You are on page 1of 13

Perakitan Varietas Tanaman Buncis

(Phaseolus vulgaris L.) Berdaya Hasil Tinggi


dengan Sifat Warna Polong Ungu dan Kuning
Andy Soegianto dan Sri Lestari Purnamaningsih

Ana Fitriana
Erica Puspa Ningrum
Muhammad Rizki

Latar Belakang

Phaseolus vulgaris L.

Kebutuhan masyarakat akan buncis terus meningkat


dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan
penduduk
Produksi tanaman sayuran buncis di Indonesia periode
2009 sampai 2013 adalah 290,99; 336,49; 334,66; 322,15;
dan 327,38 ton
Indonesia harus mengImpor 30,91 ton buncis pada
tahun 2012 guna mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Pemuliaan tanaman : Usaha untuk memperoleh varietas baru yang


mempunyai sifat lebih baik dari tetuanya
Salah satu faktor penentu keberhasilan pemuliaan tanaman adalah
tersedianya keragaman genetik.
Keragaman genetik tanaman dapat diupayakan diantaranya adalah melalui
cara introduksi, hibridisasi, dan mutasi. Teknik persilangan buatan
(hibridisasi) dapat menyebabkan terjadinya kombinasi alel-alel yang dapat
meningkatkan keragaman genetik.
Adanya keragaman (variabilitas) genetik dari karakter yang dapat
diwariskan dan kemampuan memilah genotipe-genotipe unggul dalam
proses seleksi sangat menentukan keberhasilan program pemuliaan
tanaman.

Seleksi Pedigree
Salah satu metode seleksi pada keturunan hasil persilangan tanaman menyerbuk
sendiri adalah seleksi pedigree atau seleksi silsilah. Metode ini paling sering
digunakan khususnya untuk generasi F2.
Seleksi pedigree ini membutuhkan nilai heritabilitas tinggi untuk sifat yang
digunakan sebagai kriteria seleksi.
Prosedur seleksi pedigree dimulai dengan melakukan persilangan sepasang tetua
homosigot yang berbeda sehingga diperoleh keturunan generasi F1 yang seragam.
Penyerbukan sendiri populasi F1 ini akan menghasilkan populasi generasi F2 yang
bersegregasi. Seleksi pedigree diterapkan mulai generasi F2 dan dilanjutkan pada
generasi-generasi berikutnya

Seleksi pedigree

Metode Penelitian
Bahan terdiri dari 5
Varietas buncis (Cherokee
Sun, Purple Queen, Gogo
Kuning, Gilik Ijo dan
Mantil)

Penelitian dilaksana dalam 3 (tiga) generasi tanam yaitu, generasi tetua


untuk persilangan, Generasi F1, dan generasi F2, yaitu penanaman pada
bulan Februari sampai dengan September 2012 untuk generasi tetua dan F1,
kemudian dilanjutkan penanaman generasi F2 pada bulan Mei sampai
Agustus 2013.
Persilangan buatan dilakukan antara varietas introduksi dan varietas lokal
serta resiproknya. Populasi tetua masing-masing terdiri dari 20 tanaman
yang ditanam dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Benih F1 dan resiproknya
diperoleh dari persilangan yang direncanakan pada populasi tetua dan
ditanam sebanyak 50 individu untuk setiap populasi F1. Sedangkan pada
populasi F2 hasil selfing generasi F1 ditanam sebanyak 400 individu
tanaman per galur dengan jarak tanam 50 x 30 cm.

Pengamatan dilakukan pada populasi F1 dan F2 untuk warna polong dan daya hasil. Uji kesesuaian
warna polong untuk analisis pewarisan sifat warna polong pada populasi F2 menggunakan metode
Chi-Square (2) dengan rumus
2
O
E

: Nilai Chi-Square
: Frekuensi hasil pengamatan
: Frekuensi harapan

Pendugaan efek heterosis dianalisis menggunakan metode high-parent dan midparents heterosis atau
heterobeltiosis dan heterosis standar untuk sifat berat polong dengan rumus

Hasil

Tabel 2. Perhitungan Chi-Square pada populasi F2 untuk pewarisan sifat warna polong
kuning dan ungu

Tabel 3. Nilai duga pengaruh Heterobeltiosis (HP) dan Heterosis standar (HS) pada persilangan buncis
varietas introduksi dan lokal.

Kesimpulan
Pewarisan warna polong kuning dan ungu berasal dari varietas introduksi adalah bersifat
dominan terhadap warna polong hijau varietas lokal dengan pola pewarisan 3 kuning atau
ungu : 1 hijau, dengan gen pengendali bersifat intra nuclear chromosomal.
Seleksi pedigree untuk memperoleh galur berdaya hasil tinggi dengan polong berwarna
kuning atau ungu akan efektif dilakukan pada populasi F2 karena ragam genetic dan
heritbilitas untuk kedua sifat tersebut tinggi.
Peluang untuk mengembangkan secara langsung keunggulan umur genjah selain daya hasil
dan warna polong adalah cukup besar terutama dari persilangan antara Purple Queen dan
Gogo Kuning berdasarkan nilai duga heterosisnya.

Terima Kasih

You might also like