You are on page 1of 11

Tugas 7

Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan

RELIABILITAS TES

OLEH :

JUMIATI
1129040011
KELAS A

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSUN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah
reliabilitas tes yang digunakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Evaluasi
Pendidikan
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segala pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membantu bagi
siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan tentang reliabilitas tes.
Namun demikian, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk di masa
yang akan datang demi peningkatan mutu makalah ini.

Makassar , 22 Juli 2014


Penulis

JUMIATI

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ...........................................................................................


KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN
1. Pengertian reliabilitas itu ................................................................. 3
2. Metode untuk mengetahui tingkat reliabilitas ............................... 3
3. Hal yang mempengaruhi tingkat reliabilitas suatu instrumen atau tes
............................................................................................................. 5
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................. 8
REFERENSI .................................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reliabilitas sebetulnya merupakan sifat yang ada pada data atau skor
yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan reliabilitas dapat
dikatakan merupakan sifat dari insrumen juga reliabilitas bukanlah bersifat
dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasnya dinyatakan dengan
bentuk angka 0 (0) sampai 1 (satu). Dengan demikian kurang tepat kiranya
kalau dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau
tidak, akan tetapi tepatnya adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data
atau skor yang memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau tidak. Suatu
instrumen memiliki tingakat reliabilitas yang tinggi, sedang, atau rendah.
Hampir sama dengan pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas
tiada semata-mata brupa dua pilihan, reliabel atau kah tidak reliabel, akan
tetapi merupakan rentang yang berjenjang dari tingkat yang paling tinggi
sampai tingkat yang palinng rendah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu :

1. Apakah reliabilitas itu?


2. Apa sajakah metode untuk mengetahui tingkat reliabilitas?
3. Apa sajakah yang mempengaruhi tingkat reliabilitas suatu instrumen atau
tes?

C. Tujuan
Adapun tujuannya yaitu sebagai berikut :
4. Mengetahui pengertian reliabilitas itu?
5. Mengetahui metode untuk mengetahui tingkat reliabilitas
6. Mengetahui hal yang mempengaruhi tingkat reliabilitas suatu instrumen
atau tes

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian reliabilitas
Reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes
tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang
pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapa hasil korelasi yang
signifikan.
Ada juag yang mengartikan dengan keandalan (reliability) artinya
ketetapan/ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes/alat evaluasi dikatakan
andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi yang
dipentingakan disini adalah ketelitian sejauh mana tes/alat tersebut dapat
dipercaya kebenarannya.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilain tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Tes hasil belajar
dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil
pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama. Misalnya
siswa kelas V pada hari ini di tes kemampuan matematikanya. Minggu
berikutnya siswa tersebut di tes kembali. Hasil dari ke dua tes relatif sama.
Sungguhpun demikian, masih mungkin terjadi ada perbedaan hasil untuk halha tertentu akibat faktor kebetulan, selang waktu, atau terjadinya perubahan
pandangan siswa terhadap soal yang sama. Jika itu terjadi, kelamahan terletak
pada tes itu, yang tidak memiliki kepastian jawaban atau meragukan siswa.
Dengan kata lain, derajat reliabilitasnya masih rendah.

B. Metode Yang Digunakan Untuk Mengetahui Tingakat Reliabilitas


Kandalan suatu tes dinyatakan dengan coefisient of reliability (r), yaitu
dengan jalan mencari korelasi misalnya:

1.

Dengan metode dua tes : 2 tes yang paralel dan setaraf (ekuivalue)
diberikan kepada sekelompok anak. Hasil kedua tersebut kemudian
dicari korelasinya.

2.

Dengan metode satu tes : sebuah tes diberikan 2 kali kepada


sekelompok murid yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda.kedua
hasil tes itu kemudian dicari korelasinya.

3.

Metode spit half (masih dengan 1 tes) : suatu tes dibagi menjadi 2
bagian yang sama tingakat kesukarannya, sama isi dan bentuknya
kemudian dilihat skor masing-masing bagian. Dan dicari korelasinya
Cara membagi mislnya dengan jalan semua item yang bernomor genap
untuk tes A. Semua yang yang bernomor ganjil untuk tes B. Setelah kita
mendapat korelasi antar setengah tes yang pertama (tes A) dan setengah
tes yang ke kedua (tes B) untuk menghitung keadaan seluruh tes itu
digunakan rumus sebagai berikut:
Keadaan seluruh tes(r) : 2x (reliability half test)
1+ (reliabelity half test)

4.

Termasuk Split Half Method: dengan cara yang lain yang tidak
memerlukan perhitungan korelasi, yaitu sebagi berikut. Dengan
menggunakan deviasi standar masing masing-masing dari ke 2 bagian
tes dan deviasi standart seluruh tes, rumusnya : r = 2 (1-SI2 + SII2) S2t
Ket : SI : Ds dari tes yang pertama
SII : Ds dari tes yang ke kedua
St : Ds dari seluruh tes

5.

Dengan Metode kuder-Richardo, yaitu penerapan Metode ini dengan


persyaratan penggunaan skor dengan dua kemungkinan yaitu skor 1
untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Pada Metode ini
ada KR-20 dan KR-21:
KR-21 : r = n (s2t-npq)
n-1 s2t
KR-20 : r = n (s2t-pq)
n-1 s2t

ket : n = jumlah item dalam tes


St = Ds untuk seluruh tes
P = man dibagi jumlah item
q = 1-p
6.

Metode koefisian alpha metode ini digunakan pada soal-soal yang tidak
bisa dilakukan dengan penskoran 1 atau nol seperti dalam bentuk tes
essai. Jadi tidak bisa diterapkan pada butir-butir yang tidak bisa diskor
secara dikotomis, melainkan berbentuk rentangan.
Rumusnya :
r1 =
S21 = varian skor setiap butir
S21 = Varians skor total

7.

Metode perkiraan
Dengan menggunakan dua macam tabel, satu tes yang dikatagorikn
sebagai tes mudah dan satu lagi untuk tes yang sulit. Cara menghitunt
ini dapoat dilakukan berdasarkan jumlah butir soal (n), rataan (r), dan
simpangan baku (SB)
R= (SX: N)
X= Skor
N= Banyaknya sekor yang dihitung
SB= (Sx2 : N)
X = selisih antara suatu skor dengan R

C. Tingkat reliabilitas suatu instrumen atau tes


Tingkat reliabilitas suatu instrumen atau tes dipengaruhi oleh banyak
hal antara lain:
1. Jumlah butir soal, banyaknya soal pada suatu instrumen ikut
mempengaruhi derajat reliabilitasnya, dengan semakin banyaknya soalsoal maka tes yang bersangkutan cenderung untuk menjadi semakin
reliabel, sebagaimana yang dinyatakan dalam rumus spearmen-brown.

Hubungan antar jumlah butir dengan rekiabilitas dapat dilihat pada


keadaan berikut:
Jumlah Butir Reliabilitas
5 0,20
10 0,33
20 0,50
40 0,67
80 0,80
160 0,89
320 0,94
640 0,97
Gambaran diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi tingakat reliabilitas
instrumen, semakin sedikit peningakatan yang terjadi akibat pelipat
gandaan butirnya. Gejala yang terlihat dari pemakaian rumus tersebut
akan berlaku apabila dua asumsinya terpenuhi, yaitu
a.

Butir-butir

instrumen

yang

ditambahkan

tersebut

memiliki

karakteristik yang sama dengan butir-butir yang sudah ada, misalnya


tidak lebih mudah atau lebih sulit.
b.

Subjek yang mengisi instrumen atau mengerjakan test tersebut tidak


erpengaruh secra psikologis dengan bertambahnya jumlah butirbutir, misalnya tidak menjadi lelah dan lain sebagainya.

2. Homoginitas soal test, soal yang memiliki homoginitas yang tinggi


cenderung mengarah kepada tingginya tingkat reliabilita. Dua buah test
yang sama butirnya akan tetapi berbeda isinya, misalnya yang satu
mengukur pengetahuan kebahasaan dan

yang lainya mengukur

kemampuan fisika akan menghasilkan tingkat reliabilitas berbeda. Test


fisika cederung menghasilka tingkat reliabilitas yang lebih tinggi
daripada test kebahasaan karena dari segi isi kemampuan menyelesaikan
soal fisika lebih homogen daripada pengetahuan kebahasaan.

3. Waktu yang diperluka untuk menyelesaikan test, semakin terbatasnya


waktu dalam pengejaan test maka akan mendorong test untuk cenderung
memiliki reliabilitas yang tinggi, hl ini terutama apabila realiabilitas
diperoleh dengan cara splithalf (belah dua).
4. Keseragaman kondisi pada saat test diberikan, kondisi pelaksanaan test
yanhg semakin seragam akan memunculkan reliabilitas yang semakin
tinggi.
5. Kecocokan tingkat kesukaran terhadap peserta test
6. Heteroginitas kelompok, bahwa semakin hiterogen suatu kelompok
dalam pengerjaan suatu test maka test terebut semakin cenderung untuk
menunjukan tingkat reliabilitas yang tinggi.
7. Variabel skors instrumen yang mengahasilkan rentangan skor yang lebih
luas atau lebih tinggi variabilitasnya akan memiliki tingkat reliabilitas
yang lebih tinggi daripada yang menghaslkan menghsilkan rentang skor
yang lebih sempit. Seperti test bentuk pilihan ganda cenderung
menghasilakan tingkat reliabilitas lebih tinggi dari pada test bentuk benar
salah.
8. Motivasi individu.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan suatu tes:
a. Luas tidaknya sampling yang diambil
b. Perbedaan bakat kemampuan murid yang dites.
c. Suasana atau kondisi testing
d. Kandalan tes

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes
tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang
pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapa hasil korelasi yang
signifikan
Metode-Metode yang diguanakan untuk mengukur tingakat reliabel
antara lain: Dengan metode dua tes, Dengan metode satu tes, Metode spit half
(masih dengan 1 tes), Dengan Metode kuder-Richardo.
Tingkat reliabilitas suatu instrumen atau tes dipengaruhi oleh banyak
hal antara lain: Jumlah butir soal, Homoginitas soal test, Waktu yang
diperluka untuk menyelesaikan test, Keseragaman kondisi pada saat test
diberikan, Kecocokan tingkat kesukaran terhadap peserta test, Heteroginitas
kelompok, Motivasi individu.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah kami dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

10

REFERENSI

http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/01/13/makalah-reliabilitas/, diakses
tgl 22 juli 2014 pukul 14:38.

Drs.M. Ngalim Purwanto,M-P, Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi


Pengajaran (bandung: remaja rosdakarya, 2002)

Athok Fuadi, Sistem Pengembangan Evaluasi (ponorogo press, 2006)


Dr. Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (bandung: remaja
rosdakarya, 1995)

11

You might also like