You are on page 1of 10

Hambatan dan Tantangan Fair Tradedi Negara Berkembang(Studi Kasus: Indonesia)

Logo-logo Fair Trade "Perdagangan yang Adil" kini marak ditemui di banyak produk di pasar
swalayan berbagai negara Eropa termasuk Belanda. Para konsumen nampak juga sudahakrab
dengan label baru tersebut. Tapi sekalipun akrab, masih banyak yang tidak tahu lebih jauh soal
perdagangan yang adil itu. Beberapa orang mendasari konsep Fair Trade terbatas pada tidak
mempekerjakan buruh anak, beberapanya lagi merasa patut membeli produk kopidari petani yang
mendapatkan harga yang pantas. Di luar itu masih ada orang yangmemusatkan perhatiannya pada
produk ramah lingkungan.Paper ini dibuat dengan tujuan mengetahui makna dari konsep Fair Trade
sertamenganalisis hambatan dan tantangan yang dialami oleh negara-negara berkembang, dalamhal
ini Indonesia, di dalam menerapkan prinsip-prinsip Fair Trade.

A.Definisi Fair Trade


Fair Trade adalah perdagangan yang berdasarkan pada dialog, keterbukaan dan salingmenghormati,
yang bertujuan menciptakan keadilan, serta pembangunan berkesinambungan.Melalui penciptaan
kondisi perdagangan yang lebih fair dan memihak pada hak-hak kelompok produsen yang
terpinggirkan, terutama di negara-negara miskin akibat praktek kebijakan perdagangan internasional
1
Fair trade bertujuan untuk perbaikan penghidupan produsen melalui hubungan dagangyang sejajar,
mempromosikan peluang usaha dan kesempatan bagi produsen lemah atautermarjinalisir
meningkatkan kesadaran konsumen melalui kampanye fair trade,mempromosikan model kemitraan
dalam perdagangan yang adil, mengkampanyekan perubahan dalam perdagangan konvensional
yang tidak adil, melindungi HAM, pendidikan
1
http://www.ffti.info/about-fair-trade

,diakses pada 8 Desember 200


konsumen dan melakukan advokasi bagi terciptanya kondisi yang lebih baik, khususnya yang
berpihak kepada produsen kecil sehingga mereka dapat berpartisipasi di pasar.
2
B.Sejarah Fair Trade
Bibit-bibit gerakan fair trade lahir di dunia barat akhir tahun 40-an. Gerakan dilandasisemangat
solidaritas dunia barat terhadap negara dunia ketiga. Perintisnya adalah kelompok keagamaan dan
LSM. Ten Thousand Villages dan SERRV International adalah dua LSMyang memulai pengembangan
rantai perdagangan fair trade di negara berkembang.Produknyaanyaman dan rajutandijual di
gereja atau bazar di Amerika. Saat itu, gerakanini dipandang sebagai donasi dunia barat bagi
penduduk miskin negara berkembang
3
Inisiatif ini terus berkembang, bahkan konsep dasarnya mengalami pergeseran. Tak hanyasebagai
donasi, ketika sebagian kecil masyarakat dunia barat menilai telah terjadi eksploitasiharga dalam

perdagangan antara negara mereka dan negara dunia ketiga, mereka inginmemperbaikinya dengan
memberi harga lebih adil. Sekitar tahun 70-an, sejumlah petanikopi skala kecil di Meksiko yang
sangat bergantung pada pihak lain (pengumpul, pedagang,dan pengolah) dalam rantai perdagangan
kopi mengembangkan label/sertifikasi fair tradeuntuk kopi mereka. Nama yang diberikan adalah
Max Havelaar. Dalam percobaan awal ini,dibuka hubungan langsung antara pengolah kopi dan
pengecer di Belanda dengan koperasi petani kopi di Meksiko. Kini selain sebagai sebuah gerakan, fair
trade populer sebagailabel/sertifikat yang disematkan pada produk yang dijual. Ini menjadi semacam
jaminan dantransparansi lebih bagi konsumen bahwa produsen skala kecil mendapatkan harga yang
adil.Dari sisi produsen, sertifikasi memperbesar akses mereka terhadap pasar ekspor.Sejak
pertengahan 80-an, gerakan fair trade telah berkembang secara signifikan di dunia barat yang
menjadi pasar utamanya. Tahun 2005, penjualan produk fair trade di tingkat globalmencapai 1,1
milyar euro
4
. Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 30 persen lebih selamatahun 2004. Saat ini, produk-produk
berlabel fair trade tak hanya dijual di toko khusus tetapimulai juga dipajang di rak supermarket. Jenis
produknya pun makin beragam. Meski permintaan untuk produk-produk berlabel fair trade lebih
banyak tumbuh di dunia barat, saat
2
http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/konsumen/9_dagang_prod_organis.pdf ,diakses pada 8
Desember 2008
3
http://www.oxfamamerica.org,diakses pada 8 Desember 2008
4
http://www.fairtrade.net/

, diakses pada 8 Desember 2008

ini kita bisa melihat bahwa pada pasar lokal di seluruh dunia sudah mulai ada upayamenciptakan
perdagangan yang lebih adil bagi produsen.Pada periode yang sama, pasar produk organik juga
mengalami pertumbuhan yang stabil.Perdagangan barang-barang organik dengan label fair trade
sering disebut sebagai fair andgreen trade.
C.Prinsip-prinsip Fair Trade
Fair trade sebagai sebuah alternatif menawarkan kondisi perdagangan yang lebih baik bagi
produsen kecil dan melindungi hak mereka yang selama ini terpinggirkan. Fair trademembantu
produsen kecil untuk memperoleh kehidupan yang layak melalui peningkatan pendapatan,
melindungi hak produsen kecil atas akses ke pasar, menyalurkan aspirasi & pendapat mereka, tidak
diskriminatif terhadap perempuan yang selama ini menjadi wargakelas dua dan korban langsung
atas perdagangan yang tidak adil, juga melindungi lingkungandari kerusakan karena minimnya

penggunaan bahan-bahan kimiawi.Dengan mekanisme fair trade, konsumen bersedia menghargai


jerih payah produsen yangselama ini tidak pernah diperhitungkan (misal: pemeliharaan tanaman,
mengusir burung,menjemur padi, dsb) sebagai komponen biaya produksi dalam sistem
perdagangankonvensional. Sebagai salah satu bentuk apresiasi konsumen atas jerih payah
produsen,mereka tidak keberatan untuk membeli harga premium (yang meliputi biaya
produksiditambah biaya untuk reinvestasi) yang ditawarkan oleh produsen.Sebaliknya, produsen
juga menghargai kepedulian & kepercayaan yang diberikan olehkonsumen dengan selalu
memberikan informasi sebenarnya mengenai produk mereka(kondisi, waktu panen, varietas) dan
menjaga kualitas/kuantitas produknya. Produsen jugamelakukan pertemuan rutin untuk membahas
dan mencari jalan keluar tentang masalah yangmereka hadapi, khususnya yang berkaitan dengan
pola perdagangan yang adil.Diperlukan sebuah kemitraan perdagangan yang dilandaskan pada
dialog, transparansidan respek yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan yang seimbang (bagi
Dunia Ketiga) didalam perdagangan internasional. Fair trade memberikan sumbangan bagi
pembangunanyang berkelanjutan dengan menawarkan kondisi perdagangan yang lebih baik dan
melindungihak dari produser dan buruh yang terpinggirkan, terutama di Selatan.

Sebagai gerakan, fair trade terwujud dalam bentuk organisasi International Federation of Alternative
Trade (IFAT). Organisasi payung gerakan fair trade sedunia ini bermain diadvokasi kebijakan
internasional. Pada pertemuan tahunan World Trade Organisation (WTO),IFAT selalu muncul. Sejak
di Cancun Mexico hingga di Hongkong tahun lalu mereka hadir sebagai suara alternatif untuk
mewujudkan perdagangan yang lebih adil.Dalam halaman situs International Fair Trade Association,
Asosiasi InternasionalPerdagangan yang Adil menyebut sembilan syarat
5
agar sebuah perdagangan dapat disebutadil.1.Membuka peluang bagi produsen dari kalangan
ekonomi lemah2.Transparan dan dapat dipertanggungjawabkan3.Meningkatkan keahlian
produsen4.Mendorong terbentuknya perdagangan yang adil dan merata5.Pembayaran dengan
harga yang pantas melalui dialog dan prinsip partisipasi sesuaidengan perkembangan pasar
6.Menghormati kesetaraan gender 7.Membentuk situasi dan kondisi lingkungan kerja yang aman
dan sehat bagi pekerjadan masyarakat8.Tidak melibatkan pekerja anak 9.Tidak merusak lingkungan
hidup dan memberikan dampak bagi pembangunan lokal,secara berkala mengurangi tingkat
ketergantungan impor dan membudidayakan produk lokal.
D.Aplikasi Fair Trade di Indonesia
Meski lahir di dunia barat, konsep fair trade bukan sesuatu yang mengawang-awang. Fair trade juga
sesuai diterapkan di Indonesia karena tujuannya adalah memperbaiki taraf hidup produsen skala
kecil, dalam hal ini petani. Inisiatif menciptakan fair trade atau perdagangan
5

http://www.ranesi.nl/tema/jendelaantarbangsa/tema_fairtrade/

, diakses pada 8 Desember 2008

adil atau perdagangan berkeadilan di tingkat lokal sangat perlu dilakukan. Ini mengingat, banyak
lembaga pengatur harga bentukan pemerintahseperti BULOGgagal menjalankantugasnya
dengan baik. Saat ini, ketika harga pangan di dunia mengalami kenaikan sangatsignifikan, harga beli
gabah di tingkat petani kebanyakan masih jauh di bawah harga pasar yang ditetapkan sendiri oleh
pemerintah.Saat ini di Indonesia, istilah fair trade mungkin baru dikenal oleh kalangan
lembagaswadaya masyarakat (LSM), eksportir, dan produsen komoditas ekspor saja. Fair trade,
yangsering diterjemahkan menjadi perdagangan adil atau perdagangan berkeadilan, adalahgerakan
sosial dengan pendekatan berbasis pasar yang bertujuan mengurangi kemiskinan ditingkat global
dan mempromosikan sistem perdagangan berkelanjutan. Fair tradememperjuangkan adanya
jaminan harga pembelian yang adil, sekaligus memperbaiki kondisisosial dan lingkungan bagi
komunitas produsen. Gerakan ini umumnya berfokus membuka pasar ekspor dari negara dunia
ketiga/negara berkembang ke dunia barat. Contoh produk yang diperdagangkan adalah kerajinan,
kopi, coklat, gula, teh, pisang, madu, dan kapas.Pengembangan fair trade di tingkat lokal membantu
petani. Mengingat prosedur dan proses sertifikasi fair trade untuk pasar ekspor biasanya rumit dan
perlu biaya besar, penerapan fair trade di tingkat lokal bisa dilakukan dengan menyederhanakan
prosedur,walau tak berarti mengorbankan kualitas. Jadi, petani tak perlu menganggarkan dana besar
untuk memperoleh sertifikasi atau menyediakan fasilitas baru guna memenuhistandar/volume
produksi yang disyaratkan. Yang lebih dibutuhkan untuk mengembangkanfair trade di Indonesia
adalah transparansi dan kesadaran tiap pihak dalam rantai perdaganganuntuk menempatkan
produsen sebagai mitra sejajar dalam proses jual beli. Selain itu, petani juga perlu berusaha
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang pemasaran dan pascapanen.Gerakan Fair
Trade sudah dimulai di Indonesia di tahun 1980-an. diawali dengan perdagangan diantara para
produsen kerajinan tangan. Dalam pertumbuhannya, mekanismeFair Trade meluas ke perdagangan
produk-produk yang lain seperti pertanian organik dan produk pakaian.
6
Inisiatif memperjuangkan perdagangan yang adil sebaiknya lebih banyak dilakukan olehkomunitas
petani atas dasar kebutuhan bersama. Karena inisiatif yang digalang dari bawaholeh mereka yang
membutuhkan biasanya lebih solid dan lebih bisa bertahan ketimbang
6
http://www.ffti.info/about-ffti

,diakses pada 8 Desember 2008

inisiatif yang diperkenalkan orang dari luar komunitas. Tumbuhkan semangat bahwa petanikecil pun
mampu memulai upaya untuk menolong dirinya sendiri tanpa harus menunggudatangnya bantuan
dari pihak lain.Di sisi lain, konsumen pun harus mulai dididik agar lebih memikirkan produk
yangmereka konsumsi. Dari mana produk itu berasal, bagaimana produk tersebut dihasilkan,
danapakah produsennya memperoleh harga yang layak. Lebih baik lagi jika konsumen
bersediamenanggung sebagian biaya produksi di muka karena petani umumnya mengalami kesulitan
permodalan. Inisiatif yang disebut Pertanian dengan Dukungan Komunitas (CommunitySupported
Agriculture).


Yayasan Mitra Bali
7
Didirikan pada tahun 1993 oleh Agung Alit, seorang Sekretaris Jenderal ForumFair Trade Indonesia
Bermodal Rp 7 juta, pemberian dari orang Jepang yang simpatidengan idenya, Gung Alit mendirikan
yayasan pendampingan perajin tersebut. Duatahun kemudian dia mendirikan PT Teduh Mitra Utama
sebagai badan usaha di bawahYayasan Mitra Bali agar lebih mudah melakukan perdagangan
kerajinan. Usahanyasempat megap-megap antara hidup dan mati. Hingga 1997, Gung Alit
hanyamendapat kerajinan dari lima perajin.Ketika terjadi krisis ekonomi pada 1997, Mitra Bali justru
mendapat banyak keuntungan. Sebab pembayaran dari pembeli dalam bentuk dolar. Kurs rupiah
yangmelemah justru jadi berkah. Tujuan ekspornya pun tidak hanya Jepang, tapi meluas keInggris,
Belanda, Jerman, Amerika Serikat, Spanyol, Austria, dan Kanada. Luasnya pasar itu didukung oleh
jaringan Gung Alit di bidang gerakan fair trade.Pada awalnya, Gung Alit yang pada tahun 1991
bekerja sebagai pekerja lapanganYayasan Pekerti Jakarta di Bali sering bertemu perajin dan tahu
masalah yang merekahadapi. Gung Alit melihat praktik tidak adil itu terjadi pada perajin-perajin
Bali.Perajin hanya menghasilkan produk dan dijual pada pengusaha yang menjualnya lagi pada
konsumen. Perajin tidak pernah tahu berapa kerajinan mereka dihargai pembeli.Di sisi lain
pembayaran pun sering terlambat. Namun praktik paling menyedihkan
7
http://www.mitrabali.com/

,diakses pada 8 Desember 2008

bagi Gung Alit adalah potongan harga hingga 40 persen bagi pemandu wisata yangmembawa tamu
untuk membeli kerajinan tersebut.

Forum Fair Trade Indonesia


8
Di Tahun 2002, Forum Fair Trade Indonesia didirikan sebagai payung untuk Organisasi-Organisasi
Fair Trade di Indonesia. Sasaran utamanya adalah untuk berpartisipasi secara aktif dalam
mempromosikan praktek-praktek Fair Trade yang bertujuan sebagai berikut:1.Sebagai media
koordinasi untuk jaringan Fair Trade di Indonesia2.Untuk mengkampanyekan Fair Trade ke seluruh
dunia pada umumnya danIndonesia pada khususnya3.Untuk meningkatkan taraf hidup produsenprodusen kecilSebagai organisasi Fair Trade di yang di support oleh Oxfam, tentunya FFTItelah
mempunyai program kerja yang telah di rencanakan seperti kampanye danadvokasi di tingkat
nasional, pendidikan Fair trade kepada publik, sebagai pusatinformasi Fair Trade yang terpercaya,
dan lain sebagainya. Serta fokus kegiatanseperti kampanye Fair Trade di Indonesia, koordinasi di
tingkat nasional antar organisasi Fair Trade, dan dokumentasi dan Penyebaran Informasi fair Trade
yangtersistematisFFTI yang memiliki motto
Akan menjadi klise bicara Fair Trade bila tidak diawali dengan empati pada ketertindasan

ini berusaha mencapai sasaran dan tujuanmelalui organisasi anggota, rekan-rekan jaringan, dan
individu dengan cara:1.Mendukung, menstimulasi dan berpegang teguh pada kerjasama dan
pertukaran informasi diantara para anggota terkait perihal pemasaran, riset pasar, dan
pengembangan produk.2.Koordinasi kampanye dan advokasi di tingkat nasional.3.Menjalin
Kerjasama dengan pihak luar.
8
http://www.ffti.info

,diakses pada 8 Desember 2008

Tantangan gagasan pemasaran berkeadilan adalah untuk menterjemahkan idamansosial menjadi


tujuan, aktifitas yang dapat dicapai dengan metode terapan yang seimbangdengan kelayakan
komersial dalam menjalankan bisnis. Gagasan ini ditunjukkan melalui:(a)Mensosialisasikan gagasan
fair trade ke publik,(b)Jenis dan ketersediaan produk organis yang dipasarkan,(c)Proyek sosial
kemasyarakatan yang petani laksanakan,(d)Jenis skema berbagi keuntungan atau tata cata
pelaksanaan bisnis. Memastikan bahwa petani kecil mendapatkan harga yang 'fair' bagi
usahanya.Bila memasarkan produk/jasa, satu aspek yang perlu dipertimbangkan adalah kualitasdan
nilai produk/jasa. Agar menumbuhkan dukungan konsumen, setiap tambahan nilai
perluditerjemahkan sebagai penambahan kualitas/nilai yang berhubungan dengan
produk/jasa.Menambahkan nilai pada produk/jasa untuk menawarkan manfaat dan bentuk yang
lebih baik. Biasanya digunakan untuk menunjukkan penambahan keuntungan langsung
kepadakonsumen. Dalam hal prioritas dan kualitas alternatif, manfaat mungkin tidak
dialamilangsung oleh konsumen, seperti "tambahan" bagi pengelolaan lingkungan
dantanggungjawab sosial yang ingin diemban.Nilai-nilai baru harus membuktikan diri sendiriuntuk
dapat menerima nilai-nilai aliran besar yang biasanya disertai dengan perubahan dalam peraturan
dan norma baru yang berhubungan dengan pasar. Artinya, tujuan gagasan alternatif tidak tinggal
sebagai sebuah alternatif, tetapi akan menjadi aliran utama mengenai nilai-nilai pasar.Kualitas dan
nilai menjadi identitas produk yang nyata. Bagaimana penambahan nilaitersebut menjadi nyata dan
menjadi identitas dari produk organis yang berkeadilan. Produk pertanian organis menetapkan
perbedaan dibandingkan produk konvensional dalam kategoriyang berhubungan dengan proses dan
dampaknya. Tergantung dari metode produksi dansistem sosial yang bekerja, produk pertanian
organis berhubungan dengan:(a)hasil dari metode produksi yang lebih aman, berkelanjutan dan
berwawasanlingkungan,(b) hasil dari sistem ketenagakerjaan yang tidak ekploitatif dan adil secara
sosial,(c) hasil dari pertanian sebagai cara hidup dan jasa. Produk dalam hal ini tidak dijualtetapi
ditukarkan untuk pembayaran yang disetujui demi mendukung kehidupan produsen.

Berhubungan dengan kualitas produk terlihat pada produk, proses dan dampak yang berhubungan
dengan kualitas pada umumnya dan tidak mudah terlihat. Cara sederhana untuk menciptakan
identitas produk dan menjadi bukti bahwa produk tersebut memenuhi criteriafair trade adalah
pelabelan. Maka perlu dibuat standard fair trade yang sesuai dengan kondisilokal.

Konsumen
Tantangan terbesar untuk memperkenalkan fair trade kepada konsumen Indonesiaadalah fakta
bahwa mereka masih sangat peka terhadap harga, sementara gerakan fair trade bertujuan
memberikan harga yang lebih adil/lebih tinggi bagi produsen. Namundengan pendidikan konsumen
yang tepat dan upaya membuka relasi yang dekat antara produsen dan konsumen, tantangan ini
niscaya bisa dihadapi. Kunjungan konsumenke lahan petani adalah contoh upaya menciptakan relasi
yang lebih dekat antara produsen dan konsumen. Dengan melihat secara langsung, selain
menumbuhkankepercayaan konsumen, mereka juga belajar menghargai proses produksi
yangdilakukan petani.
10
9

http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/konsumen/9_dagang_prod_organis.pdf ,diakses pada 8


Desember 2008
10
http://salam.leisa.info/index.php?url=getblob.php&o_id=210002&a_id=211&a_seq=0

,diakses pada 8Desember 2008

KESIMPULAN
Fair Trade adalah perdagangan yang berdasarkan pada dialog, keterbukaan dan salingmenghormati,
yang bertujuan menciptakan keadilan, serta pembangunan berkesinambungan.Melalui penciptaan
kondisi perdagangan yang lebih fair dan memihak pada hak-hak kelompok produsen yang
terpinggirkan, terutama di negara-negara miskin akibat praktek kebijakan perdagangan
internasionalMeski lahir di dunia barat, konsep fair trade bukan sesuatu yang mengawang-awang.
Fair trade juga sesuai diterapkan di Indonesia karena tujuannya adalah memperbaiki taraf hidup
produsen skala kecil, dalam hal ini petani. Inisiatif menciptakan fair trade atau perdaganganadil atau
perdagangan berkeadilan di tingkat lokal sangat perlu dilakukan. Ini mengingat, banyak lembaga
pengatur harga bentukan pemerintahseperti BULOGgagal menjalankantugasnya dengan baik.
Saat ini, ketika harga pangan di dunia mengalami kenaikan sangat

signifikan, harga beli gabah di tingkat petani kebanyakan masih jauh di bawah harga pasar yang
ditetapkan sendiri oleh pemerintah.Gerakan Fair Trade sudah dimulai di Indonesia di tahun 1980-an.
diawali dengan perdagangan diantara para produsen kerajinan tangan. Dalam pertumbuhannya,
mekanismeFair Trade meluas ke perdagangan produk-produk yang lain seperti pertanian organik
dan produk pakaianTantangan terbesar untuk memperkenalkan fair trade kepada konsumen
Indonesia adalahfakta bahwa mereka masih sangat peka terhadap harga, sementara gerakan fair

trade bertujuan memberikan harga yang lebih adil/lebih tinggi bagi produsen. Namun dengan
pendidikan konsumen yang tepat dan upaya membuka relasi yang dekat antara produsen
dankonsumen, tantangan ini niscaya bisa dihadapi

KESIMPULAN
Fair Trade adalah perdagangan yang berdasarkan pada dialog, keterbukaan dan salingmenghormati,
yang bertujuan menciptakan keadilan, serta pembangunan berkesinambungan.Melalui penciptaan
kondisi perdagangan yang lebih fair dan memihak pada hak-hak kelompok produsen yang
terpinggirkan, terutama di negara-negara miskin akibat praktek kebijakan perdagangan
internasionalMeski lahir di dunia barat, konsep fair trade bukan sesuatu yang mengawang-awang.
Fair trade juga sesuai diterapkan di Indonesia karena tujuannya adalah memperbaiki taraf hidup
produsen skala kecil, dalam hal ini petani. Inisiatif menciptakan fair trade atau perdaganganadil atau
perdagangan berkeadilan di tingkat lokal sangat perlu dilakukan. Ini mengingat, banyak lembaga
pengatur harga bentukan pemerintahseperti BULOGgagal menjalankantugasnya dengan baik.
Saat ini, ketika harga pangan di dunia mengalami kenaikan sangat

signifikan, harga beli gabah di tingkat petani kebanyakan masih jauh di bawah harga pasar yang
ditetapkan sendiri oleh pemerintah.Gerakan Fair Trade sudah dimulai di Indonesia di tahun 1980-an.
diawali dengan perdagangan diantara para produsen kerajinan tangan. Dalam pertumbuhannya,
mekanismeFair Trade meluas ke perdagangan produk-produk yang lain seperti pertanian organik
dan produk pakaianTantangan terbesar untuk memperkenalkan fair trade kepada konsumen
Indonesia adalahfakta bahwa mereka masih sangat peka terhadap harga, sementara gerakan fair
trade bertujuan memberikan harga yang lebih adil/lebih tinggi bagi produsen. Namun dengan
pendidikan konsumen yang tepat dan upaya membuka relasi yang dekat antara produsen
dankonsumen, tantangan ini niscaya bisa dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ffti.info/about-fair-trade, diakses pada 8 Desember 2008


http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/konsumen/9_dagang_prod_organis.pdf ,diakses pada 8
Desember 2008

http://www.oxfamamerica.org,diakses pada 8 Desember 2008

http://www.fairtrade.net/, diakses pada 8 Desember 2008

http://www.ranesi.nl/tema/jendelaantarbangsa/tema_fairtrade/, diakses pada 8 Desember 2008

http://www.mitrabali.com/ ,diakses pada 8 Desember 2008

http://www.ffti.info, diakses pada 8 Desember 2008

http://salam.leisa.info/index.php?url=getblob.php&o_id=210002&a_id=211&a_seq=0, diakses pada


8 Desember 2008

You might also like