Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
2.1 Investasi
Menurut Kasmir, & Jakfar. (2008), investasi didefinisikan sebagai pengorbanan
atau penanaman sejumlah dana pada masa sekarang untuk suatu usaha pada saat
sekarang dan mengharapkan pengembalian dengan disertai dengan keuntungan pada
masa yang akan datang.
Menurut Ibrahim Y. (2003), biaya investasi adalah biaya yang diperlukan
dalam pembangunan proyek, terdiri dari pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan,
biaya pemasangan, biaya feasibility study dan biaya lainnya yang berhubungan
dengan pembangunan proyek.
2.2 Studi Kelayakan Bisnis
2.2.1 Definisi Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Ibrahim Y. (2003), Studi kelayakan Bisnis didefinisikan sebagai
kegiatan penelitian yang yang hasilnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu
gagasan / proyek yang direncanakan.
Menurut Kasmir, & Jakfar. (2008), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan
penelitian yang dilakukan secara mendalam tentang rencana bisnis, dalam rangka
menentukan layak atau tidaknya rencana bisnis tersebut dijalankan. Layak dalam arti
akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya,
tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.
Menurut Umar H. (2005), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya
bisnis itu dibangun, tetapi juga pengontrolan kegiatan operasionalnya secara rutin
dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan.
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir, & Jakfar. (2008), studi kelayakan bisnis memiliki 5 tujuan,
antara lain:
1. Menghindari resiko kerugian
Untuk menghindari resiko kerugian dimasa yang datang, karena pada masa
mendatang terdapat kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat
diramalkan atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan.
Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang
tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak
dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan
Jika sudah dapat meramalkan yang akan terjadi dimasa yang akan datang, maka
akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan melaksanakan halhal yang diperlukan.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Para pelaksana yang menjalankan bisnis memiliki pedoman yang bisa diikuti,
sehingga pengerjaan dapat dilakukan secara sistematik dan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
4. Memudahkan pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana
yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya usaha.
5. Memudahkan pengendalian
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika
terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan dapat
dilakukan pengendalian atas penyimpangan yang akan menghambat pencapaian
tujuan perusahaan.
Sedangkan manfaat dari studi kelayakan bisnis menurut Kamaluddin (2004),
antara lain:
1. Manfaat Finansial
Artinya bisnis tersebut dinilai sangat menguntungkan bagi pelaku bisnis apabila
bisnis tersebut dilakukan perbandingan dengan resiko yang akan ditanggung.
7
Aspek pemasaran
Aspek manajemen
Aspek finansial
Aspek yuridis
pasar
sebagai kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk
dibelanjakan dan kemauan untuk membelanjakan uang tersebut. Jadi ada tiga faktor
utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala keinginanya, daya
belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya.
Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen
yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Dan
penawaran diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada
berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut
permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasarkan kebutuhan saja disebut
permintaan potensial. Konsep permintaan di dalam pasar terbagi menjadi dua bagian,
Pasar konsumen
Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh
perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi (tidak untuk
dibisniskan).
Pasar industri
Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh
perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa
lain, baik untuk dijual maupun untuk disewakan (dipakai untuk diproses lebih
lanjut).
10
yang terdiri dari dealer, distributor, grossier, agent, dan retailer. Semua
reseller ini melakukan penjualan kembali dalam upaya memperoleh
keuntungan.
Pasar pemerintah
Pasar pemerintah merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang
membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas
pemerintah, misalnya di sektor pendidikan, perhubungan, kesehatan, dan lainlain.
11
Analisis regresi
Yaitu seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktor-faktor nyata
yang paling penting yang mempengaruhi penjualan.
a=
b=
Y
n
( X .Y )
X
Dimana:
Yt
= Periode
a & b = Konstanta
n
= Total Periode
12
13
Mengidentifikasi pesaing
Memilih pesaing
Kebijakan Produk
Atribut produk barang antara lain mutu, ciri dan desain. Mutu
menunjukkan kemampuan produk dalam menjalankan fungsinya, ciri
adalah sarana untuk membedakan dengan produk pesaing dan desain
dapat menyumbang kegunaan atau manfaat serta corak produk. Jadi,
15
Kebijakan Harga
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan harga dipengaruhi oleh
faktor internal perusahaan dan lingkungan eksternal. Untuk faktor
internal, harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran. Sedangkan faktor
eksternal, pasar dan permintaan konsumen adalah plafon harga (harga
tertinggi). Karena konsumen akan membandingkan harga produk
dengan manfaat yang dimilkinya.
Kebijakan Distribusi
Dalam hal kebijakan, desain saluran distribusi perlu ditetapkan.
Mendesain saluran memerlukan analisis kebutuhan layanan konsumen,
penentapan sasaran dan kendala saluran dan identifikasi alternatif
saluran.
Kebijakan Promosi
Untuk mempromosikan produk barang perlu dilakukan penyusunan
strategi yang disebut Bauran Promosi yang terdiri dari empat komponen
utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan
penjualan perorangan.
16
17
18
c. Perencanaan Kualitas
Kualitas
produk
ditentukan
dari
dimensi-dimensinya,
sehingga
perlu
menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya.
Adapun dimensi kualitas produk sebagai berikut:
1. Produk berupa barang
Menurut Garvin yang diterjemahkan Umar H. (2005), menentukan dimensi
kualitas barang dapat dilakukan melalui delapan dimensi, yaitu:
19
Durability, suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau
masa pakai barang.
Fit and Finish, yaitu suatu sifat subjektif yang berkaitan dengan
perasaan konsumen mengenai keberadaan produk tersebut sebagai
produk yang berkualitas.
pelayanan,
keterampilan
20
dalam
memberi
informasi,
dan
kemampuan
dalam
menanamkan
kepercayaan
untuk
berkomunikasi
dengan
pelanggan,
dan
usaha
d. Pemilihan Teknologi
Berkaitan dengan pemilihan teknologi, suatu produk tertentu dapat diproses
dengan lebih dari satu cara, sehingga teknologi perlu ditentukan dengan jelas.
Patokan umum yang dipakai misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh
derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diinginkan. Kriteria
lainnya adalah kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai, keberhasilan
pemakaian teknologi ditempat lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian
teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan.
21
22
23
kantor.
Tataletak
kantor
hendaknya
disesuaikan
dengan
3. Inventory system
4. Materials Requirement Planning
j. Pengawasan Kualitas Produk
Kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan suatu kesatuan
karakteristik produk produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan
pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapan para
konsumen. Dalam memahami kualitas dapat menggunakan trilogi manajerial yang
meliputi perencanaan kualitas, pengendalian kualitas dan perbaikan kualitas.
2.2.3.4 Aspek Manajemen
Tujuan studi dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah
pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan
dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dikatakan layak, atau sebaliknya.
a. Perencanaan
Dalam menyusun suatu perencanaan hendaknya dikaji dari beberapa sisi, antara
lain sisi pendekatan pembuatan perencanaan, sisi fungsi perencanaan itu sendiri, sisi
jangka waktu pelaksanaan yang akan di-cover oleh perencanaan, dan sisi tingkatan
perencanaan. Adapun paparan pendekatan-pendekatan diatas dijabarkan sebagai
berikut:
26
Pendekatan campuran
Pendekatan kelompok
Berfungsi ekonomi
Alat Koordinasi
Alat/sarana pengawasan
3. Macam-macam perencanaan
Perencanaan dapat dilihat dari dua sisi penting, yaitu sisi jangka waktu
manfaat rencana dan sisi tingkatan manajemen.
27
4. Program kerja
Teknik-teknik
yang
umum
dipakai,
terutama
dalam
rangka
Gantt chart
5. Anggaran
Dalam perencanaan anggaran dikenal empat macam sistem, yaitu
28
b. Pengorganisasian
Dalam hal pengorganisasian, hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti
bagaimana langkah-langkah dalam pengorganisasian, bagaimana asas organisasi yang
hendak dipilih, bagaimana struktur organisasi yang dirancang, dan bagaimana prestasi
organisasi yang diinginkan. Setelah dilakukan pengkajian dari sisi-sisi tersebut,
dibuatkan suatu rekomendasi hasil studi yang menyatakan bahwa rencana
pengorganisasian dapat diterima atau tidak.
c. Penggerakan (Actuating)
Agar penggerakan berjalan dengan baik, hendaknya dikaji dari beberapa sisi,
antara lain fungsi penggerakan yang harus terpenuhi, serta sikap dan perilaku seorang
pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria sehingga dapat menggerakkan
bawahannya.
d. Pengendalian (Controling)
Pengendalian dalam manajemen memiliki beberapa fungsi pokokk, adapun
fungsi-fungsi pokok tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan
2. Memperbaiki penyimpangan yang terjadi
3. Mendinamisasikan organisasi
4. Mempertebal rasa tanggungjawab
29
30
prestasi kerja dan kompensasi, perencanaan karier, kesehatan dan keselamatan kerja,
mekanisme PHK.
2.2.3.6 Aspek Finansial
a. Kebutuhan Dana dan Sumbernya
Dana investasi diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud, seperti tanah,
bangunan, pabrik dan mesin-mesin serta aktiva tetap tak berwujud, seperti paten,
lisensi, biaya-biaya pendahuluan dan biaya-biaya operasi. Disamping untuk aktiva
tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, yang diartikan sebagai modal kerja
bruto (menunjukkan semua investasi yang dibutuhkan untuk aktiva tetap).
Menghitung modal kerja dapat menggunakan metode yang didasarkan pada waktu
yang diperlukan dana sejak keluar dari kas sampai kembali menjadi kas.
Setelah diketahui jumlah dana yang dibutuhkan, selanjutnya adalah menentukan
dalam bentuk apa dana tersebut diperoleh. Beberapa sumber dana, antara lain:
1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan
2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual dipasar modal
4. Kredit yang diterima dari bank
5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank
b. Proyeksi Laba/Rugi
Proyeksi laba/rugi adalah suatu metode yang ditujukan untuk mengetahui
apakah dengan melakukan investasi dapat memberikan keuntungan yang diinginkan.
31
Pada proyeksi laba/rugi dihitung segala komponen biaya langsung dan tidak langsung
kemudian dibandingkan dengan nilai penjualan per periode. Pada tahap ini juga
dimasukkan nilai pajak sebagai pengurang laba kotor sehingga diperoleh laba bersih
per periode waktu.
Pada komponen biaya langsung dan tidak langsung terdapat biaya penyusutan
yang disebut juga depreciation cost. Menurut Wignjosoebroto S. (2006), penyusutan
diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu penyusutan fisik, fungsi kerja dan nilai
ekonomis/akuntansi. Untuk menentukan besarnya nilai penyusutan suatu investasi,
dapat menggunakan 4 metode, yaitu:
1. Metode penyusutan garis lurus
Metode ini memberikan kemungkinan untuk menyusutkan nilai suatu assets
pada laju yang konstan selama periode penyusutan berlangsung. Rumusan
penetapan nilai penyusutan dengan metode ini sebagai berikut
AD =
1
(P S )
N
Dimana:
32
N
(P S )
1 + 2 + .... + N
AD2 =
N 1
(P S )
1 + 2 + .... + N
AD N =
1
(P S )
1 + 2 + .... + N
Dimana:
AD
%R
33
AD
Aliran kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode
tertentu serta memberikan keterangan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-perngunaannya. Kas
merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja
yang paling tinggi likuiditasnya. Jika tingkat likuiditasnya tinggi, dapat disebabkan
oleh tingkat perputaran kas yang rendah, sehingga keuntungan perusahaan pun rendah.
Begitu sebaliknya, jika tingkat likuiditasnya rendah atau jumlah kas sedikit yang
disebabkan tingkat perputaran kas yang tinggi, memang perusahaan akan
34
mendapatkan keuntungan yang besar, tetapi menjadi tidak likuid jika terjadi
kebutuhan dana secara mendadak.
Sumber-sumber penerimaan kas, baik yang bersifat rutin maupun insidentil
antara lain:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap, atau adanya
penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas
2. Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik
3. Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utang yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas
4. Adanya penerimaan kas, misalnya karena sewa, bunga, atau dividen.
Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi antara
lain sebagai berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya
2. Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas perusahaan
oleh pemilik perusahaan
3. Pembayaran angsuarn atau perlunasan utang
4. Pembelian barang secara tunai
5. Pengeluaran untuk membayar dividen, pajak, denda, dan sebagainya.
d. Penilaian Investasi
Menurut Umar H. (2005), metode ini digunakan untuk mencari periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran
kas. Adapun rumusnya sebagai berikut:
PP =
Nilai _ Investasi
x1Tahun
Kas _ Masuk _ Bersih
Kriteria penilaian untuk metode ini adalah jika PI lebih pendek waktunya dari
umut ekonomis proyek yang ditentukan maka usulan investasi dapat diterima.
Metode PI ini cukup sederhana sehingga mempunyai kelemahan. Kelemahan
utamanya yaitu tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang disamping juga
tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback. Jadi, pada intinya metode ini
hanya digunakan sebagai pendukung metode lain.
2. Net Present Value (NPV)
Menurut Umar H. (2005), NPV merupakan selisih antara present value dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang
akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang diperlukan tingkat bunga yang relevan.
Adapun rumus NPV sebagai berikut:
n
NPV =
t =1
CFt
I0
(1 + K ) t
36
Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau
ditolak.
3. Profitability Index (PI)
Menurut Johan S. (2011), PI adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai
sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek. Adapun
rumusnya sebagai berikut:
n
PI =
CFt
(1 + K )
t =1
I0
Adapun kriteria penilaian kelayakan untuk metode ini adalah sebagai berikut:
37
CFt
(1 + IRR)
t =1
= I0
Proyek dinilai layak jika IRR lebih besar dari persentase biaya modal
(bunga kredit) atau sesuai dengan persentase keuntungan yang
ditetapkan investor
Proyek dinilai tidak layak jika IRR lebih kecil dari biaya modal atau
lebih rendah dari tingkat keuntungan yang diinginkan investor
Menurut Pujawan I.N. (2009), analisis titik impas pada permasalahan produksi
digunakan untuk menentukan tingkat produksi yang bisa mengakibatkan perusahaan
berada pada kondisi impas.
38
Ada tiga komponen biaya yang dipertimbangkan dalam analisis ini, yaitu:
Biaya total (Total Cost), yaitu jumlah dari biaya-biaya tetap dan biaya-biaya
variabel.
= Fixed Cost
VC = Variable Cost
c
= Volume Produk
Titik impas akan diperoleh apabila total ongkos-ongkos yang terlibat sama
dengan total pendapatan. Dan dapat dirumuskan sebagai berikut
39
TR = TC
p. X = FC + cX
FC
X =
pc
Dimana: TR = Total Revenue
p
= Volume Produk
FC
= Fixed Cost
40
karena itu, perlu dikaji hubungan timbal balik antara rencana bisnis dengan
lingkungan luar yang terdiri dari aspek ekonomi, sosial dan politik.
2.2.3.8 Aspek Lingkungan Industri
Selain ketiga aspek diatas, lingkungan luar lain yang paling dekat adalah
lingkungan industri, dimana bisnis perusahaan berada. Dalam aspek lingkungan
industri ini, hal-hal yang perlu dikaji dalam rangka studi kelayakan yaitu ancaman
untuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan didalam industrinya, ancaman
dari produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar
pemasok, dan pengaruh kekuatan stakeholder.
2.2.3.9 Aspek Yuridis
Aspek ini dimaksudkan untuk meyakini apakah secara yuridis rencana bisnis
dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana yang secara aspek yuridis tidak
layak tetapi tetap direalisasikan maka akan beresiko dihentikan oleh pihak yang
berwenang atau oleh protes dari masyarakat. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah
siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis,
dimana bisnis dilaksanakan, bagaimana bisnis dilaksanakan terhadap peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
2.2.3.10 Aspek Lingkungan Hidup
Tujuan dari pengkajian aspek ini adalah memastikan bahwa rencana bisnis
layak atau tidak secara lingkungan hidup yang meliputi udara dan air. Dan kajian-
41
kajian yang dilakukan, antara lain kegunaan AMDAL dikaitkan dengan studi
kelayakan bisnis, peraturan dan perundang-undangan AMDAL, komponen AMDAL,
dan pelaksanaan proses pengelolaan dampak lingkungan.
2.3 Konsep Manajemen Teknologi
42
d. Organisasi (Orgaware)
Cakupannya antara lain praktik-praktik manajemen, linkages, dan pengaturan
organisasional.
43
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa penulis, dibahas aspekaspek kelayakan bisnis secara kompleks.
Ibrahim Y. (2003) membahas membahas delapan aspek kelayakan bisnis,
diantaranya aspek pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, finansial,
ekonomi, sosial dan politik, yuridis, dan lingkungan hidup.
Johan S. (2011) mengangkat sembilan aspek dalam penelitiannya, seperti aspek
pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, sumber daya manusia, finansial,
ekonomi, sosial dan politik, yuridis, dan lingkungan hidup.
Kasmir, & Jakfar. (2008) meneliti delapan aspek kelayakan bisnis, yaitu aspek
pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, finansial, ekonomi, sosial dan
politik, yuridis, dan lingkungan hidup.
Umar H. (2005) meneliti sepuluh aspek dalam penelitiannya, antara lain aspek
pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, sumber daya manusia, finansial,
ekonomi, sosial dan politik, lingkungan industri, yuridis, dan lingkungan hidup.
Sedangkan tugas akhir ini hanya membahas tiga aspek kelayakan bisnis,
diantaranya aspek pasar yang digunakan untuk meneliti proyeksi permintaan
mendatang, aspek teknik dan teknologi untuk meneliti kesiapan komponenkomponen teknologi dalam mendukung peningkatan kapasitas produksi dan aspek
finansial untuk meneliti kelayakan investasi peningkatan kapasitas produksi.
44
Tabel 2.1 Perbandingan Aspek Kelayakan Bisnis yang digunakan dalam penelitian
Johan S. (2011)
Umar H. (2005)
Aspek Yuridis
Aspek Manajemen
Aspek Finansial
Aspek Pemasaran
Ibrahim Y. (2003)
Penelitian
Aspek Pasar
Sumber: Ibrahim Y. (2003), Johan S. (2011), Kasmir, & Jakfar. (2008), Umar H. (2005)
45