Professional Documents
Culture Documents
11 Januari 2014
Hamidah
Tak Boleh
Keluar Rumah
Cerpen Bernard Batubara
BisikanBusuk.com
Belum.
Lelaki tua itu tampak semakin serius
dengan ceritanya. Aku mendengarkan lagi.
Setelah mereka menikah, lanjutnya,
Hamidah dilarang oleh suaminya untuk
keluar rumah. Hamidah mengadu kepada
ayahnya, namun menurut sang ayah ia
harus patuh kepada perintah suami. Kata
sang suami: Tinggallah di rumah saja,
Hamidah, bintang-bintang di langit dan
rembulan purnama tak menginginkanmu
keluar rumah, mereka cemburu dengan
parasmu yang eloknya mengalahkan
kesempurnaan pesona dewi-dewi nirwana.
Jika kau keluar juga, kau akan meletakkan
hidupmu dalam bahaya!
Bukan bintang-bintang di langit dan
rembulan purnama yang cemburu kepada
kecantikan tiada tara milik Hamidah, tetapi
suaminya sendiri lah yang enggan jikalau
paras dan lekuk menggiurkan tubuh
istrinya itu dinikmati oleh lelaki selain
dirinya. Maka ia mengurung Hamidah di
dalam rumah. Dan atas nasehat sang ayah,
dengan berat hati Hamidah mematuhi
suaminya.
Namun, ketika Hamidah semakin
bersedih sebab ia tak bisa keluar rumah
dan merasa sangat kesepian, ia merasa
rindu ingin bertemu sang ibu. Maka, pada
suatu malam ketika sang suami tengah
terlelap dalam tidurnya, Hamidah
berjingkat-jingkat keluar rumah dan berdiri
terpaku di halaman, menunggu
kedatangan seekor kunang-kunang yang
sinarnya paling terang.
Mengapa tampak bersedih dirimu, Hamidah,
anakku?
Aku tak ingin menjadi cantik, Ibu.
Setelah bercakap-cakap satu jam
lamanya dalam hening dan kegelapan,
kunang-kunang itu melayang pergi.
Hamidah masuk ke dalam rumah dan tidur
di sebelah suaminya. Lalu, keesokan
paginya