Professional Documents
Culture Documents
Learning Objective
1. Epidemiologi
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3. Care Seeking Behaviour
4. Analisis Skenario
MIND MAP
BAB I
PENDAHULUAN
1. KELUARGA
Definisi Keluarga
Menurut Depkes RI (1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Friedmen (1998),
keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk
saling
membagi
pengalaman
dan
melakukan
pendekatan
emosional,
serta
Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga menurut Sussman (1970) ada dua bentuk :
1. Keluarga tradisional
Keluarga tradisional adalah keluarga yang pembentukannya sesuai atau tidak
melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati
bersama. Hal yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami dan
istri. Keluarga tradisional dibedakan atas 8 macam :
2. Keluarga non-tradisional
Keluarga non-tradisional adalah keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau
melanggar norma-norma kehidupan masyarakat secara tradisional dihormati bersama
yaitu keabsahan ikatan perkawinan antara suami dan istri. Keluarga non-tradisional
ada 5 macam :
a. Keluarga hidup bersama (commune family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama,
berbagi hak dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama.
b. Keluarga orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried parent and children
family)
Keluarga yang terdiri atas pria atau wanita yang tidak pernah menikah tetapi
tinggal bersama dengan anak yang dilahirkannya.
c. Keluarga pasangan tidak kawin dengan anak (Unmarried couple with children
family)
Keluarga inti yang hubungan suami istri tidak terikat dengan perkawinan yang sah
d. Keluarga pasangan tinggal bersama (cohabiting couple)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan
perkawinan yang sah.
4
Fungsi Keluarga
Menurut WHO (1978) :
a. Fungsi Biologis
b. Fungsi Psikologis
c. Fungsi Sosialisasi
d. Fungsi Ekonomi
e. Fungsi Pendidikan
datang dalam
Rasa aman
c.
Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
Friedman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu :
1) Mengenai gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang
tidak membantu dirinya karena cacat / usia yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dari lembagalembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada.
Adaptasi
anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga
yang lain.
2.
Partnership
antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3.
Growth
Affection
anggota keluarga.
5. Resolve
Menggambarkan
kepuasan
anggota
keluarga
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
tentang
Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata 5 kurang, 6-7 cukup
dan 8-10
sering/selalu
kadang-kadang
2. RUMAH SEHAT
Definisi
Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan. Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.
Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar,
menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap
manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian Sehat
menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial
budaya, bukan hanya keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi
seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya
dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktorfaktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat
diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat,
sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial
(Sanropie dkk., 1991). Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar,
rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat
sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik
Fungsi Rumah
Fungsi rumah rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang dikutip
dari Azwar adalah :
a. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan
kewajiban sehari-hari.
10
b. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan
bagi segenap anggota keluarga yang ada.
c. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
d. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
e. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang
dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
f.
Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat (Depkes
RI, 2007).
a. Memenuhi
kebutuhan
psikologis
antara lain
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya
ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni.
b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya
makanan
dan minuman
dari
pencemaran,
disamping
Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham
Machfoedz, 2008) adalah sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yang meliputi :
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau
dipertahankan temperatur lingkungannya. Sebaiknya temperatur udara dalam
ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4C dari temperatur udara luar
untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22C - 30C sudah cukup segar.
b. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya
matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya
(penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau.
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara
segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai
ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)
minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai.
d. Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras
dan tidak terlalu sedikit.
e. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang
berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung
maupun dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul
antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan
mental seperti mudah marah dan apatis.
f. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anakanak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak,
bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik,
12
juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di jalan atau tempat lain
yang membahayakan.
2) Memenuhi kebutuhan psikologis, yang meliputi :
a. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni. Adanya ruangan khusus
untuk istirahat bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan
ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur
dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak
boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun mempunyai kamar tidur
sendiri.
b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana
anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung dengan orang tuannya.
c. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki
tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang
lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan
kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan.
d. W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan
terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila terasa
ingin buang air besar tapi tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus antri di
W.C. orang lain atau harus buang air besar di tempat terbuka seperti sungai atau
kebun.
e. Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga
yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga
menyenangkan bila dipandang.
3) Mencegah penularan penyakit, yang meliputi:
a. Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan
b. Bebas dari kehidupan serangga dan tikus
c. Pembuagan sampah
d. Pembuangan air limbah
e. Pembuangan Tinja
f. Bebas pencemaran makanan dan minuman.
4) Mencegah terjadinya kecelakaan
13
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari
kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini
antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin,
terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan
keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain
sebagainya (Azwar, 1990; CDC, 2006; Sanropie, 1991).
Menurut Soedjajadi (2006), persyaratan rumah sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan tersebut
meliputi:
Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.
Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api.
Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas.
Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan
mekanis dapat dihindari.
Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang
cukup, terhindar
dari
14
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau
bekas tambang;
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur
pendaratan penerbangan.
b. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
c.
Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan;
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
15
f. Vektor penyakit
g. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 ,
asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300
mg/kg bahan;
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan;
3) Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi
seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan
mata.
4) Kualitas udara
Kelembaban udara 40 70 %;
5) Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6) Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam
rumah.
7) Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8) Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah.
18
BAB II
LEARNING OBJECTIVE
1. EPIDEMIOLOGI
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk,
logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan masyarakat.
Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi
penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang menyebabkan
penyakit, cidera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam suatu kelompok
manusia. Epidemiologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sifat,
penyebab, pengendalian, dan factor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan ditribusi
penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. Ilmu ini meliputi pemberian
cirri pada distribusi status kesehatan, penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat
lainnya berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan,
perilaku, waktu, tempat, orang dan sebagainya.
Epidemiologi berfokus pada tipe dan keluasan cedera, kondisi, atau penyakit yang
menimpa suatu kelompok atau populasi, epidemiologi juga menangani factor risiko yang
dapat memberikan dampak, pengaruh, pemicu, dan efek pada distribusi penyakit,
cacat/defek, ketidakmampuan, dan kematian. Sebagai metode ilmiah epidemiologi juga
digunakan untuk mengkasi pola kejadian yang mempengaruhi factor-faktor diatas.
Subjek-subjek yang dibahas dalam epidemiologi adalah distibusi kondisi patologi dari
populasi manusia atau factor-faktor yang mempengaruhi distribusi tersebut.
Tujuan Epidemiologi
Menurut Lilienfeld dalam buku Timmereck (2004) menyatakan bahwa ada tiga
tujuan epidemiologi, yaitu :
1. Menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau
sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau
kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan
19
Manfaat Epidemiologi
Ada tujuh manfaat epidemiologi dalam bidang kesehatan masyarakat, yaitu :
a. Mempelajari riwayat penyakit
Ilmu epidemiologi bermanfaat untuk
mengobati,
mengendalikan
atau
mencegah
penyakit;
cedera;
21
Pejamu
Agent
22
23
24
a. Sector awam atau sector popular adalah domain masyarakat yang tidak
professional. Pada sector inilah pertama kali kesakitan dikenal dan ditentukan.
Hal ini melibatkan keluarga, teman dan tetangga.
b. Sector tradisional menempati posisi tengah antara sector awan dan sector
professional. Sector tradisional ini terdiri dari orang-ornag yang mempunyai
spesialisasi dibidang penyembuhan, baik suci atau sekuler maupun campuran
dari keduanya.
c. Sector para professional kesehatan, terdiri dari organisasi-organisasi profesi di bidang
penyembuhan yang resmi dan ada sangasinua seperti perawat, dokter, bidan dan
psikolog.
2. Tahapan Pemanfaatan Medis
Ada lima tahapan dalam menuju pemanfaatan medis :
a. Keputusan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
b. Keputusan bahwa seseorang sakit dan membutuhkan perawatan professional.
c. Keputusan untuk mencari perawatan medis professional.
d. Keputusan untuk mengalihkan pengawasan kepada tenaga kesehatan
professional dan menerima serta mengikuti apa yang dianjurkan.
e. Keputusan untuk mengakhiri peran pasien.
3. Tahapan Penyakit dan Perawatan medis
Terdapat enam tahap penyakit dan perawatan medis melalui siklus sakit.
a. Tahap pencegahan penyakit dan pengurangan resiko
Pada tahapan ini keluarga dapat memainkan peranan vital dalam upaya peningkatan
kesehatan dan pengurangan resiko. Ada banyak bentuk peningkatan kesehatan,
pencegahan dan pengurangan resiko yang kesemuanya melibatkan keputusan dan
partisipasi dari keluarga. Agar strategi sehat dapat berhasil bisal dilakukan dengan
perbaikan pola hidup seluruh anggota keluarga, antara lain dengan mempelajari status
sehat dan sakit pada masing-masing anggota keluarga.
b. Tahap Gejala Penyakit yang Dialami
Tahap ini dimulai bila gejala-gejalaanya diketahui, diinterpretasikan sejauh mana
menyangkut keseriusannya atau kemungkinan penyebab dan pentingnya atau artinya
dan gejalanya ditemukan dengan berbagai masalah.
25
26
b. Illness Delay : jarak waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui bahwa gejala
tersebut merupakan gejala penyakit dan keputusan untuk mencari pengobatan
atau perawatan.
c. Utilization delay : waktu antara keputusan untuk mencari pengobatan dan
pelaksanaannya.
Ada beberapa alas an untuk berbagai tahap penundaan pada umumnya tidak adanya rasa
sakit merupakan faktor utama dalam penundaan. Faktor lainnya adalah biaya pengobatan
mereka atau menganggap bahwa gejala tersebut tidak serius sebagai alas an mahalnya
biaya pengobatan.
5. Faktor faktor yang mempengaruhi pencarian bantuan kesehatan
a. Keparahan dari gejala
Gejala yang muncul dari tiap individu akan direspon berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan tubuhnya. Bila gejala yang muncul tidak terlalu dirasakan maka
pencarian pengobatan akan lebih lama bahkan sampai penyakitnya bertambah parah,
dan sebaliknya.
b. Status ekonomi
Status ekonomi di sini berkaitan dengan pendapatna keluarga, dengan pendapatan
yang cukup baik maka dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan kesehatan akan lebih
terjamin dan dana untuk biaya pengobatan telah disiapkan. Sedangkan masyarakat
yang mempunyai pendapatan rendah mereka akan sangat takut takut pada biaya
berobat karena alas an tidak mempunyai uang cukup dan mahalnya obat yang harus
dibeli.
c. Sikap, Kepercayaan dan Nilai
Sikap masyarakat terhadap respon sakit yang dirasakan ditanggapi atau dibiarkan
saja, akan mempengaruhi dalam pola pencarian bantuan kesehatan. Kepercayaan ini
adalah keyakinan tentnag kebenaran terhadap sesuatu yang didasarkan pada budaya
pada masyarakat tersebut, sehingga bila dalam masyarakat mempunyai kepercayaan
yang salah tentang penyakit maka dapat menghambat dalam proses pencarian bantuan
kesehatan atau membawa beobat kepada orang yang tidak professional. Sedangkan
nilai di masyarakat adah sebuah konsep yang diwujudkan dalam system moral atau
agama yang dianut dan di dasarkan juga pada budaya yang ada di masyrakat.
27
d. Kesadaran masyarakat
Masyarakat yang mempunyai kesdaran tinggi akan lebih mau menerima masukan dan
informasi tentang hal baru terutama dalam masalah kesehatan, sehingga mereka
mampu berperilaki baru atau cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, begitu
juga dalalm mencari bantuan ke sarana kesehatan meraka akan membawa berobat
diri/anggota keluarga yang sakit tanoa menunda-nunda.
e. Sikap petugas kesehatan
Sikap petugas kesehatan di sini adalah bagai mana para petugas medis berlaku tidak
ramah atau tidak simpatik kepada pasien, bahkan judes dan tidak responsive saat
menerima pasien serta dalam memberikan tindakan medis dan perawatan. Inilah yang
membuat masyarakat menjadi enggan untuk berobat ke sarana kesehatan karena
mereka tahu informasi tersebut dari anggota keluarga, teman ataupun tetangga.
f. Jarak ke sarana pelayanan kesehatan
Jauhnya jarak sarana kesehatan menjadi pengaruh masyarakat dalam mencari bantuan
kesehatan. Semakin jauh jarak pusat kesehatan dari rumah makan mereka tidak pergi
ke tempat pelayanan kesehatan tersebut, masyarakat lebih memilih mengobati dirinya
sendiri atau pergi ke orang yang tidak professional seperti dukun dan orang pintar
lainnya.
4. ANALISIS SKENARIO
Promotif
Promosi dan pemberian informasi mengenai ISPA
dan Skabies
Memberikan informasi mengenai rumah sehat sirkulasi udara dan pencahayaan
Preventif
Kuratif
29
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
2009.
Rumah
Sehat
dan
Lingkunganya.
diakses
dari
coronavirus
(nCoV)
infection
Interim
Guidance.
2013.
Available
online:http://www.who.int/csr/disease/coronavirus_infections/IPCnCoVguidance_06May
13.pdf.
30