Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Fitri Rizki Ermalia
Neysa Azalia Efrimaisa
Satria Utama
Pembimbing :
Dr. Indrita Iqbalawati, Sp.Rad
DEPARTEMEN RADIOLOGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA/
RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. N
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 45 tahun
Alamat
: Keutapang, A. Besar
Pekerjaan
: IRT
No. CM
: 0-76-49-63
Asal Rujukan
: Poliklinik Penyakit Dalam
Tanggal Pemeriksaan: 29-09-2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawahsejak 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang dengan keluhan nyeri
perut kanan bawah sejak 1 bulan yang lalu, pasien mengaku
nyeri dirasakan saat kelelahan setelah beraktivitas, terkadang
nyeri dirasakan saat beraktivitas. Terasa nyeri ketika perut kanan
bawah ditekan. Nyeri hanya terasa di perut kanan bawah tidak
menjalar sampai pangkal paha. Riwayat BAK tidak lancar
disangkal, BAK berpasir disangkal, BAK berdarah disangkal.
Riwayat demam disngkal, mual dan muntah disangkal. Riwayat
BAB tidak ada masalah.
RPD
RPK
Pasien mengaku
hanya menderita sakit
lambung sejak 1
tahun yang lalu.
RPO
Pasien mendapat terapi
obat lambung yaitu
lansoprazol 2x20mg dan
sucralfat syrup 2xC1.
VITAL SIGN
GCS 15
120/80
mmHg
73 kali
/menit
20 kali/
menit
36,5 C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Mata
: Normocephalic
: Ikterik: (-/-), Conjungtiva pucat
(-/-), Refleks cahaya (+/+)
Thorax
: Simetris, Retraksi (-/-),
Ves (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)
Cor
: Bj 1> Bj 2, Bising (-), Regular (+)
Ekstremitas : Ikterik (-/-), udem (-/-)
Inspeksi
Palpasi
Abdomen
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
LED
GAMBARAN RADIOLOGI
DIAGNOSA
Appendisitis Kronis
PROGNOSIS
Qou ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanactionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Titik Mc.Burney
Lapisan otot
Dalam
Luar
Sistem limfatik
Persarafan
DEFINISI
PATOFISIOLOGI
Appendisitis
obstruksi
Bakteri
Fecalith
pertumbuhan
cepat
distensi
tekanan
intralumen
infeksi
Gangguan
drainase
Merangsang
serabut saraf
aferen
Reaksi inflamasi
limfe udem
arteri nekrosis
vena trombosis
Kerusakan
vaskular
Nyeri viseral
Inflamasi melebar pada serosa
appendiks dan peritonium parietal
gejala
Infark jaringan
perforasi
Nyeri di RLQ
ETIOLOGI
Obstruksi
ETIOLOGI
Bakteriologi
Bakteri Aerob dan Fakultatif
Bakteri Anaerob
Eschericia coli
Bacteroides fragilis
Pseudomonas aeruginosa
Bacteroides sp.
Klebsiella sp.
Fusobacterium sp.
Coccus Gr (+)
Clostridium sp.
Streptococcus anginosus
Streptococcus sp.
Peptostreptococcus sp.
Enteococcus sp.
Klasifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Appendisitis Akut
Appendisitis Infiltrat
Appendisitis Abses
Appendisitis Perforasi
Appendisitis Kronis
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
MODALITAS RADIOLOGI
Konvensional
Canggih
Non Kontras
Kontras
Non Kontras
Kontras
Foto Polos
Abdomen
Appendicogram
USG
CT-Scan
MRI
CT-Scan
MRI
Gambaran Radiologi
Gambaran Radiologi
2. Appendicogram
Gambaran Radiologi
Appendicogram
Gambaran Radiologi
3. USG
Gambaran Radiologi
USG
Gambaran Radiologi
USG
Gambaran Radiologi
USG
Gambaran Radiologi
USG
Gambaran Radiologi
3. CT-Scan
Appendik normal. Appendik yang normal pada computed tomography (CT) scan.
divisualisasikan di dasar sekum (panah), terlihat ukuran kurang dari 5-mm. Kontras
bisa diberikan secara oral atau rectal.
Gambaran Radiologi
CT-Scan
Gambaran Radiologi
CT-Scan
Gambaran Radiologi
CT-Scan
Gambaran Radiologi
4. MRI
KESIMPULAN
1. Appendisitis adalah infeksi yang terjadi pada appendiks vermiformis yang
ditandai dengan, nyeri perut kanan bawah, demam (dalam keadaan akut) dan
leukositosis.
2. Modalitas radiologi yang dapat dilakukan untuk menujang diagnosis adalah
pemeriksaan foto polos abdomen (BNO), USG, CT Scan, dan Appendicogram.
3. Apendiks yang normal jarang tampak dengan pemeriksaan USG. Apendiks
yang meradang tampak sebagai lumen tubuler, diameter > 6 mm, tidak ada
peristaltik pada penampakan longitudinal, dan gambaran target pada
penampakan transversal.
4. Keadaan awal apendisitis ditandai dengan perbedaan densitas pada lapisan
apendiks, lumen yang utuh, ditemukan adanya fekalit, udara intralumen,
diameter apendiks lebih dari 6 mm, penebalan dinding apendiks lebih dari 2
mm dan pengumpulan cairan perisekal.
5. Akurasi USG antara 90 94%, dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas yaitu
85% dan 92%.
6. Diagnosis yang tepat dan cepat dapat meminimalisir komplikasi yang akan
timbul dan dapat menjadi acuan pemilihan terapi yang sesuai.
TERIMA KASIH
Dr. Indrita Iqbalawati, Sp. Rad