Professional Documents
Culture Documents
S-1 FARMASI
LAPORAN FORMULASI
KOSMETIK DEKORATIF
MASKARA
Oleh
Nadia Fahmi Silabi
11010040
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya zat yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari berada dalam
keadaan koloid. Salah satunya adalah pada produk kosmetik wanita. Jika kita
membicarakan produk kosmetika terpenting, dapat dipastikan maskara menjadi
prioritas utama. Layaknya kosmetika lainnya, maskara hadir dalam berbagai formula
dan jenis, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap wanita, sekaligus
membantu mengatasi permasalahan seputar bulu mata. Wanita dan kosmetika adalah
'sahabat sejati', keduanya saling melengkapi satu sama lain.
Kosmetika menjadi berguna karena adanya wanita, sementara wanita dapat
menonjolkan kelebihan wajah serta menutupi kekurangannya dengan kosmetika.
Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 220/ Menkes/ Per/XI/76, tanggal 6
September 1976 menyatakan bahwa: Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan
untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada,
dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan
maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah
rupa dan tidak termasuk golongan obat. Kosmetik yang paling sering digunakan
oleh para wanita adalah kosmetik mata. Kosmetika mata yang telah banyak dijumpai
pada dunia pasar berupa krim dan salep mata, kosmetika riasan seperti Eyeshadows,
Mascara, Eyebrom make up, Eye liner, dan lain sebagainya.
Maskara diandalkan banyak wanita untuk menghidupkan atau memperindah mata
mereka. Maskara memberi solusi bagi wanita yang menyukai efek dari bulu mata
palsu, tapi tidak menyukai kerepotan. Dengan maskara, bulu mata asli bisa tampak
ke permukaan hingga terlihat lentik, berisi, dan mata pun indah dipandang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kosmetik
Pengertian Kosmetik
Menurut Wall dan Jellinenk, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad abad
yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu
selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta
industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007).
Kosmetik berasal dari kata kosmetikos (Yunani) yang berarti ketrampilan
menghias, mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk
digunakan pada bagian luar badan (epidermidis, rambut, kuku, bibir, dan organ
kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.
Penggolongan kosmetik
a. Penggolongan kosmetik dibagi menjadi 13 kelompok, yaitu :
2) Kosmetik tradisional
Betul betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan
alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun temurun.
Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar
tahan lama.
B. Maskara
Definisi Maskara
Maskara adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah
penampilan mata dengan cara mengoleskannya pada bulu mata. Bahan yang
digunakan meliputi zat utama dan zat tambahan, zat utama merupakanzat warna.
Pembuatan umumnya dibuat menurut bentuk sediaannya, yaitu krayon, krim,
suspensi.
Persyaratan maskara harus memenuhi persyaratan yaitu :
Tidak lengket sehingga tidak mengakibatkan bulu mata dan atau alis mata
melekat satu sama lain
Formulasi dasar pada aqueous mucilages dari gum tragacanth, quince seed, dan
muncin-muncin lainnya. Formulasi ini tidak begitu bermanfaat karena mudah
larut dalam air sehingga mudah terhapus oleh prespirasi atau air mata. Mascara
yang didasarkan pada alcohol yang berisi resin, resin-resin lain atau ethyl
cellulose, membentuk sejenis cat pada bulu mata yang tahan air, tetapi karena
mengandung alcohol, mascara ini dapat mengiritasi mata jika sampai masuk ke
dalam mata. Satu contoh formulasi sederhana dari keithler adalah
Castor oil
87
Span 80
4
Lampblack
9
1. Evaluasi sediaan mascara
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pemeriaan, bobot
Identifikasi dan penetapan kadar Dehidroacetat ( < 0,5 %)
Identifikasi dan penetapan kadar Asam benzoat Asam salisilat (< 0,2 %)
Identifikasi dan penetapan kadar Hexaklorofen ( < 0,1 %)
Identifikasi dan penetapan kadar Tiomersal ( < 0,007 % sebagai Hg)
Identifikasi Pb, Sb, Ag, As (negatif)
BAB III
FORMULASI
A. Formula
R/ A
Asam stearate
12 %
Isopropil miristat
7%
Gliseril monosterat
5%
Gliserin
5%
Trietanolamin
3,5 %
Air suling
57,5 %
Zat warna
10 %
Dapat dihasilkan dari penambahan zat warna ke dalam suatu vanishing cream atau
dengan melarutkan zat warna pada minyak yang sesuai. Untuk ini diperlukan zat
pembasah yang sesuai, yang berguna untuk menurunkan tegangan permukaan, sehingga
zat warna akan menempel pada sikat. Maskara bentuk krim tidak boleh mongering dalam
penyimpanan dan harus menempel dengan balik pada bulu mata.
Maskara bentuk krim ini paling disukai oleh konsumen karena konsistensinya dan
susunannya rata, mudah digunakan, cukup cepat kering dan tahan air. Karemna bentuk
sediaan lunak maka dapat dimasukkan dalam tube dan sikatnya menempel pada tube
sehingga pemakaiannya akan lebih praktis dan tahan lama
B. Pra Formulasi
1. Asam stearate
Nama kimia
Rumus molekul
Bobot molekul
: Octadecanoic acid
: C18H36O2
: 284.47
Struktut molekul
Kegunaan
Pemerian
: Emulsifier
: zat keras mengkilat ,menunjukkan susunan hablur, putih atau
kekuninganpucat, mirip lemak lilin.
: Sangat larut dalam benzene,CCl4, kloroform, dan eter; larut
dalam etanol (95%), hexane, dan propilen glikol; praktis
tidak larut dalam air.
Kelarutan
2. Isopropil miristat
Nama kimia
: 1-Methylethyl tetradecanoate
Rumus molekul
: C17H34O2
Bobot molekul
: 270.5
Struktut molekul
Kegunaan
: Emulient
Pemerian
Kelarutan
3. Gliseril monosterat
Nama kimia
Rumus molekul
: C21H42O4
Bobot molekul
: 358.6
Struktut molekul
Kegunaan
Pemerian
Kelarutan
4. Gliserin
Nama kimia
: Propane-1,2,3-triol
Rumus molekul
: C3H8O3
Bobot molekul
: 92.09
Struktut molekul
Kegunaan
: cosolvent; emollient;
Pemerian
Kelarutan
5. Trietanolamin
Nama kimia
: 2,20,200-Nitrilotriethanol
Rumus molekul
: C6H15NO3
Bobot molekul
: 149.19
Struktut molekul
Kegunaan
: emulsifying agent;
Pemerian
Kelarutan
6. Air suling
Fungsi
Pemerian
Kelarutan
7. Zat warna
Besi oksida hitam (Fe3O4)
C. Cara Pembuatan
Penimbangan
A
Asam stearate
12 g
Isopropil miristat
7g
Gliseril monosterat
5g
Gliserin
5g
Trietanolamin
3,5 g
Air suling
57,5 ml
C Zat warna
10 g
BAB IV
KEMASAN
Nama Produk
A. Kemasan Primer
Kemasan yang digunakan adalah tube plastic khusus untuk mascara, berwarna hitam
dengan ujung atas berwarna gold, yang dilengkapi dengan sikat, yang disesuaikan
dengan kegunaan. Bentuk tube yang asimetris memberikan kesan elegan bagi
penggunanya.
B. Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder yang digunakan berupa dus karton, berukuran 20x5x5 cm.
Waterproof Mascara
BAB V
SIMPULAN
Maskara adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah penampilan
mata dengan cara mengoleskannya pada bulu mata. Komponen dasar maskara adalah zat
pewarna, minyak, lilin dan pengawet. Maskara termasuk dalam koloid karena merupakan
suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikelpartikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata
di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Maskara termasuk jenis koloid dengan
fase terdispersi padat dan medium pendispersi berupa zar padat (sol padat ).
DAFTAR PUSTAKA
Eka, 2011. Maskara [Online], dalam http://aptekaa.blogspot.com/2011/04/maskara.html
. Diakses pada 24 Oktober 2014, pukul 20:45 WIB.
Retno I.S.Tranggono, 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.