You are on page 1of 8
Indonesia Chimica Acta, , Firdaus, dk ISSN 2085-014X Vol. 6. No. 2, December 2013 EFEKTIVITAS KATALISIS AICI; DAN H;SO, DALAM REAKSI ESTERIFIKAST ASAM p-KUMARAT Firdaus", Hanapi Usman‘, Nur Umriani P.*, Dirayah M, Husain’, Sukarti*, Ihsan Charismawan*, Herlina Rasyid* *Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar “Jurasan Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar Abstrak. Penelitian tentang perbandingan efektivitas Katalisis antara aluminium klorida (AICL) dengan asam sulfat (HzSO,) dalam reaksi esterifikasi asam p-kumarat dengan etanol telah dilakukan, Reaksi dileksanakan di dalam rangkaian alat Dean Stark trapping dengan pelarut benzena sebagai pembentuk azeotrop dengan air produk samping cesteritikasi. Penggunaan katalis AICI; 30% dan 50% dari mol asam_ p-kumarat dengan waktu refluks 12 — 36 jam menghasilkan ester dengan rendamen rata-rata 30-35%, sedangkan pada penggunaan katalis H2SOs pekat 16% dari mol asam p-kumarat diperoieh rendamen 60-75%. Produk reaksi esterifikasi yang diperoleh adalah berupa kristal putih dengan titik leleh 133-134°C. Data hasil analisis IR, H-NMR dan C-NMR dari produk reaksi semuanya bersesuaian dengan struktur senyawa etil p-kumarat, Kata Kunci: Esterifikasi, asam p-kumarat, etil p-kumarat, aluminium klorida, asam sulfat Abstract. Study of the effectiveness comparison of catalysts between aluminum chloride (AICK) and sulfuric acid (H:SO,) in the esterification of p-kumarat acid with ethanol has been done. Reaction was carried out in a Dean Stark trapping apparatus. It this reaction, benzene used as a solvent which azeotroped with water as a side product. The using of 30% and 50% mol of AICIs respect to mol of p-coumaric acid with reflux time was 12-36 hours gaves 30-35% of esters, whereas the using of 16% mol of concentrated H2SOs catalyst respect to mol p-coumarate acid gaves 60-75% of esters. The products of these esterifications ware white crystals which melted at 133-134°C. Analysis of IR, H-NMR and C-NMR of the products were all appropriate with the structure of p-ethyl coumarate. Keywords: Esterification, p-coumaric acid, ethyl p-coumarate, aluminum chloride, sulfuric acid * Alamat korespondensi: firdaus_tdg@yahoo.com Indonesia Chimica Acta, , Firdaus, dik ISSN 2085-014X Vol. 6. No. 2, December 2013 PENDAHULUAN Upaya untuk mensintesis senyawa p-kumaramida dan turunannya telah bbeberapa kali dilakukan oleh Firdaus dkk, baik sintesis secara langsung dari asam p- kumarat dengan amina menggunakan metode Tang (2005), maupun sintesis secara tidak langsung, yakni derivatisasi asam p-kumarat menjadi turunan asil dan estemya. Akan telapi metode yang memberikan hasil yang dapat disolasi adalah melalui metode ester yang dilanjutkan dengan ——_aminolisis menghasilkan senyawa _p-kumaramida (Firdaus dkk, 2009). Hasil pengujian terhadap sel tumor leukemia P-388 ‘menunjukkan senyawa _p-kumaramida ‘memiliki aktivitas biologis yang menarik. dengan ICs) = 44 g/mL. Menurut Anderson (1990), statu senyawa memiliki aktivitas antikanker yang kuat jika nilai ICs) < 20 ygimL. Apeila nilai ini dibandingkan dengan nilai ICs yang diperliatkan oleh senyawa kumaramida maka struktur senyawa p- kumaramida tayak digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan senyawa yang aktivitasnya lebih tinggi. Aktivitas senyawa_ p-kumaramida dapat ditingkatkan, salah satunya dengan melakukan modifikasi struktur seperti menambahkan rantai_alkil sehingga senyawa tersebut memiliki sisi nonpolar yang memudahkan senyawa ini melewati ‘membran sel yang mengandung senyawa lipida (Shargel, dkk., 2004). Oleh Karena itu, senyawa —p-kumaramida — dapat dimodifikasi — struktrurnya dengan mengubah amida primer menjadi amida sekunder dan tersier yang memiliki gugus alkil Modifikasi struktur p-kumaramida melalui metode Tang (2005) untuk menghasilkan beberapa senyawa turunan p-kumaramida dipandang lebih efektif dan efisien Karena hanya melalui satu tahapan reaksi, sehingga memungkinkan untuk memperoleh rendamen senyawa target yang lebih besar. Oleh sebab itu, Firdaus dkk (2013) melakukan_sintesis beberapa senyawa turunan p-kumaramida seperti pirolidin p-kumaramida, adeninil p-kumaramida dan toluidinil—_p- kumaramida dengan mengadopsi metode Tang. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi asam p- kumarat dengan suatu.—amina menggunakan metode Tang (2005) tersebut dapat _menghasilkan senyawa amida dalam bentuk campuran polimer, hal ini diperkuat dengan _adanya perubahan ikatan rangkap C=C olefin ‘menjadi ikatan tunggal dari senyawa p- kumarat. Salah satu. —_penyebab kemungkinan terjadinya _ pemutusan ikatan rangkap adalah penggunaan suhu yang tinggi. Oleh Karena itu, pada penelitian selanjutnya diperlukan metode reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah untuk menghindari — terjedinya pemutusan ikatan tersebut, yaitu melalui reaksi dua tahap, yakni reaksi esterifikasi asam p-kumarat_ yang dilanjutkan dengan reaksi amidasi. Jika melalui tahapan esterifikasi, maka senyawa ester p-kumarat_ sebagai precursor untuk —sintesis _berbagai senyawa turunan —_p-kumaramida, diperlukan dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang efisien. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah pemilihan katalis yang kuat dalam ~—mengaktivasi starting material. Tanpa adanya katalis, reaksi berjalan sangat—lambat ‘Karena kecepatannya —tergantung pada autoprotonasi dari asam —karboksilat (Kadu, dik. 2011). Katalis yang sering digunakan dalam —reaksi esterifikasi adalah katalis H;SO,. Kusmiyati (2008) menggunakan katalis H;SO, 1% berat dalam reaksi katalitis asam oleat dan methanol menjadi biodiesel, hingga 95, 81%, Prakoso, dkk. (2006) juga telah melakukan reaksi esterifikasi_ pada konversigliserol_menggunakan katalis H,SO., menghasilkan nilai konversi yang tinggi yaitu sebesar 99,74% dengan waktu Konversi yang lebih singkat yaitu Indonesia Chimica Acta, , Vol. 6. No. 2, December 2013 6 jam. Konsentrasi katalis asam sulfat sebesar 5% telah dapat menyempumakan reaksi esterifikasi sam laurat dan gliserol dan menghasilkan senyawa a-monolaurin dengan rendamen 31,14% (Widiyarti dan Hanafi, 2008). Katalis yang juga _potensial digunakan dalam —reaksi_esterifikasi adalah katalis AICI. Aluminium klorida merupakan salah satu jenis katalis asam Lewis yang umum digunakan pada reaksi el-Crafis ( dkk., 2002) dan penataan ulang Fries (Ratnawati, 2006) Salah satu penggunaan katalis ini dalam reaksi esterifikasi telah dilakukan oleh Soriano dik, (2009), dalam menyintesis asam lemak metil aster dari asam stearat, ‘menghasilkan rendamen 98% pada suhu reaksi 100 C selama 18 jam. ‘Asam —sulfat "lebih sering digunakan dalam —reaksi_ esterifikasi daripada AICls, namun dalam system reaksi dapat mengikat air sehingga kemungkinan — menghambat _—_reaksi esterifikasi. Liu dkk (2005) telah mempelajari efek air tersebut terhadap esterifikasi yang dikatalisis oleh asam sulfat dan menemukan bahwa air dapat mendeaktifasi efek asam sulfat sebagai katalis. Selain itu penggunaan asam sulfat dikhawatirkan dapat memprotonasi ikatan tak jenuh pada asam p-kumarat. Berdasarkan —pertimbangan _tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan perbandingan efektivitas katalis H2SO, dan AICI; dalam reaksi esterifikasi asam p-kumarat dengan etanol. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah reaksi esterifikasi_merupakan reaksi yang bersifat reversible, akan tetapi reaksi ini dapat diarahkan ke kanan atau ke arah produk dengan cara menambahkan reagen yang digunakan secara berlebih atau ester dan/atau air dipindahkan segera setelah_terbentuk (Figueiredo, dkk, 2010). Selain itu, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode Dean-Stark trap. Pelarut yang digunakan pada metode ini harus dapat membentuk campuran azeotrop Firdaus, tk ISSN 2085-014X. dengan air dan memiliki berat jenis yang lebih ringan dari berat jenis air, misalnya benzena; sehingga dengan pemanasan, air dan benzena akan menguap secara azeotrop dan tertampung pada dasar alat Dean-Stark trap sehingga terbentuk dua lapisan. Dengan demikian, air akan terpisah dari campuran reaksi dan kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau ke arah pembentukan ester sehingga diharapkan rendamen senyawa ester yang dihasilkan akan lebih besar (Ali, 2008) Hasil penelitian Khire dkk. (2012) memerlihatkan hasil esterifikasi antara n-butanol dan asam asetat pada suhu reaksi 115-120 °C selama 2,5 jam, dengan metode —Dean-Stark trap menghasilkan rendamen — 39,28% - 93,57%, sedangkan melalui metode refluks biasa berkisar antara 30,30% - 72,81% . Selain itu, Harry-O’kuru dk. (2001) mengonversi asam oleat (asam cis-9-oktadekenoat) menjadi estolida yang selanjutnya diesterifikasi dengan 2,2-dimetipropan-I-ol (neopentil alkohol), cis-9-oktadeken-1-ol _(oleit alkohol), dan 2-propanol melalui metode Dean-Stark trap menghasilkan ester estolida dengan rendamen > 90%. BAHAN DAN METODE Bahan penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Senyawa p-kumarat pa. (Merck), efilasetat pa. (Merck), aseton p.a. (Merck), etanol p.a. (Merck), metanol p.a. (Merck), benzena p.a, (Merck), H,SO, p.a (Merck), n-heksana pa. (Merck), AICI pa. (Merck), Kloroform —p.a. (Merck), _NaxSOx anhidrous (Merck), HCl 37% pa. (Merck), pelat silika (Merck), silica gel (teknis), kertas pH universal dan akuades. Alat-alat penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah refluks, evaporator

You might also like