You are on page 1of 4

1.

Definisi halusinasi
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpastimulus dari luar.
Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar suara Tuhan, suara setan dan suara
manusia yang berbicara terhadap dirinya,sering terjadi pada pasien skizofrenia ( Stuart and
Sundeen, 1991 ).Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
suatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indera tanpa adanya rangsangan
dari luar. Keyakinan tentang halusinasi adalah sejauh mana pasien itu yakin bahwa halusinasi
merupakan kejadian yang benar, umpamanya mengetahui bahwa hal itu tidak benar, raguragu atau yakin sekali bahwa hal itu benar adanya ( Maramis, 2004). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa halusinasi adalah dimana seseorang mempersepsikan sesuatu tanpa adanya stimulus
atau rangsangan dari luar.
2. Jenis-jenis Halusinasi
Jenis-jenis Halusinasi menurut Stuart dan Laraia (2001), meliputi :
a. Halusinasi Pendengaran / akustik
Karakteristik : mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan percakapan lengkap antara dua orang atau lebih tentang orang yang mengalami
halusinasi pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh
untuk melakukan sesuatu kadang-kadang membahayakan.
b. Halusinasi Penglihatan / visual
Karakteristik : Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometri, gambar
kartoon, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias menyenangkan atau
menakutkan seperti melihat monster.
c. Halusinasi Penghidu
Karakteristik : Membaui bau-bau tertentu seperti bau darah, urin atau fases, umumnya baubauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang,
atau demensi.
d. Halusinasi Pengecapan

Karakteristik : Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin dan feses.
e. Halusinasi Perabaan
Karateristik : Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang dating dari tanah, benda mati, atau orang lain.
f. Halusinasi cenesthetic
Karakteristik : merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah divena atau arteri, pencernaan
makanan atau pembentukan urin.
g. Halusinasi Kinesthetic
Karakteristik : Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa berdiri.
3. Fase fase Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia, 2001 fase-fase halusinasi meliputi :
Fase Comforting
Klien mengalami ansietas sedang dan halusinasi yang menyenangkan. Klien mengalami
perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah, takut dan mecoba untuk
berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas. Individu mengalami
bahwa pikiran-pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kendali kesadaran, jika ansietas
dapat ditangani. Fase ini bersifat non psikotik.
Perilaku klien : menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik
sendiri, respon verbal yang lambat jika sedang asyik.
Fase Condenming
Klien mengalami ansietas berat dan halusinasi menjadi menjijikkan. Pengalaman sensori
menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk
mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien mungkin mengalami
diperlakukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain. Fase ini bersifat
psikotik ringan.
Perilaku klien : meningkatkan tanda-tanda system saraf otonom akibatansietas seperti
peningkatan denyut jantung, pernafasan, dan tekanandarah. Rentang perhatian menyempit,

asyik dengan pengalaman sensoridan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan


realita.
Fase Controlling
Klien mengalami ansietas berat dan pengalaman sensorik menjadi berkuasa. Klien berhenti
menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Isi
halusinasi menjadi menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensorik
halusinasi berhenti. Fase ini bersifat psikotik.
Perilaku klien : kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti,kesukaran
berhubungan dengan orang lain, rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit.
Fase Conquering
Klien mengalami panik dan umumnya menjadi melebur dalam halusinasi. Pengalaman
sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi. Halusinasi berakhir dari
beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik. Fase ini bersifat psikotik berat.
Perilaku klien : perilaku teror akibat panik, potensi kuat suicide atauhomicide. Aktifitas fisik
merefleksikan isi halusinasi seperti perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonia
dan tidak mampu merespon terhadap perintah yang kompleks.
4. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon neurobiologi seperti
pada halusinasi antara lain :
a. Faktor genetis.
Telah diketahui bahwa secara genetis schizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom
tertentu namun demikian kromosom yang ke berapa yang menjadi faktor penentu gangguan
ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen schizofrenia ada di
kromosom nomor 6 dengan konstribusi genetik tambahan nomor 4,5,15,dan 22 (buchanan &
carpenter,2000). Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami schizofrenia 50 %
jika salah satunya mengalami schizophrenia, sementara jika di zigote peluangnya sebesar 15
%. Jika seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami schizophrenia berpeluang 15%
mengalami schizophrenia, sementara bila kedua orang tuanya schizophrenia maka
peluangnya menjadi 35 %.

b.

Faktor Neurobiologi

Ditemukan bahwa kortek pre frontal dan kortek limbik pada klien schizophrenia tidak
pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien schizophrenia terjadi penurunan
volume dan fungsi otak yang abnormal. Neurotransmiter juga ditemukan tidak normal,
khususnya dopamin,serotonin, dan glutamat.
c.

Studi Neurotrasmiter

Schizophrenia diduga juga disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan, neurotransmiter.


Dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotonin.
d.

Teori Virus.

Paparan virus influensae pada trimester ke3 kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi
schizophrenia.
e.

Psikologis.

Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi schizophrenia antara lain
anak yang diperlakukan oleh ibu yang pencemas, terlalu melindungi, dingin dan tak
perperasaan,
2.

sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.

Faktor Presipitasi

Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :


a Berlebihannya proses informasi pada sistem syaraf yang menerima dan yang memproses
informasi di thalamus dan frontal otak
b. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu ( mekanisme gatung abnormal )
c. Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku

Stuart, GW, & Sundeen, SJ, 1991, Principle and Practiseof Psychiatric Nursing, 5ed, St Louis
: The CV Mosby Year Book.
Stuart, GW and Laraia, 2001, Principle and Practise of Psychyatric Nursing, 7 ed,St Louis :
The CV Mosby Year Book.

You might also like