You are on page 1of 14

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |1

BAB I
PENDAHULUAN

Saat Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 M, masyarakat Madinah sibuk memikirkan
siapa yang akan menggantikan Nabi untuk menyebarkan ajaran Islam dan memimpin daerah
yang nabi tinggalkan. Sampai akhirnya dibentuklah pengganti nabi dengan julukan
khulafaurrasyidin yang artinya pengganti.
Khulafah atau khalifah yang di tunjuk ada empat yaitu, Abu Bakar Siddiq, Umar bin
Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Para khalifah ini mengalami rintanganrintangan dalam memimpin rakyatnya. Sampai suatu hari saat pemerintahan khalifah Ali bin Abi
Thalib terjadi pertempuran Shiffin (37 H) antara beliau dan Muawiyah bin Abi Sufyan yang
merupakan saudara dari Khalifan Usman bin Affan, beliau menuntut Ali untuk turun dari
jabatannya sebagai khalifah karena Muawiyah menganggap beliaulah yang pantas menjabat gelar
khulafaurrasyidin.
Para pengikut Ali yang dulunya di pihak beliau sekarang beralih keluar dari barisannya,
ini dikarenakan mereka memandang Ali telah berbuat salah. Golongan mereka inilah dalam
sejarah Islam terkenal dengan nama al-Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.
Mereka memerangi Ali, sampai akhirnya Ali wafat dan Muawiyah tetap berkuasa di Damaskus,
dan setelah Ali wafat beliau dengan mudah mendapat gelar Khalifah pada tahun 661 M.
Lambat laun kaum Khawarij ini menjadi pecah menjadi beberapa sekte yang dikarenakan
perbedaan pandangan tentang kafir yang berbuat dosa. Persoalan inilah yang menimbulkan
beberapa aliran teologi dalam Islam , seperti Khawarij yang mengatakan orang murtad wajib
dibunuh, Murijah yang mengatakan orang yang berbuat dosa besar masih mukmin dan bukan
kafir, Al-Qadariah dan al-Jabariah.

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |2

BAB II
PEMBAHASAN

1. Khawarij
Nama khawarij berasal dari kata kharaja yang artinya keluar. Nama itu diberikan kepada
mereka karena mereka keluar dari barisan Ali sebab tidak menyetujui keputusan Ali yaitu
menghentikan perang Shiffin dan menerima tawaran tahkim (arbitrase) yang datang dari pihak
Muawiyah. Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pemberian nama itu didasarkan
atas ayat 100 surat Al-Nisa, yang dalamnya disebutkan : Keluar dari rumah lari kepada Allah
dan Rasul-Nya. Dengan demikian kaum Khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang
meninggalkan rumah dari kampung halamannya untuk mengabdikan diri kepada Allah dan
Rasul-Nya 1.
Sebutan lain yang mereka berikan sendiri dan mereka senangi adalah Syurah yang artinya
para penjual. Mereka memandang diri mereka sebagai orang-orang yang menjual
(mengorbankan) diri mereka demi mendapatkan ridha Allah, sebagaimana disebutkan pada ayat
207 dari surat Al Baqarah2. Nama lain yang diberikan kepada mereka ialah Haruriah, dari kata
Harura3 satu desa yang terletak di Kufah, di Irak. Di tempat inilah kaum Khawarij yang
berjumlah 12.000 orang berkumpul setelah berpisah dari Ali. Disini mereka memilih Abdullah
Ibn Abi Wahb Al-Rasidi menjadi imam mereka. Dalam pertempuran dengan kekuatan Ali
mereka mengalami kekalahan besar, tetapi akhirnya seorang Kharij bernama Abd al-Rahman Ibn
Muljam dapat membunuh Ali.
Walaupun mereka kalah, mereka tetap meneruskan perlawanan terhadap kekuatan Islam
baik di zaman Dinasti bani Umayyah maupun di zaman Dinasti Bani Abbas. Dalam lapangan
ketatanegaraan, mereka lebih bersifat demokratis, karena menurut mereka Khalifah harus di pilih
1
2
3

Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta : UIP, 2010). h. 13
Drs. Abdul Aziz dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam Islam , (Jakarta : Beunebi Cipta, 1987). h. 37

Disebut juga Harura menurut ejaan yang diberikan Yaqut, lihat : Al-Asyari, Maqalat al-Islam iyin, al-Nahdah alMisriyah, Kairo, 1950, h. 156

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |3

secara bebas, bukan hanya mengenal suku-suku tertentu. Asalkan seorang yang terpilih tersebut
memegang jabatan secara adil dan menjalankan syariat Islam .
Kaum Khawarij menganggap Khalifah Usman dan Ali telah bertentangan dengan Islam ,
demikian pula halnya dengan Muawiyah, Amr Ibn al-Ash, Abu Musa al-Asyari serta semua
orang yang di anggap telah melanggar ajaran-ajaran Islam .
Dari sinilah timbul permasalahan siapakah orang yang disebut kafir?. Ini bukan lagi
merupakan persoalan politik tetapi sudah memasuki persoalan teologi. Pendapat tentang siapa
yang masih Islam dan siapa yang keluar dari Islam. Di sini pula timbulah perpecahan di antara
golongan kaum Khawarij.
Pengikut Khawarij, pada umumnya terdiri dari orang-orang Arab Badawi. Kehidupannya
di padang pasir yang serba tandus, menyebabkan mereka bersifat sederhana, baik dalam cara
hidup maupun dalam cara berfikir. Namun, sebenarnya mereka keras hati, berani, bersikap
merdeka, tidak bergantung kepada orang lain, dan cenderung radikal. Karena watak keras yang
dimiliki oleh mereka itulah, maka dalam berfikir dan memahami agama mereka pun
berpandangan sangat keras.
Menurut al-Syahrastani, mereka terpecah menjadi 18 subsekte dan menurut al-Baghdadi
20 subsekte. Al-Asyari menyebut subsekte-subsekte yang jumlahnya lebih besar lagi4.
Berikut ini beberapa subsekte dari golongan kaum Khawarij :
1. Al Muhakkimah
Al Muhakkimah adalah gelar khusus bagi salaf al-khawarij (Khawarij yang paling
5

awal) . Menurut pandangan mereka orang yang melakukan dosa besar merupakan kaum
kafir, seperti penzina, pembunuh dll.

4
5

Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta : UIP, 2010). Hal. 15
Drs. Abdul Aziz dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam Islam , (Jakarta : Beunebi Cipta, 1987). Hal. 39

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |4

2. Al Azariqah
Daerah kekuasaan mereka terletak di perbatasan Irak dan Iran. Nama ini di ambil
dari Nafi Ibn al-Azraq yang merupakan Khalifah pertama mereka yang di beri gelar
Amir al-Muminin. Jumlah pengikutnya lebih dari 20.000 orang.

Mereka tidak lagi memakai ter-kafir tetapi ter-musyrik. Ini merupakan dosa
terbesar dibanding dengan kafir. Orang yang mereka anggap musyrik adalah orang yang
tidak sepaham, orang yang tidak berhijrah ke lingkungan mereka dan yang tidak mau
tinggal di lingkungan mereka.

3. Al-Najdat
Kaum ini berpendapat bahwa orang yang berdosa besar yang menjadi kafir dan
kekal dalam neraka hanyalah orang Islam yang tak sepaham dengan golongannya.
Adapun pengikutnya jika mengerjakan dosa besar, betul akan mendapat siksaan, tetapi
bukan dalam neraka dan kemudian akan masuk surga. Dosa kecil baginya akan menjadi
dosa besar, kalau dikerjakan terus menerus dan yang mengerjakannya sendiri menjadi
musyrik.

4. Al-Ajaridah
Kaum Al-Ajaridah bersifat lebih lunak karena menurut paham mereka, berhijrah
bukanlah merupakan kewajiban melainkan kebajikan. Mereka ini menganut paham
puritanisme. Dan mereka menganggap surat Yusuf bukanlah bagian dari Al Quran,
karena menurut mereka tidak mungkin suatu kitab suci mengandung cerita cinta.

5. Al-Sufriah
Sekte ini membawa paham yang mirip dengan paham al-Azariqah, hanya lebih
lunak. Nama al-Surfiyah berasal dari nama pemimpin mereka yaitu Ziad Ibn al-Asfar.
Pendapatnya yang penting adalah istilah kufr atau kafir (mengandung dua arti yaitu, kuf
al-nimah mengingkari nikmat Tuhan dan kufr bi Allah mengingkari Tuhan). Untuk
arti pertama, kafir tidak berarti keluar dari Islam . Tentang taqiyah, mereka hanya
memperbolehkan dalam bentuk perkataan, tidak boleh berupa tindakan, kecuali bagi

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |5

wanita Islam yang diperbolehkan menikah dengan lelaki kafir bila terancam keamanan
dirinya.

6. Al-Ibadiah

Sekte ini dimunculkan oleh Abdullah ibn Ibad al-Murri al-Tamimi pada tahun 686
M. Doktrin mereka yang terpenting antara lain bahwa orang Islam yang berdosa besar
tidak dapat dikatakan mukmin, melainkan muwahid (kafir nikmat, yaitu tidak membuat
pelakunya keluar dari agama Islam ). Selanjutnya, yang dipandang sebagai daerah dar alkufr hanyalah markas pemerintahan dan itulah yang harus diperangi. Selain daerah itu,
disebut dar al-tauhid (wilayah orang-orang Islam ), tidak boleh diperangi. Tentang harta
yang boleh dirampas dalam perang, mereka hanya menetapkan kuda dan alat perang.
Kelompok ini dianggap sebagai golongan yang paling moderat dalam Khawarij6.
Walaupun Khawarij berkelompok-kelompok dan bercabang-cabang, mereka tetap
berpandangan sama dalam dua prinsip :
1) Persamaan pandang mengenai kepemimpinan. Mereka sepakat bahwa khalifah
hendaknya diserahkan mutlak kepada rakyat untuk memilihnya, dan tidak ada
keharusan dari kabilah atau keturunan tertentu, seperti Quraisy atau keturunan Nabi.
2) Persamaan pandangan yang berkenaan dengan akidah. Mereka berpendapat bahwa
mengamalkan perintah-perintah agama adalah sebagian dari iman, bukan iman secara
keseluruhan.

http://madarikyahya.wordpress.com/2009/07/03/sejarah-dan-pokok-ajaran-khawarij/

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |6

2. Murjiah
Murjiah diambil dari kata irja atau arjaa yang bermakna penundaan, penangguhan, dan
pengharapan. Kata arjaa mengandung pula arti memberi pengharapan kepada pelaku dosa besar
untuk memperoleh pangampunan dan rahmat Allah SWT. Selain itu arjaa berarti pula
meletakkan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dari iman.
Oleh karena itu Murjiah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa, yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.
Beberapa penulisan menetapkan bahwa kaum murjiah itu baru lahir atau muncul dalam
parohan kedua abad pertama hijrah; penetapan itu tampaknya didasarkan pada keterangan
Syahristani bahwa orang yang pertama mengatakan pendirian irja itu adalah Ghailan alDimasyq (tokoh ini sudah aktif menyiarkan paham paham teologis nya pada perempatan terakhir
abad pertama hijrah dan di hukum mati oleh khalifah Hisyam bin Abdul Malik yang berkuasa
105-25H7.
Kaum Murjiah pada mulanya merupakan golongan yang tidak mau ikut campur dalam
pertentangan-pertentangan yang terjadi ketika itu dan mengambil sikap menyerahkan penentuan
hukum kafir atau tidak kafirnya orang-orang yang bertentangan itu kepada Tuhan.
Kalau khawarij menjatuhkan hukum kafir bagi orang yang berbuat dosa besar, kaum
Murjiah menjatuhkan hukum mukmin bagi orang yang serupa itu. Adapun soal dosa besar yang
mereka buat, itu di tunda penyelesaiannya ke hari perhitungan kelak. Argumentasi yang mereka
majukan dalam hal ini ialah bahwa orang Islam yang berdosa besar itu tetap mengakui, bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul-Nya (mengucapkan kaliamat
syahadat). Oleh karena itu orang berdosa besar menurut pendapat golongan ini, tetap mukmin
dan bukan kafir8.
Pada umumnya kaum Murjiah dapat di bagi dalam dua golongan besar, yaitu :

7
8

Drs. Abdul Aziz dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam Islam , (Jakarta : Beunebi Cipta, 1987). Hal. 53
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta : UIP, 2010). Hal. 25

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |7

1. Golongan Moderat
Golongan ini berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak
kekal dalam neraka, tetapi akan di hukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa
yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya dan
oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali

2. Golongan Ekstrim
a. Al Jahmiah
Golongan ini adalah pengikut-pengikut Jahm Ibn Safwan. Menurut mereka, orang
Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan
tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufr tempatnya hanyalah dalam hati.

b. Al Salihiah
Golongan ini adalah pengikut-pengikut Abu al-Hasan al-Salihi. Iman adalah
mengetahui Tuhan dan kufr adalah tidak tahu pada Tuhan. Dalam pengertian mereka,
sembahyang bukanlah termasuk ibadah kepada Allah, karena yang disebut ibadah
ialah iman kepadanya dalam arti mengetahui Tuhan.

c. Al Yunusiah dan Al Ubaidiah


Menurut mereka melakukan maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat tidaklah merusak
iman seseorang. Al Ubaidiah mempertegas lagi bahwa jika seseorang mati dalam
iman dosa-dosa dan perbuatan-perbuatan jahat yang dikerjakannya tidak akan
merugikan bagi yang bersangkutan.

d. Al Khassaniah
Menurut mereka iman itu adalah marifah (mengetahui) Allah dan Rasul-Nya, serta
iqrar (mengakui) apa yang diturunkan Allah dan apa yang di bawa Rasul-Nya dalam
keseluruhan dan tidak dalm perincian. Mereka di anggap ekstrim karena
membolehkan orang meragukan sesuatu yang haram dan kabah yang sudah jelas
wujudnya.

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |8

3. Qodariah
Qadariah berasal dari kata Qadara yang artinya kemampuan, kekuatan. Istilah, qadariyah
adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi Tuhan.
Dalam istilah Inggrisnya paham ini dikenal dengan nama free will dan free act9. Tiap orang
adalah pencipta bagi segala perbuatannya. Ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kekuatan atau qudroh untuk melaksanakan
kehendaknya.
Madzhab Qadariyah muncul sekitar tahun 70 H ( 689 M ). Ajaran-ajaran ini banyak
persamaannya dengan Mutazilah. Tokoh UlamaQadariyah adalah Mabad Al-Juhari dan
Ghailan Al-Dimasqi.
Pokok aliran Qadariyah antara lain adalah manusia mempunyai kemampuan untuk
bertindak (Qudrah ) dan memilih atau berkehendak.
Kehadiran Qadariyah merupakan isyarat penentangan terhadap politik pemerintahan Bani
Umayyah, aliran ini selalu mendapat tekanandari pemerintah, namun paham Qadariyah tetap
berkembang. Dalamperkembangannya, paham ini tertampung dalam madzhab mutazilah.
Adapun kelompok lain yang menolak paham Qodariah ini mengemukakan banyak dalil.
1. Orang yang menganggap bahwa manusia berkuasa penuh di dalam semua
perbuatannya (tidak ada campur tangan Allah di dalamnya).
2. Sesungguhnya orang-orang yang mengumandangkan paham itu (Qodariah), mereka
telah menisbatkan kelemahan kepada Allah, yaitu dengan membatasi kemampuan
Allah, padahal Dia memiliki penguasaan terhadap perbuatan-perbuatan manusia.
3. Mengimani akidah ini (Qodariah) akan menjadikan seseorang berlaku sewenangwenang karena dia tidak akan butuh kepada siapa pun dalam melakukan semua
perbuatannya.
4. Takdir adalah ketentuan Allah yang diciptakan-Nya bagai alam semesta beserta
seluruh isinya, sejak azali, yaitu hukum yang dalam istilah al Quran adalah
sunnatullah. (Al Kahfi 18:29 Ali imran 3:165, Ar Radu 13:11
9

Ibid, Hal. 33

Aliran Aliran dalam Ilmu Aqidah |9


Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia
kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. Al Kahfi 18:29

4. Jabariah
Kata Jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung arti memaksa dan
mengharuskan melakukan sesuatu. Dalam istilah Inggris paham ini disebut fatalism atau
predestination. Asy-Syahrastani mengartikan Jabariah sebagai menolak adanya perbuatan dan
menyadarkan semua perbuatan kepada Allah SWT. Berdasarkan hal ini, Asy-Syahrastani
membagi Jabariah dalam dua bentuk, yaitu:
Jabariah Murni, yang menolak adanya perbuatan berasal dari manusia dan memandang
manusia tidak memiliki kemampuan untuk berbuat,

A l i r a n A l i r a n d a l a m I l m u A q i d a h | 10

Jabariah Pertengahan (Moderat), yang mengakui adanya perbuatan manusia namun


perbuatan manusia tidak membatasi. Namun, orang yang mengakui adanya perbuatan makhluk
yang mereka namakan kasb bukan termasuk Jabariyah.
Paham al-Jabr pertama

kali diperkenalkan oleh Jaad bin Dirham kemudian

disebarluaskan oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan. Dalam perkembangannya paham ini juga
dikembangkan oleh tokoh lainnya, diantaranya al-Husain bin Muhammad an-Najjar dan Jaad
bin Dirrar. Pendapat yang lainmengatakan bahwa kemunculan paham Jabariyah terpengaruh dari
paham ajaranYahudi dan Nasrani. Yaitu Yahudi sekte Qurro dan agama Nasrani yang bersekte
Yacubiyah.
Mengenai paham Jabariyah ini, para ahli sejarah teologi Islam ada yang berpendapat
bahwa kehidupan bangsa Arab yang dikelilingi gurun sahara telahmempengaruhi cara hidup
mereka. Kebergantungan mereka terhadap gurun sahara yang panas telah memunculkan sikap
penyerahan diri terhadap alam.
Selain itu, menurut Abdul Rozak, pemikiran-pemikiran Jabariah telah ada sejak awal
periode Islam . Hal itu terlihat dari beberapa peristiwa yang terjadi baik pada masa Nabi maupun
sesudahnya, seperti pada masa Umar bin Khatab, yaitu ketika terjadinya pencurian dimana
pencuri berargumen bahwa ia telahditakdirkan untuk mencuri, yang akhirnya pencuri tersebut
mendapat hukuman potong tangan dan dera karena telah menggunakan dalil Tuhan.

Doktrin-Doktrin Jabariah
a. Golongan Ekstrim
Mengatakan bahwa segala sesuatu perbuatan manusia bukan merupakan
perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan pada
dirinya.
Pendapat Jahm bin Shofyan orang dari khurasan dan tinggal di Khuffah
mengatakan tentang teologi Jabariah Ekstrim adalah:

A l i r a n A l i r a n d a l a m I l m u A q i d a h | 11

1) Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa, tidak mempunyai daya,


tidak mempunyai pilihan.
2) Surga dan neraka tidak kekal, tidak ada yang kekal selain Tuhan. Iman
adalah marifat atau membenarkan dalam hati. Al-quran adalah makhluk.

b. Golongan Moderat
Mengatakan bahwa Tuhan memang menciptakan perbuatan manusia, baik
perbuatan baik dan buruk, tetapi manusia mempunyai bagian didalamnya.
Pendapat An-Najjar (wafat : 230 H) diantara pendapatnya dari Jabariah Moderat
adalah :
1. Tuhan menciptakan segala sesuatu perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil
bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
2. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat nanti, tetapi Tuhan bisa saja memindahka hati
(marifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan.
Sedangkan menurut pendapat Adh Dhirar
1. Satu perbuatan dapat dilakukan secara bersamaan, yaitu oleh Tuhan dan oleh manusia
2. Tuhan dapat dilihat di akhirat melalui indra keenam
3. Ijtihad dapat dijadikan hujjah

A l i r a n A l i r a n d a l a m I l m u A q i d a h | 12

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat kita pahami bahwa Islam telah hadir sebagai pelopor lahirnya
pemikiran-pemikiran seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan manusia
yang hingga sekarang semuanya itu dapat kita jumpai hampir di seluruh dunia. Hal ini juga
dapat dijadikan alasan bahwa Islam sebagimana di jumpai dalam sejarah, bukanlah sesempit
yang dipahami pada umumnya, karena Islam dengan bersumber pada Al Quran dan As-Sunnah
dapat berhubungan dengan pertumbuhan masyarakat luas.
Sekarang, bagaimana kita menanggapi pemikiran-pemikiran tersebut yang kesemuanya
memiliki titik pertentangan dan persamaan masing-masing dan tentunya pendapat-pendapat
mereka memiliki argumentasi-argumentasi yang bersumber pada al-Quran dan Hadits. Namun
pendapat mana diantara pendapat-pendapat tersebut yang paling baik, tidaklah bisa kita nilai
sekarang. Kerana penilaian sesungguhnya ada pada sisi Allah yang akan diberikanNya di akhirat
nanti.
Dan dari perbedaan pendapat ini lah juga sering menjadikan banyak nya aliran aliran
yang semakin pesat di karenakan akal pikiran manusia yang semakin berkembang dari masa ke
masa dan membuat permasalahan atau pun konflik
Penilaiaan baik tidaknya suatu pendapat dalam pandangan manusia mungkin di lakukan
dengan mencoba menghubungkan pendapat tersebut dengan peristiwa-peristiwa yang
berkembang dalam sejarah. Disisi lain, kita juga bisa menilai baik tidaknya suatu pendapat atau
paham dengan mengaitkannya pada kenyataan yang berlaku dimasyarakat dan dapat bertahan
dalam kehidupan manusia, dan juga pendapat tersebut banyak di ikuti oleh Manusia.

A l i r a n A l i r a n d a l a m I l m u A q i d a h | 13

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun. 2010. Teologi Islam (Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan). Jakarta :
UI-Press
Dahlan, Drs. Abdul Aziz. 1987. Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam Islam . Jakarta :
Beunebi Cipta
Muhammad Abu Zaheah, Imam. 1996. Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam . Jakarta : Logos
Publishing House
http://madarikyahya.wordpress.com/2009/07/03/sejarah-dan-pokok-ajaran-khawarij/
http://dinulIslam i.blogspot.com/2009/08/jabariah-dan-qodariah.html
http://www.scribd.com/doc/22264560/Qadariyah-Jabariyah
http://misbakhudinmunir.wordpress.com/2010/07/13/24/
http://forum.dudung.net/index.php?topic=12199.0
http://referensiagama.blogspot.com/2011/02/murjiah-pemikiran-doktrin-dan-sekte.html

A l i r a n A l i r a n d a l a m I l m u A q i d a h | 14

Adapun Ash-Syarastani menyebutkan Sekte-sekte Murjiah sebagai berikut:


1. Murjiah Khawarij
Mereka adalah Syabibiyyah dan sebagian kelompok Shafariyyah yang tidak mempermasalahkan
pelaku dosa besar.
2. Murjiah Qadariyah
Mereka adalah orang yang dipimpin oleh Ghilan Ad Damsyiki sebutan mereka Al Ghilaniah
3. Murjiah Jabariyah
Mereka adalah Jahmiyyah (para pengikut Jahm bin Shafwan), Mereka hanya mencukupkan diri
dengan keyakinan dalam hati saja .Dan menurut mereka maksiat itu tidak berpengaruh pada
iman dan bahwasanya ikrar dengan lisan dan amal bukan dari iman.
4. Murjiah Murni
Mereka adalah kelompok yang oleh para ulama diperselisihkan jumlahnya.
5. Murjiah Sunni
Mereka adalah para pengikut Hanafi, termasuk di dalamnya adalah Abu Hanifah dan gurunya
Hammad bin Abi Sulaiman juga orang-orang yang mengikuti mereka dari golongan Murjiah
Kufah dan yang lainnya. Mereka ini adalah orang-orang yang mengakhirkan amal dari hakekat
iman.

You might also like