You are on page 1of 4

ANALISIS MASALAH

1.

Apa faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak melakukan ANC


Jawab:
Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil tidak melakukan antenatal care antara lain: kurangnya
pengetahuan ibu tentang antenatal care, kesibukan, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan suami
yang kurang, kurangnya kemudahan untuk pelayanan maternal, asuhan medik yang kurang baik,
kurangnya tenaga terlatih. Secara lebih terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan atau pendidikan


Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. Jika
pengetahuan ibu baik tentang persalinan, maka akan lebih siap dalam menghadapi persalinan.
Peran seorang ibu hamil pada program pemeriksaan antenatal care sangatlah penting.
Karenanya suatu pemahaman tentang program ini amat diperlukan untuk kalangan tersebut.
Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap antenatal care sangat dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan seseorang maka
semakin membutuhkan pusat-pusat pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat bagi dirinya
dan keluarganya. Dengan berpendidikan tinggi, maka wawasan pengetahuan semakin
bertambah dan semakin menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan
sehingga termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat-pusat pelayanan kesehatan yang
lebih baik.

Usia
Masalah yang masih banyak dijumpai pada kehamilan dan persalinan adalah status
biologis wanita yang meliputi perkawinan usia muda kurang dari 20 tahun dan banyaknya
wanita hamil pada usia 35 tahun. Kehamilan yang terjadi pada wanita dibawah 20 tahun
merupakan kehamilan yang banyak menghadapi risiko-risiko kesehatan sehubungan dengan
kehamilan dini dan banyak yang memiliki pengetahuan yang terbatas atau kurang percaya
diri untuk mengakses sistem pelayanan kesehatan yang mengakibatkan kunjungan pelayanan
antenatal yang terbatas yang berperan penting terhadap terjadinya komplikasi, sehingga
pada kelompok usia ini diperlukan motivasi untuk memeriksakan kehamilan secara teratur

Status sosial dan ekonomi


Status sosial ekonomi yang rendah juga mempengaruhi perawatan antenatal berupa
kunjungan ke klinik. Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya alokasi
dana bagi ibu hamil untuk memperoleh layanan kesehatan. Oleh karena itu kelompok yang
miskin mempunyai resiko yang lebih besar untuk mengalami perdarahan antepartum
dibandingkan dengan kelompok yang mampu.

Letak geografis tempat tinggal


Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang
sulit menjangkau sampai tempat terpencil

Peran keluarga dan lingkungan tempat tinggal

Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan budaya yang
kompleks atau bermacammacam. Pada kenyataanya peranan suami dan keluarga sangat
besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku atau tindakan ibu hamil dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Teori

Snehendu

B.

Kar

(Notoatmodjo, 2003)

menyimpulkan

bahwa

perilaku

kesehatan seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan masyarakat
sekitarnya (social support). Orang yang tinggal dilingkungan yang menjunjung tinggi aspek
kesehatan akan lebih antusias dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya mereka yang tinggal
dilingkungan dengan pola hidup tidak sehat/tidak memperhatikan kesehatan akan cenderung
tidak peduli dengan pencegahan penyakit atau pemeriksan kesehatan secara teratur

2.

Apa tindakan kita sebagai doga jika menemukan kasus seperti ini? (keluarga gk mau dirujuk, gk punya
BPJS, tapi gawat dan harus dirujuk)
Jawab:
Dalam hal ini dokter Budi harus memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kepada pasien tentang alasan
serta maksud dilaksanakannya rujukan tersebut. Pada skenario kasus merupakan keadaan darurat yang
membutuhkan pertolongan segera. Jika keluarga pasien menolak karena tidak ada biaya maka dokter Budi
dapat menjelaskan bahwa karena ini termasuk kasus gawatdarurat maka pembayarannya nanti dapat
dilakukan belakangan dan menyarankan keluarga untuk mengurus keanggotaan BPJS sesegera mungkin.

Tata cara rujukan

Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi dan rujukan.
Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka, seperti dokter ahli
tertentu.

Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengan dokter yang
dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang memuat informasi secara
lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penanganan yang dilakukan oleh dokter
keluarga.

Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkap mungkin.
Tujuan konsultasi pun harus jelas,

apakah hanya

untuk

memastikan diagnosis,

menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat pengobatan atau yang


lainnya.

Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajib memberikan
bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya, harus menasihatkan
agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih sesuai.

Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja

Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan

Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak

Pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi:


-

terjadi keadaan gawat darurat: kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku

bencana; kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah

kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan
terapi tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan

pertimbangan geografis

pertimbangan ketersediaan fasilitas

Sebelum dirujuk pasien harus stabil terlebih dahulu.

Kita harus melakukan hal-hal berikut:


-

Koreksi cairan (rehidrasi)

Koreksi keseimbangan asam basa

Koreksi keseimbangan elektrolit

Pemberian Kalori

Pemberantasan infeksi

Penurun panas

Yang dapat kita berikan, yaitu sebagai berikut:

Resusitasi intrauterin

ibu miring ke kiri

O2 8 lpm

IVFD RL 1000 cc

Tokolitik kaltrofen

Injeksi Ceftriaxone 1 gr iv

Metronidazole infus 3x500mg

Injeksi metochlopramide 1 amp

Injeksi ranitidin 1 ampul

You might also like