Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelompok III
Pokok bahasan
: Penanganan kejang
Waktu
: 30 menit
A. Tujuan Instruksional
TIU: Setelah mengikuti proses pembelajaran selama 30 menit, peserta mampu memahami
penanganan kejang di rumah
TIK: Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian kejang
b. Menjelaskan klasifikasi kejang
c. Menjelaskan tanda dan gejala kejang
d. Menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan pada saat anak kejang
e. Menjelaskan hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat anak kejang
f. Menjelaskan hal-hal yang harus dihindari setelah anak kejang
g. Menjelaskan cara pencegahan kejang berulang
B. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Media Pembelajaran
1. Flipchart
2. Leaflet
3. Tempat
: Posyandu
E. Pengorganisasian
Penanggung jawab
1. Leader
2. Moderator
3. Fasilitator
4. Observer
5. Dokumentasi
F. Setting Tempat
D
CI
Keterangan:
L : Leader
F : Fasilitator
CI : Clinical Instruktur
M : Moderator
O : Observer
P : Peserta
D: Dokumentasi
G. Kegiatan Penyuluhan
No.
Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan:
a. Mengucapkan salam
b. Perkenalan mahasiswa
c. Perkenalan dengan preceptor
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan kontrak waktu
2. Penyampaian materi:
a. Menjelaskan pengertian kejang
b. Menjelaskan klasifikasi kejang
c. Menjelaskan tanda dan gejala
Kegiatan Peserta
Waktu
Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
5 menit
a. Memperhatikan
b. Memperhatikan
15 menit
a.
b.
c.
d.
e.
c. Memperhatikan
kejang
d. Menjelaskan hal-hal yang
dapat dilakukan pada saat anak
kejang
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
f. Memperhatikan
g. Memperhatikan
kejang berulang
No.
Kegiatan Penyuluhan
3. Penutup:
a. Memberi kesempatan untuk
bertanya.
b. Menjawab pertanyaan yang
diajukan.
c. Menanyakan kembali pada
peserta tentang apa yang telah
dijelaskan.
d. Memberikan reinforcement
positif atas jawaban peserta.
e. Menyimpulkan dan menutup
diskusi.
f. Mengucapkan salam.
Kegiatan Peserta
a. Memperhatikan
b. Menjawab
c. Menjawab
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
f. Menjawab salam
H. Uraian Tugas
1. Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Leader
a. Menyampaikan penyuluhan pada peserta
b. Melemparkan pertanyaan pada peserta
c. Menjawab pertanyaan peserta
d. Menyimpulkan materi penyuluhan.
3. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok serta preceptor
c. Menyampaikan tujuan
d. Menutup acara
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
Waktu
10 menit
5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi
Melakukan pendokumentasian selama kegiatan penyuluhan berlangsung
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta dan mahasiswa menghadiri penyuluhan
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian kejang
b. Menjelaskan penyebab kejang pada anak
c. Menjelaskan tanda dan gejala kejang
d. Menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan pada saat anak kejang
e. Menjelaskan hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat anak kejang
J. Ringkasan Materi
1. Defenisi kejang
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai mengakibatkan
akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang
berlebihan.(Betz, 2002). Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tibatiba yang suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memory yang bersifat sementara
(Hudak and gallo, 2005)
2. Klasifikasi kejang
a) Kejang demam
1) Pengertian
Kejang demam/step adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan
suhu tubuh (suhu aksila di atas 38,5o C dan suhu rectal > 380C). Kejang tersebut
biasanya timbul pada suhu badan yang tinggi (demam). Demamnya sendiri dapat
disebabkan oleh berbagai sebab, tetapi yang paling utama adalah infeksi
(Ngastiyah, 2005).
2) Penyebab
a. Infeksi: meningitis, ensefalitis
b. Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia, hipokalsemia,
gangguan elektrolit, defisiensi piridoksin, gagal ginjal, gagal hati, gangguan
metabolik bawaan
c. Trauma kepala
d. Keracunan: alkohol
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan kejang demam menurut Tobing
(2005) antara lain:
a. Demam itu sendiri, yang disebabkan oleh infeksi
b. Efek produk toksik daripada mikroorganisme.
c. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
d. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
b) Kejang Epilepsi
1) Pengertian
Serangan epilepsi ditandai adanya aura diikuti oleh hilangnya kesadaran dan
kejang tonik-klonik. Aura merupakan suatu indikasi sensorik yang menyatakan
akan datangnya serangan epilepsi. Aura ini dapat berupa sensasi penglihatan,
pendengaran, atau penciuman yang hanya berlangsung selama beberapa saat
(Rendy, 2012).
2) Penyebab
Menurut Mansjoer (2000) kejadian kejang dapat terjadi karena adanya faktor
pemicu seperti:
a. Faktor sensoris: cahaya yang berkedip-kedip, bunyi yang mengejutkan, dan air
panas dan dingin.
b. Faktor sistemis: demam, penyakit infeksi, obat-obatan tertentu (golongan
fenotiazin, chlorpropamid), hipoglikemia, dan kelelahan fisik.
c. Faktor mental: stress dan gangguan emosi
Serangan epilepsi dimulai dengan menghilangnya kesadaran secara cepat.
Klien kehilangan kemampuan untuk tetap mempertahankan tubuh dalam posisi
tegak, gerakan tonik kemudian klonik, inkontinensia urin dan feses, disertai dengan
Kejang
Menyerupai kejang
Onset
Tiba-tiba
Mungkin gradual
Lama serangan
Detik/menit
Beberapa menit
Kesadaran
Sering terganggu
Jarang terganggu
Sianosis
Sering
Jarang
Gerakan ekstremitas
Sinkron
Asinkron
Stereotipik serangan
Selalu
Jarang
Sering
Sangat jarang
Selalu
Jarang
Gerakan hilang
Dapat diprovokasi
Jarang
Hampir selalu
Tahanan terhadap
gerakan pasif
Jarang
Selalu
Hampir selalu
Tidak pernah
Selalu
Selalu
Jarang
b.
7. Pencegahan
Menurut Ngastiyah (2005) pencegahan difokuskan pada pencegahan kekambuhan berulang
dan penegahan segera saat kejang berlangsung.
a. Pencegahan berulang
1) Mengobati infeksi yang mendasari kejang
2) Penkes tentang :
a) Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
b) Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan termometer, cara
pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan batas-batas suhu normal pada anak
(36-37C)
c) Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat mulai demam
dan jangan menunggu sampai meningkat
d) Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah mengalami kejang
demam bila anak akan diimunisasi.
b. Mencegah cedera saat kejang berlangsung kegiatan ini meliputi :
1) Baringkan pasien pada tempat yang rata
2) Kepala dimiringkan unutk menghindari aspirasi cairan tubuh
3) Pertahankan lidah untuk tidak menutupi jalan napas
4) Lepaskan pakaian yang ketat
5) Jangan melawan gerakan pasien guna menghindari cedera
Referensi:
Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC.
Depkes, RI. (2005). Perawatan Bayi dan Anak. Edisi 1. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan
Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Volume 1. Jakarta : Media Aesculapius.
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC
Rendy, M.Clevo. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogjakarta : Nuha
Medika
Tobing, L. (2003). Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak. Jakarta: FKUI