BUKU PANDUAN MAHASISWA

BLOK EARLY CLINICAL AND COMMUNITY EXPOSURE III

(BLOK ECCE III)

KODE BLOK: KUB 273

SEMESTER 7

Disusun oleh:
Tim Blok ECCE III

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2014

DESKRIPSI BLOK

BLOK

: ECCE 3

KODE

: KUB 273

SKS

:4

SEMESTER : 7

DESKRIPSI
Blok ECCE 3 merupakanblokterakhirdarirangkaian Blok ECCE. Blok ini bertujuan
memberikan gambaran kasus-kasus klinis yang sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter
Indonesia pada level 3 dan 4 dan keterampilan klinis yang perlu dicapai pada saat lulus
dokter. Mahasiswa diharapkan dapat lebih mendalami dan memahami materi dan skill pada
blok-blok yang telah didapatkan sebelumnya sebagai persiapan untuk menempuh pendidikan
profesi dokter.
KARAKTERISTIK PESERTA

Peserta blok ini adalah mahasiswa semester VII.

Tidak ada prasyarat khusus untuk mengikuti blok ini.
Tata tertib mengikuti peraturan akademik fakultas dan universitas.
Peraturan spesifik mengenai blok ini tertuang dalam tata tertib blok.
Pembagian kelompok adalah sebagai berikut : (lihat lampiran)

Untuk presentasi dan diskusi kasus, mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok
besar. Dalam kelompok besar tersebut mahasiwa dibagi menjadi kelompok kecil.
Kelompok kecil tersebut diberikan kasus oleh PIC blok sesuai dengan kompetensi
dokter Indonesia level 3 dan 4.

Untuk skills lab, dalam kelas besar kemudian mahasiswa untuk skill lab mandiri
dengan ketentuan telah diatur oleh kepala laboratorium ketrampilan klinis

ORGANISASI PENGELOLA BLOK

A. PIC (Person in Charge) 1

: dr. Shila Suryani, M.Sc, Sp.An

B. PIC 2

: dr. Yulia Fitriani, Sp. M

C. PIC 3

: dr. Tisna Sendy Pratama

D. Admin Blok

: Meike

TUGAS PRESENTASI DAN DISKUSI KASUS :

1. Beberapa mahasiswa dalam kelompok kecil diberikan satu kasus sesuai dengan
kompetensi 3 dan 4 SKDI 2012, kasus yang di ambil ditentukan oleh PIC blok.
2. Mahasiswa membuat presentasi dalam format power point untuk di presentasikan
dihadapan tutor, mulai dari definisi, etiologi, epidemilogi, pathogenesis, patofisiologi,
anamnesis yang mendukung, pemeriksaan fisik yang mendukung, pemeriksaan
penunjang yang mendukung (bila ada gold standar di sebutkan), diagnosis banding,
penatalaksaan (farmakologis dan nonfarmakologis), membuat contoh penulisan resep dan
surat rujukan bila diperlukan.
3. Masing-masing kelompok kecil mahasiswa diberikan waktu 15 menit untuk presentasi
dan 15 menit untuk diskusi tanya jawab dalam kelompok.
4. Masing-masing mahasiswa diberi kesempatan maksimal 2 hari setelah presentasi kasus
untuk mengumpulkan laporan kasus dalam bentuk referat.

KOMPETENSI KASUS SESUAI SKDI LEVEL 3 DAN 4:

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
1. sistem cardiovaskuler:
a. esential hypertension
2. sistem gastrointetinal, hepatobilier, pankreas:
a. candidiasis,
b. mouth ulcer (herpes, aphthous),
c. infection of umbilicius,
d. gastritis,
e. GERD,
f. hepatitis,
g. thyphoid fever,

h. cholera,
i. gastroenteritis,
j. food alergy,
k. food poisoning,
l. hookworm diseases,
m. strongyloidiasis,
n. ascariasis,
o. schistosomiasis,
p. taeniasis,
q. disentrybacilii,
r. amebiasis
3. sistem endokrin, gangguan metabolik dan nutrisi:
a. NIDDM,
b. hiperlipoprotein,
c. obesity,
d. protein energy malnutrition,
e. vitamin deficiencies,
f. Dislipidemia
4. sistem hematoimunologi:
a. iron deficiency anemia,
b. dengue fever,
c. DHF,
d. malaria,
e. uncomplicated SLE
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK
1. sistem cardiovaskuler:
a. esential hypertension
2. sistem gastrointetinal, hepatobilier,
pankreas:
a. candidiasis,
b. mouth ulcer (herpes, aphthous),
c. infection of umbilicius,
d. gastritis,
e. GERD,
f. hepatitis,
g. thyphoid fever,
h. cholera,
i. gastroenteritis,
j. food alergy,

k. food poisoning,
l. hookworm diseases,
m. strongyloidiasis,
n. ascariasis,
o. schistosomiasis,
p. taeniasis,
q. disentrybacilii,
r. amebiasis
3. sistem endokrin, gangguan metabolik
dan nutrisi:
a. NIDDM,
b. hiperlipoprotein,
c. obesity,
d. protein energy malnutrition,
e. vitamin deficiencies,
f. Dislipidemia
4. sistem hematoimunologi:
a. iron deficiency anemia,
b. dengue fever,
c. DHF,
d. malaria,
e. uncomplicated SLE
5. sistem respirasi:
a. uncomplicated pulmonary
tuberculosis,
b. TB dengan HIV,
c. acute bronchitis,
d. bronchopnemonia,
e. influenza,
f. bronchial asthma,
g. pertusis
BAGIAN/SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
Sistem reproduksi:
1. mother taking tobacco,
2. abortion,
3. primary mild contraction
4. secondary mild contraction,
5. incontinence of urine and feses,
6. condilomata acuminata, abses hair folicle or sebaceous gland

7. vaginitis,
8. bacterial vaginosis,
9. cervisitis,
10. vulvitis,
11. salpingitis,
12. cracked nipple,
13. inverted nipple
BAGIAN/ SMF ILMU BEDAH
Sistem nefrourinarius:
1. ekstrophia vesicae,
2. UTY,
3. GO,
4. Uncomplicated pyelonefritis
5. parapimosis,
6. rupture uretra,
7. rupture kandung kencing,
8. rupturginjal,
9. striktu ruretra,
10. priapismus
Sistem muskulo skeletal:
1. paronychia,
2. tendosynovitis supuratif,
3. in growing toe nail,
4. ganglion cyst,
5. lipoma
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA
Sistem indra
1. conjungtivitis allergi,
2. conjungtivitis viral,
3. conjungtivitis bakterial
4. eyelid laseration,
5. eyelid retraction,
6. congenital deafness
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT THT
Sistem indra
1. otitis externa,
2. OMA,
3. benign postural vertigo,
4. motion sickness,
5. meniere's diseases,

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

ear trauma,
furuncle of nose,
rhinitis,
epstaksis,
laringitis,
nasopharingitis,
pharingitis,
tonsilitis,
supurative parotitis,
mumps,
corpus alienum pada hidung,
carbuncle,
hidranitis suppurativa

BAGIAN/ SMF ILMU PENYAKIT PARU

Sistem respirasi:
1. uncomplicated pulmonary tuberculosis,
2. TB dengan HIV,
3. acute bronchitis,
4. bronchopnemonia,
5. influenza,
6. bronchial asthma,
7. pertusis
BAGIAN/SMF ILMU SARAF
Sistem saraf:
1. febrile convultion,
2. tetanus,
3. tension headache
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
Sistem kulit dan integument:
1. verruca vyulgaris,
2. molluscum contagiosum
3. herpes zoster
4. morbilii
5. herpes simplek
6. impetigo
7. ulcerative impetigo/ecthyna
8. superficial folliculitis
9. furuncle,cabucle
10. erythrasma

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.

eryseipelas
srofuloderma
leprosy
syphilis
tinea capitis
tinea barbae
tinea faciale
tinea corporis
tinea manus
tinea unguinum
tinea cruris
tinea suppurativa
tinea pedis
tineaversiclor
moccutaneous candidiasis
cutaneus larva migrant
filariasis
pediculosis capitis
pediculosis pubis
scabies
insect bites reaction
contact dermatitis irritant
atopic dermatitis
napkin eczema
nummular dermatitis
plamoplantar pustulosis
seboroc dermatitis
pityriasisrosea
acne vulgaris
hidradenitis supurativa
perioral dermatitis
miliaria
utrikaria
exanthematous drug eruption
fixed drug eruption

FORMAT PENULISAN LAPORAN

1.
2.
3.
4.
5.

6.

Presus diketik dengan menggunakan huruf Times New Roman font 12 denganspasi 1,5.
Presus diketik pada kertas putih polos ukuran A4 70 gram dengan batas atas, kanan, dan
bawah masing-masing 3 cm, serta batas kiri 4 cm.
Presus disusun minimal setebal 15 halaman, tidak termasuk halaman judul dan daftar
pustaka.
Presus dijilid dengan sampul mika warna hijau tua.
Halaman sampul disusun sesuai aturan penulisan laporan PBL, yaitu harus mencakup:
I. Tulisan TUGAS PRESENTASI KASUS
II. Judul
III. Logo UNSOED
IV. Nama tutor
V. Nama dan NIM
VI. Nama institusi beserta tahun (Jurusan Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, 2014).
Halaman isi, mencakup:
I. Pendahuluan
Berisi Latar belakang pentingnya permasalahan yang diangkat.
II. TinjauanPustaka
A. Definisi
B. Etiologi dan Predisposisi
C. Epidemiologi
D. Patogenesis dan pafisiologi
E. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Gold Standart Diagnosis (bila ada)
F. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
2. Nonfarmakologis
III. Kesimpulan
IV. Daftar Pustaka

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Pembobotan setiap item penilaian terlihat pada table berikut :

SUB KOMPONEN NILAI PROSES
Presentasi dan
diskusi kasus
TOTAL

Performa
Laporan
Komponen Proses

25 %
25 %
50 %

SUB KOMPONEN NILAI

ASSESMENT
CBT UKDI
25%
UJIAN OSCE UKDI
25%
TOTAL
50 %

DAFTAR KASUS UNTUK PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK

BLOK ECCE 3 TA 2014/2015

KASUS PENYAKIT DALAM

Kelompok No urut
Kasus
kelompok
A
1
Hipertensi
2
Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik)
3
Infark miokard
B
1
Leptospirosis
2
Tirotoksikosis
3
Diabetes melitus
C
1
Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)
2
Gastritis
3
Malaria
D
1
Hipoglikemia
2
Angina pectoris
3
Kolesistitis
E
1
Irritable Bowel Syndrome
2
Gagal jantung akut
3
Kor pulmonale akut
F
1
Cardiorespiratory arrest
2
Kandidiasis mulut
3
Ulkus mulut (aptosa, herpes)
G
1
Parotitis
2
Lesi korosif pada esofagus
3
Ulkus duodenum
H
1
Refluks gastroesofagus
2
Keracunan makanan
3
Hipertiroid
I
1
Ulkus gaster
2
Cushing's disease
3
Dislipidemia
J
1
Hipertensi
2
Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik)
3
Infark miokard
K
1
Leptospirosis
2
Tirotoksikosis
3
Diabetes melitus
L
1
Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)
2
Gastritis
3
Malaria

KASUS KESEHATAN ANAK

Kelompok No urut
Kasus
kelompok
A
1
Kejang demam
2
Demam dengue, DHF
3
Demam tifoid
B
1
Askariasis
2
Hepatitis A
3
Disentri
C
1
Tetanus neonatorum
2
Malnutrisi energi-protein
3
Anemia defisiensi besi
D
1
Intoleransi makanan
2
Infeksi pada umbilicus
3
Infeksi saluran kemih
E
1
Defisiensi vitamin
2
Acute Respiratory distress syndrome (ARDS)
3
Faringitis
F
1
Anemia hemolitik
2
Limfadenitis
3
Malaria
G
1
Sepsis neonatorum
2
Defisiensi mineral
3
Taeniasis
H
1
Reaksi anafilaktik
2
Limfadenopati
3
Glositis
I
1
Malabsorbsi
2
Penyakit cacing tambang
3
Anemia makrositik
J
1
Kejang demam
2
Demam dengue, DHF
3
Demam tifoid
K
1
Anemia hemolitik
2
Infeksi saluran kemih
3
Malaria
L
1
Tetanus neonatorum
2
Malnutrisi energi-protein
3
Acute Respiratory distress syndrome (ARDS)

KASUS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Kelompok No urut
kelompok
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3
E
1
2
3
F
1
2
3
G
1
2
3
H
1
2
3
I
1
2
3
J
1
2
3
K
1
2
3
L
1
2
3

Kasus
Vulvitis
Preeklampsia
Infeksi pada kehamilan: TORCH, hepatitis B, malaria
Kehamilan normal
Aborsi spontan komplit
Anemia defisiensi besi pada kehamilan
Ruptur perineum
Abses folikel rambut atau kelenjar sebasea
Mastitis
Kista dan abses kelenjar bartolini
Sindrom duh (discharge) genital (gonoredannongonore)
Perdarahan post partum
Salpingitis
Abses tubo-ovarium
Distosia
Vaginitis
Hiperemesis gravidarum
Partus lama
Endometritis
Torsi dan ruptur kista
Prolaps tali pusat
Subinvolusio uterus
Retensi plasenta
Prolaps uterus, sistokel, rektokel
Hipoksia janin
Infertilitas
Kista Nabotian
Vulvitis
Preeklampsia
Infeksi pada kehamilan: TORCH, hepatitis B, malaria
Perdarahan post partum
Vaginitis
Anemia defisiensi besi pada kehamilan
Ruptur perineum
Abses folikel rambut atau kelenjar sebasea
Infertilitas

KASUS BEDAH
Kelompok No urut
kelompok
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3
E
1
2
3
F
1
2
3
G
1
2
3
H
1
2
3
I
1
2
3
J
1
2
3
K
1
2
3
L
1
2
3

Kasus
Hemoroid
Fimosis
Fraktur terbuka, tertutup
Ulkus pada tungkai
Lipoma
Hernia
Pielonefritis
Luka bakar
Artritis, osteoarthritis
Osteomielitis
Apendisitis akut
Abses (peri)anal
Kolik renal
Vulnus laseratum, punctum
Osteoporosis
Torsio testis
Parafimosis
Ruptur ginjal
Batu vesika urinaria
Peritonitis
Intususepsi atau invaginasi
Prolaps rektum, anus
Ruptur uretra
Vulnus perforatum, penetratum
Ruptur kandung kencing
Priapismus
Apendisitis akut
Hemoroid
Fimosis
Fraktur terbuka, tertutup
Batu uretra
Lipoma
Hernia
Batu ureter
Luka bakar
Artritis, osteoarthritis

KASUS MATA
Kelompok No urut
kelompok
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3
E
1
2
3
F
1
2
3
G
1
2
3
H
1
2
3
I
1
2
3
J
1
2
3
K
1
2
3
L
1
2
3

Kasus
Konjungtivitis
Perdarahan subkonjungtiva
Blefaritis
Hordeolum
Trikiasis
Episkleritis
Hipermetropia ringan
Miopia ringan
Presbiopia
Buta senja
Glaukoma akut
Pterigium
Chalazion
Benda asing di konjungtiva
Dakrioadenitis
Dakriosistitis
Skleritis
Keratitis jamur
Xerophtalmia
Hifema
Iridosisklitis, iritis
Hipopion
Anisometropia pada dewasa
Keratitis bacteria
Laserasi kelopak mata
Konjungtivitis
Keratitis virus
Konjungtivitis
Perdarahan subkonjungtiva
Blefaritis
Hordeolum
Trikiasis
Xerophtalmia
Dakrioadenitis
Miopia ringan
Glaukoma akut

KASUS THT
Kelompok No urut
kelompok
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3
E
1
2
3
F
1
2
3
G
1
2
3
H
1
2
3
I
1
2
3
J
1
2
3
K
1
2
3
L
1
2
3

Kasus
Otitis eksterna
Otitis media akut
Serumen prop
Furunkel pada hidung
Rhinitis akut
Laringitis
Rhinitis alergika
Epistaksis
Sinusitis
Miringitis bullosa
Tonsilitis
Mastoiditis
Difteria (THT)
Inflamasi pada aurikular
Herpes zoster pada telinga
Fistula pre-aurikular
Perforasi membran timpani
Otosklerosis
Presbiakusis
Trauma akustik akut
Mabuk perjalanan
Trauma auricular
Rhinitis kronik
Abses Bezold
Tortikolis
Abses peritonsilar
Rhinitis vasomotor
Otitis eksterna
Abses Bezold
Serumen prop
Furunkel pada hidung
Perforasi membran timpani
Laringitis
Tonsilitis
Epistaksis
Sinusitis

KASUS SARAF
Kelompok No urut
kelompok
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3
E
1
2
3
F
1
2
3
G
1
2
3
H
1
2
3
I
1
2
3
J
1
2
3
K
1
2
3
L
1
2
3

Kasus
Vertigo (Benign paroxysmal positional vertigo)
TIA
Nyeri neuropatik
Spondilitis TB
Migren
Bells palsy
Tetanus
Meningitis
Demensia
Ensefalopati
Infark serebral
Miastenia gravis
Kejang
Rabies
Infark serebral
Tension Headache
Hematom intraserebral
Hernia nucleus pulposus (HNP)
Ensefalopati hipertensi
Meniere's disease
Demensia
Parkinson
Status epileptikus
Perdarahan subarakhnoid
Complete spinal transaction
Guillain Barre syndrome
Neuropati
Vertigo (Benign paroxysmal positional vertigo)
TIA
Nyeri neuropatik
Guillain Barre syndrome
Migren
Bells palsy
Meniere's disease
Hernia nucleus pulposus (HNP)
Poliomielitis

KASUS PARU
Kelompok No urut
kelompok
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3
E
1
2
3
F
1
2
3
G
1
2
3
H
1
2
3
I
1
2
3
J
1
2
3
K
1
2
3
L
1
2
3

Kasus
Pertusis
Status asmatikus (asma akut berat)
Bronkiolitisakut
PenyakitParuObstruksiKronik (PPOK)
Haematothorax
Efusi pleura massif
Tuberkulosis paru
Pneumonia, bronkopneumonia
Asma bronkial
Bronkitis akut
Haematothorax
Pneumonia aspirasi
SARS
Bronkiolitis akut
Pneumonia aspirasi
Pneumothorax ventil
Emfisema paru
Abses paru
Pneumothorax
Edema paru
Tuberkulosis paru
Influenza
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
Flu burung
Asma bronkial
Acute Respiratory distress syndrome (ARDS)
Bronkiolitis akut
Pertusis
Status asmatikus (asma akut berat)
Bronkiolitisakut
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
Bronkiektasis
Efusi pleura massif
Tuberkulosis paru
Pneumonia, bronkopneumonia
Asma bronkial

KASUS KULIT
Kelompok No urut
kelompok
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3
E
1
2
3
F
1
2
3
G
1
2
3
H
1
2
3
I
1
2
3
J
1
2
3
K
1
2
3
L
1
2
3

Kasus
Veruka vulgaris
Urtikaria
Exanthematous drug eruption, fixed drug eruption
Impetigo
Lepra
Sifilis
Tinea
Skabies
Dermatitis
Akne vulgaris
Moluskumkontagiosum
Herpes zoster
Morbili
Varisela
Herpes simpleks
Impetigo ulseratif (ektima)
Folikulitis superfisialis
Furunkel, karbunkel
Eritrasma
Erisipelas
Skrofuloderma
Kandidosis mukokutan ringan
Cutaneus larva migran
Vitiligo
Filariasis
Pitiriasis rosea
Pedikulosis
Veruka vulgaris
Urtikaria
Exanthematous drug eruption, fixed drug eruption
Impetigo
Lepra
Sifilis
Tinea
Skabies
Dermatitis