You are on page 1of 13

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao

BAB

HAMA DAN
PENYAKIT UTAMA
TANAMAN KAKAO

Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor pembatas produksi


tanaman kakao. Hama utama yang banyak menyerang tanaman kakao di
Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian khususnya di Sulawesi Selatan
sebagai sentra produksi utama kakao adalah ; Penggerek buah kakao
(Conopomorpha cramerella Snellen), Kepik penghisap buah ( Helopeltis antonii,
Sign), Ulat kilan, (Hyposidra talaca), dan Ulat api ( Darna trima).
Penyakit utama tanaman kakao di Indonesia antara lain adalah;
Penyakit busuk buah dan Kanker batang (Phytophthora palmivora), Penyakit VSD
(Vascular Streak Dieback), Penyakit Antraknosa colletortrichum (Colletortrichum
gloesporiodes), Penyakit Jamur upas (Corticium salmonicolor) dan Beberapa
penyakit akar.
Pada tulisan ini akan lebih ditekankan pada hama dan penyakit utama
tersebut, namun pembahasannya tidak begitu mendalam dan hanya terbatas pada
aspek pengendaliannya secara praktis.

A. HAMA HAMA UTAMA TANAMAN KAKAO


1.

Pengerek buah kakao (Conopomorpha cramerella Snellen. )


Penggerek buah kakao (PBK) menyerang pada buah muda pada fase
pertama perkembangan buah dimana buah kakao baru berukuran sekitar
8 cm. Hama PBK telah menjadi masalah yang sangat serius pada
pertanaman kakao di Indonesia pada umumnya, khususnya di Sulawesi dan
telah menimbulkan kerugian yang sangat berarti.
Tanaman Inang dan Biologi
Conopomorpha cramerella Snellen disamping menyerang tanaman
kakao, juga menyerang tanaman rambutan, Cola dan Nam-nam. Oleh
karena itu tanaman kakao sebaiknya tidak ditanam secara bersama-sama
dengan tanaman-tanaman tersebut diatas (Kalshoven 1981).

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

106

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


Conopomorpha cramerella Snellen, termasuk dalam ordo Lepidoptera
dan famili Lithocorelletidae. Serangga dewasa berbentuk kupu-kupu yang
aktif pada malam hari dan pada siang hari bersembunyi dibalik daun, ranting
atau cabang. Tubuhnya kecil, panjang 7 mm dan lebar 2 mm. Aktivitas
terbangnya tidak jauh dari tempat asalnya tetapi mudah diterbangkan oleh
angin. Telur Conopomorpha cramerella berwarna jingga, berbentuk bulat,
panjang 0,5 - 0,2 mm dan hanya diletakkan pada permukaan buah terutama
pada alur buah. Larva yang baru menetas langsung menggerek buah dan
tinggal di dalam buah. Menjelang berkepompong larva keluar dari buah,
panjang tubuhnya 10-12mm dan warnanya putih kotor. Larva dapat
berkepompong pada permukaan buah, daun, lembaran plastik, dan karton
serta benda lain seperti kertas dan kayu. Perkembangan dari telur sampai
menjadi kupu-kupu dewasa dan bertelur lagi memerlukan waktu sekitar 27-34
hari. Selama hidupnya seekor kupu-kupu betina dapat meletakkan telur
antara 50-100 butir (Sulistyowati dan Agus, 1992).
Gejala Serangan dan Kerusakan
Conopomorpha cramerella Snellen merusak tanaman kakao pada
fase larva, sejak keluar dari telur sampai larva berkepompong. Larva tidak

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

107

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


Gambar 50. Gejala serangan PBK dan serangga Conopomoorpha
cramerella Snellen
menyerang biji kakao tetapi memakan daging buah dan saluran
pembulumenuju biji yang mengakibatkan kerusakan biji, sementara buah
tetap berkembang normal. Lobang gerekan tidak nampak dengan jelas
pada permukaan buah karena lobang gerekan tersebut sangat kecil. Gejala
serangan nampak setelah buah masak yang dapat dikenali denga warna
buah yang pudar dan timbul belang berwarna jingga. Buah yang terserang
bila di goncang tidak berbunyi dan daging buah akan nampak berwarna
hitam sedang biji berkeriput, ringan dan saling melekat satu sama lain.
Penggerek buah kakao dapat menimbulkan kerugian biji mencapai sekitar
80% biji kering (Ismail dan Zam, 1986).

Pengendalian
Pengendalian hama PBK harus dilakukan secara terencana dengan
menggabungkan berbagai cara yaitu :

a. Karantina.
Karantina adalah tidak memasukkan buah kakao masak untuk
benih dari lokasi sumber hama PBK, untuk mencegah perpindahan/
penyebaran PBK dari sumber-sumbernya di Indonesia (Karantina
Domestik) atau mencegah penularan PBK dari negara lain agar tidak
masuk ke lokasi pertanaman kakao yang masih bebas PBK di Indonesia
(Karantina International). Tindakan karantina mutlak dilakukan terhadap
bahan tanam lain yang berasal dari sumber-sumber infeksi hama
tersebut, karena kepompong hama PBK juga dapat melekat pada bibit,
karung, kotak, kantong plastik dan pada kendaraan pengangkut.
a. Penyelubungan buah
Penyelubungan buah adalah menyelubungi buah kakao muda
yang panjangnya 8-10 cm dengan kantong plastik ukuran panjang 30
cm, lebar 15 cm dan tebal 0,02mm. Bagian ujung yang satu diikat pada
tangkai buah sedangkan ujung lainnya dibiarkan terbuka.
b.

Rampasan
Rampasan buah dilakukan dengan memetik serentak buah
yang tersisa setelah panen besar. Tujuannya adalah menghilangkan

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

108

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


sumber infestasi dan menekan populasi serangan hama untuk
sementara waktu.

c. Rampasan jangka panjang


Rampasan buah jangka panjang dilakukan dengan memotong
cabang-cabang sekunder atau tersier dan merampas semua bunga dan
buah diseluruh areal terserang. Dengan perlakuan ini pertanaman tidak
akan tersedia buah selama 6 bulan. Hal ini bertujuan untuk menurunkan
populasi serangga hama PBK
d.

Pengendalian secara terpadu.


Pengendalian secara terpadu dilakukan dengan menggabungkan antara aspek budidaya , pengendalian mekanis dan pengendalian
secara hayati dalam satu paket. Paket pengendalian secara terpadu
yang dilakukan saat ini adalah pemupukan berimbang, pemangkasan,
panen sering (siklus panen 1 x seminggu), sanitasi kebun, pemanfaatan
agensia hayati khususnya semut hitam (Dolichoderus sp), semut rangrang, dan pengomposan kulit buah segera setelah pemecahan buah.
Paket pengendalian secara terpadu ini cukup efektif mengendalikan
hama PBK apabila dilaksanakan oleh petani secara konsisten dan
produktivitas tanaman memperlihatkan kenaikan yang signifikan.

2.

Kepik Penghisap Buah (Helopeltis antonii Sign).


(Hemiptera, Miridae).
Helopeltis antonii Sign terutama menyerang tanaman kakao dengan
cara menusukkan stilet kedalam jarangan tanaman untuk menghisap cairan
tanaman. Hama ini terutama menyerang buah, tetapi apabila jumlah buah
kurang akan menyerang pada cabang dan ranting
Tanaman inang dan Biologi
Tanaman inang Helopeltis antonii Sign, disamping Kakao (T.
cacao), adalah Teh (Camelia sinensis), Kina, (Cinchona sp.), Kapok (Ceiba
pentandra), Kayu manis (Cin namomum), Rambutan (N. Lappaceum),
Tephrosia sp.
Helopeltis merupakan genus yang mempunyai banyak spesies dan
terbagi dua sub-divaisio, yaitu subdivisio afropelti untuk spesies-spesies yang

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

109

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


hidup di Afrika dan subdivisio helopeltis sensu stricto untuk spesies-spesies
yang berada diluar Afrika. Helopeltis antonii Sign. dan helopeltis theivora
waterh yang merupakan hama penting untuk pertanaman kakao di
Indonesia.

Bentuk helopeltis dewasa mirip dengan walang sangit, panjang


tubuhnya sekitar 10 mm. Pada H antonii, bagian tengah tubuhnya berwarna
jingga dan bagian belakang berwarna hitam atau kehijauan dengan garisgaris putih. Pada bagian tengah tubuh terdapat embelan tegak lurus
berbentuk jarum pentul. Sayap dua pasang, tipis dan tembus pandang .
Gejala Serangan dan Kerusakan
Serangga muda (nimfa) dan imago dapat menimbulkan kerusakan
terhadap tanaman kakao dengan cara menusukkan alat mulutnya (stilet)
kedalam jaringan tanaman untuk menghisap cairan sel-sel di dalamnya.
Bersamaan dengan tusukan stilet, Helopeltis akan mengeluarkan
cairan yang bersifat racun dari dalam mulutnya yang dapat mematikan
jaringan disekitar tusukan tadi. Akibatnya timbul bercak-bercak cekung
berwarna cokelat kehitaman. Bercak pada buah yang terserang berat akan

Gambar 51. Gejala Serangan kepik penghisap buah dan serangga


Helopeltis spp

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

110

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


menyatu sehingga apabila buah tersebut berkembang, permukaan retak
dan dapat menyebabkan perubahan bentuk dan pada akhirnya akan
menghambat perkembangan biji didalamnya. Bercak-bercak cekung pada
tunas ranting mula-mula bulat dan berwarna cokelat kehitaman kemudian
memanjang seiring dengan pertumbuhan tunas itu sendiri. Akibatnya
ranting tanaman akan layu, kering dan mati. Pada serangan yang berat,
daun-dau akan gugur dan ranting tanaman akan tampak seperti lidi
Sulistyowati dan Agus, 1992).
Akibat serangan hama ini dapat menurunkan produksi pada tahun
yang sama sampai 36 % sedangkan pada tahun produksi berikutnya dapat
mencapai 61-75 %. Serangan yang berulng setiap tahun dapat
menimbulkan kerugian sangat besar karena tanaman tidak sempat tumbuh
normal.
Nimfa yang baru menetas berbulu tebal menyerupai kepik dewasa,
berwarna jingga dan tidak bersayap. Pada stadium ini lansung dapat
menghisap cairan sel dari bagian tanaman yang muda. Nimfa mengalami
pergantian kulit sebanyak 5 kali untuk menjadi imago yang ditandai dengan
adanya embelan pada pungungnya dan telah memiliki sayap secara
sempurna. Helopeltis dewasa tidak mampu terbang tinggi dan mudah
dihembuskan angin (Kalshoven, 1981).
Perkembangan telur hingga menjadi dewasa sekitar 21 28 hari.
Selama hidupnya seekor serangga betina hanya dapat meletakkan telur
hingga 200 butir.
Pengendalian
Pengendalian hama Helopeltis antonii Sign dapat dilkaukan secara
kimia dan secara biologi. Permintaan akan produk pertanian yang bebas
petisida dan perhatian masyarakat akan kerusakan lingkungan, sehingga
pengendalian hama lebih ditekankan pada pengendalian secara biologis.
a. Pengendalian Secara Biologis
Pengedalian Helopeltis antonii secara biologis dilakukan
dengan menggunakan semut hitam (Dolichoderus bituberculatus
Mayr).
Semut ini merupakan bagian dari ekosistem kakao di
Indonesia. Penggunaan semut D. bituberculatus setelah 4 bulan di
introduksi pada kebun dapat menekan perkembangan hama helopeltis
dan meningkatkan produksi sampai 31% pada tahun pertama dan
36 % pada tahun kedua (Sulistiowati dan Santoso, 1993).

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

111

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


D. bituberculatus muda dikenal karena pada saat berjalan
abdomennya melengkung ke bawah dan pada saat istirahat seolaholah duduk diatas abdomen dengan mengankat tungkai depan. D.
bituberculatus berwarnah coklat hitam selalu hidup bersimbiose
dengan kutu putih karena kutu putih mengeluarkan cairan sekresi yang
manis dan disukai oleh D. bituberculatus. Praktek pengendalin dengan
menggunakan semut ini sangat dianjurkan karena tidk merusak
lingkungan dan biaya pengendalian sangat murah.
b.

Pengendalian Cara Kimiawi


Pengedalian secara kimia dilakukan dengan Sistem
Peringatan Dini (SPD) atau Early Wrning Sistem (EWS). Sistim ini
dilakukan dengan cara pengamatan pada kebun setiap 7 hari yang
harus selesai dalam satu hari. Setiap ditemukan gejala serangan
pada buah dilakukan penyemprotan insektisida pada semua buah
yang terserang. Apabila jumlah serangan mencapai diatas 15 %
maka penyemprotan harus dilakukan seluruh kebun pada areal
minimal 4 ha. Penggunaan cara kimia dengan insektiisida dilakukan
secara bijaksana dengan penerapan tepat jenis, tepat dosis, tepat
cara dan tepat waktu agar tidak berakibat buruk pada lingkungan dan
manusia.
Insektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan
helopeltis antara lain Lanette 25 EC,Nudrin 214 WSC, Kiltop 50 EC,
Lebaycid 550 EC, Matador 25 EC, Azodrin 60 WSC, Gusadrin 150
WSC Supracid 40 EC. Pengendalin dengan insektisida dilakukan
antara pukul 24.00 06.00 atau pukul 18.00 22.00.

3.

Ulat Kilan (Hyposidra talaca Walker)


Ulat kilan merupakan hama pemakan daun terutama daun yang
masih muda, sehingga pengaruhnya terhadap peroduksi secara tidak
lansung, tetapi berpengaruh lansung terhadap aktifitas fotosintesis tanaman.
Kerugian yang sangat berarti apaila menyerang tanaman di pembibitan atau
pada tanaman yang belum menghasilkan.
Tanaman Inang dan Biologi
Ulat kilang disamping menyerang tanaman kakao, juga menyerang
pada tanaman kopi (Coffea sp), Teh (C. sinensis), Kina (Cinchona sp), Jambu

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

112

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


biji (Psidum guajava), Rambutan (N. Lappaceum), Lamtoro(Lecena), Albisa,
Moghani macropillat dan tanaman lainnya.
H tallaca dewasa berupa kupu-kupu yang berwarna coklat abu-abu,
berukuran sektar 15 cm dengan rentang sayap sekitar 35 cm dan aktif pada
malam hari.
Kupu-kupu betina meletakkan telur secara berkelompok pada
permukaan batang lamtoro atau kakao sebanyak 500-700 butir. Telur
berbentuk bulat, berwarna hijau muda dan mengkilat. Perkembangan dari
telur sampai menjadi serangga dewasa memerlukan waktu sekitar 44 hari.
Ulat yang baru menetas berwarna cokelat kehitaman dan terdapat 4
deret bintik putih yang melintang pada bagian belakang tubuhnya. Warna
tubuh berangsur-angsur berubah menjadi cokelat kehijauan dan akhirnya
cokelat hijau bercampur abu-abu. Ulat yang hidup pada naungan (lamtoro),
pada instar ke 3 dan ke 4 akan turun ke pohon kakao pada pukul 10.00
11.00 dengan menggantungkan diri pada benang halus yang dihasilkan dari
liurnya. Menjelang berkepompong, ulat akan tuurun ketanah dan 2 3 hari
kemudian telah menjadi kepompong . Kepompong berwarana cokelat
mengkilat yang diletakkan ditanah pada kedalaman 2 5 cm (Risch, 1987).

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

113

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao

Gambar

Ulat dan ngengat serta gejala serangan Ulat kilan (Kumar,


2007)

Gejala Serangan
Daun-daun muda
yang terserang tanpak berlubang dan pada
serangan yang berat akan mengakibatkan tanaman jadi gundul karena pada
tingkat serangan berat, ulat kilang juga akan menyerang daun tua/dewasa.

Pengendalain
Pengendalain hama ulat kilan dilakukan secara mekanis, kimiawi dan
penggunaan insektisida organik.
a. Pengendalian Secara Mekanis
Apabila tingkat serangan terbatas, pengedalian dapat dilakukan
dengan memotong ranting dan daun yang terserang dan ulat yang ada
dikumpul kemudian dibunuh atau dibenam kedalam tanah. Apabila
tingkat serangan berat dilakukan pengendalian dengan cara kimiawi yang
dipandu dengan sistem peringatan dini.
b. Pengendalian secara Kimiawi
Pengendalain secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan
insektisida yang direkomendasikan. Jensi insektisida yang
rekomendasikan adalah Atabron EC,Nudrin Corsair 100 EC, Matador
25 EC, Sherpa 50 EC.
c. Pengendalian dengan Insektisida Organik
Pengendalian ulat kilan dengan pemanfaatan insktisida organik
dilakukan berupa penyemprotan ekstrak daun tanaman mimba
( Azadirachta indica A. Juss ). Ekstrak daun Azadirachta indica

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

114

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


mengandung senyawa Azadirachtin yang bersifat sebagai zat
antifeeding (penghambat aktivitas makan ) dan zat gustatory
repellent (penghalau selera makan). (Sulistiowati dan santoso, 1992) .
Lebih lanjut dikemukakan bahwa penggunaan ekstrak daun mimba
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
dan perkembangan
serangga. Pada konsentrasi 5 20 % seluruh larva serangga H. talaca
mati dan pada konsentrasi 2,5 % tinggal 10-15 % yang bertahan hidup.,
tetapi perkembangan dan pertumbuhan serangaa menjadi tidak normal.
4.

Penggerek Batang/Cabang (Zeuzera coffeae Nieta)


Larva Zeuzera coffeae menggerek batang dan cabang tanaman
kakao dari samping dengan panjang liang gerekan dapat mencapai sekitar
40 50 cm Apabila menggerek batang tanaman yang belum menghasil
sering mengkibatkan kematian tanaman
Tanaman Inang dan Biologi
Inang lain Zeuzera coffeae disamping tanaman kakao adalah
tanaman suren (Cedrella sinensis), Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia
mahagoni), kopi (Koffea sp) dan Kapok ( C. pentandra)
Zeuzera coffeae yang telah dewasa berupa kupu-kupu yang ditandai
dari sayap depan berbintik bintik tebal dan berwarna hitam dengan dasar
putih yang tembus pandang. Seekor serangga betina dapat menghasilkan
telur antara 348 966 butir. Perkembangan telur sampai menjadi kupu-kupu
memerlukan waktu sekitar 3 4 bulan. Telur berbentuk oval dengan
permukaan bawah rata, berwarna kuning pucat dengan panjang sekitar 1,0
mm dan lebar sekitar 0,5 mm dan diletakkan secara berkelompok dalam
untaian yang tidak beraturan pada permukaa batang/cabang. Pada saat
akan menetas telur berubah warna menjadi kunin kemerahan. Kepompong
terbentuk dalam liang gerekan, berukuran panjang antara 16-38 mm dan
lebar antara 5 9 mm, berwarna cokelat tua pada bagian tubuh arah kepala
dan pada bagian arah ekor dan perut berwarna cokelat muda (Risch, 1987).

Gejala Serangan
Akibat gerekan dari Zeuzera coffeae, batang/cabang tanaman menjadi
berlubang dan pada permukaan luar gerekan sering terdapat campuran
kotoran larva dengan serpihan jaringan tanaman. Menjelang stadium pupa,
larva membuat gerekan arah melintang diujung gerekan hingga mendekati
kulit batang/cabang. Larva sering meninggalkan liang gerekannya dan mulai
membuat gerekan baru pada pangkal batang/cabang yang sama atau

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

115

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


kadang-kadang pada cabang/batang yang lain. Akibat gerekan, bagian
tanaman diatas gerekan akan menjadi layu, kering dan mati terutama pada
batang/cabang yang masih kecil (Sulistyowati dan Agus, 1992).

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang/cabang (kiri) dan larva


penggerek cabang (kanan).; Ahsol Hasyim, 2004.

Pengendalian
a. Cara Mekanis.
Cara mekanis dilakukan dengan memotong batang/cabang yang
terserang pada jarak sekitar 10 cm arah pangkal dari lubang gerekan,
kemudian larva atau kepompong yang ditemukan lansung dibunuh.
b. Cara biologis
Cara biologis dilakukan dengan menggunakan jamur Beauveria
bassiana. Konidia jamur B.bassiana dibuat menjadi supensi kemudian di
aplikasi dengan menggunakan alat semprot tangan ke lubang gerekan.
Konsentrasi kepadatan yang dianjurkan adalah 1,18 x 107 konidia/ml air.
Mortalitas larva dapat mencapai 100 % pada hari ke 12 setelah jamur
diaplikasi.
c. Cara Kimiawi
Cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida sistemik
yaitu insektisida yang dapat diserap dan ditranslokasikan keseluruh
jaringan tanaman. Teknik aplikasi dilakukan melalui media tanah yang
dapat di serap oleh akar. Jenis insektisida yang dianjurkan dengan teknik
ini adalah Aldicarb, Carbofuran dan insektisida sistemik lainnya. Teknik
lain yang dapat dialakukan adalah melalui infus akar dengan
menggunakan insektisida sistemik yang dapat dilarutkan. Pengendalian
116
Kakao, Budidaya dan

beberapa aspek fisiologisnya

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao


secara kimia hanya dianjurkan pada tanaman yang belum menghasilkan
karena insektisida sistemik memilki resudu yang relatif lama sekitar 2 3
bulan.
5.

Ulat Api (Darma trina Moore.)


Ulat api menyerang daun-daun tanaman kakao sehingga mengurangi
aktivitas fotosintesis yang mengakibatkan pembentukan karbohidrat sangat
berkurang, dan secara tidak lansung dapat menurunkan produksi buah.

Tanaman Inang dan Biologi


Selain menyerang tanaman kakao, ulat darna juga menyerang
tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis), Teh (C. sinensis), Jeruk Citrus sp),
Mangga (Mangifera indica) dan Kelapa (Cocos nucifera).

Imago berupa kupu-kupu berwarna putih kecokelatan dan sayap


berwarna cokelat mudah dengan garis-garis melintang serta aktif pada
malam hari. Seekor kupu-kupu betina dapat bertelur antara 40 90 butir,
berbentuk agak gepeng dan menempel secara terpencar pada permukaan
bawah daun. Lama periode telur 4 5 hari. Larva yang baru menetas
berwarna dasar abu-abu dan memiliki dua bintik oranye pada punggungnya.
Warna abu-abu kemudian akan berubah menjadi kuning dengan ban cokelat
melingkar pada punggungnya. Periode larva berlansung antara 40 45,
selanjutnya akan mendi kepompong yang berwarna cokelat terang dan
berbentuk bulat telur, terletak pada daun, cabang atau daun-daun kering di
tanah. Periode kepompong berlansung antara 14 17 hari dan seluruh
siklus hidupnya berlansung antara 58 67 hari (Risch, 1987).
Gejala Serangan
Ulat darna menyeranga tanaman kakao pada stadia larva. Larva
instar awal menimbulkan bintik-bintik tembus cahaya pada daun, kemudian
timbul bercak-bercak cokelat yang dikelilingi warna kuning dan dapat meluas
kelseluruh permukaan daun, sehingga daun mati dan gugur. Larva instar
lanjut memakan tepi helai daun atau bagian tengah helai daun yang
mengakibatkan timbulnya lubang-lubang besar. Disamping daun-daun
mudah, daun-daun tua ikut terserang pada tingkat serangan berat yang
dapat mengakibatkan keguguran daun (Wardoyo, 1988).

Pengendalian
Kakao, Budidaya dan
beberapa aspek fisiologisnya

117

Hama dan Penyakit Utama Tanaman Kakao

Pengendalian secara efektif sampai saat ini masih dilakukan dengan


cara kimia. Pengendalian cara biologis belum mampu menekan serangan
sampai pada batas populasi yang tidak merugikan. Insektisida yang
dianjurkan adalah insektisida yang mengandung bahan aktif sipermetrin
sperti Ripcord 5 EC, Sherpa 5 EC, dengan konsentrasi formulasi 0,05%.
Insektisida lain yang dianjurkan adalah Theodan 35 EC, Anthio 33 EC. Sevin
85 Slannete 20 L, masing-masing dengan konsentrasi formulasi 0,2%.
Penyemprotan terutama diarahkan pada permukaan daun bagian bawah.

Kakao, Budidaya dan


beberapa aspek fisiologisnya

118

You might also like