Professional Documents
Culture Documents
Penegakkan diagnosis
1. Anamnesis
Diagnosis klinis pada osteomielitis tidak spesifik, seperti demam,
menggigil, letargi, lemah dan tanda-tanda klasik inflamasi seperti
nyeri, bengak, kemerahan seringkali muncul dan menghilang dalam 57 hari. Untuk osteomielitis kronik post trauma butuh riwayat rinci
mengenai cedera awal, pengobatan antibiotik dan riwayat pembedahan
sebelumnya (Sjamsuhidajat, 2004).
Gejala klinis osteomielitis akut sangat cepat, diawali dengan nyeri
lokal hebat yang terasa berdenyut. Pada anamnesis sering dikaitkan
dengan riwayat jatuh sebelumnya disertai gangguan gerak yang disebut
pseudoparalisis. Dalam 24 jam akan muncul gejala sistemik berupa
seperti demam, malaise, cengeng, dan anoreksia. Nyeri terus
menghebat dan disertai pembengkakan. Setelah beberapa hari, infeksi
yang keluar dari tulang dan mencapai subkutan akan menimbulkan
selulitis sehingga kulit akan menjadi kemerahan. Oleh karenanya,
setiap selulitis pada bayi sebaiknya dicurigai dan diterapi sebagai
osteomielitis sampai terbukti sebaliknya. Pada osteomielitis kronik
berhubungan dengan implan logam ortopedi . gejala klinis biasanya
ulkus yang tidak kunjung sembuh, adanya drainase pus atau fistel dari
bekas luka, nyeri lokal yang hilang timbul, malaise dan fatigue. Pasien
biasanya mengeluh kan gejala tersebut pasca operasi atau trauma
(Hidiyaningsih, 2012).
2. Pemeriksaan fisik
Ditemukan adanya tanda-tanda cardinal inflamasi, bekas luka atau
gangguan lokal. Selain itu bisa juga ditemukan adanya batasan gerak
atau range of motion yang terbatas, deformitas, dan tanda-tanda lokal
gangguan vaskularisasi di ektremitas. Jika infeksi mengenai periosteal,
maka biasanya ditemukan adanya poinit of tenderness (titik nyeri).
Osteomielitis akut biasa terjadi pada anak-anak. Diagnosis pada anakanak biasaya lebih sulit, karena gejala yang muncul tidak spesifik
seperti demam, malaise, irritable, gerakan terbatas dan nyeri pada
daerah yang terkena dan sendi yang berdekatan yang disertai edema
dan eritema, serta adanya tanda-tanda selulitis (Hidiyaningsih, 2012).
3. Pemeriksaan penunjang (Randall, 2013)
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap
Jumlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal.
Adanya
LED
pada
permulaan.
LED
biasanya
CRP
dan
LED memiliki
memiliki penggunaan
yang
mungkin
Bagaimanapun, kultur
menghalangi
kebutuhan
untuk
tulang
aspirasi memiliki
hasil
90%
pasien
menunjukkan
beberapa kelainan.
fokus
tulang
yang
90-00%.
(PET)
scan dapat
pengerasan,
dan
tidak direkomendasikan
penggunaan
Hal
rutin
menjadi
ini
untuk
pilihan
B. Patofisiologi
Infeksi pada osteomyelitis dapat terjadi lokal atau dapat menyebar melalui
periosteum, korteks, sumsum tulang, dan jaringan retikular. Jenis bakteri
bevariasi berdasarkan pada umur pasien dan mekanisme dari infeksi itu
sendiri. Pada hematogenous osteomyelitis, infeksi disebabkan bakteri
melalui darah. Acute hematogenous osteomyelitis, infeksi akut pada tulang
disebabkan bekteri yang berasal dari sumber infeksi lain. Kondisi ini
biasanya terjadi pada anak-anak. Bagian yang sering terkena infeksi adalah
bagian yang sedang bertumbuh pesat dan bagian yang kaya akan
vaskularisasi dari metaphysis (Randall, 2013).
Pembuluh darah yang membelok dengan sudut yang tajam pada distal
metaphysis membuat aliran darah melambat dan menimbulkan endapan
dan trombus, tulang itu sendiri akan mengalami nekrosis lokal dan akan
menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Mula-mula terdapat fokus
infeksi didaerah metafisis, lalu terjadi hiperemia dan udem. Karena tulang
bukan jaringan yang bisa berekspansi maka tekanan dalam tulang ini
menyebabkan nyeri lokal yang sangat hebat. infeksi dapat pecah ke
subperiost, kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi selulitis
atau menjalar melalui rongga subperiost ke diafisis. Infeksi juga dapat
pecah kebagian tulang diafisis melalui kanalis medularis. Penjalaran
subperiostal kearah diafisis akan merusak pembuluh darah yang kearah
diafisis, sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester.
Periost akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang baru yang
disebut involukrum (pembungkus). Tulang yang sering terkena adalah
tulang panjang yaitu tulang femur, diikuti oleh tibia, humerus ,radius, ulna,
dan fibula (Randall, 2013).
Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan kontak
langsung antara jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma
terbuka dan tindakan pembedahan. Manisfestasinya terlokalisasi dari pada
hematogenous osteomyelitis. Kategori tambahan lainnya adalah chronic
osteomyelitis dan osteomyelitis sekunder yang disebabkan oleh penyakit
vaskular perifer (Randall, 2013)