You are on page 1of 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN KEJANG

PADA ANAK DI RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


RUMBAI PESISIR PEKANBARU

Oleh:
Kelompok III

Andrew Umaya Miyansaski, S.Kep


Muhammad Firdaus, S.Kep
Junia Trisnawati, S.Kep
Dita Purnama Sari, S.Kep
Sherly Fandri, S.Kep
Muharina Amelia, S.Kep

Preceptor Akademik : Ns. Indah Melati, S.Kep


Preceptor Klinik

: dr. Wing Irawati

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan

: Penanganan kejang

Sub pokok bahasan : Penanganan kejang pada anak di rumah


Peserta

: Ibu-ibu yang membawa bayi/balita ke posyandu

Waktu

: 30 menit

A. Tujuan Instruksional
TIU: Setelah mengikuti proses pembelajaran selama 30 menit, peserta mampu memahami
penanganan kejang di rumah
TIK: Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian kejang
b. Menjelaskan klasifikasi kejang
c. Menjelaskan tanda dan gejala kejang
d. Menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan pada saat anak kejang
e. Menjelaskan hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat anak kejang
f. Menjelaskan hal-hal yang harus dihindari setelah anak kejang
g. Menjelaskan cara pencegahan kejang berulang

B. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab

C. Media Pembelajaran
1. Flipchart
2. Leaflet

D. Waktu dan Tempat


1. Hari/Tanggal : Selasa/ 21 Oktober 2014
2. Waktu

: 08.30 WIB s.d. selesai

3. Tempat

: Posyandu

E. Pengorganisasian
Penanggung jawab

: Seluruh mahasiswa kelompok III profesi keperawatan


anak PSIK UR

1. Leader

: Andrew Umaya Miyansaski, S. Kep

2. Moderator

: Sherly Fandri, S. Kep

3. Fasilitator

: Dita Purnama Sari, S. Kep


Muhammad Firdaus, S.Kep

4. Observer

: Muharina Amelia, S. Kep

5. Dokumentasi

: Muhammad Firdaus, S. Kep

F. Setting Tempat
D

CI

Keterangan:
L : Leader

F : Fasilitator

CI : Clinical Instruktur

M : Moderator

O : Observer

P : Peserta

D: Dokumentasi

G. Kegiatan Penyuluhan
No.
Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan:
a. Mengucapkan salam
b. Perkenalan mahasiswa
c. Perkenalan dengan preceptor
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan kontrak waktu
2. Penyampaian materi:
a. Menjelaskan pengertian kejang
b. Menjelaskan klasifikasi kejang
c. Menjelaskan tanda dan gejala

Kegiatan Peserta

Waktu

Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan

5 menit

a. Memperhatikan
b. Memperhatikan

15 menit

a.
b.
c.
d.
e.

c. Memperhatikan

kejang
d. Menjelaskan hal-hal yang
dapat dilakukan pada saat anak
kejang

d. Memperhatikan

e. Menjelaskan hal-hal yang tidak

e. Memperhatikan

boleh dilakukan pada saat anak


kejang
f. Menjelaskan hal-hal yang

f. Memperhatikan

harus dihindari setelah anak


kejang
g. Menjelaskan cara pencegahan

g. Memperhatikan

kejang berulang
No.
Kegiatan Penyuluhan
3. Penutup:
a. Memberi kesempatan untuk
bertanya.
b. Menjawab pertanyaan yang
diajukan.
c. Menanyakan kembali pada
peserta tentang apa yang telah
dijelaskan.
d. Memberikan reinforcement
positif atas jawaban peserta.
e. Menyimpulkan dan menutup
diskusi.
f. Mengucapkan salam.

Kegiatan Peserta
a. Memperhatikan
b. Menjawab
c. Menjawab

d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
f. Menjawab salam

H. Uraian Tugas
1. Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Leader
a. Menyampaikan penyuluhan pada peserta
b. Melemparkan pertanyaan pada peserta
c. Menjawab pertanyaan peserta
d. Menyimpulkan materi penyuluhan.
3. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok serta preceptor
c. Menyampaikan tujuan
d. Menutup acara
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan

Waktu
10 menit

5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi
Melakukan pendokumentasian selama kegiatan penyuluhan berlangsung

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta dan mahasiswa menghadiri penyuluhan
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian kejang
b. Menjelaskan penyebab kejang pada anak
c. Menjelaskan tanda dan gejala kejang
d. Menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan pada saat anak kejang
e. Menjelaskan hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat anak kejang

J. Ringkasan Materi
1. Defenisi kejang
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai mengakibatkan
akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang
berlebihan.(Betz, 2002). Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tibatiba yang suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memory yang bersifat sementara
(Hudak and gallo, 2005)
2. Klasifikasi kejang
a) Kejang demam
1) Pengertian
Kejang demam/step adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan
suhu tubuh (suhu aksila di atas 38,5o C dan suhu rectal > 380C). Kejang tersebut
biasanya timbul pada suhu badan yang tinggi (demam). Demamnya sendiri dapat

disebabkan oleh berbagai sebab, tetapi yang paling utama adalah infeksi
(Ngastiyah, 2005).
2) Penyebab
a. Infeksi: meningitis, ensefalitis
b. Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia, hipokalsemia,
gangguan elektrolit, defisiensi piridoksin, gagal ginjal, gagal hati, gangguan
metabolik bawaan
c. Trauma kepala
d. Keracunan: alkohol
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan kejang demam menurut Tobing
(2005) antara lain:
a. Demam itu sendiri, yang disebabkan oleh infeksi
b. Efek produk toksik daripada mikroorganisme.
c. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
d. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
b) Kejang Epilepsi
1) Pengertian
Serangan epilepsi ditandai adanya aura diikuti oleh hilangnya kesadaran dan
kejang tonik-klonik. Aura merupakan suatu indikasi sensorik yang menyatakan
akan datangnya serangan epilepsi. Aura ini dapat berupa sensasi penglihatan,
pendengaran, atau penciuman yang hanya berlangsung selama beberapa saat
(Rendy, 2012).
2) Penyebab
Menurut Mansjoer (2000) kejadian kejang dapat terjadi karena adanya faktor
pemicu seperti:
a. Faktor sensoris: cahaya yang berkedip-kedip, bunyi yang mengejutkan, dan air
panas dan dingin.
b. Faktor sistemis: demam, penyakit infeksi, obat-obatan tertentu (golongan
fenotiazin, chlorpropamid), hipoglikemia, dan kelelahan fisik.
c. Faktor mental: stress dan gangguan emosi
Serangan epilepsi dimulai dengan menghilangnya kesadaran secara cepat.
Klien kehilangan kemampuan untuk tetap mempertahankan tubuh dalam posisi
tegak, gerakan tonik kemudian klonik, inkontinensia urin dan feses, disertai dengan

disfungsi otonom lainnya, otot-otot berkontraksi dan tersentak-sentak, lidah dapat


tergigit. Serangan berlangsung sekitar 3-5 menit. Klien yang sadar kembali tampak
bingung dan biasanya klien tidak dapat mengingat serangan yang telah dialaminya
(Rendy, 2012).
Pada kejang konvulsif terjadi penurunan kesadaran sementara, kejang otot
yang hebat dan sentakan-sentakan di seluruh tubuh, kepala berpaling kesatu sisi,
gigi dikatupkan kuat-kuat dan hilangnya pengendalian kandung kemih.
Sesudahnya penderita bisa mengalami sakit kepala, linglung sementara dan merasa
sangat lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama
kejang (Rendy, 2012).
Kejang pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5 tahun. Penderita
hanya menatap, kelopak matanya bergetar atau otot wajahnya berkedut-kedut
selama 10-30 detik. Penderita tidak memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi
tidak terjatuh, pingsan maupun menyentak-nyentak (Rendy, 2012).
Gejala awal kejang:
a. Kedutan pada otot tertentu
b. Halusinasi kilauan cahaya
c. Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu
d. Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif yang kompleks misalnya berjalan
berputar-putar
e. Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium

3. Tanda dan Gejala


Keadaan

Kejang

Menyerupai kejang

Onset

Tiba-tiba

Mungkin gradual

Lama serangan

Detik/menit

Beberapa menit

Kesadaran

Sering terganggu

Jarang terganggu

Sianosis

Sering

Jarang

Gerakan ekstremitas

Sinkron

Asinkron

Stereotipik serangan

Selalu

Jarang

Lidah tergigit atau luka


lain

Sering

Sangat jarang

Selalu

Jarang

Gerakan abnormal bola


mata

Fleksi pasif ekstremitas

Gerakan tetap ada

Gerakan hilang

Dapat diprovokasi

Jarang

Hampir selalu

Tahanan terhadap
gerakan pasif

Jarang

Selalu

Hampir selalu

Tidak pernah

Selalu

Hampir tidak pernah

Selalu

Jarang

Bingung pasca serangan


Iktal EEG abnormal
Pasca iktal EEG
abnormal
Sumber: Smith dkk (1998).

4. Hal yang dapat dilakukan pada saat anak kejang


Menurut depkes (2005), hal yang dapat dilakukan saat anak mengalami kejang adalah :
a. Jangan panik
b. Baringkan anak di tempat yang datar/lunak, miringkan pada satu sisi tubuhnya
c. Letakkan bantal/benda lunak lainnya di bawah kepala
d. Jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti keramik, kompor, cok listrik, meja dsb.
e. Longgarkan pakaian/apa pun di sekitar leher
f. Amati kejang: bentuk dan lama kejang, frekuensi, jarak diantara kejang, apa yang terjadi
pada anak sebelum, selama dan sesudah kejang
g. Dampingi anak sampai betul-betul sadar, bersihkan mulut jika terdapat cairan.
h. Berikan kompres hangat bila masih demam
i. Selalu sediakan thermometer dan obat penurun panas di rumah, obat penurun panas
diberikan jika suhu anak > 38,5 C

5. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat anak kejang


Menurut depkes (2005), hal yang dapat dilakukan saat anak mengalami kejang adalah :
a. Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak (sendok, kopi, jari tangan, minum)
b. Anak disembur-sembur dengan air
c. Menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang karena tidak akan mempengaruhi
lamanya kejang

6. Hal-hal yang harus dihindari setelah anak kejang


a.

Jangan langsung dimandikan dengan air dingin

b.

Jangan biarkan anak berenang

7. Pencegahan
Menurut Ngastiyah (2005) pencegahan difokuskan pada pencegahan kekambuhan berulang
dan penegahan segera saat kejang berlangsung.
a. Pencegahan berulang
1) Mengobati infeksi yang mendasari kejang
2) Penkes tentang :
a) Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
b) Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan termometer, cara
pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan batas-batas suhu normal pada anak
(36-37C)
c) Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat mulai demam
dan jangan menunggu sampai meningkat
d) Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah mengalami kejang
demam bila anak akan diimunisasi.
b. Mencegah cedera saat kejang berlangsung kegiatan ini meliputi :
1) Baringkan pasien pada tempat yang rata
2) Kepala dimiringkan unutk menghindari aspirasi cairan tubuh
3) Pertahankan lidah untuk tidak menutupi jalan napas
4) Lepaskan pakaian yang ketat
5) Jangan melawan gerakan pasien guna menghindari cedera

Referensi:
Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC.

Depkes, RI. (2005). Perawatan Bayi dan Anak. Edisi 1. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan
Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Volume 1. Jakarta : Media Aesculapius.
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC
Rendy, M.Clevo. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogjakarta : Nuha
Medika
Tobing, L. (2003). Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak. Jakarta: FKUI

You might also like