Professional Documents
Culture Documents
1. Definisi
a. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yg menyeluruh yg memusatkan pelayannya
kepada keluarga sebagai suatu unit, pada mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan
tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis
penyakit tertentu saja.(The American Academy of Family Physician, 1969.
b. Dokter keluarga adalah dokter yg dapat memberikan pelayanan kesehatan yg berorientasi komunitas
dgn titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sbg individu yg sakit tetapi sbg
bagian dari unit keluarga & tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu mengunjungi penderita atau
keluarganya. (IDI, 1982).
c. Dokter keluarga adalah dokter yg menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat pertama,
menyeluruh & berkesinambungan kepada pasiennya yg terkait dengan keluarga, komunitas serta
lingkungan dimana pasien tersebut berada. (Singapore College of General Practitioners, 1987).
1. Indikator surveilans :
1. Kelengkapan laporan
2. Jumlah dan kualitas kajian epidemiologi dan rekomendasi yang dihasilkan.
3. Terdistribusinya berita epidemiologi lokal dan nasional
4. Pemanfaatan informasi epidemiologi dalam manajemen program kesehatan.
5. Menurunnya frekuensi KLB penyakit.
6. Meningkatnya kajian SKD penyakit.
Kegiatan surveilans :
1. Sistem surveilans terpadu penyakit
2. Sistem surveilans sentinel
3. Surveilans khusus
4. Sistem kewaspadaan dini (SKD) dan penyelidikan KLB
5. Studi khusus
6. Analisis dan interpretasi data.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi yang efektif akan membawa dokter pada diagnosa
yang lebih tepat, investigasi dan terapi yang tepat serta meningkatkan derajat kepuasan dan pemenuhan
kebutuhan pasien ; dengan demikian komunikasi yang efektif diharapkan akan dapat mengurangi tuntutan
malpraktek serta memberikan kepuasan batin bagi penyedia jasa layanan medis yang bersangkutan.
Teori dan Penerapan Medis dalam hal Komunikasi Verbal dan non-Verbal
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah penggunaan kata-kata dalam menyampaikan pikiran, perasaan dan informasi.
Kesalahan utama dalam penyampaian kata-kata adalah digunakannya istilah-istilah medis yang hanya
dimengerti oleh profesi medis saja dan tidak dimengerti sama sekali oleh pasien. Penggunaan istilah
medis hanya boleh digunakan terhadap pasien yang faham tentang hal itu dan tidak boleh digunakan pada
pasien pada umumnya.
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman pasien pada kurun waktu tertentu adalah volume
informasi yang disampaikan.
Penyedia layanan kesehatan harus memberi kesempatan pada pasien untuk mengingat pesan-pesan yang
telah disampaikan. Pada umumnya pasien hanya dapat mengingat 3 hal utama pada setiap kali pertemuan.
Adalah merupakan hal yang sangat menguntungkan bila dapat disediakan sebuah informasi tertulis
mengenai cara menegakkan diagnosa dan rekomendasi medis.
Komunikasi non-Verbal
Komunikasi non-verbal adalah isyarat yang berlangsung secara sadar atau tidak sadar berupa tingkah laku
yang dapat menyatakan fikiran, perasaan dan petunjuk. Komunikasi non-verbal dapat berguna dalam :
Menunjukkan emosi.
Menunjukkan sikap.
Komunikasi verbal dan non-verbal dapat membantu dokter untuk menunjukkan perhatian dan keperdulian
terhadap pasien. Dengan menunjukkan perhatian, melakukan kontak mata, mendengarkan dan bertanya
secara baik serta menunjukkan pengertian dan empati akan membuat pasien lebih merasa diperhatikan
dan dianggap penting.
Sikap non-verbal yang dapat memperlihatkan adanya perhatian dan kepedulian terhadap pasien adalah :
Nada bicara
Sikap
Senyuman
Posisi duduk antara dokter dan pasien pada ketinggian yang sama
Saat melakukan konsultasi medis, dokter harus memahami seluruh kebutuhan individual pasien.
Dokter yang bekerja diklinik antenatal biasanya berhubungan dengan pasien yang telah menikah dan akan
menemui hambatan khusus dalam melakukan komunikasi dengan pria atau remaja yang belum menikah.
Kendala budaya menambah tingkat kesulitan dalam membahas masalah seputar seksual pada lawan jenis
(dokter wanita) dan remaja (laki-laki) yang belum menikah.
Kendala komunikasi diatas harus memperoleh perhatian oleh karena akan menjadi masalah pada pasien
pria dan remaja yang memerlukan layanan konsultasi secara terpadu. Mereka sering tidak dapat
memperoleh informasi atau pelayanan yang diperlukan agar terlindung dari kehamilan yang tidak
diharapkan atau infeksi saluran reproduksi dan HIV.
A. Pendekatan GATHER
Pendekatan GATHER sudah lama digunakan dalam konsultasi pelayanan Keluarga Berencana untuk
membentuk klien memilih metode kontrasepsi yang paling baik dan sesuai.
GATHER adalah merupakan singkatan dari :
Greet (salam) berikan salam dalam sikap bersahabat pada klien segera ketika berjumpa. Buatlah
klien merasa nyaman dengan menanyakan hal-hal yang sederhana.
Ask (tanya) apa dan bagaimana seorang konselor dapat membantu klien. Tanyakan masalah
mereka, gunakan nada suara yang mengisyaratkan keperdulian, perhatian dan keakraban.
Explain (jelaskan)
Return (kembali) ingatkan klien dengan memberikan pesan-pesan tertentu yang penting
B. Pendekatan REDI
Dikenal 4 tahapan REDI yaitu :
Tahap 1 : Rapport Building (membina hubungan)
Membuat pendahuluan.
Menjanjikan kerahasiaan.
Mendapatkan informasi mengenai kebutuhah klien, resiko kehidupan seksual, kehidupan sosial
dan lingkungan.
Bantu klien dalam memahami kehamilannya atau resiko dari menderita HIV atau PMS.
Sumber bacaan :
Departemen Kesehatan RI : Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis Hak Asasi Manusia dan
Keadilan Gender Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.Direktorat Bina Kesehatan Keluarga
2004
Association of Reproductive Health Profesionals : Comunications in Reproductive Health Curriculum
2nd ed 2005 .http://www.arhp.org/publication diakses pada tanggal 22 Januari 2006