Professional Documents
Culture Documents
BAB
HAMA DAN
PENYAKIT UTAMA
TANAMAN KAKAO
106
107
Pengendalian
Pengendalian hama PBK harus dilakukan secara terencana dengan
menggabungkan berbagai cara yaitu :
a. Karantina.
Karantina adalah tidak memasukkan buah kakao masak untuk
benih dari lokasi sumber hama PBK, untuk mencegah perpindahan/
penyebaran PBK dari sumber-sumbernya di Indonesia (Karantina
Domestik) atau mencegah penularan PBK dari negara lain agar tidak
masuk ke lokasi pertanaman kakao yang masih bebas PBK di Indonesia
(Karantina International). Tindakan karantina mutlak dilakukan terhadap
bahan tanam lain yang berasal dari sumber-sumber infeksi hama
tersebut, karena kepompong hama PBK juga dapat melekat pada bibit,
karung, kotak, kantong plastik dan pada kendaraan pengangkut.
a. Penyelubungan buah
Penyelubungan buah adalah menyelubungi buah kakao muda
yang panjangnya 8-10 cm dengan kantong plastik ukuran panjang 30
cm, lebar 15 cm dan tebal 0,02mm. Bagian ujung yang satu diikat pada
tangkai buah sedangkan ujung lainnya dibiarkan terbuka.
b.
Rampasan
Rampasan buah dilakukan dengan memetik serentak buah
yang tersisa setelah panen besar. Tujuannya adalah menghilangkan
108
2.
109
110
111
3.
112
113
Gambar
Gejala Serangan
Daun-daun muda
yang terserang tanpak berlubang dan pada
serangan yang berat akan mengakibatkan tanaman jadi gundul karena pada
tingkat serangan berat, ulat kilang juga akan menyerang daun tua/dewasa.
Pengendalain
Pengendalain hama ulat kilan dilakukan secara mekanis, kimiawi dan
penggunaan insektisida organik.
a. Pengendalian Secara Mekanis
Apabila tingkat serangan terbatas, pengedalian dapat dilakukan
dengan memotong ranting dan daun yang terserang dan ulat yang ada
dikumpul kemudian dibunuh atau dibenam kedalam tanah. Apabila
tingkat serangan berat dilakukan pengendalian dengan cara kimiawi yang
dipandu dengan sistem peringatan dini.
b. Pengendalian secara Kimiawi
Pengendalain secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan
insektisida yang direkomendasikan. Jensi insektisida yang
rekomendasikan adalah Atabron EC,Nudrin Corsair 100 EC, Matador
25 EC, Sherpa 50 EC.
c. Pengendalian dengan Insektisida Organik
Pengendalian ulat kilan dengan pemanfaatan insktisida organik
dilakukan berupa penyemprotan ekstrak daun tanaman mimba
( Azadirachta indica A. Juss ). Ekstrak daun Azadirachta indica
114
Gejala Serangan
Akibat gerekan dari Zeuzera coffeae, batang/cabang tanaman menjadi
berlubang dan pada permukaan luar gerekan sering terdapat campuran
kotoran larva dengan serpihan jaringan tanaman. Menjelang stadium pupa,
larva membuat gerekan arah melintang diujung gerekan hingga mendekati
kulit batang/cabang. Larva sering meninggalkan liang gerekannya dan mulai
membuat gerekan baru pada pangkal batang/cabang yang sama atau
115
Pengendalian
a. Cara Mekanis.
Cara mekanis dilakukan dengan memotong batang/cabang yang
terserang pada jarak sekitar 10 cm arah pangkal dari lubang gerekan,
kemudian larva atau kepompong yang ditemukan lansung dibunuh.
b. Cara biologis
Cara biologis dilakukan dengan menggunakan jamur Beauveria
bassiana. Konidia jamur B.bassiana dibuat menjadi supensi kemudian di
aplikasi dengan menggunakan alat semprot tangan ke lubang gerekan.
Konsentrasi kepadatan yang dianjurkan adalah 1,18 x 107 konidia/ml air.
Mortalitas larva dapat mencapai 100 % pada hari ke 12 setelah jamur
diaplikasi.
c. Cara Kimiawi
Cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida sistemik
yaitu insektisida yang dapat diserap dan ditranslokasikan keseluruh
jaringan tanaman. Teknik aplikasi dilakukan melalui media tanah yang
dapat di serap oleh akar. Jenis insektisida yang dianjurkan dengan teknik
ini adalah Aldicarb, Carbofuran dan insektisida sistemik lainnya. Teknik
lain yang dapat dialakukan adalah melalui infus akar dengan
menggunakan insektisida sistemik yang dapat dilarutkan. Pengendalian
116
Kakao, Budidaya dan
Pengendalian
Kakao, Budidaya dan
beberapa aspek fisiologisnya
117
118