Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nosa Ika Cahyariza
NIM 20112041
: Pemeriksaan RFT
Tujuan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreatinin (dari bahasa Yunani''''daging kreas,) adalah produk breakdown dari creatine phosphate dalam otot, dan biasanya diproduksi pada
tingkat yang cukup konstan oleh tubuh (tergantung pada massa otot). Kimia,
kreatinin merupakan turunan siklik terbentuk secara spontan dari creatine.
Kreatinin ini terutama disaring dari darah oleh ginjal, meskipun sejumlah
kecil secara aktif disekresi oleh ginjal menjadi urin. Ada sedikit-untuk-tidak
reabsorpsi tubular kreatinin. Jika penyaringan ginjal kekurangan, kadar
meningkat. Oleh karena itu, kadar kreatinin dalam darah dan urin dapat
digunakan untuk menghitung bersihan kreatinin (CrCl), yang mencerminkan
laju filtrasi glomerulus (GFR). GFR secara klinis penting karena merupakan
pengukuran fungsi ginjal. Namun, dalam kasus disfungsi ginjal yang parah,
tingkat bersihan kreatinin akan "berlebihan" karena sekresi aktif dari kreatinin
akan account untuk sebagian kecil lebih besar dari jumlah kreatinin
dibersihkan. Ketoacids, simetidin dan trimethoprim mengurangi sekresi
tubular kreatinin dan karenanya meningkatkan akurasi estimasi GFR,
khususnya dalam disfungsi ginjal berat. (dengan tidak adanya sekresi,
kreatinin berperilaku seperti inulin). Sebuah estimasi yang lebih lengkap dari
fungsi ginjal dapat dilakukan bila menafsirkan darah (plasma) konsentrasi
kreatinin bersama dengan urea. BUN-ke-kreatinin rasio (rasio urea untuk
kreatinin) dapat menunjukkan masalah lain selain yang intrinsik pada ginjal,
misalnya, tingkat urea dibangkitkan keluar dari proporsi kreatinin mungkin
mengindikasikan masalah pra-ginjal seperti deplesi volume.Pria cenderung
memiliki tingkat yang lebih tinggi dari kreatinin karena mereka umumnya
memiliki lebih banyak massa otot rangka dibanding wanita. Vegetarian telah
terbukti memiliki tingkat kreatinin yang lebih rendah.
Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme
protein (asam amino). Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel
dan ekstrasel. Zat ini dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Pada
keseimbangan nitrogen yang stabil, sekitar 25 gram urea diekskresikan setiap
hari. Kadar dalam darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan
ekskresi urea.
pielonefritis,
diabetes
mellitus,
arteriosklerosis,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Tinjauan tentang Ginjal
Ginjal merupakan organ berbentuk kacang, dengan ukuran kepalan
tangan. Ginjal berada di dekat bagian tengah punggung, tepat di bawah
tulang rusuk, satu di setiap sisi tulang belakang. Setiap hari, proses ginjal
seseorang sekitar 200 liter darah untuk menyaring sekitar 2 liter produk
limbah dan air ekstra. Limbah dan air ekstra menjadi urin, yang mengalir ke
kandung kemih melalui tabung yang disebut ureter. Kandung kemih
menyimpan urin sampai melepaskannya melalui air seni (NIDDK, 2009).
Fungsi ginjal yaitu sebagai sistem penyaringan alami tubuh,
melakukan banyak fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan
bahan ampas sisa metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan
tingkat air dalam tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan
tubuh. Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan melalui ginjal setiap menit.
Dalam ginjal, senyawa kimia sisa metabolisme disaring dan dihilangkan dari
tubuh (bersama dengan air berlebihan) sebagai air seni. Penyaringan ini
dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut sebagai glomeruli. Selain
mengeluarkan
limbah,
ginjal
merilis
tiga
hormon
penting
yaitu
a.
Uji Kreatinin
Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma
heparin. Kumpulkan 3-5 ml sampel darah vena dalam tabung bertutup merah
(plain tube) atau tabung bertutup hijau (heparin). Lakukan sentrifugasi dan
pisahkan serum/plasma-nya. Catat jenis obat yang dikonsumsi oleh penderita
yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak ada pembatasan
asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji
dilakukan, penderita dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah.
Kadar
kreatinin
diukur
dengan
metode
kolorimetri
menggunakan
kreatinin
dilakukan
untuk
mengevaluasi
fungsi
ginjal. Kreatinin dikeluarkan dari tubuh sepenuhnya oleh ginjal. Jika fungsi
ginjal normal, kadar kreatinin akan meningkat dalam darah (karena kreatinin
kurang dilepaskan melalui urin Anda). Tingkat kreatinin juga bervariasi
berdasarkan ukuran seseorang dan massa otot (National Institutes of Health,
2007).
Bersihan kreatinin penting diketahui karena banyak obat yang
dieliminasi oleh ginjal. Jika fungsi ginjal pasien menurun, laju eliminasi obat
untuk disekresikan di urin juga akan menurun, disertai dengan peningkatan
konsentrasi plasma. Peningkatan konsentrasi obat dalam plasma yang
signifikan dapat menyebabkan obat mencapai kadar toksiknya; oleh karena
itu, dosis mungkin perlu disesuaikan dengan berkurangnya eliminasi obat
(Ansel, 2006).
Kadar normal kreatinin berdasarkan umur yaitu sebagai berikut :
Kadar normal kreatinin pada orang dewasa adalah :
Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl.
Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl(Wanita sedikit lebih rendah karena massa
otot yang lebih rendah daripada pria) (Riswanto, 2010).
Kadar normal kreatinin pada anak adalah :
Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl.
Bayi : 0,7-1,4 mg/dl.
Anak (2-6 tahun): 0,3-0,6 mg/dl.
Anak yang lebih tua: 0,4-1,2 mg/dl.
Kadar agak meningkat seiring dengan bertambahnya usia, akibat
pertambahan massa otot (Riswanto, 2010).
dari
protein
ataudirombak
dan
dikeluarkan
dari
tubuh,
Deaminasi
oksidatif
memisahkan
gugusan
amino
dari
katabolisme
protein
jaringan
disertai
dengan
konsentrasi BUN adalah 8-25 mg/dl, dan kadar ureum dalam serum
normal adalah 10-50 mg/dl. Nitrogen menyusun 28/60 bagian dari berat
ureum, karena itu konsentrasi ureum dapat dihitung dari BUN dengan
menggunakan factor perkalian 2,14 (Widman, 1995).
Nilai rujukan kadar ureum plasma :
1.
: 4-19 mg/dL
: 5-18 mg/dL
: 6-20 mg/dL
: 8-23 mg/dL
korteks
glomerulonefritis,
ginjal.
Gagal
pielonefritis,
ginjal
diabetes
kronis
mellitus,
disebabkan
oleh
arteriosklerosis,
kanamisin,
kloramfenikol,
metisilin,
neomisin,
vankomisin);
obat
Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang berat.
Pada nekrosis hepatik akut, sering urea rendah asam-asam amino tidak dapat
dimetabolisme lebih lanjut. Pada sirosis hepatis, terjadi pengurangan sintesis
dan sebagian karena retensi air oleh sekresi hormone antidiuretik yang tidak
semestinya.
Pada karsinoma payudara yang sedang dalam pengobatan dengan
androgen yang intensif, kadar urea rendah karena kecepatan anabolisme
protein yang tinggi. Pada akhir kehamilan, kadar urea kadang-kadang terlihat
menurun, ini bisa karena peningkatan filtrasi glomerulus, diversi nitrogen ke
fetus, atau karena retensi air. Penurunan kadar urea juga dijumpai pada
malnutrisi protein jangka panjang. Penggantian kehilangan darah jangka
panjang, dekstran, glukosa, atu saline intravena, bisa menurunkan kadar urea
akibat pengenceran.
Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan BUN hampir
selalu disatukan dengan kreatinin (dengan darah yang sama). Rasio BUN
terhadap kreatinin merupakan suatu indeks yang baik untuk membedakan
antara berbagai kemungkinan penyebab uremia. Rasio BUN/kreatinin
biasanya berada pada rentang 12-20. Peningkatan kadar BUN dengan
kreatinin yang normal mengindikasikan bahwa penyebab uremia adalah
nonrenal (prarenal). Peningkatan BUN lebih pesat daripada kreatinin
menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Pada dialysis atau transplantasi ginjal
yang berhasil, urea turun lebih cepat daripada kreatinin. Pada gangguan
ginjal jangka panjang yang paranh, kadar yrea terus meningkat, sedangkan
kadar kreatinin cenderung mendatar, mungkin akibat akskresi melalui
saluran cerna.
Rasio BUN/kreatinin rendah (<12)>20) dengan kreatinin normal
dijumpai pada uremia prarenal, diet tinggi protein, perdarahan saluran cerna,
keadaan katabolik. Rasio BUN/kreatinin tinggi (>20) dengan kreatinin tinggi
dijumpai pada azotemia prarenal dengan penyakit ginjal, gagal ginjal,
azotemia pascarenal.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
4.
artritis pirai, atau radang sendi. Sebenarnya gout sudah dikenal sejak masa
Hipocrates. Pada masa itu penyakit ini sering disebut dengan penyakit para
raja. Julukan ini muncul karena asam urat sering terjadi pada masyarakat
dengan kemampuan sosial ekonomi tinggi yang sering mengonsumsi daging
(Dewani & Sitanggang, Maloedyn, 2005).
B. Penyebab Asam Urat
Sekitar 90% penyakit asam urat disebabkan oleh ketidak mampuan
ginjal membuang asam urat secara tuntas dari tubuh melalui air seni.
Sebagian kecil lainnya karena tubuh memproduksi asam urat secara
berlebihan. Penyakit asam urat kebanyakan diderita oleh pria di atas 40
tahun dan wanita yang telah menopause (Nucleus Precise News Letter,
2011).
Berdasarkan penyebabnya, gout dibagi menjadi dua bentuk, yakni primer
dan sekunder.
1 .Gout Primer
Hampir 90% radang sendi yang menyerang merupakan gout primer.
Gout primer merupakan kasus gout yang penyebabnya tidak diketahui.
Biasanya terjadi akibat kelainan proses metabolisme dalam tubuh. Kelainan
metabolisme yang dapat menyebabkan gout adalah kelainan metabolisme
Monosodium glutamat. Sebagian besar penderita gout primer adalah laki-laki
berusia diatas 30 tahun dan jarang ditemukan pada wanita, kecuali setelah
memasuki masa menopause.
2.Gout Sekunder
Adalah kasus radang sendi yang penyebabnya dapat diketahui.
Penyebab utama gout sekunder adalah penumpukan-penumpukan zat seperti
kalsium oksalat, kalsium pirosfat anhidrous, dan kalsium hidrogen fosfit
(Dewani & Sitanggang, Maloedyn, 2005).
C.Gejala Asam Urat
Penderita asam urat biasanya juga memiliki keluhan seperti tekanan
darah tinggi, penyakit ginjal, diabetes dan aterosklerosis. Separuh dari
penderita asam urat adalah orang yang kegemukan. Apabila dibiarkan, maka
penyakit asam urat bisa berkembang menjadi batu ginjal dan mengakibatkan
gagal ginjal (Nucleus Precise News Letter, 2011).
Gejala khas dari asam urat atau artritis gout adalah serangan akut
biasanya bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja), dibarengi
dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan
gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut) yang mencapai
puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang paling sering terkena pada
serangan pertama adalah sendi pangkal ibu jari kaki (Nucleus Precise News
Letter, 2011).
D. Faktor Resiko Asam Urat
Tidak semua orang dengan peningkatan asam urat (hiperurisemia)
akan menderita penyakit asam urat. Demikian juga tidak semua penyakit
rematik berkaitan dengan peningkatan asam urat. Beberapa kondisi
seseorang yang dapat memicu terjadinya penyakit asam urat yaitu:
1. Seseorang dengan berat badan berlebih (obesitas)
2. Peminum alcohol
3.
2.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separonya berasal dari air putih
8.
Lemak
Sayuran
Buah
Sumber lemak
Sumber lemak
Minuman
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. PRA ANALITIK
1. ALAT
APD ( Alat Pelindung Diri )
Rak tabung
Tabung serologi
Tabung reaksi
Mikropipet 10 l ,50 l, 1000 l
Yellow tip
Blue tip
Pipet ukur 5 ml
Pipet tetes
Fotometer Sinnowa 300 M
Tissue
2. REAGEN
Semua reagen dikeluarkan dari kulkas dan dibiarkan hingga menyesuaikan
dengan suhu kamar dahulu sebelum digunakan.
Reagen Creatinine
Reagen Ureum
3. SAMPEL
Plasma atau Serum
4. PROBANDUS
b.
c.
d.
Nama
:X
Umur
: Y thn
Jenis kelamin
:Z
B. ANALITIK
PEMERIKSAAN CREATININE
1. METODE : Kinetik tanpa deproteinisasi menurut Jaffe
2. TUJUAN
: Serum
Lapisan bawah
b. Pemeriksaan Creatinine
1. Disiapkan 3 tabung serologi
2. Dipipet masing-masing ke dalam tabung.
Blanko
Standar
Sampel
Serum
50 l
Standar
50l
Aquadest
50 l
1000 l
1000l
1000 l
Reagen creatinine
PEMERIKSAAN UREUM
1. METODE
: Urease -GLDH
2. TUJUAN
:Urea +2H2O
2NH4+ + 2HCO3
GLDH Glutamate+NAD+H2O
c. Pemeriksaan Ureum
1. Disiapkan 3 tabung serologi
2. Dipipet masing-masing ke dalam tabung.
Blanko
Standar
Sampel
Serum
10 l
Standar
10 l
Aquadest
10 l
Reagen Ureum
1000 l
1000 l
1000 l
4. TUJUAN
Quinonimine+3H2O
Standar
Sampel
Serum
20 l
Standar
20 l
Aquadest
20 l
1000 l
1000 l
1000 l
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. POST ANALITIK
1.
Harga Normal
a.
Kreatinin
Laki-laki
Perempuan
b.
Ureum
17-43 mg/dL atau 2,8-7,2 mmol/L
a.
Uric Acid
Laki-laki
Perempuan
1. HASIL
a.
Kreatinin
1) Diketahui
a) Abs1 Standart
1,9061
b) Abs2Standart
1,9590
c) Consentrasi standart
2 mg/dL
d) Abs1 Test
0,0755
e) Abs2Test
0,1110
2) Ditanya
3) Jawab
a) Abs Standart
b) Abs Test
c)
Kadar Kreatinin
(1,9590 1,9061)
0,0529
(0,1110 0,0755)
0,0355
C. Standart
=
=
2
1,342 mg/dL
b. Ureum
1) Diketahui
a) Abs1 Standart
0,9680
b) Abs2 Standart
0,9194
c) Consentrasi standart
50 mg/dL
d) Abs1 Test
1,0520
e) Abs2 Test
1,0050
2) Ditanya
3) Jawab
a) Abs Standart
b) Abs Test
c) Kadar ureum
(Abs1Std Abs2Std)
(0,9680 0,9194)
0,0486
(Abs1Test Abs2Test)
(1,0520 1,0050)
0,047
C. Standart
=
=
d) BUN
50
48,35 mg/dL
=
=
=
c. Uric Acid
a. Diketahui
1) Absorbansi test
22,6 mg/dL
:
:
0,1261
2) Absorbansi standart
0,1420
3) Consentrasi standart
b.
Ditanya
c.
Jawab
consentrasi standart
5,3 mg/dL
B. PEMBAHASAN
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan
dan diekskresi dalam urine dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan
oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relative konstan
dalam plasma dari hari kehari, kadar yang lebih besar dari nilai normal
mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya
adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada
orang muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada
wanita.
I.
Parameter yang digunakan untuk test fungsi ginjal yang lebih spesifik
yaitu pemeriksaan creatinine,karena eksresi kreatinine tidak dipengaruhi oleh
diet, makanan, sex, olahraga ,hormone dan umur.
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam
amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan
diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal
adalah 20 mg ~ 40 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari
jumlah normal protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum.
Berikut merupakan kelainan-kelainan yang terjadi berdasarkan kadar urea
plasma
a. Urea Plasma Yang Tinggi (Azotemia)
Urea plasma yang tinggi merupakan salah satu gambaran abnormal yang
utama dan penyebabnya diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Peningkatan
katabolisme
protein
jaringan
disertai
dengan
7. Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separonya berasal dari air putih
mineral dan vitamin cukup.
Macam macam metode Uric acid :
Metode cara Way
Metode Uricase PAP
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemeriksaan Renal Fungsi Test, diatas diperoleh hasil:
Creatinine
: 1,342 mg/dL
Ureum
: 48,35 mg/dL
BUN
: 22,6 mg/dL
Uric acid
: 5,3 mg/dL
DAFTAR PUSTAKA
A.Price, Sylvia; M.Wilson, Lorraine, 2005, Patofisiologi, EGC, Jakarta.