You are on page 1of 64

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian Ilmu Ekonomi
Menurut Samuelson, Ilmu ekonomi adalah suatu studi bagaimana orang dan
masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang dengan
menggunakan sumber daya terbatas dan digunakan dalam berbagai cara
untuk menghasilkan berbagai jenis barang atau jasa dan mendistribusikannya
untuk keperluan konsumsi bagi masyarakat saat ini dan dimasa yang akan
datang

Menurut Gregory Mankiw, Ilmu ekonomi pada dasarnya adalah studi


tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang selalu
terbatas atau langka
Persoalan pokok yang di analisa adalah bagaimana cara meminimumkan
penggunaan pendapatan atau sumber daya untuk mencapai tingkat kepuasan
tertentu.
1

Ilmu ekonomi dibagi dalam 2 bagian yaitu ilmu ekonomi makro dan ilmu
ekonomi mikro.
Ilmu ekonomi makro adalah kajian tentang gejala atau fenomena
perekonomian secara luas, misalnya: tentang perilaku negara, pertumbuhan
ekonomi, serta inflasi dan pengganguran
Ilmu ekonomi mikro adalah kajian tentang bagaimana rumah tangga dan
perusahaan membuat keputusan, dan bagaimana mereka berinteraksi di
pasar tertentu, misalnya: prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan konsumen atau sebuah perusahaan.
2. Ruang Lingkup Teori Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro
Lingkup makro ekonomi meliputi :
Pendapatan Nasional
Kesempatan kerja dan pengangguran
Tingkat harga umum dan pengendalian inflasi
Perilaku konsumsi masyarakat, investasi, dan anggaran
Ekspor-impor dan Neraca Pembayaran Internasional
Kebijakan-kebijakan ekonomi (fiskal-moneter serta perdagangan atau
pembayaran)

Lingkup Mikro ekonomi meliputi :


Teori perilaku konsumen (permintaan dan penawaran)
Teori dan biaya produksi
Teori penetapan jumlah keluaran (output) dan harga pada berbagai
struktur pasar
Teori penetapan harga masukan (input)
Teori keseimbangan umum
3. Permasalahan dalam Makro Ekonomi dan Mikro Ekonomi
Masalah-masalah dalam makro ekonomi :
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang/jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Pengangguran adalah kondisi dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja yang berminat bekerja tetapi belum bisa memperolehnya.

Inflasi, yaitu sebagai suatu proses kenaikan harga


yangberlaku dalam perekonomian.
Penyebab-penyebab Inflasi, Yaitu :
1. Permintaan terhadap barang melebihi dari permintaan
2. Tuntutan kenaikan upah tenaga kerja
3. Kenaikan barang impor
4. Kekacauan politik dan ekonomi
Defisit Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang
menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan antar negara
Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke LN
melebihi penerimaan LN (M > X).
Defisit NP akan mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi
DN, karena:
1. Konsumen menggantikan brg DN dgn brg impor
2. Harga brg impor naik
3. Investasi dalam negeri tdk bergairah krn brgnya tdk laku

Kebujaksanaan dalam makro ekonomi, yaitu :


1. Kebijaksanaan Fiskal (APBN)
2. Kebijaksanaan Moneter (keuangan-perbankan)
3. Kebijaksanaan perdagangan LN (X-M)
4. Kebijaksanaan Neraca Pembayaran (Sistem Devisa)
Tujuan kebijakan makro ekonomi, yaitu :
1. Mencapai dan mempertahankan kesempatan kerja penuh
2. Mempertahankan staabilitas harga
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
4. Mencapai keseimbangan NP internasional
Masalah-masalah dalam mikro ekonomi :
Bagaimana menggunakan sumberdaya yang terbatas jumlahnya untuk
memenuhi kebutuhan perorangan dan perusahaan akan barang/jasa
yang tak terbatas jumlahnya.

BAB II
Permintaan, Penawaran dan
Keseimbangan Pasar
1. Permintaan
Permintaan (demand) adalah suatu skedul atau kurva yang
menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang
diminta konsumen pada berbagai tingkat harga barang tersebut, ceteris
paribus.
Konsep dasar dari fungsi permintaan untuk suatu produk dapat
dinyatakan dalam bentuk hubungan antara kuantitas yang diminta
dengan sekumpulan variabel spesifik yang mempengaruhi permintaan
dari produk tersebut.
Model matematis ; QdX=f(Px,I,Pr,T,N,A,)
Px = harga dari produk X
I = pendapatan konsumen
Pr = harga produk lain yang berkaitan
T = Selera konsumen
A = pengeluaran iklan

Skedul Permintaan:
Harga

Kuantitas
Permintaan

2000
1500
500
250
100
0

0
25
75
87,5
95
100

P (Rp)

2000

D
1000

500

50

75

100

Q (Unit)
7

2. Pergeseran Kurva Permintaan

Kurva permintaan akan terjadi pergeseran jika salah satu atau lebih
dari variabel-variabel yang dianggap konstan (ceteris paribus) akhirnya
berubah. Arah pergeseran tergantung kepada hubungan antara
kuantitas yang diminta dan variabel yang berubah tersebut.
Contoh :
2. Perubahan harga barang
pengganti

1. Kenaikan Pendapatan
P

Po

Po

Q0

Q0

Keterangan gambar :
1. Kenaikan pendapatan kemungkinan besar akan menggeser
kurva permintaan ke kanan (D D). Tambahan pendapatan
tersebut akan menaikkan kuantitas yang diminta pada masingmasing harga.
2. Jika harga barang substitusi turun dengan tajam maka kurva
permintaan akan bergeser ke kiri (D D). Konsumen akan
membeli suatu barang lebih sedikit pada tiap tingkat harga
karena konsumen akan membeli barang penggantinya dengan
harga yang lebih murah.

3. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual)
pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran :
Harga barang itu sendiri
Harga barang lain yang terkait
Harga faktor produksi
Biaya produksi
Teknologi produksi
Jumlah pedagang / penjual
Kebijakan pemerintah
4. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan
matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

10

Model matematis :
QSX = f (Px, Py,Pi,C, tek,ped,kebij)
Skedul Penawaran
Harga

Kuantitas
Permintaan

2000
1500
500
250
100
0

100
75
25
12,5
5
0

P (Rp)

2000

1500
1000

500

50

75

100

Q (Unit)
11

4. Pergesaran Kurva Penawaran


Kurva penawaran bergeser jika satu atau lebih dari variabelvariabel yang dianggap konstan dalam fungsi penawaran akhirnya
berubah. Arah pergeseran ke kiri atau ke kanan tergantung
kepada hubungan kuantitas yang ditawarkan dengan variabelvariabel yang berubah tersebut. Pergeseran kuva penawaran ini
identik dengan pergeseran kurva permintaan.
Contoh :
1. Kenaikan harga faktor produksi
2. Perubahan teknologi

Q
12

Keterangan Gambar :
1. Kenaikan harga faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang akan menaikkan biaya produksi dan
akhirnya akan menggeser kurva penawaran ke kiri (S S).
Produsn akan menjual kuantitas yang lebih sedikit pada suatu
harga tertentu.
2. Kemajuan teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang
tersebut akan menurunkan biaya produksi dan pada akhirnya
akan menggeser kurva penawaran ke kanan (s S) Pada tingkat
harga tertentu penjual akan menjual lebih banyak.
5. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen tidak
ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan
dijual (permintaan=penawaran). Jika harga dibawah titik
keseimbangan terjadi kelebihan permintaan, sebab permintaan
akan meningkat dan penawaran berkurang. Dan demikian
sebaliknya jika harga diatas titik keseimbangan.

13

Contoh kasus pasar mobil sedan :


Qd = 200 10P
Qs = -40 + 5P
Dimana Qd,Qs = ribu unit per tahun
P = puluh juta rupiah/unit
Maka keseimbangan pasar terjadi jika :
Qd
= Qs
200 10 P = -40 + 5P
200 + 40
= 5P + 10P
240
= 15P
P = 16
Qd = 40
Qs = 40
Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp. 160 juta/unit, saat
itu jumlah permintaan samadengan penawaran, yaitu 40.000 unit/th

14

Jika harga mobil ditetapkan Rp. 150 juta/unit (dibawah harga


keseimbangan) maka akan terjadi kelebihan permintaan
sebanyak 15.000 unit mobil/thn. Sedangkan jika harga mobil
ditetapkan Rp. 170 juta/unit (diatas harga keseimbangan), maka
akan terjadi kelebihan penawaran sebanyak 15.000 unit/thn.
P

S : Qs=-40+5P

Kelebihan
penawaran

170
150

200
160
120
Kelebihan
permintaan

80
40
0

25

40

50

75

100 125

D : Qd=200-10P

150 175 200

Q (ribu unit)
15

6. Perubahan Keseimbangan Pasar


Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan disisi
permintaan atau penawaran. Jika faktor yang menyebabkan
perubahan adalah harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal.
Tetapi jika yang berubah adalah faktor-faktor ceteris paribus
seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan pada sisi
permintaan, kesimbangan tidak kembali ke titik awal.

P1
P0

Kelebihan
penawaran

E0

Jika harga berubah (P0 P1),


terjadi kelebihan penawaran
yang menyebabkan harga turun
kembali ke P0. Titik
keseimbangan tetap E0

16

P0

S0
E0

P1

Jika kurva penawaran


bergeser ke kanan karena
perubahan teknologi, maka
titik keseimbangan
bergeser dari E0 ke E1

S1

E1
D
Q

Q0 Q1
P

P1
P0

E1
E0
D0
Q0 Q1

D1
Q

Jika kurva permintaan


bergeser kekanan
karena perubahan
pendapatan, maka titik
keseimbangan bergeser
dari E0 ke E1
17

BAB III
KONSEP ELASTISITAS

1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya (ceteris paribus). Di bab sebelumnya dibahas
setidaknya ada tiga faktor penting yang mempengaruhi permintaan
terhadap suatu barang, yaitu barang itu sendiri, harga barang lain, dan
pendapatan.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut
elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang
dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross
elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas
pendapatan (income elasticity).
18

1.a. Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)


Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap
suatu barang jika harganya berubah sebesar satu persen.
Ep =

Persentase perubahan jumlah barang yang diminta

Persentase perubahan harga

atau
Ep =

=
=

% Q
% P
Q/Q
P/P
P
Q

Q
P
19

Angka Elastisitas Harga (Ep) :

Ep

SEBUTAN

KETERANGAN

Ep < 1

Inelastis

Ep > 1

Elastis

Perubahan harga suatu barang


menyebabkan perubahan permintaan
yang besar

Ep = 1

Unitari

Jika harga naik 10%, permintaan turun


10% juga

Ep = 0

Inelastis
sempurna

Berapapun harga suatu barang, orang


akan tetap membeli jumlah barang yang
dibutuhkan

Ep =

Elastis tak
terhingga

Perubahan harga sedikit saja


menyebabkan perubahan permintaan
tak terbilang besarnya

Perubahan permintaan lebih kecil


daripada perubahan harga

20

Secara grafis elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva


permintaan. Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastis
sempurna (perfect in-elastic). Perubahan harga tidak mempengaruhi
jumlah barang yanng diminta. Bila kurva sejajar sumbu datar,
permintaan elastis tak terhingga (perpect elastic). Perubahan harga
sedikit saja, menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta tak
terhingga besarnya. Permintaan dikatakan elastis unitary (unitary
elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut
45). Dapat disimpulkan, semakin datar kurva, makin elastis permintaan
suatu barang.
P

Ep = 0

45

Ep =
Makin elastis

Ep = 1
Q

21

Elastisitas Titik dan Busur.


Elastisitas titik mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu.
Konsep ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian
kecilnya hingga mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila
perubahan harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus tersebut,
lebih tepat bila diukur dengan elastisitas busur, yang mengukur
elastisitas permintaan antara dua titik. Rumus perhitungan elastisitas
busur hanya sedikit perbedaannya dengan rumus perhitungan
elastisitas titik.
Rumus elastisitas busur :
Rumus elastisitas titik :

Q1 Q2
Ep =

Q1 + Q2 / 2

Ep =

P1 P2
P1 + P2 / 2

=
Dimana : Q = Q2 Q1
P = P2 P1

Q / Q
P / P
P
Q

Q
P
22

P2

Elastisitas
Titik

Elastisitas
Busur

P1

Q1

Q2

Elastisitas
Titik

23

1.b. Elastisits Silang (Cross Elasticity)


Elastisitas Silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan
suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar
satu persen.
Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta

Ec=

Persentase perubahan harga barang Y

Atau
Ec =
=
=

% Qx
% Py
Qx/Qx
Py/Py

Py
Qx

Qx
Py

Nilai Ec mencerminkan hub antara barang X


dan Y. Bila Ec > 0, X mrpkn substitusi Y.
Kenaikan harga Y menyebabkan harga
relatif X lebih murah sehingga permintaan
thd X meningkat. Nilai Ec < 0 menunjukkan
X dan Y adalah komplementer X hanya bisa
digunakan bersama-sama Y. Penambahan
atau pengurangan terhadap X, menyebabkan
penambahan atau pengurangan terhadap Y.
Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan
thd Y menurun, yang menyebabkan
permintaan thd X ikut menurun.

24

1.c. Elastisitas Pendapatan.


Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan thd
suatu barang berubah bila pendapatan berubah satu persen
Ei =

Ei =
=
=

Persentase perubahan jumlah barang yang diminta


Persentase perubahan pendapatan
% Q
% I
Q/Q
I/I
I
Q

Q
I

Umumnya nilai Ei positif, karena


kenaikan pendapatan akan
meningkatkan permintaan. Barang
dengan Ei > 0 merupakn barang normal
(normal goods). Bila nilai Ei antara 0
sampai 1 barang tersebut merupakan
kebutuhan pokok (essential goods).
Barang denga nilai Ei > 1 merupakan
barang mewah (luxurius goods). Barang
dengan Ei < 0, permintaan thd barang
tersebut justru menurun pada saat
pendapatan meningkat (Inferior goods)
25

2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) adalah angka yang menunjukkan berapa
persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang
berubah satu persen. Elastisitas penawaran juga dapat dikaitkan
dengan faktor2 atau variabel2 lain yang dianggap
mempengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga
bahan baku dan harga bahan antara lainnya.
Es =

Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan

Persentase perubahan harga


Es =
=
=

% Q
% P
Q/Q
P/P

P
Q

Q
P
26

Secara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope


penawaran : makin datar, makin elastis penawaran suatu barang.

Es = 0
Es = 1

Makin elastis
Es =

45

Q
27

BAB IV
TEORI PERILAKU KONSUMEN
1. Pengertian-pengertian dan Asumsi-asumsi Utama
Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen adalah kepuasan maksimum.
Untuk dapat membahasnya kita harus mengetahui beberapa pengertian
dan asumsi dasar (utama).
a. Barang (commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh
manfaat atau kegunaan. Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat makin
banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh (good).
b. Utilitas
Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengkonsumsi barang.
Utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan
alternatif penggunaannya. Utilitas digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility/TU)
adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang
dikonsumsi. Utilitas marjinal (Marginal utility/MU) adalah tambahan
manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit
barang
28

c. Hukum Pertambahan manfaat yang semakin menurun ( The law of


Diminishing Marginal Utility)
Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi
tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu
bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negatif. Gejala itu disebut
Hukum Pertambahan manfaat yang semakin menurun ( The law of
Diminishing Marginal Utility/LDMU). Dalam analisis perilaku konsumen,
gejala LDMUdilihat dari makin menurunnya nilai utilitas marginal
(marginal analysis)
d. Pengetahuan sempurna
Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang
sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis
kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga
barang dipasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk
suatu periode konsumsi.

29

2. Teori Kardinal
Teori kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara
nominal.
Utilitas total (TU) merupakan nilai kegunaan yang diperoleh dari
konsumsi, sedangkan marginal utilitas (MU) adalah tambahan kegunaan
dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi
Misal : Tabel Utilitas total dan utilitas marginal dari mengkonsumsi
baju
Harga
baju/helai

Jumlah baju
yang
dikonsumsi

Uang yang
harus
dikeluarkan

TU

MU

25000
25000
25000
25000
25000
25000
25000
25000

1
2
3
4
5
6
7
8

25.000
50.000
75.000
100.000
125.000
150.000
175.000
200.000

50.000
125.000
185.000
225.000
250.000
250.000
225.000
100.000

50.000
75.000
60.000
40.000
25.000
0
-25.000
-125.000

30

Utilitas
250

225
200
175
150
125
100

75
50
25

..

.
.
..
. .
..
.
.

TU

MU

Baju
31

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen


akan berhenti mengkonsumsi pada baju yang kelima. Jika
setelah itu konsumen menambah jumlah baju yang
dikonsumsi, tindakan itu bukan saja menambah TU,
bahkan menguranginya. Konsumen akan berhenti
mengkonsumsi pada saat harga baju (25.000) samadengan
nilai utilitas marginal (25.000).
Prinsip ini berlaku untuk semua barang, sehingga
konsumen akan mencapai kepuasan maksimum pada saat :
MUx = Px, dimana MUx = tambahan kegunaan X
Px = harga X
3. Teori Ordinal

a. Kurva Indefferens (Indefference Curve)


Kurva Indefferens adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.

32

Contoh : U = X.Y dimana :


U = Tingkat Kepuasan
X = makan bakso (mangkok per bulan)
Y = makan sate (porsi per bulan)
Untuk mencapai kepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang
mungkin dicantumkan dalam tabel berikut :
Makan Bakso
(mangkok per bulan)

Makan Sate
(porsi per bulan)

25 kali

4 porsi

20 kali

5 porsi

10 kali

10 porsi

5 kali

20 porsi

4 kali

25 porsi
33

Makan bakso
25
20
15
10
5
4

IC

45

10

15

20

25

Makan sate

34

Asumsi-asumsi kurva indefferens :


1. Semakin jauh kurva indefferens dari titik origin, semakin tinggi
tingkat kepuasannya.
2. Kurva indefferens menurun dari titik kiri atas ke kanan bawah,
dan cembung ke titik origin
3. Kurva indefferens tidak saling berpotongan.
b. Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Garis anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan
kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya
(anggaran) yang sama besar.
Y3

PX. X1 + PY. Y1 = PX. X2 + PY. Y2 = PX. X3 + PY. Y3

Y2

BL

Y1
X1

X2

X3

35

C. Perubahan harga barang dan pendapatan.


Perubahan harga barang dan pendapatan akan mempengaruhi daya
beli, diukur dari besarnya luas bidang segitiga yang dibatasi kurva
garis anggaran. Bila luas segitiga makin luas , daya beli meningkat,
begitu juga sebaliknya.
Pendapatan nominal
naik

Harga X turun

BL2

Harga X naik
BL3

BL1

BL2

Pengaruh perubahan harga thd


garis anggaran

BL3

BL1

Pendapatan nominal
turun

Pengaruh perubahan pendapatan


thd garis anggaran

36

d. Keseimbangan konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah
mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Dengan uang
yang ada (jumlah tertentu) digunakan untuk mencapai tingkat
kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaan), atau tingkat kepuasan
tertentu dapat dicapai dengan anggaran yang paling minim
(minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai
pada saat kurva garis anggaran bersinggungan dengan kurva
indifferens
Y

Y1

X1

X
37

BAB V
TEORI PRODUKSI
a. Perilaku produsen
Bagaimana produsen menggunakan sumberdaya atau input
yang dimilikinya untuk mencapai tingkat produksi output yang
maksimum dengan ongkos tertentu.
Teori Produksi : teori pemilihan berbagai alternatif
bagaimana produsen mengkombinasikan berbagai sumberdaya
yang tersedia untuk mencapai tujuannya.
Produksi : penggunaan atau pemanfaatan sumber yang
mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama
sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, di mana dan kapan
komoditi-komoditi itu dialokasikan dan dapat dikerjakan oleh
konsumen terhadap komoditi itu.
38

Dengan demikian produksi tidak terbatas pada pembuatan saja,


tapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, dan
memperoleh keringanan pajak dsb.
Produsen (perusahaan) memerlukan faktor-faktor produksi (input)
untuk melakukan proses produksi.
Input dapat dibagi menjadi 2 yaitu input tetap dan input variabel.
Input tetap adalah input yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam
jangka pendek, misal : tanah, gedung dll.
Input variabel adalah input yang dapat diubah-ubah jumlahnya
dalam jangka pendek. Misalnya : tenaga kerja.
Untuk mencapai tingkat output tertentu dalam jangka pendek bisa
dilakukan pengkombinasian input tetap dengan mengubah-ubah
jumlah input variabel.

39

Sedangkan dalam jangka panjang, produsen dimungkinkan untuk


mengubah jumlah input tetap sehingga dapat dikatakan semua
inputnya adalah input variabel.

Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat


dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan teknologi
tertentu. Atau

Hubungan secara fisik antara jumlah output maksimum yang dapat


dihasilkan dengan berbagai kombinasi input yang memungkinkan
dengan teknologi dan periode waktu tertentu.

Input fungsi produksi output

Q = f (K, L, X AZ)

40

b. Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi Variabel

1. Produksi total, produksi marginal, dan produksi rata2


Produksi total adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi
Produksi total :

TP = f(K,L)

Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari


fungsi nilainya samadengan nol. Turunan pertama TP adalah MP, maka
TP maksimum pada saat MP samadengan nol.
Produksi Marginal adalah tambahan produksi karena penambahan
penggunaan satu unit faktor produksi.
Produksi Marginal :
TP
MP = TP =
L
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika
MP < 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total.
Penurunan nilai MP mrpkn indikasi telah terjadinya hukum
pertambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminshing
returns

41

Produksi rata2 (average product) adalh rata2 output yang


dihasilkan per unit faktor produksi.
Produksi rata-rata :
TP
AP =
L
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah nol
(AP = 0)
Mesin

Tenaga
Kerja

TP

MP

AP

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

5
20
45
80
105
120
126
120
108
90

5
15
25
35
25
15
6
-6
-12
-18

5
10
15
20
21
20
18
15
12
9

42

BAB VI
Pendapatan Nasional
Indikator untuk mengetahui telah terjadinya alokasi yang efisien secara
makro adalah output nasional, karena :
1. Besarnya output nasional mrpkn gambaran awal tentang seberapa
efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (TK, brg, modal,
uang, dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi
barang & jasa. Makin besar pendapatan nasional st negara, semakin
baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya.
2. Besarnya output nasional mrpkn gambaran awal tentang produktivitas
dan tingkat kemakmuran st negara
3. Besarnya output nasional mrpkn gambaran awal tentang masalahmasalah struktural (mendasar) yang dihadapi st perekonomian. Jika
sebagian besar .

43

1. Siklus Aliran pendapatan dan interaksi antar pasar


Siklus aliran pendapatan adalah sebuah model yang menggambarkan
bagaimana interaksi antar para pelaku ekonomi menghasilkan
pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya
memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing-masing pelaku
ekonomi. Dan terlihat pada gambar berikut :
Pembelian barang & jasa
Pembelian barang & jasa
Perusahaan

Pajak

Pemerintah
Pajak

Rumah Tangga

Gaji, pembayaran
bunga, penghasilan
Gaji, upah, dividen, sewa

Impor

Dunia
Internasional

Ekspor
44

Pendapatan Nasional adalah nilai seluruh barang/jasa yang dihasilkan atau


diproduksi oleh suatu negara pada periode ttt ( 1 tahun)
Dalam pengukuran PN sering digunakan istilah :
1. GNP (Gross National Product) atau PNB ( pendapatan Nasional Bruto)
Yaitu nilai barang/jasa yang dihasilkan oleh warga negara sendiri, baik
didalam negeri maupun diluar negeri, tetapi tidak memasukkan nilai
produksi barang/jasa yang dihasilkan oleh warga negara asing.
2. GDP (Gross Domestic Product) atau PDB (Pendapatan Domestik Bruto)
Yaitu nilai barang/jasa yang dihasilkan oleh seluruh penduduk yang ada
di wilayah negara ybs, baik hasil produksi oleh warga negaranya sendiri
maupun warga negara asing, tetapi nilai produksi bangsa sendiri di luar
negeri tidak dimasukkan.

45

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional


Ada tiga pendekatan untuk menghitung PN, yaitu :
1. Pendekatan Produksi (Production Approach)
PN (Y) dihitung dengan menjumlahkan produksi barang/jasa
selama periode ttt.
Untuk menghindari perhitungan ganda, maka dalam perhitungan PN
yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing-masing
sektor. Yang dimaksud nilai tambah adalah selisih antara nilai
output dengan nilai input antara.
NT = NO NI, dimana:
NT = Nilai Tambah, NO = Nilai Output, NI = Nilai input antara
Contoh :

Sektor Produksi

Nilai Output

Nilai Input

Nilai Tambah

Pertanian (kapas)
Pabrik Benang
Pabrik Tekstil
Industri Garmen
Perdagangan (pakaian

300
400
600
800
1000

0
300
400
600
800

300
100
200
200
200

46

2. Pendekatan Pendapatan
PN (Y) dihitung dengan menjumlahkan semua pendapatan yang
diperoleh semua pelaku ekonomi dari aktivitas ekonominya dalam
suatu masyarakat pada periode ttt.
PN = w + i + r + , dimana :
w = upah/gaji ; i = pendapatan bunga ; r = pendapatan sewa ;
= keuntungan , contoh :

Penghasilan dari

Nilai

Kompensasi kepada Pegawai


Bunga
Sewa
Laba Perusahaan
Pendapatan dari kekayaan

2600
1000
230
210
66

Pendapatan Nasional

4106

47

3. Pendekatan Pengeluaran
PN (Y) dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh semua sektor industri yaitu, Rumah tangga,
Perusahaan, pemerintah, dengan LN (X-M) pada periode
tertentu.
GNP = Y = C + I + G + X M,
contoh :

Jenis Pengeluaran

Nilai

Pengeluaran Konsumsi (C)


Investasi (I)
Pengeluaran Pemerintah (G)
Ekspor Netto (X-M)

3236
1208
890
30

GNP = Y

5364

48

BAB VII
Teori Konsumsi
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
Diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu :
Faktor-faktor Ekonomi

Faktor-faktor Demografi

Faktor-faktor Non-Ekonomi
a. Faktor-faktor Ekonomi
Empat faktor ekonomi yang menentukan tingkat konsumsi :
1. Pendapatan Rumah Tangga
2. Kekayaan Rumah Tangga
3. Tingkat Bunga
4. Perkiraan tentang masa depan

49

b. Faktor demografi
1. Jumlah penduduk
2. Komposisi Penduduk
c. Faktor Non-Ekonomi
Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor sosial budaya.
2. Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)
a. Hubungan Pendapatan Disposibel dan konsumsi
C = C0+bYd,

Dimana :
C = Konsumsi
C0= Konsumsi otonomos
b = Marginal Propensity to consume (MPC)
Yd=Pendapatan Disposabel

50

b. Kecenderungan Mengkonsumsi Marjinal (Marginal Propensity to


consume/MPC)
Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) adalah konsep yang
memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan bertambah jika
pendapatan disposabel bertambah satu unit.

MPC =

C
Yd

c. Kecenderungan Mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity to


consume/APC)
Merupakan rasio antara konsumsi total dengan pendapatan disposabel total.
APC =

C
Yd

51

Hubungan Antara
Pendapatan Disposabel, Konsumsi, APC, dan MPC
Pendapatan
Pendapatan
Konsumsi
konsumsi
Disposabel
Disposabel
0
1000
2000
3000
4000
5000

200
1000
1800
2600
3400
4200

1000
1000
1000
1000
1000

800
800
800
800
800

MPC

APC

0,8
0,8
0,8
0,8
0,8

1
0,9
0,87
0,85
0,84

52

d. Hubungan Konsumsi dan Tabungan


Pendapatan Disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar
digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Dengan
demikian kita dapat menyatakan :
Yd = C + S, dimana S = tabungan (saving)

Besarnya tambahan pendapatan disposabel yang menjadi tambahan


tabungan disebut kecenderungan tabungan marjinal (Marginal
Propensity to Save/MPS), sedangkan rasio antara tingkat tabungan
dengan pendapatan disposabel disebut kecenderungan menabung
rata-rata (Average Propensity to Save/APS).
MPC dan MPS
MPC + MPS = 1 atau MPS = 1 - MPC

53

Hubungan antara MPC, MPS, APC, dan APS

Pendapatan
Disposabel

Konsumsi

Tabungan

Pendapatan
Disposabel

konsumsi

Tabungan

MPC

MPS

APC

APS

0
1000
2000
3000
4000
5000

200
1000
1800
2600
3400
4200

-200
0
200
400
600
800

1000
1000
1000
1000
1000

800
800
800
800
800

200
200
200
200

0,8
0,8
0,8
0,8
0,8

0,2
0,2
0,2
0,2

1
0,9
0,87
0,85
0,84

0
0,1
0,13
0,15
0,16

54

BAB VIII
INFLASI DAN PENGANGGURAN
1. Inflasi (Inflation)
a. Definisi Inflasi
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum
dan terus menerus.
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatkan terjadinya
inflasi :
kenaikan harga
bersifat umum
berlangsung terus menerus

55

b. Analisis Permintaan agregat dan Penawaran Agregat


Permintaan agregat adalah total permintaan barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu.
Penawaran agregat adalah total penawaran barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu.

Mereka yang terlibat dalam penciptaan & penawaran uang beredar


mrpkn st kesatuan dalam st sistem moneter.
Akan timbul st pertanyaan: Berapakah uang yang dibutuhkan
masy utk keperluan konsumsi & produksinya ?
Resiko apa yg akan terjadi jika penawaran lebih besar atau lebih
kecil dari permintaan ?

56

Dari pertanyaan diatas, jelas bagi kita bahwa penciptaan uang


bukan semata-mata kehendak otoritas moneter, melainkan juga hrs
ada permintaan dari masy, shg jumlah uang beredar harus
memenuhi tuntutan mekanisme pasar yaitu pertemuan antara
permintaan & penawaran.
Sbg contoh jika secara agregat terjadi peningkatan permintaan
thd brg2, maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen
akan meminta tambahan dana produksi. Peristiwa ini secara
langsung akan mengakibatkan inflasi
( demand inflation ).
Demikian juga sebaliknya, jika secara agregat terjadi penurunan
penawaran thd brg2 yg diakibatkan oleh naiknya biaya produksi, hal
ini secara potensial mengakibatkan inflasi ( cost inflation )

57

Demand Inflation
Harga

D
P1
P2

D1

Q1

Q2

Kuantitas

58

Cost Inflation
Harga
S1

P1
P2

Q1

Q2

Kuantitas

59

2. Pengangguran
a. Definisi Pengangguran
Dalam definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan orang
yang tidak (mau) bekerja, sesorang baru bisa dikatakan menganggur bila dia
ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namun tidak
mendapatkannya.

Struktur Penduduk Berdasarkan Usia


Total Penduduk
Usia Kerja
15-64 thn
Bukan Angkatan Kerja
Usia kerja, tapi tidak
mau mencari kerja

Bukan Usia Kerja


0-14 thn dan 65 thn
Angkatan Kerja

Bekerja

Usia Kerja dan mencari kerja

Tidak Bekerja
Pengangguran
60

b. Jenis-jenis Pengangguran.

Pengangguran Friksional yaitu bersifat sementara, biasanya


terjadi adanya kesenjangan waktu, informasi maupun karena
kondisi geografis antara pencari kerja dan kesempatan (lowongan)
kerja.
Pengangguran struktural yaitu pada saat pencari kerja tidak
mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan
pekerjaan yang tersedia. Makin tinggi dan rumitnya proses
produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan, menuntut
persyaratan tenaga kerja yang juga makin tinggi.
Pengangguran musiman yaitu berkaitan erat dengan fluktuasi
kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi di sektor
pertanian. Misalnya, diluar musim tanam dan panen, petani
umumnya menganngur, sampai menunggu musim tanam dan panen
berikutnya.

61

BAB IX
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk mengelola/mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik
dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Penerimaan pemerintah diasumsikan berasal dari pajak (T), sedangka
pengeluaran pemerintah dinotasikan dengan G (Government
Expenditure)

62

BAB IX
ANALISIS KESEIMBANGAN

1. Model Keseimbangan Keynesian


A. Komponen-komponen Permintaan Agregat
Y = C + I + G + (X M)\
Dimana :
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor

63

64

You might also like