You are on page 1of 38

REFRAT

ASTIGMATISMA
Oleh :
Tata Maretha O.M, S.Ked
G1A 102049
Pembimbing :
Dr. H. Djarizal, Sp.M, MPH

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN MATA RSUD RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014

BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan :
Kornea
dan lensa

Astigmatisma

Diturunkan / sejak
lahir

Penatalaksanaan :
Kacamata
selindris, kontak
lens dan
pembedahan

Bersama
miopia/hipermetropia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI :

Refraksi :
perubahan jalannya cahaya, akibat media refrakta
mata, dimana mata dalam keadaan istirahat (tidak
berakomodasi).

Media refraksi :

Kornea
Humour aquous
Lensa
Vitreus humour

Akomodasi :

Kemampuan mata untuk memperbesar daya pembiasannya.


Mekanisme akomodasi = 2 teori
Teori Helmholzt : Kalau mm. siliaris berkontraksi, maka iris dan
badan siliare, digerakkan kedepan bawah , sehingga zonulla zinii
jadi kendor, lensa menjadi lebih cembung, karena elastisitasnya
sendiri. Banyak yang mengikuti teori ini.
Teori Tschering : Bila mm, siliaris berkontraksi, maka iris dan
badan siliaris digerakkan kebelakang atas sehingga zonula zinii
menjadi tegang, juga bagian perifer lensa menjadi tegang sedang
bagian tengahnya didorong kesenteral dan menjadi cembung

Emetropia :
Kelainan
refraksi
mata, dimana semua
sinar sejajar yang
datang dari jarak tak
terhingga, dan jatuh
pada mata yang dalam
keadaan
istirahat,
akan dibiaskan tepat
di retina. ( Normal )

Ametropia :
Kel. Refraksi, dimana
sinar sejajar yang
datang dari jarak tak
terhingga dan jatuh
dimata dalam keadaan
istirahat tak pernah
dikumpulkan tepat di
retina.
Macam 2 ametropia :

Hipermetropia
Miopia
Astigmatisme
Presbiopi

Miopia :
Kel. Refraksi, dimana sinar sejajar yang datang
dari jarak tak terhingga, oleh mata yang dlm
keadaan istirahat dibiaskan dibelakang retina.

Hipermetropia :
Hipermetropia merupakan kelainan refraksi,
dimana dalam keadaan mata istirahat semua sinar
sejajar yang dating dari benda-benda pada jarak
tak terhingga, dibiaskan dibelakang retina dan
sinar divergen, yang dating dari benda-benda
pada jarak dekat, dibiaskan lebih jauh lagi.

Astigmatisma :
Astigmatisma adalah kelainan refraksi dimana
sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga
oleh mata dalam keadaan istirahat dibias tak
tertentu, refraksi dalam tiap meridian tak sama.
Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi
dimana sinar sejajar dengan garis pandang oleh
mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu
titik tetapi lebih dari satu titik

Etiologi :
Kelainan kornea
Perubahan lengkung kornea dengan atau tanpa
pemendekan atau pemanjangan diameter anterior
posterior bola mata. Bisa merupakan kelainan
kelainan kongenital/akwisita, akibat kecelakaan,
peradangan atau operasi

Kelainan Dilensa
Kekeruhan lensa, biasanya katarak insipien atau
imatur. Axis visual disini tidak dapat diatasi dengan
lensa, harus menunggu sampai saatnya tiba untuk
operasi lensa

Dikenal 5 macam Astigmatisma :

Astigmatisma miopikus simpleks.


Astigmatisma miopikus kompositus.
Astigmatisma hipermetropikus simpleks.
Astigmatisma hipermetropikus
kompositus.
Astigmatisma mikstus

Berdasarkan posisi garis fokus dalam retina


Astigmatisme dibagi sebagai berikut:
Astigmatisme Reguler
Dimana didapatkan dua titik bias pada sumbu mata
karena adanya dua bidang yang saling tegak lurus
pada bidang yang lain sehingga pada salah satu
bidang memiliki daya bias yang lebih kuat dari pada
bidang yang lain. Astigmatisme jenis ini, jika
mendapat koreksi lensa cylindris yang tepat, akan
bisa menghasilkan tajam penglihatan normal.
Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan
penglihatan yang lain.

Astigmatisme Irreguler
Dimana titik bias didapatkan tidak teratur.

Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya,


bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi
2 golongan, yaitu:
Astigmatisme With the Rule
Bila pada bidang vertical mempunyai daya bias yang
lebih kuat dari pada bidang horizontal.

Astigmatisme Against the Rule


Bila pada bidang horizontal mempunyai daya bias
yang lebih kuat dari pada bidang vertikal.

Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal


pada retina, astigmatisme dibagi sebagai
berikut:
Astigmatisme Miopia Simpleks
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan
retina, sedangkan titik B berada tepat pada retina
(dimana titik A adalah titik fokus dari daya bias
terkuat sedangkan titik B adalah titik fokus dari daya
bias terlemah). Pola ukuran lensa koreksi
astigmatisme jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau
Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang
sama.

Astigmatisme Hiperopia Simpleks


Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada
retina, sedangkan titik B berada di belakang
retina.

Astigmatisme Miopia Kompositus


Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan
retina, sedangkan titik B berada di antara titik A
dan retina. Pola ukuran lensa koreksi
astigmatisme jenis ini adalah Sph -X Cyl -Y.

Astigmatisme Hiperopia Kompositus


Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang
retina, sedangkan titik A berada di antara titik B
dan retina. Pola ukuran lensa koreksi
astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl +Y.

Astigmatisme Mixtus
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan
retina, sedangkan titik B berada di belakang
retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme
jenis ini adalah Sph +X Cyl -Y, atau Sph -X Cyl +Y,
di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi
hingga nilai X menjadi nol, atau notasi X dan Y
menjadi sama - sama + atau -.

Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri :


1. Astigmatismus Rendah
Astigmatismus yang ukuran powernya < 0,50
Dioptri. Biasanya astigmatis-mus rendah tidak perlu
menggunakan koreksi kacamata. Akan tetapi jika
timbul keluhan pada penderita maka koreksi
kacamata sangat perlu diberikan.

2. Astigmatismus Sedang
Astigmatismus yang ukuran powernya berada pada
0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri. Pada astigmatismus
ini pasien sangat mutlak diberikan kacamata
koreksi.

3. Astigmatismus Tinggi
Astigmatismus yang ukuran powernya > 3,00
Dioptri. Astigmatismus ini sangat mutlak diberikan
kacamata koreksi.

Tanda dan Gejala


Astigmatismus tinggi :
Memiringkan kepala atau disebut dengan titling his
head
Memutarkan kepala agar dapat melihat benda
dengan jelas.
Menyipitkan mata (myopia), hal ini dilakukan untuk
mendapatkan efek pinhole atau stenopaic slite.

astigmatismus rendah:
Sakit kepala pada bagian frontal.
Ada pengaburan sementara / sesaat pada
penglihatan dekat, biasanya penderita akan
mengurangi pengaburan itu dengan menutup atau
mengucek-ucek mata.

Diagnosis :
Uji refraksi
Subjektif (Optotipe dari Snellen & Trial lens)
Pemeriksaan pin hole

Objektif
Autorefraktometer
Keratometri
Adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk
mengukur radius kelengkungan kornea. Keratometer
dipakai klinis secara luas dan sangat berharga namun
mempunyai keterbatasan

Uji pengaburan

Keratoskop
Keratoskop atau Placido disk digunakan untuk
pemeriksaana
astigmatisme.
Pemeriksa
memerhatikan imej ring pada kornea pasien. Pada
astigmatisme regular, ring tersebut berbentuk
oval. Pada astigmatisme irregular, imej tersebut
tidak terbentuk sempurna

Javal ophtalmometer
Boleh digunakan untuk mengukur kelengkungan
sentral dari kornea, dimana akan menentukan
kekuatan refraktif dari kornea

Terapi
Koreksi lensa
Orthokeratology
Orthokeratology adalah cara
beberapa seri lensa kontak

pencocokan

dari

Bedah refraksi
Radial keratotomy (RK)
Dimana pola jari-jari yang melingkar dan lemah
diinsisi di parasentral. Bagian yang lemah dan curam
pada permukaan kornea dibuat rata. Jumlah hasil
perubahan tergantung pada ukuran zona optik, angka
dan kedalaman dari insisi.

Photorefractive keratectomy (PRK)


Adalah prosedur dimana kekuatan kornea ditekan
dengan ablasi laser pada pusat kornea

Sferis

Silindris

Diagnosis

(-)

Miopia simpeks

(+)

Hipermetrop simpleks

Sketsa

(-)

Astigmat Miopikus simpleks

(+)

Astigmatisma

Hipermetrop

simpleks

(-)

(-)

Astigmatisma
MiopikusKompositus

(+)

(+)

Hipermetrop astigmat kompositus

(+)

(-)

Mixtus anisometrop

Pemeriksaan refraksi
Secara objektif :
Oftalmoskope (kelainan refraksi secara kasar)
Retinoskope
Anak- anak, orang yang tak dapat membaca, bisu.
Yang dinilai gerakan cahaya pada pupil yang disebut
refleks fundus
Biasanya pasien duduk dengan jarak 50 cm dari
pemeriksa. Dengan memakai lensa bantu maka
ukuran refraksi dapat ditentukan

Autorefraktometer
Keratometer (lensa kontak)

Secara Subjectif :
optotipe snellen dan trial lenses

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Astigmatisma adalah kelainan refraksi mata
dimana didapatkan bermacam- macam derajat
refraksi pada berbagai macam meridian sehingga
sinar sejajar yang datang pada mata akan
difokuskan pada berbagai macam fokus pula.

Terdapat 2 etiologi, yaitu kelainan pada lensa dan


kelainan pada kornea. Adapun gejala klinis dari
astigmatisme adalah penglihatan kabur atau terjadi
distorsi. Pasien juga sering mengeluhkan penglihatan
mendua atau melihat objek berbayang-bayang.
Sebahagian juga mengeluhkan nyeri kepala dan nyeri
pada mata.
Koreksi dengan lensa silinder akan memperbaiki
visus pasien. Selain lensa terdapat juga pilihan bedah
yaitu dengan Radial keratotomy (RK) dan
Photorefractive keratectomy (PRK).

You might also like