide kreatif dalam penciptaan suatu karya. Gagasan/ide di dalam seni
rupa merupakan buah pikiran untuk menciptakan suatu karya seni rupa. Gagasan
untuk membuat suatu karya akan tercetus dapat disebabkan karena kebutuhan
jasmani dan rohani. Keunikan gagasan berkarya seni rupa modern/kontemporer
adalah selalu menggali inspirasi dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru.

Kreativitas seni rupa modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Unik : tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya
2. Individual : bersifat pribadi atau perseorangan
3. Universal : diperuntuk semua orang atau masyarakat luas
4. Ekspresif : ungkapan perasaan atau curahan jiwa
5. Survival : berlangsung sepanjang jaman/abadi

Keunikan Teknik Seni Rupa Modern/Kontemporer
Teknik adalah cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam penciptaan
suatu karya.Teknik berkarya seni rupa modern/kontemporer sangat dipengaruhi oleh
bahan dan alat yang digunakan membuat karya seni. Teknik berkarya seni rupa
modern/kontemporer dapat juga dipengaruhi oleh kreativitas seseorang dalam proses
pengerjaan, sehingga terjadilah keunikan teknik berkarya.

Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia

Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis, dan corak,
antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll; tiga
dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing,
para seniman Indonesia menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan
ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di
Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi
apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman
Indonesia tersebut. Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa
adalah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni
rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati
berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis. Beberapa seniman
mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan
mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui
simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan
pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang
tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan
mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi
seni rupa.

Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
Deskriptif (paparan secara obyektif)
Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)

Jenis-jenis dan contoh atau replika karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia
(untuk keperluan pembelajaran apresiasi karya seni rupa)



Seni Lukis: Adik Kakak karya Basuki Abdullah



Seni Patung karya Nyoman Nuarta



Seni Instalasi



Seni Grafis



Seni Kriya Tenun



Seni Kriya Batik



Seni Kriya Tas

Senirupa Renaissance Atau Renesan
Diposkan oleh : seni rupa Posted on Jumat, 15 Februari 2013 - 10.56 with No comments

Sebelumnya blog senirupa pernah membahas tentang gerakan dan aliran dalam senirupa, disitu admin
memaparkan semua aliran yang admin tahu dalam dunia senirupa dan salah satunya adalah aliran
senirupa Renesan atau Renaissance yang admin bahas hanya sebagian dari garis besarnya saja. Dan kali
ini kami akan mencoba memaparkannya dengan lebih terperinci kepada anda semua.
Aliran Senirupa Renaissance Atau Renesan
Pada akhir abad kegelapan, Giotto (1266-1337) tampil berkarya dengan pendekatan yang berbeda
dengan tokoh sebelumnya. Ia berkarya dengan menggunakan pandangan yang melepaskan diri dari
tradisi ajaran Kristiani. Dengan ketajaman pengamatannya, Giotto mencoba untuk menggambarkan
subject-matter dengan apa adanya. Ada semacam kekuatan manusiawi dalam melahirkan karya seni
dalam diri Giotto. Sebagai seorang pencipta seni, ada kesan yang kuat, bahwa dirinya seakan-akan telah
melahirkan kembali seni Yunani yang sudah berabad-abad terpendam itu. Setelah Giotto, bermunculan
beberapa pendukung dan pengikutnya yang juga memperjuangkan jalan yang telah dirintis Giotto
sebelumnya. Tokoh-tokoh inilah yang juga telah melintasi beberapa abad, akhirnya sampai pada akhir
zaman Renesan itu. Renesan dengan kecenderungan mengungkapkan gaya seni naturalisme dengan
kekuatan utama dalam menggunakan kaidah-kaidah seni klasik.
Pengertian dan Ciri Karya Seni Rupa Renesan
Kata Renesan (bahasa Perancis: Renaissance) dipungut dari kata Itali Rinascita (abad ke-16). Kata lainnya
yang memiliki arti sama: rebirth (bahasa Inggris) yang artinya kelahiran kembali. Kata Itali, Rinascita,
dipakai oleh Vassari (ahli sejarah) dalam bukunya Lives of The Painters (1550) untuk memberikan
pengertian kelahiran kembali bentuk dn ide purba dalam karya seni Giotto. Para ahli kebudayaan
modern menggunakan istilah ini sebagai gejala kebudayaan dari abad ke-15 dan 16 di Itali.
Ciri utama dari karya seni rupa Renaissance ini ialah gaya seni naturalisme. Seni naturalisme Renaissance
merupakan kelahiran kembali nilai-nilai seni klasik, yang mencapai puncaknya sekitar tahun 1500-1527.
Pusat gerakan Renesan adalah kota Florence berdasarkan pendapat ahli sejarah kesenian umum.
Gerakan ini dikelompokkan ke dalam tiga periode perkembangan (Yudoseputro, 1987):
1. Renesan Awal (sekitar tahun 1410-1500)
2. Renesan Tinggi (sekitar tahun 1500-1527)
3. Renesan Akhir (sekitar tahun 1527-1570)
Pembagian tiga periode Renesan itu didasari oleh adanya tiga kecenderungan karakteristik gaya (segi
teknis dan estetis). Renesan awal memperlihatkan adanya gaya perintisan naturalisme yang belum
sempurna. Renesan tinggi tampak menampilkan karya yang lebih idealistik dengan tingkat pencapaian
teknik yang mapan. Pada Renesan akhir perkembangan mengalami penurunan kualitas ideal klasik,
sebab idenya hanya berkisar pada peniruan gaya naturalisme lama.
Seniman periode kesatu: Mantegna dari Padua, Piero Della Fransesca dari Urbino, dan Giovanni Bellini
dari Venesia.
Seniman periode kedua: Leonardo da Vinci, dan Michelangelo dari Florence, diikuti oleh Raphael,
Bramante (arsitek yang mendisain SDt. Peter pusat kesenian Roma). Di Venesia dan Parma (disebut
juga gaya Venesia) bekerja seniman Giovanni Bellini, Titian, Giorgione, dan Corregio.
Seniman periode ketiga: golongan Manneriot (Manirisme). Seniman yang disebut pula oleh Janson
(1989:207) sebagai the great masternya dari abad ini adalah Leonardo, Bramante, Michelangelo,
Raphael, dan Titian.
Jika dianalisis beberapa karya seni rupa Renesan, tampak gerakan ini memiliki tujuan untuk:
a. menghidupkan kembali sebagai ideal seniman;
b. kebebasan pribadi, tetapi tetap karyanya sebagai reproduksi akurat dari bentuk luar dunia (alam).
Untuk mencapai tujuan kedua, yaitu meniru bentuk luar dunia secara akurat, dibutuhkan berbagai
teknik melukis atau berkarya seni rupa. Pada masa ini ditemukan beberapa teknik penting untuk
menghasilkan gaya kebentukan Naturalisme. Penemuan teknik tersebut ialah:
1. Penemuan perspektif matematis untuk melukiskan bentuk dan ruang yang tiga dimensional ke
dalam bidang datar (dua dimensional). Misalnya dalam melukiskan pemandangan alam, benda
yang memiliki kepejalan, serta atmosfir diperlukan teknik perspektif yang rasional ini, yang jauh
tampak jauh, dan yang dekat terkesan dekat pula. Benda yang pejal dan masif berkesan pejal
dan masif pula.
2. Untuk mempermudah melukis dengan teknik perspektif itu diperlukan media cat yang baik.
Tampaknya penggunaan cat minyak pengganti tempera merupakan temuan yang mendukung
pencapaian gelap terang dan kesan atmosfir suatu pandangan. Teknik cat minyak ini lebih
memungkinkan pencapaian kesan adanya cahaya dan bayangan, serta nada warna. Pelukis
Leonardo da Vinci terkenal dengan gayanya yang cukup baik dalam melukiskan kesan atmosfir
(sfumato).
Tema seni Renesan atau Renaissance bersumber dari seni budaya Klasik Yunani dan Romawi purba.
Namun dilihat dari keseluruhan karyanya bersifat pribadi (humanistis), misalnya pada karya seni lukis,
seni patung, dan arsitektur. Tema yang lain misalnya tema lanskap (pemandangan alam), potret, dan
tema- tema sekular.
Seniman Renesan atau Renaissance adalah seniman yang teguh pendirian dalam mengembangkan dan
melestarikan seni klasik Yunani dan Romawi. Namun pada fase Renesan akhir (1527-1570), terlihat
adanya kejenuhan dalam berkarya lukis dengan kaidah naturalisme. Ada kecenderungan seniman
mengulang-ulang karya yang sudah ada, tanpa memperkayanya dengan imajinasi mereka. Hal inilah
yang membuat gaya ini sebagai manirisme karena para pelukis hanya dengan meniru dan meniru tipe
lukisan yang sudah ada (misalnya latar lanskap pada lukisan potret), tanpa membuat reka-rupa latar
yang lain. Keahlian dalam hal teknis/cara-cara (manner) berkarya seni yang naturalistis sudah sangat
baik.
Jika kita kaji seni rupa Renesan atau Renaissance, sebenarnya sudah merintis pemunculan individu
dalam berkarya seni, dan melepaskan seni dari agama secara bertahap.
Hal ini ditegaskan oleh Soedarso Sp dalam buku Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern (2000:14):
"Namun beberapa abad sesudah itulah para seniman betul-betul merupakan individu-individu yang
bebas karena sesudah masa Renaissance mereka sekedar berganti tuan, dari menghambakan diri
kepada gereja beralih kepada raja. Tentu saja pergantian tuan ini menimbulkan juga pergantian tema
lukisan, dari menggambarkan cerita-cerita religius berubah jadi tema- tema kesukaan raja, khususnya
raja-raja yang absolut. Misalnya adegan dari mitologi yang menggairahkan, yang cocok untuk menghias
dinding-dinding istana. Tradisi seni klasik berlangsung berabad-abad tanpa perubahan orientasi dan
tanpa perubahan idealisme yang berarti. Tidak ada pula ide- ide ataupun konsep-konsep baru dalam
seni, yang ada hanyalah perbedaan- perbedaan obyek lukisan saja, yang ini melukiskan bidadari mandi,
yang itu bidadari duduk, dan sebagainya."

Aliran-aliran Seni Rupa Modern

1. Aliran Neo-Klasikisme
Ciri-cirinya Lukisan Neo-Klasikisme :
a. Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b. Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c. Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d. Berisi cerita lingkungan istana dan cenderung dilebih-lebihkan.
Tokoh Neo-Klasik adalah J.L. David dan Jean Auguast Dominique Ingres (1780-1867)

2. Aliran Romantisme
Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
a. Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
b. Warna bersifat kontras dan meriah dan pengaturan komposisi dinamis.
c. Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
d. Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh-tokhnya antara lain : Eugene Delacroix, Theodore Gericault, Jean Baptiste, Jean Francois
Millet

3. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, selalu melukiskan apa
saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-
pengolahan lainnya. Tokoh : Gustave Courbet, Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.

4. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang berusaha untuk melukiskan keadaan alam,
khususnya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan
alam dan isinya. Tokohnya antara lain Thomas Gainsbrough (1727-1788), John Constable,
William Hogart, Frans Hall.

5. Aliran Impresionisme
Impresionisme adalah aliran lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan
tidak mendetail, biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya efek-efek
warna yang membentuk wujud tertentu dan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena
melukis dilakukan di luar studio. Tokohnya : Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir,
Edward Degas dan Mary Cassat.

6. Aliran Ekspresionisme
Ekspresionisme merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan
ke arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin. Tokohnya adalah Vincent Van
Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, Vincent Van Gogh, Edvard Munch, Paul
Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi.

7. Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis Les Fauves, yang artinya binatang liar.
Aliran fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan
yang dibuat kontras dengan aslinya seperti pohon berwana oranye/jingga atau lainnya. Pelukis
fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah
lukisan yang dibuat. Tokoh-tokohnya : Henr Y. Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.

8. Aliran Kubisme
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk geometris. Tokoh kubisme yang sangat
terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak tokoh
lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.

9. Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi
atau asosiasis figuratif suatu obyek. Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua yaitu:
1. Abstrak kubistis : Yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi
tiga. Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913].
2. Abstrak Nonfiguratif : Yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan
perasaan, di mana garis mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami
ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.

10. Aliran dadaisme
Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yg telah berlaku.
Ciri aliran ini sinis, nihil dan berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang
dunia pertama yg tak kunjung berhenti, memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di
muka bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme
adalah Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.

11. Aliran Surealisme.
Aliran surealis banyak di pengaruhi oleh teori analisis psikologis. Sigmund Freud
mengenai ketidak sadaran dalam anatomisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak logis
dan penuh fantasi, seakan-akan melukis dalam mimpi. Tokoh surealis yaitu: Salvador Dali, Maxt
Ernest

12. Pop art
Pop Art adalah Populer Art. Yang dimaksudkan bukan seni yang populer melainkan seni
yang menggunakan obyek/ benda yang populer sebagai subject-matter, dan berhubungan dengan
imaji kebendaan di lingkungan sehari-hari. Tokoh-tokohnya antara lain : Andy Warhol, Tom
Wasselman, George Segal, Yoseph Benys, Claes Oldenburg dan Cristo. Di Indonesia yang
menganut aliran ini adalah seniman-seniman yang memproklamirkan diri Kaum Seni Rupa
Baru Indonesia.

13. Optical art (seni optik)
Istilah Optic atau Retinal Art diterapkan pada karya-karya seni rupa dua dimensional
yang sepenuhnya menggali dan memanfaatkan kekeliruan mata.

14. Kinetic art (seni kinetik)
Kinetic Art adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti seni gerak. Tokoh-tokohnya :
Jackson Pollock, Max Bill, Tatlin, Rodchenko, dan Calder.

15. Minimal art (seni minimal)
Seni Minimal merupakan bentuk seni yang kontroversial, karena sulit untuk dimengerti,
sehingga selalu mendapat kritik keras dari kalangan kritikus. Prinsip utamanya adalah bahwa tidak
ekspresi seniman, tetapi media dan bahan kerja yang realitasnya. Dengan kata lain: sebuah karya seni
tidak harus mengacu pada apa pun selain dirinya sendiri. Seni Minimal muncul sebagai tren di akhir
1950-an dan berkembang terutama di tahun 1960-an dan 1970-an. Hal ini juga disebut sebagai seni
ABC, seni literal, literalisme, reductivism, dan seni rejective.

SENI RUPA MODERN


Aliran aliran seni rupa modern

1. Aliran Neo-Klasik

Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan feodalisme di
Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya
perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para seniman
menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing, dimana mereka berkarya
bukan karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan
individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam babakan
modern. Pada tahun 1784, David melukiskan SUMPAH HORATII. Lukisan ini
menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah
tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di
sebelah kanan.

Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan
kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan
pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan
disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.

Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES
(1780-1867)
Contoh lukisan Neo-Klasik dapat dilihat pada lampiran.

2. Aliran Romantik

Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques
Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran
tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.

Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo-
Klasik)
Eksotik, kerinduan pada masa lalu
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan

Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme
adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul RAKIT MENDUSA.
Romantisme berasal dari bahasa Perancis Roman (cerita), sehingga aliran ini selalu
melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat. Contoh lukisannya
dapat dilihat pada lampiran.

3. Aliran Realisme

Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan
penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama Courbet
dari Perancis mengatakan :

TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA, artinya
ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata).
Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada
idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877)
memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu
menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti Lukisan Pemecah Batu dll. Lihat contoh
pada lampiran.

4. Aliran Naturalisme

Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya.
Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang
menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Monet
merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya mendekati
Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme, tetapi sangat
berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh realisme.

Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan
realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet
adalah seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis Naturalisme sering
dijuluki sebagai pelukis pemandangan. Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah
Thomas Gainsbrough (1727-1788). Berikut adalah contoh lukisan Naturalis

5. Aliran Impresionis

Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju pada
lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet
bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh penemuan-
penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh impresionisme dari Prancis
bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).

Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana.
Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar
studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya
efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.

6. Aliran Ekspresionisme

Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan
bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga
muncullah aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak
kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul Cezanne, Paul
Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme merupakan aliran yang
melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun
tekanan batin.

Berikut adalah salah satu contoh lukisan ekspresionisme karya Affandi dengan judul Potret
Diri .

7. Aliran Fauvisme

Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis Les Fauves, yang artinya binatang liar. Aliran
fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang
dibuat kontras dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya. Lukisan-
lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.

Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari
sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak
terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata ; Saya lebih
mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya. Tokoh lain dari aliran ini adlah Henri Matisse, Henri
Rousseau dll.

8. Aliran Kubisme

Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakanbahwa bentuk
dasar dari segala bentuk adalah silinder , bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam di
pengaruhi oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso menjadi
insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris digunakan oleh Picasso.

Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat terkenal
adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak tokoh lain yg
menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.

9. Aliran Abstraksionisme

Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau
asosiasis figuratif suatu obyek. Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua yaitu.
Abstrak kubistis

Yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi tiga
Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913]
Abstrak Nonfiguratif

Yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis
mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali.
Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
Contoh karya;

10. Aliran Futuris.

Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang
dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan kesibukan-
kesibukan seperti,pesta arak-arakan, perang dll. Tokoh aliran ini antara lain
Carlo Carra
Buido Severini
Umbirto Boccioni
F.T Marineti

11. Aliran dadaisme

Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran sebelumnya. Aliran ini
mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yg telah berlaku. Ciri aliran ini
sinis, nihil dan berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia pertama
yg tak kunjung berhenti.

Perang yg tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di muka
bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah
Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.

12. Aliran Surealisme.

Aliran surealis banyak di pengaruhi oleh teori analisis psikologis. Sigmund Freud mengenai
ketidak sadaran dalam anatomisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak logis dan penuh
fantasi, seakan-akan melukis dalam mimpi.

You might also like