You are on page 1of 17

PENJELASAN SURAT AL-ZALZALAH

Uraian Materi
1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya.
8. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya pula.
Isi kandungan surat Al-zalzalah
Surat al-zalzalah menjeleaskan tentang kejadian hari kiamat. Allah menjelaskan bahwa
kejadian hari kiamat ditandai dengan bumi bergetar dan bergoncong dengan gonconganyang
sangat dahsyat. Begitu kuatnya goncangan itu mengakibatkan semua yang ada diperut bumi
seperti logam, bebatuan, logam, harta-harta terpendam, termasuk mayat-mayat isi kuburan
berhamburan keluar. Gambaran kengerian akibat goncangan itu antara lain
1.
Perempuan yang sedang menyusui anaknya akan melupakan anaknya
2.
Perempuan yang sedang hamil akan keguguran kandungannya.
3.
Manusia kebingungan hingga seperti orang yang mabuk.
Pada ayat ketiga Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang berkesempatan menyaksikan
dan mengalami kejadian yang dahsyat dan belum pernah terjajdi itu, terperanjat dan berkata,
apa gerangan yang terjadi pada bumi ini, ? manusia ketakutan melihat fenomena alam yang
terjadi dihari itu. Saat terjadi goncangan yang dahsyat itu, bumi seakan akan ingin menjelaskan
kepada manusia bahwa kejadian yang belum pernah terjadi ini tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di alam semesta dalam keadaan biasa.
Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa pada waktu terjadinya kerusakan dan kehancuran bumi
serta terjadinya alam baru dan kehidupan baru, muncullah manusia yang berbeda-beda. Orangorang yang beramal baik tidak sama dengan orang jahat. Orang yang taat tidak sama dengan
orang yang berbuat maksiat. Mereka dbangkitkan untuk diperlihatkan oleh Allah kepada mereka
apa yang telah mereka lakukan dan untuk hasil usaha mereka selama hidup di dunia.
Barang siapa beramal baik walaupun amal itu seberat atom atau sekecil apapun, niscaya akan
menerima hasilnya, begitu juga sebaliknya, bagi mereka yang berbuatan kejahatan walaupun
seberat atom niscaya akan merasakan balasannya

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat),


Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
Dan manusia bertanya: Mengapa bumi (menjadi begini)?,
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.

Makna Mufradat:
Arti
Mufradat
1. Keguncangan yang sangat kuat.
Zulzilat
2. Jamak dari Tsiqal yang makna
dasarnya perhiasan rumah. Yang
dimaksudkan di sini adalah semua
yang di alam kubur.
Ats-qoolahaa
3. Maksudnya, keluar dari kubur
mereka.
Yashduru
Annaasu
4. Berpisah. Sekelompok di surga dan
kelompok lain di Sair.
Asytaatan
5. Sesuatu yang terlihat melalui cahaya
matahari yang masuk melalui celah
jendela.
Mitsqoola
Dzarrotin
Syarah:
Apabila Allah hendak menyudahi dunia ini dan memulai Kiamat, Allah memerintahkan bumi dan
ia pun terguncang dengan sangat keras, tidak seperti biasanya. Semua yang tersimpan di
dalamnya keluar; api, air, tambang, dan sisa-sisa bangkai. Saat itu, orang yang menyaksikannya
berkata, Apa ini? Maksudnya, apa yang terjadi dengan bumi ini. Ini tidak seperti biasanya dan
tidak diketahui sebabnya.
Pada saat itu bumi menceritakan, berbicara dengan kejadian itu dan bukan dengan kata-kata.
Sebagaimana yang dikatakan Al-Allamah At-Thabari dalam tafsirnya, Ia melaksanakan perintah.
Apa yang terjadi di muka bumi dan tidak biasa terjadi disebabkan karena Tuhanmu menitahkan
kepadanya.
Perintah-Nya yang sampai kepada bumi. Perintah semacam itu merupakan perintah kejadian.
Semua yang terjadi di alam semesta ini akibat dari perintah kejadian yang datang dari Allah.
Hanya saja ada peristiwa yang terjadi tanpa sebab lahiriah maka ia dinisbatkan kepada perintah
kejadian, sedangkan yang terjadi akibat perkara biasa ia tidak dinisbatkan kepadanya, walaupun
sejatinya ia juga bersumber dari Allah.
Pada hari itu manusia dikeluarkan dari perut bumi, mereka berbeda-beda, masing-masing sesuai
dengan amal perbuatannya untuk melihat akibat perbuatan mereka. Barangsiapa melakukan
perbuatan baik sebesar dzarrah akan dibalas dan barangsiapa melakukan perbuatan buruk
sebesar dzarrah pun akan dibalas.
Allah SWT berfirman,

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawi pun pasti kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan. (QS. Al-Anbiya:
47).
At-Tirmidzi meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr dia berkata: "Ada seseorang yang datang
kepada Rasulullah seraya berkata,
'Bacakanlah untukku, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda kepadanya, 'Bacalah tiga kali dari
surat-surat yang memiliki ar-raa.'
Kemudian orang itu berkata kepada beliau, 'Usiaku sudah lanjut, hatiku pun semakin mengeras
dan lidahku sudah kaku.' Beliau bersabda, 'Bacalah dari surat-surat yang memiliki haa miim.'
Kemudian orang itu mengucapkan ungkapan yang sama dengan yang pertama. Beliau bersabda,
'Bacalah tiga kali dari surat-surat yang memiliki kata tasbih. Orang itu tetap mengatakan seperti
ungkapannya yang pertama.
Kemudian orang itu berkata, 'Tetapi bacakanlah untukku, wahai Rasulullah, satu surat yang
mencakup. Kemudian beliau membacakan untuknya: 'Apabila bumi digoncangkan dengan
goncangannya,' sehingga ketika beliau selesai membaca surat itu, orang tersebut berkata, 'Demi
Rabb yang mengutusmu dengan kebenaran sebagai seorang Nabi, aku tidak akan memberi
tambahan padanya untuk selamanya.' Kemudian orang itu pun berbalik, lalu Rasulullah
bersabda, 'Beruntunglah orang itu, beruntunglah orang itu.'"
Kemudian dia mengatakan: "Lalu orang itu mendatangi beliau, maka beliau berkata kepadanya:
'Aku diperintahkan pada hari raya 'Idul Adh-ha untuk menjadikannya sebagai hari raya untuk
ummat ini.'" Lalu orang itu berkata kepada beliau, "Bagaimana pendapatmu jika aku tidak
mendapati kecuali hanya domba betina, apakah aku boleh berkurban dengannya?" Beliau
menjawab, "Tetapi hendaklah engkau memotong rambutmu, memotong kukumu, mencukur
kumismu, dan mencukur bulu kemaluanmu. Yang demikian itu merupakan kesempurnaan
kurbanmu di sisi Allah Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa-i.
Surat ini merupakan surat targhib dan tarhib.
Kandungan Surat Al-Zalzalah :
Surat Az-Zalzalah adalah surat nomor 99, surat ini terdiri dari 8 ayat termasuk golongan suratsurat Madaniyah, diturunkan di Madinah sesudah surat Al- Nisa. Nama Az-Zalzalah diambil dari
kata Zilzal yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang berarti goncangan.
Pokok-pokok isi surat Az-Zalzalah adalah tentang Kegoncangan bumi yang amat hebat pada hari
kiamat, kebingungan manusia ketika itu dan manusia pada hari kiamat akan dikumpulkan untuk
dihisab segala amal perbuatan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat ( balasannya) pula.

Setiap kebaikan yang dilakukan walau hanya sebesar dzarrah (kecil) akan dibalas, begitu pula
yang beramal kejelekan walau kecil akan dibalas. Dan perlu diketahui bahwa kejadian pada hari
kiamat begitu dahsyat, manusia akan terheran-heran kenapa bumi yang biasa tenang jadi
bergoncang.
Allah Ta'ala berfirman,

( 1)

( 4)

( 3) ( 2)
( 5)
6)

(8) ( 7)
"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi
begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah
memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya
dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan
mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula." (QS. Al Zalzalah: 1-8)
Dalam surat ini, Allah mengabarkan apa yang terjadi pada hari kiamat di mana saat itu bumi
bergoncang begitu dahsyatnya dan meruntuhkan segala yang ada di atasnya. Juga akan
diterangkan bagaimanakah setiap amalan baik dan jelek akan menuai balasannya.
Bumi Bergoncang
Ibnu 'Abbas berkata mengenai ayat,




"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat)", maksudnya adalah bumi
bergoncang dari bawahnya. (Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 7: 627).
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat lainnya,


"Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah
suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)." (QS. Al Hajj: 1).
Bumi Mengeluarkan Isinya
Dalam ayat selanjutnya disebutkan,




"Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya." Para ulama katakan
bahwa ayat tersebut berarti bumi mengeluarkan mayit yang ada di dalamnya. Lihat Tafsir Al
Qur'an Al 'Azhim, 9: 627.
Hal ini semisal dengan ayat,



4) ( 3)
"Dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong."
(QS. Al Insyiqaq: 3-4).
Apa yang Sebenarnya Terjadi dengan Bumi?
Allah Ta'ala berfirman,

"Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?" Maksudnya di sini sebagaimana
disampaikan oleh Ibnu Katsir, bumi sebelumnya dalam keadaan tenang lalu berubah keadaannya
menjadi bergoncang. Itu sudah jadi ketentuan Allah, tidak ada yang bisa menolaknya. Ketika
bergoncang, keluarlah berbagai mayit dari orang terdahulu dan orang belakangan.
Bumi Berbicara ...
Ketika itu bumi pun berbicara,

(5) ( 4)
"Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan
(yang sedemikian itu) kepadanya."
Syaikh As Sa'di rahimahullah menerangkan, "Bumi menjadi saksi bagi setiap orang yang telah
beramal dahulu di atasnya. Bumi dahulu telah menjadi saksi amalan setiap hamba. Dan Allah
memerintahkan untuk memberitahukan amalan-amalan manusia, perintah ini harus dijalankan
(jangan didurhakai)." (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 932).
Bumi Menjadi Saksi bagi Orang yang Rajin Berdzikir
Ibnul Qayyim berkata, "Orang yang senantiasa berdzikir di jalan, di rumah, di lahan yang hijau,
ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari
kiamat. Karena tempat-tempat tadi, semisal gunung dan tanah, akan menjadi saksi baginya di
hari kiamat. Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Taala,


( 1)


(4) ( 3)
( 2)

5)
"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi
begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah
memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. (QS. Az Zalzalah: 1-5)". Lihat Al Wabilush
Shoyyib, hal. 197.
Manusia Keluar ...
Allah Ta'ala berfirman,



"Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka." Maksudnya adalah pada hari kiamat,
manusia dikeluarkan dari bumi dalam keadaan beraneka ragam lalu ditampakkan kebaikan dan
kejelekan yang pernah mereka lakukan, kemudian mereka akan melihat balasannya.
Balasan bagi yang Berbuat Baik dan yang Berbuat Jelek
Allah Ta'ala berfirman,

(8) ( 7)
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula."

Ini adalah balasan bagi yang berbuat baik dan jelek. Walau yang dilakukan adalah sebesar
dzarrah (ukuran yang kecil atau sepele), maka itu akan dibalas. Tentu lebih pantas lagi jika ada
yang beramal lebih dari itu dan akan dibalas. Allah Ta'ala berfirman,



"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga)
kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa
yang jauh." (QS. Ali Imran: 30).



"Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis)." (QS. Al Kahfi: 49).
Kata Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah, "Ayat ini memotivasi untuk beramal
baik walau sedikit. Begitu pula menunjukkan ancaman bagi yang beramal jelek walau itu kecil."
(Taisir Al Karimir Rahman, hal. 932).
Hanya Allah yang memberi taufik untuk mengingat hari akhir dan memberi petunjuk beramal
sholeh.

. Hari Kiamat.
2. Apakah hari Kiamat itu?
3. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
4. Pada hari itu manusia adalah seperti kupu-kupu yang bertebaran.
5. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,
9. maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.
10. Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu?
11. (Yaitu) api yang sangat panas.
Surat yang mulia ini adalah makkiyah, dan ayat-ayatnya berjumlah sebelas ayat.[1]
Pada ayat yang pertama sampai ketiga, Allh Ta'ala mengulang-ulang kata al-Qriah ( ) .
Diawali dengan kalimat pernyataan atau berita, kemudian dilanjutkan dengan dua kali kalimat
pertanyaan. Sebagaimana telah diterangkan oleh para ulama, hal ini merupakan pengagungan
Allh Ta'ala terhadap betapa besar dan dahsyatnya hari Kiamat.[2]
Banyak penjelasan para ulama terhadap penafsiran makna al-Qriah ( ) , yang seluruhnya
kembali kepada satu makna, yaitu as-Saah (hari Kiamat).[3]
Secara lebih luas, Syaikh Athiyyah Muhammad Salim rahimahullh mengatakan:
"Telah dijelaskan oleh Syaikh[4] -semoga Allah merahmati kami dan beliau-pada awal surat alWqiah[5] () , bahwa (al-Wqiah) bermakna seperti ath-Thmmah[6] ( ) , ash-Shkhkhah[7] (
) , al-zifah[8] () , dan al-Qriah[9] ( ) dan telah diketahui (dalam
bahasa Arab) bahwa sesuatu apabila besar (dahsyat) keadaannya, ia memiliki banyak nama.
Atau sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Ali radhiyallhu'anhu (ia berkata), banyaknya

nama (pada sesuatu) menunjukkan agungnya perkara tersebut. Juga telah diketahui, bahwa
nama-nama tersebut bukanlah sinonim, karena sesungguhnya setiap nama memiliki makna
tersendiri. Hari Kiamat dinamakan al-Wqiah () , karena hari itu pasti kejadiannya. Juga
dinamakan al-Hqqah[10] ( ) karena hari itu nyata dan benar adanya. Juga dinamakan athThmmah () , karena bencana, malapetaka dan kehancuran pada hari itu sangat umum dan
menyeluruh. Juga dinamakan al-zifah ( ) , karena kejadian hari itu sudah dekat, (hal ini)
seperti iqtarabatis saah[11] (
) . Demikian pula surat ini (al-Qriah, Pen).

) , yakni
Lafazh al-Qriah () , berasal dari al-Qaru ( ) yang bermakna adh-Dharb (

pukulan. (Sehingga, penamaan hari Kiamat dengan nama ini) sesuai dengan penjelasan pada
ayat berikutnya yang menerangkan, bahwa hari itu melemahkan seluruh kekuatan manusia,
hingga manusia bagaikan kupu-kupu yang bertebaran, juga melumpuhkan kekuatan gununggunung, hingga gunung-gunung itu bagaikan bulu yang berhamburan.[12]
Dari penjelasan di atas, menjadi jelaslah bahwa makna al-Qriah ( ) adalah hari Kiamat,
yang pada saat itu terjadi kehancuran, bencana, dan malapetaka yang amat besar. Makna ini,
seperti ditunjukkan firman Allh Ta'ala :
QS ar-Rad/13:31
dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana
disebabkan perbuatan mereka sendiri
(Qs. ar-Rad/13:31)
Pada ayat keempat surat al-Qriah ini, Allh Ta'ala berfirman:
Qs. al-Qari'ah/101 : 4
Pada hari itu manusia adalah seperti kupu-kupu yang bertebaran

) pada
Terdapat tiga pendapat di kalangan ulama dalam menafsirkan makna al-Farasy (
ayat ini.
Pertama, maknanya ialah belalang-belalang kecil yang beterbangan dan saling bercampur-baur
antara satu dengan lainnya.[13] Makna ini ditunjukkan oleh firman Allh Ta'ala :
(QS al Qamar/54:7)
seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.
(QS al-Qamar/54:7)
Kedua, maknanya ialah sejenis burung kecil atau serangga kecil, bukan nyamuk dan bukan pula
lalat.[14]
Ketiga, maknanya ialah sesuatu yang berjatuhan dan bertebaran di sekitar api,[15] baik berupa
nyamuk ataupun serangga-serangga kecil lainnya.[16]
Terdapat sebuah hadits shahih yang menunjukkan makna yang ketiga ini. Yaitu hadits Jabir bin
Abdillah radhiyallhu'anhu, beliau berkata:
hadits

Raslullh Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda:


Perumpamaan diriku dengan kalian bagaikan seseorang yang menyalakan api,
lalu mulailah laron-laron dan kupu-kupu berjatuhan pada api itu,
sedangkan ia selalu mengusirnya (serangga-serangga tersebut) dari api tersebut.
Dan aku (selalu berusaha) memegang (menarik) ujung-ujung pakaian kalian
agar kalian tidak terjerumus ke dalam neraka,
namun kalian (selalu) terlepas dari tanganku.[17]
Pada ayat kelima, Allh Ta'ala berfirman:
Qs. al-Qari'ah/101:05
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan
Sebagian besar ulama menafsirkan lafazh al-Ihn ( ) dengan makna ash-Shuf (
) . Yaitu
bulu atau kapas.[18]
Berdasarkan penjelasan ayat keempat dan kelima di atas, dapat kita pahami, salah satu kejadian
yang dahsyat pada hari Kiamat adalah berubahnya keadaan manusia, sehingga ia bagaikan
kupu-kupu atau belalang yang beterbangan, bertebaran dengan bercampur-baur dan tidak tentu
arahnya. Demikian pula dengan gunung-gunung yang sebelumnya berdiri tegak dan kokoh, maka
pada hari itu, gunung-gunung bagaikan bulu berhamburan. Seluruh makhluk Allh Ta'ala yang
kuat dan kokoh, pada saat itu kehilangan seluruh kekuatannya, karena demikian dahsyatnya hari
Kiamat.[19]
Bentuk lain dahsyatnya hari Kiamat, disebutkan pula dalam firman Allh Ta'ala :
Qs. al-Hajj/22 : 1-2
(Qs. al-Hajj/22 : 1-2)
1. Hai manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu!
Sesungguhnya kegoncangan hari Kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
2. (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya
dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil,
dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk,
padahal sebenarnya mereka tidak mabuk,
akan tetapi adzab Allh itu sangat keras.
Hari Kiamat itu, juga merendahkan satu golongan dan meninggikan yang lainnya. Firman Allh
Ta'ala :
QS al Waqiah/56 : 3
(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain).
(QS al Waqiah/56:3)
Pada hari itu, membuat seluruh manusia teringat segala yang pernah dilakukannya selama

hidupnya di dunia. Allh Ta'ala berfirman :


QS an-Naziat/79:35
Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya.
(QS an-Naziat/79:35)
Pada hari itu, seluruh manusia sibuk dengan urusannya, sampai-sampai ada yang lupa terhadap
sanak familinya. Di antara manusia ada yang senang dan berseri-seri dengan sebab amal shalih
yang mereka lakukan saat di dunia, yang akhirnya mengantarkannya ke surga. Tetapi sebagian
lagi berwajah muram dan bersedih, disebabkan oleh amal-amal buruk yang telah mereka
lakukan. Manusia pun mengetahui tempat mereka tinggal nantinya.[20]
Ditunjukkan dalam firman Allh Ta'ala dalam surat Abasa/80 ayat 34-42:
34. Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
35. dari ibu dan bapaknya,
36. dari isteri dan anak-anaknya.
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
38. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
39. tertawa dan bergembira ria.
40. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,
41. dan ditutup lagi oleh kegelapan.
42. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.
Demikianlah keadaan manusia pada hari Kiamat.
Adapun keadaan gunung-gunung secara khusus pada hari itu, sebagaimana dijelaskan para
ulama,[21] mula-mulanya gunung-gunung digerakkan dan dipindahkan dari tempatnya, kemudian
benar-benar diluluh-lantakkan bagaikan bulu-bulu yang dihambur-hamburkan, sebagaimana
diterangkan pada ayat kelima surat al-Qari'ah ini, hingga akhirnya gunung-gunung itu menjadi
debu yang bertebaran dan bahkan menjadi fatamorgana.
Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan,
dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan.
(QS al Muzzammil/73:14)
Dan dijalankanlah gunung-gunung,
maka menjadi fatamorganalah ia.
(QS an Naba/78:20)
Maka, sudah seharusnya kita senantiasa bertakwa dan takut kepada Allh Ta'ala, Yang Maha
Perkasa dan Berkuasa atas segala sesuatu.
Pada ayat keenam, Allh Ta'ala berfirman:
Qs. al-Qari'ah/101 : 6
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya
Ayat ini menunjukkan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah yang berkaitan dengan rukun iman

kelima. Bahwa salah satu perwujudan beriman kepada hari akhir adalah meyakini adanya mizan
(timbangan) pada hari Kiamat kelak. Barangsiapa yang berat amalan kebaikannya, maka akan
mendapatkan kehidupan yang baik, dan demikian sebaliknya.[22]
Di antara dalil lainnya dari al Quran yang menunjukkan adanya mizan (timbangan) pada hari
Akhir, yaitu firman Allh Ta'ala , yang artinya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat,
maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun,
dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya,
dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
(QS al-Anbiya/21:47)
Begitu pula banyak hadits shahih yang menunjukkan adanya mizan (timbangan) pada Hari Akhir,
sebagaimana hadits-hadits berikut ini.
Hadits Abu Hurairah radhiyallhu'anhu, beliau berkata:
hadits
Raslullh Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
(Ada) dua perkataan yang ringan, (namun) berat dalam mizan (timbangan)
dan dicintai oleh ar-Rahman (Allh Ta'ala ),
(yaitu) Subhanallahi wa bihamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya),
Subhanallahil Azhim (Maha Suci Allah Yang Maha Agung).[23]
Hadits Abu ad-Darda radhiyallhu'anhu, dari Nabi Shallallhu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
hadits
Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam mizan (timbangan) dari akhlak yang baik.[24]
Pada ayat ketujuh, Allh Ta'ala berfirman:
Qs. al-Qari'ah/101 : 7
Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan
Para ulama menjelaskan, yang dimaksud dengan kehidupan yang memuaskan adalah kehidupan
di surga.[25]
Banyak ayat yang menerangkan kehidupan yang penuh kenikmatan bagi para penghuni surga, di
antaranya firman Allh Ta'ala dalam surat al-Insan/76 ayat 10-22, yang artinya:
10. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Rabb kami pada suatu hari
yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.
11. Maka Rabb memelihara mereka dari kesusahan hari itu,
dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.
12. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka
(berupa) surga dan (pakaian) sutera.
13. Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan,
mereka tidak merasakan di dalamnya (terik) matahari

dan tidak pula dingin yang bersangatan.


14. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka
dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
15. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak
dan piala-piala yang bening laksana kaca,
16. (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak
yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
17. Di dalam surga itu, mereka diberi minum segelas (minuman)
yang campurannya adalah jahe,
18. (yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
19. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda,
apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan
20. Dan apabila kamu melihat di sana (surga),
niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.
21. Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal
dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak,
dan Rabb memberikan kepada mereka minuman yang bersih.
22. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).
Dan masih banyak ayat lain yang menerangkan beragam kenikmatan yang diperoleh para
penghuni surga. Mudah-mudahan Allh Ta'ala menjadikan kita termasuk para penghuni surgaNya. Amin.
Kemudian, pada ayat kedelapan sampai ayat terakhir, Allh Ta'ala berfirman:
Qs. al-Qari'ah/101 : 8-11
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11. (Yaitu) api yang sangat panas.
Terdapat tiga penafsiran di kalangan para ulama terhadap makna ayat kesembilan.
Pertama, maknanya adalah, ia jatuh dan masuk ke dalam neraka dengan ujung kepalanya lebih
dahulu.[26]
Kedua, ayat tersebut merupakan ungkapan dalam bahasa Arab, dilontarkan bagi orang yang
terjatuh ke dalam permasalahan yang berat dan menyulitkan.[27]
Ketiga, maknanya, tempat tinggal dan kembalinya adalah neraka.[28] Sehingga, menurut
penafsiran yang ketiga ini, hawiyah ( )merupakan salah satu dari nama-nama neraka.[29]
Adapun sebab penamaan neraka ini dengan ummuhu ( ), yakni ibunya, karena neraka tersebut
sebagai satu-satunya tempat kembalinya. Seolah-olah neraka tersebut adalah ibunya yang
merupakan tempat kembalinya seorang anak.[30]
Tiga penafsiran para ulama di atas tidaklah saling bertentangan, bahkan saling mendukung dan
menjelaskan makna lainnya.[31]
Terdapat sebuah hadits mauquf[32] yang menunjukkan tentang tiga penafsiran di atas, yaitu
hadits Abu Ayyub al-Anshari radhiyallhu'anhu, beliau berkata :
hadits

hadits
Apabila seorang hamba telah mati,
ahlurrahmah (hamba-hamba Allah yang penuh kasih sayang)
menemuinya seperti orang-orang di dunia menemui pembawa berita gembira.
Mereka menghampirinya untuk menanyainya.
Lalu sebagian mereka berkata,
Tunggulah saudara kalian ini, biarkan ia beristirahat, karena ia masih lelah.
Lalu mereka pun menghampirinya dan bertanya kepadanya,
Apa yang dilakukan si Fulan? Apa yang dilakukan si Fulanah? Apakah ia sudah menikah?.
Lalu tiba-tiba mereka bertanya tentang seseorang yang telah mati sebelumnya,
ia menjawab, Ia telah binasa.
Mereka berkata, Inna lillahi wa Inna ilaihi rajiun
(sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya),
ia telah kembali kepada ibunya (neraka),
sungguh itu seburuk-buruk ibu dan seburuk-buruk pendidik.
Lalu ditunjukkanlah seluruh perbuatan mereka.
Jika mereka melihat amal mereka baik,
mereka gembira dan senang, lantas berkata,
Inilah kenikmatan-Mu atas hamba-Mu, maka sempurnakanlah.
Dan jika mereka melihat amal mereka buruk, mereka berkata,
Ya Allah, lihatlah (periksalah) kembali hamba-Mu.[33]
Ayat terakhir (kesebelas) surat yang agung ini, diterangkan oleh para ulama, juga merupakan
penafsiran dari lafazh hawiyah ( ) pada ayat sebelumnya.[34]
Ada beberapa hadits shahih yang maknanya berkaitan erat dengan ayat terakhir ini, di antaranya
sebagai berikut :
Hadits Abu Hurairah radhiyallhu'anhu, beliau berkata:
hadits
Sesungguhnya Nabi Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
Api kalian ini, yang dinyalakan manusia
hanyalah sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya neraka Jahannam.
Mereka berkata: Demi Allah, api ini sudah cukup (panas), wahai Raslullh!.
Beliau bersabda,Sesungguhnya api neraka Jahannam lebih (panas) sebanyak enam puluh
sembilan kali (dari api di dunia).
Tiap-tiap bagiannya sama panasnya.[35]
Hadits an-Numan bin Basyir radhiyallhu'anhu, beliau berkata:
hadits
Aku mendengar Raslullh Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya adzab penghuni neraka yang paling ringan pada hari Kiamat adalah,
seseorang diletakkan dua buah bara di tengah-tengah kedua telapak kakinya,
(lalu) mendidihlah otaknya disebabkan dua bara itu.[36]
Hadits Abu Hurairah radhiyallhu'anhu, beliau berkata:
hadits

Sesungguhnya Raslullh Shallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda:


Apabila panas menyengat, maka undurkan shalat sampai waktu sejuk,
karena sesungguhnya panas yang menyengat berasal dari hawa Jahannam.[37]
Mudah-mudahan Allh Ta'ala senantiasa melindungi dan menjauhkan kita dari segala hal yang
dapat mengantarkan kepada panasnya api neraka Jahannam.
Demikianlah tafsir surat al-Qriah, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat menambah iman,
ilmu dan amal shalih kita. Wallahu Alam bish- Shawab.

KANDUNGAN SURAH AL-QARIAH DAN AZ-ZALZALAH


BAB I
PENDAHULUAN
Hari Akhir mungkin bukanlah istilah yang akrab bagi kebanyakan orang. Hari Akhir berarti masa
terakhir. Menurut kitab-kitab Islam, hal ini berarti sebuah periode waktu yang dekat dengan Hari
Kiamat.
Berbagai tanda-tanda di dalam Al Quran dan tambahan penjelasan tentang Hari Akhir dalam
kitab hadits memungkinkan kita sampai pada sebuah kesimpulan yang sangat penting. Seperti
firman Allah:
Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda
kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu
kerjakan (QS An Naml: 93).
Hal lain yang harus ditegaskan di sini adalah bahwa Allah Maha Mengetahui tentang segala
sesuatu. Seperti di setiap persoalan lainnya, kita tidak mempunyai pengetahuan sama sekali
selain yang telah Dia beritahukan kepada kita.
Penjelasan tentang berbagai peristiwa yang dibahas di halaman-halaman berikutnya dibuat
menurut petunjuk ayat Al-Quran,
BAB II
PEMBAHASAN
Kandungan surah al-Qariah dan Az-Zalzalah
Surah al-Qariah dan surah Az-Zalzalah sama-sama mengandung tentang kejadian pada hari
kiamat, dalam ayat lain surat an-Naml ayat 87, Allah Berfirman:
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala
yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. dan semua mereka datang menghadap-Nya
dengan merendahkan diri. (QS. Surat An-Naml: 87)
Ketika malaikat israfil telah meniup sangkakalanya sebagai pertanda datangnya hari kiamat, bumi
bergoncang hebat, mengeluarkan segala isinya, langit terbelah dan hancur, matahari digulung
dan bintang-bintang berjatuhan. Saat itulah manusia terkejut, sadar dan menyesali dirinya tidak
mengimani hari yang dijanjikan itu. Hanya orang-orang beriman saja yang tidak menyesali dirinya

karena mereka sudah memiliki bekal untuk menempuhnya. Kita tentunya tidak ingin termasuk
golongan orang-orang yeng menyesal itu (Naudzubillah).
Iman kepada datangnya hari yang dijanjikan, itu artinya iman kepada hari kiamat. Apa itu iman
kepada hari kiamat? Menurut bahasa kiamat memiliki dua arti, yaitu kebangkitan dan akhir.
Adapun menurut istilah kiamat berarti: hari kebangkitan manusia dari alam kubur ke alam akhirat
untuk menerima pengadilan dari Allah. Atau hari saat berakhirnya alam semesta dan seisinya.

1. Hari Kiamat.
10. Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu?
2. Apakah hari Kiamat itu?
3. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
4. Pada hari itu manusia adalah seperti kupu-kupu yang bertebaran.
5. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,
9. maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.
11. (Yaitu) api yang sangat panas.
Surat yang mulia ini adalah makkiyah, dan ayat-ayatnya berjumlah sebelas ayat.[1]
Pada ayat yang pertama sampai ketiga, Allh Ta'ala mengulang-ulang kata al-Qriah ( ) .
Diawali dengan kalimat pernyataan atau berita, kemudian dilanjutkan dengan dua kali kalimat
pertanyaan. Sebagaimana telah diterangkan oleh para ulama, hal ini merupakan pengagungan
Allh Ta'ala terhadap betapa besar dan dahsyatnya hari Kiamat.[2]
Banyak penjelasan para ulama terhadap penafsiran makna al-Qriah ( ) , yang seluruhnya
kembali kepada satu makna, yaitu as-Saah (hari Kiamat).[3]
Secara lebih luas, Syaikh Athiyyah Muhammad Salim rahimahullh mengatakan:
"Telah dijelaskan oleh Syaikh[4] -semoga Allah merahmati kami dan beliau-pada awal surat
al-Wqiah[5] () , bahwa (al-Wqiah) bermakna seperti ath-Thmmah[6] ( ) , ash-Shkhkhah[7] (
) , al-zifah[8] () , dan al-Qriah[9] ( ) dan telah diketahui (dalam
bahasa Arab) bahwa sesuatu apabila besar (dahsyat) keadaannya, ia memiliki banyak nama.
Atau sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Ali radhiyallhu'anhu (ia berkata), banyaknya
nama (pada sesuatu) menunjukkan agungnya perkara tersebut. Juga telah diketahui, bahwa
nama-nama tersebut bukanlah sinonim, karena sesungguhnya setii kejadiannya. Juga
dinamakan al-Hqqah[10] ( ) karena hari itu nyata dan benar adanya. Juga dinamakan athThmmah () , karena bencana, malapetaka dan kehancuran pada hari itu sangat umum dan
menyeluruh. Juga dinamakan al-zifah ( ) , karena kejadian hari itu sudah dekat, (hal ini)
seperti iqtarabatis saah[11] (
) . Demikian pula surat ini (al-Qriah, Pen).
Lafazh al

Qriah () , berasal dari al-Qaru ( ) yang bermakna adh-Dharb (


) , yakni pukulan.
(Sehingga, penamaan hari Kiamat dengan nama ini) sesuai nama memiliki makna tersendiri. Hari
Kiamat dinamakan al-Wqiah () , karena hari itu pasti dengan penjelasan pada ayat
berikutnya yang menerangkan, bahwa hari itu melemahkan seluruh kekuatan manusia, hingga
manusia bagaikan kupu-kupu yang bertebaran, juga melumpuhkan kekuatan gunung-gunung,
hingga gunung-gunung itu bagaikan bulu yang berhamburan.[12]
Tafsir Surat : AL-ZALZALAH
1 Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat),(QS. 99:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 1



(1)

Orang-orang kafir bertanya-tanya tentang hari hisab. Mereka berkata: "Kapan datangnya Hari
Kiamat itu?" dan lain-lain pertanyaan mereka. Lalu Allah menjelaskan dalam surah ini tandatanda Hari Kiamat, agar mereka mengetahui bahwa tidak mungkin menentukan waktu datangnya
hari tersebut, saat manusia seluruhnya dikumpulkan di hadapan Allah SWT untuk ditentukan
siapa-siapa yang berhak mendapat azab dan siapa pula yang harus mendapat pahala.Dalam
ayat ini Allah mengungkapkan bahwa bumi bergetar dan berguncang sedahsyat-dahsyatnya,
sebagaimana diterangkan dalam ayat lain dengan firman Nya:


Artinya:
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah
suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat) (Q.S. Al-Hajj: 1)
dan firman-Nya:


Artinya:
Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya. (Q.S. Al-Waqi'ah: 4)
Keterangan ini menunjukkan tentang dahsyatnya keadaan ketika itu, dimaksudkan untuk menarik
perhatian orang-orang kafir agar mereka memikirkan dan merenungkannya. Seakan-akan
dikatakan kepada mereka apabila bumi sebagai benda padat bisa bergetar dengan dahsyat pada
hari itu, maka mengapakah kamu sendiri tidak mau sadar dari kelalaian dengan meninggalkan
kekafiranmu.
2 dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,(QS. 99:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 2



(2)

Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa pada hari terjadi kegoncangan itu, karena dahsyatnya
maka bumi menghamburkan isi perutnya yang terpendam berupa logam, harta simpanan dan
mayat-mayat isi kuburan.
Dalam ayat lain yang sama maksudnya Allah berfirman:


Artinya:
Dan apabila bumi diratakan dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.
(Q.S. Al-Insyiqaq: 3, 4)
Contohnya, sebagaimana terjadi dengan letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 dan lain-lain
di Indonesia, yang begitu dahsyat sehingga mengeluarkan lava dan isi perutnya.
3 dan manusia bertanya: `Mengapa bumi (jadi begini)?`,(QS. 99:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 3

(3)

Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang berkesempatan mengalami dan
menyaksikan kejadian yang dahsyat yang belum pernah terjadi, membuat terperanjat orangorang yang melihatnya, berkata, "Apa gerangan yang terjadi bagi bumi yang belum pernah terjadi
sebelumnya?".
Dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah berfirman:


Artinya:
Dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. (Q.S.
Al-Hajj: 2)
4 Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,(QS. 99:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
5 karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.(QS.
99:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
6 Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.(QS. 99:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
7 Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya.(QS. 99:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zalzalah 7 - 8

(8) ( 7)

Dalam ayat-ayat ini Allah memperincikan balasan amal masing-masing. Maka barangsiapa
beramal baik, walaupun amalnya itu seberat atom atau karena terlalu kecil niscaya akan diterima
balasannya, begitu pula yang beramal jahat walaupun seberat atom akan merasakan
balasannya. Amal kebajikan orang-orang kafir tidak dapat menolongnya dan melepaskannya dari
siksa kekafirannya. Mereka akan tetap sengsara selama-lamanya di dalam neraka.
Adapun keterangan ayat yang menyatakan bahwa pahala amal perbuatan mereka tidak berguna,
maksudnya tidak dapat melepaskan mereka dari siksa kekafiran, walaupun ada keringanan dari
siksa kejahatannya selain azab kekafiran. Adapun siksa kekafiran tidak akan dikurangi
sedikitpun, sebagaimana firman Allah:


Artinya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hart Kiamat, maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat atompun pasti Kami
mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (Q.S. Al-Anbiya':
47)
Dalam sebuah Hadis dinyatakan bahwa Hatim seorang yang paling pemurah dari orang musyrik
Arab, diringankan azabnya karena kedermawanannya. Begitu pula Abu Lahab diringankan sedikit
azabnya karena kegembiraannya dengan kelahiran Nabi SAW.
8 Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya pula.(QS. 99:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


Kembali ke Daftar Surah

You might also like