You are on page 1of 5

Pengobatan malaria

Pengobatan ini di dasarkan pada defek mana yang terkena


1. Skizontisida jaringan primer. Ditujukan untuk parasit pra-eritrositer dan mencegah parasit
masuk ke dalam eritrosit dengan proguanil dan pirimetamin
2. Skizontisida jaringan sekunder. Ditujukan untuk parasit pada stadium hypnozoit dan sebagai
anti-relaps. Dapat menggunakan primakuin.
3. Skizontisida darah. Untuk membasmi parasit eritrositer dengan menggunakan kina, klorokuin
dan amodiakuin.
4. Gametosida. Untuk membasmi stadium gametosit. Dengan menggunakan kina, klorokuin dan
amodiakuin untuk vivax, malaria, dan ovale. Sedangkan primakuin untuk semua jenis
plasmodium
5. Sporontosida. Untuk mencegah penyakit malaria dan menghambar pembentukan ookista dan
sporozoit. Dengan menggunakan proguanil dan primakuin
A.Nama penyakit
P.falciparum menyebabkan penyakit malaria falsifarum.
B.Hospes
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan nyamuk Anopheles betina menjadi hopses
definitifnya atau merupakan vektornya.
C.Distribusi geografik
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia
parasit ini terbesar di seluruh kepulauan.
D.Morfologi dan daur hidup

Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat
menjadi berat dan menyebabkan kematian. Perkembangan aseksual dalam hati hanya
menyangkut fase preritrosit saja; tidak ada fase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang dapat dilihat
dalam hati adalah skizom yang berukuran 30 pada hari keempat setelah infeksi.

Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium trofosoit
muda plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran 1/6 diameter eritrosit. Pada
bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole
sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi
multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin ganda dan infeksi multiple

dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh species plasmodium lain pada manisia,
kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum dan keadaan ini
penting untuk membantu diagnosis species.

Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan
kadang-kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Plasmodium
malariae. Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen. Stadium perkembangan
siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada
kasus brat (perniseosa). Adanya skizon muda dan matang Plasmodium falciparum dalam sediaan
darah tepi berarti keadaan infeksi yang berat sehingga merupakan indikasi untuk tindakan
pengobatan cepat.

Bentuk skizon muda Plasmodium falciparum dapat dikenal dengan mudah oleh adanya satu atau
dua butir pigmen yang menggumpal. Pada species parasit lain pada manusia terdapat 20 atau
lebih butir pigmen pada stadium skizon yang lebih tua. Bentuk cincin da tofozoit tua menghilang
dari darah tepi setelah 24 jam dan bertahan dikapiler alat-alat dalam, seperti otak, jantung,
plasenta, usus atau sumsum tulang; di tempat tempat ini parasit berkembang lebih lanjut.

Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembang biak secara zkisogoni. Bila skison
sudah matang, akan mengisi kira-kira 2/3 eritrosit. Akhirnya membelah-belah dan membentuk 8
24 morozoit, jumlah rata-rata adalah 16. skizon matang Plasmodium falciparum lebih kecil dari
skizon matang parasit malaria yang lain. Derajat infeksi pada jenis malaria ini lebih tinggi dari
jenis-jenis lainnya, kadang-kadang melebihi 500.000/mm3 darah.

Dalam badan manusia parasit tidak tersebar merata dalam alat-alat dalam dan jaringan sehingga
gejala klinik pada malaria falciparum dapat berbeda-beda. Sebagian besar kasus berat dan fatal
disebabkan oleh karena eritrosit yang dihinggapi parasit menggumpal dan menyumbat kapiler.

Pada malaria falciparum eritrosit yang diinfeksi tidak membesar selama stadium perkembangan
parasit. Eritrosit yang mengandung trofozoit tua dan skizon mempunyai titik kasar berwarna
merah (titik mauror) tersebar pada dua per tiga bagian eritrosit. Pembentukan gametosit
berlamgsung dalam alat-alat dalam, tetapi kadang-kadang stadium mudah dapat ditentukan
dalam darah tepi. Gametosis muda mempunyai bentuk agak lonjong, kemudian menjadi lebih
panjang atau berbentuk elips; akhirnya mencapai bentuk khas seperti sabit atau pisang sebagai
gametosis matang. Gametosis untuk pertama k ali tampak dalam darah tepi setelah beberapa

generasi mengalami skizogoni biasanya kira-kira 10 hari setelah parasit pertama kali tampak
dalam darah.
Gametosis betina atau makrogametosis biasanya lebih langsing dan lebih panjang dari gametosit
jantang atau mikrogametosit, dan sitoplasmanya lebih biru dengan pulasan Romakonowsky.
Intinya lebih lebih kecil dan padat, berwarna merah tua dan butir-butir pigmen tersebar disekitar
inti. Mikrogametozit membentuk lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasmanya biru, pucat atau
agak kemerah-merahan dan intinya berwarna merah mudah, besar dan tidak padat, butir-butir
pign\men disekitan plasma sekitar inti.
Jumlah gametosit pada infeksi Falciparum berbeda-beda, kadang-kadang sampai 50.000
150.000/mm3 darah, jumlah ini tidak pernah dicapai oleh species Plasmodium lain pada
manusia. Walaupun skizogoni eritrosit pada Plasmodium falciparum selesai dalam waktu 48 jam
dan priodisitasnya khas terirana, sering kali pada species ini terdapat 2 atau lebih kelompokkelokpok parasit, dengan sporolasi yang tidak singkron, sehingga priodesitas gejala pada
penderita menjadi tidak teratur, terutama pada stadium permulaan serangan malaria.
Siklus seksual Plasmodium falciparum dalam nyamuk sama seperti pada Plasmodium yang lain.
Siklus berlangsung 22 hari pada suhu 20o C, 15 17 hari pada suhu 23o C dan 10 11 hari pada
suhu 25o C 28o C. pigmen pada obkista berwarna agak hitam dan butir butinya relative besar,
membentuk pola pada kista sebagai lingkaran ganda sekitar tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai
lingkaran kecil dipusat atau sebagai garis lurus ganda. Pada hari ke- 8 pigmen tidak tampak
kecuali beberapa butir masih dapat dilihat.
E.Patologi dan gejala-gejala.
Masa tunas intrinsic malaria falciparum berlangsung antara 9-14 hari. Penyakitnya mulai dengan
sakit kepala, punggung dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan.
Demam mungkin tidak ada atau ringan dan penderita tidak tampak sakit; diagnosis pada stadium
ini tergantung dari anamosis tentang kepergian penderita ke daerah endemic malaria sebelumnya.
Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan ekstremitas lebih hebat dan keadaan
umum memburuk. Pada stadium ini penderita tampak gelisah, pikau mental (mentral
cunfuncion). Demam tidak teratur dan tidak menunjukkan perodiditas yang jelas.
Ada anemia ringan dan leucopenia dengan monositosis. Pada stadium dini penyakit penyakit
dapat didiagnosis dan diobati dengan baik, maka infeksi dapat segera diatasi. Bila pengobatan
tidak sempurna, gejala malaria pernisiosa dapat timbul secara mendadak. Istilah ini diberikan
untuk penyulit berat yang timbul secara tidak terduga pada setiap saat, bila lebih dari 5 %
eritrosit di-infeksi.

Pada malaria Falciparum ada tiga macam penyulit :


1.Malaria serebral dapat dimulai secara lambat atau mendadak setelah gejala permulaan.
2.Malaria algida menyerupai syok/renjatan waktu pembedahan. 3.gejala gastro-intestinal
menyerupai disentri atau kolera.
Malaria falciparum berat adalah penyakit malaria dengam P.falciparum stadium aseksual
ditemukan di dalam darahnya, disertai salah satu bentuk gejala klinis tersebut dibawah ini
(WHO, 1990) dengan menyingkirkan penyebab lain (infeksi bakteri atau virus) :
1.malaria otak dengan koma (unarousable coma) 2.anemia normositik berat 3.gagal ginjal
4.Edema paru 5.Hipoglikemia 6.syok 7.Perdarahan spontan/DIC (disseminated intravascular
coagulation) 8.kejang umum yang berulang. 9.Asidosis 10.Malaria hemoglobinuria (backwater
fewer)
Manifestasi klinis lainnya (pada kelompok atau daerah didaerah tertentu) :
1.Gangguan kesadaran (rousable) 2.penderita sangat lemah (prosrated) 3.Hiperparasitemia
4.Ikterus (jaundice) 5.hiperpireksia
Hemolisis intravascular secara besar-besaran dapat terjadi dan memberikan gambaran klinis khas
yang dikenal sebagai blackwater fever atau febris iktero-hemoglobinuria. Gejala dimulai
dengan mendadak, urin berwarna merah tua samapi hitam, muntah cairan yang berwarna
empedu, ikterus, badan cepat lemah dan morolitasnya tinggi. Pada blackwater parasit sedikit
sekali, kadang-kadang tidak ditemukan dalam darah tepi.

F.Diagnosis
Diagnosis malaria falcifarum dapat dibuat dengan menemukan parasit trofozoit muda ( bentuk
cincin ) tanpa atau dengan stadium gametosit dalam sediaan darah tepi. Pada autopsy dapat
ditemukan pigmen dan parasit dalam kapiler otak dan alat-alat dalam.

You might also like