Professional Documents
Culture Documents
TERMOREGULASI
Oleh :
Alvita Khoridatul Bahiya
135090107111011
PJ ASISTEN :
Ganys Tri Silvana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat
dan karunia Nyalah sehingga penyusunan laporan In telah data
diselesaikan dengan baik. Selesainya penyusunan laporan yang
berjudul TERMOREGULASI ini juga berkat bentuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih :
1. Kepada para asisten praktikum anatomi dan fisiologi
hewan yang bersedia membimbing dalam kegiatan
praktikum dan pembuatan laporann ini.
2. Rekan-rekan kelas B yang bersedia menjadi probandus
pada praktikum anatomi dan fisiologi hewan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu arti dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan oleh penulis agar dapat diperbaiki dalam laporan
selanjutnya. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak .Amin.
Penulis
TERMOREGULASI
Alvita, Nunung, Ninda, Sulaipah, Vetti
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam,Universitas Brawijaya.
ABSTRACT
Termoregulasi merupakan proses untuk mempertahankan
suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir.
Metabolisme adalah proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk
mempelajari termoregulasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
suhu tubuh. Alat dan bahan yang digunakan hanya termometer.
Suhu tubuh diukur dengan termometer pada bagian daerah
mulut, axial atas, axial bawah dan anus baik sebelum dan setelah
melakukan aktivitas. Data yang di peroleh di analisis secara
deskriptif. Hasil yang didapat suhu tubuh pada wanita kurus lebih
rendah bila dibandingkan dengan wanita gemuk, tetapi suhu
tubuh pada wanita gemuk juga akan lebih rendah bila
dibandingkan dengan wanita yang sedang mengalami
menstruasi, pada intinya jika melakukan aktivitas dan suhu
meningkat menjadi panas maka suhu tubuh yang semula normal
akan meningkat menjadi panas, dikarenakan suhu panas sangat
mempengaruhi laju metabolisme.
Kata Kunci : Metabolisme, Suhu, Termoregulasi, Tubuh, Wanita.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini yang berjudul Sensorik dan Motorik di
lakukan pada hari selasa tanggal 21 Okbtober 2014 pada
jam 10.15-12.55 yang bertempat di Laboratorium Fisiologi
Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah termometer.
3.3 Cara Kerja
Suhu di daerah mulut, axial dan anus diukur sebelum
melakukan aktiifitas, setelah itu para probandus berlari naik
turun tangga 4 kali kemudian diukur lagi suhu setelah
melakukan aktivitas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Prosedur
Praktikum ini menggunakan 3 probandus yaitu wanita
gemuk, wanita kurus dan wanita menstruasi fungsinya
adalah untuk mengetahui perbedaan suhu, perbedaan berat
bada, dan perbedaan kondisi tubuh diantar ketiganya. Alat
yang digunakan adalah termometer yang berfungsi sebagi
alat pengukur suhu tubuh. Hal pertama yang dilakukan
setelah itu adalah para probandus diukur suhu tubuhnya di
daerah mulut, axial atas, axial bawah, dan anus fungsinya
untuk mengetahui suhu tubuh normal sebelum melakukan
aktivitas. Lalu para probandus disuruh untuk berlari naik
turun tangga selama 4 kali fungsinya untuk mendapatkan
data setelah melakukan aktivitas, lalu diukur lagi bagian
mulut, aksial atas, aksial bawah dan anus fungsinya untu
mengetahui suhu tubuh para probandus setelah melakukan
aktivitas. Setiap pergantian menggunakan termometer,
termometer disterilkan menggunakan alkohol fungsinya agar
termometer kembali steril.
4.2 Analisa Hasil
4.2.1 Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan sebelum dan setelah mekakukan
aktivitas sebagai berikut :
Tabel 1. Data hasil pengamatan
Axial
Mulut
Atas
Probandus
A
B
A
B
32, 35, 36,
Cewek Gemuk 33
1
9
5
34, 34, 35, 35,
Cewek Kurus
5
8
2
4
Cewek
33, 32,
36,
Menstruasi
1
5
36
1
Axial
Bawah
Anus
TMB
TMB
A
B
A
B
A
B (B-A)
35, 35, 33, 35, 34, 34,
2
8
7
1
23 81 0,58
33, 34, 33, 34,
34,
6
3
7
8
34
2
0,2
35,
36, 36, 35, 37,
4
35
9
3
62 78 0,084
ovulasi dapat meningatkan suhu tubuh menjadi sekitar 0,3 0,6C diatas suhu tubuh basal
Menurut Gunstream (2000), pengukuran pada beberapa
bagian seperti mulut, axilla, dan anus memiliki suhu yang
berbeda-beda pula. Suhu pada mulut lebih rendah bila
dibandingkan dengan axila, dan axila suhunya lebih rendah
bila di bandingkan dengan anus . hal ini terjadi karena pada
bagian tubuh yang memiliki lipatan-lipatan akan mempuyai
banyak pembulug darah, artinya metabolisme yang terjadi
relatif tinggi. Panas merupakan faktor yang dapat
meningkatkan suatu suhu tubuh.
4.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Termoregulasi
Perubahan pada suhu tubuh dalam rentang
kondisi normal terjadi ketika hubungan antara produksi
panas dan kehilangan panas diganggu oleh variabel
fisiologis
dan
perilaku.
Faktor-fator
inilah
yang
mempengaruhi suhu tubuh meliputi (Guyton,2006):
1. Rangsangan saraf simpati
Rangsangan
pada
saraf
simpatis
dapat
menyebabakan suatu kecepatan metabolisme menjadi
100% lebih cepat. Selain itu rangasangan saraf simpati
dapat mecegah terjadinya timbunan lemak coklat, timbunan
lemak coklat tersebut di masukkan ke dalam proses
metabolisme lagi. Rangsangan saraf simpatis tersebut
dipengaruhi oleh rasa sterss, jika seseorang megalami
sterss maka dapat menyebabakan meningkatnya produksi
epineprin dan norepineprin yang dapat meningkatkan
aktivitas metabolisme.
2. Kecepatan metabolisme asal
Kecepatan metabolisme basal pada tiap individu
berbeda-beda. Hal tersebut menyebabkan jumlah panas
yang diproduksi oleh tubuh menjadi berbeda pula serta
angan terkait dengan proses pada laju metabolisme.
3. Hormon tiroid
Tiroid berfungsi untuk meningkatkan aktivitas reaksi
kimia yang berada dalam tubuh sehingga meningkatkan
kadar tiroksin yang dapat mempengaruhi laju metabolisme
menjadi 50-100% data normal.
4. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan (Growth hormone) dapat
menyebabkan peningkatan laju kecepatan metabolisme
sebesar 15-20%, sehingga mengakibatkan produksi panas
dari dalam tubuh ikut meningkat.
5. Demam ( peradangan )
Proses
peradangan
dan
demam
dapat
mengakibatkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap peningkatan suhu sebesar 10C.
6. Hormon kelamin
Hormon kelamin pada pria dapat meningkatkan
kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan
normal, yang menyebabkan meningkatnya produksi panas.
Berbeda dengan perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi
dari pada laki-laki karena pengeluaran hormon
progesterone pada masa ovulasi.
7. Gangguan Organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan
yang terjadi pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan.
8. Status gizi dan aktifitas
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan
kecepatan metabolisme (20-30%). Aktivitas dapat
merangsang peningkatan laju metabolisme, selain itu dapat
mengakibatkan gesekan antar komponen otot/organ yang
menghasilkan energi termal. Laju metabolisme berbanding
lurus dengan suhu tubuh.
9. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan
suhu yang ada lingkungan, jika suhu tubuh tinggi maka
suhu lingkungan yang rendah akan dapat menstabilkan
suhu tubuh, jika suhu tubuh panas dan suhu lingkungan
dingin maka suhu di lingkungan tersebut akan dapat
menstabilkan suhu tubuh menjadi ikut dingin dan
sebaliknya.
4.2.3 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan
penggabungan fungsi dari organ-organ tubuh yang saling
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Termolegulasi merupakan penjagaan suhu tubuh agar
berada dalam kisaran yang memungkinkan sel untuk
berfungsi secara efesien yang melibatkan transfer panas
antara organism dan lingkungan eksternal. Suhu tubuh pada
wanita kurus lebih rendah bila dibandingkan dengan wanita
gemuk, tetapi suhu tubuh pada wanita gemuk juga akan
lebih rendah bila dibandingkan dengan wanita yang sedang
mengalami menstruasi, pada intinya jika suhu panas maka
suhu tubuh yang semula normal akan meningkat menjadi
panas, dikarenakan suhu panas sangat mempengaruhi.
5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya untuk lebih baik lagi, dan
dimohon untuk termometer tidak hanya satu sehingga tidak
mengalami pengantrean yang cukup panjang, agar
didapatkan hasil yang valid.
DAFTAR PUSTAKA
Bullock, J. 2001. Physiology 4th Edition. Lippincott Willians and
Wilkins. USA.
Campbell, Neil. A. 2003. Biologi Edis kelima Jilid ketiga.
Erlangga.
Jakarta.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Gunstream, S. E. 2000. Anatomy and Physiology Alt Intregrated
Study Guide Second Edition. Mc Graw HillCompany.
USA.
Guyton, A.C dan John E. Hall. 2006. Fisiologi Kedokteran Edisi
11.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Martini. 2007. Fundamental of Anatomy and Physiology 4th
ed.Prentice Hall International Inc., New Jersey.
Mitchell Reece Campbell. 2002. Biologi Edisi ke Lima Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, dan Lorraine Mc Carty Wilson. 2000.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC.
Jakarta.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC.
Jakarta.
Tobin. AJ.2005 Asking About Life Mc Graw Hill Company, Inc.
Stephens. P, Tate. 2003. Essensials of Anatomy and Physiofourt
edition McGraw-Hill Companies.