Professional Documents
Culture Documents
TUMOR PARU
Fitriyani Simangunsong
Retno Nurul Mandasari
Jennie Rafdiani Telaumbanua
100100004
100100111
100100231
100100241
100100329
BAB 1 PENDAHULUAN
Tumor paru adalah tumor yang paling sering terjadi pada lakilaki di seluruh dunia
ANATOMI PARU-PARU
Paru-paru terletak pada rongga dada dan masingmasing paru berbentuk kerucut. Paru kanan dibagi oleh
dua buah fisura ke dalam tiga lobus atas, tengah, dan
bawah.
Tiap-tiap lobus terdiri dari lobulus. Paru kiri dibagi oleh
satu fisura ke dalam dua lobus atas dan bawah
Permukaan datar paru menghadap ke tengah rongga
dada atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah
terdapat hilus paru-paru dan dibungkus oleh pleura
Pleura adalah membran tipis transparan yang menutupi
paru dalam dua lapisan yaitu visceral yang dekat
dengan permukaan paru dan parietal menutupi
permukaan dalam dari dinding dada.
VASKULARISASI PARU
Paru-paru menerima darah dari 2 arteri:
Arteri pulmonalis membawa darah
terdeoksigenasi dan mengembalikan darah
teroksigenasi ke jantung.
Arteri bronkial membawa darah teroksigenasi
yang akan mengalami perfusi ke otot dinding dari
bronkus dan bronkiolus.
TUMOR PARU
DEFINISI
Tumor Jinak
Tumor Paru
Tumor Ganas
(Kanker)
Tumor
Primer
Metastasis
ETIOLOGI
dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi
dan yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: jenis
kelamin, faktor genetika
faktor risiko yang dapat dimodifikasi: paparan asap
rokok, karsinogen di lingkungan pekerjaan, polusi
udara, makanan dan beberapa penyakit pada paru
FAKTOR RESIKO
Jenis Kelamin
Suku
Faktor Genetika
Merokok
Paparan Pekerjaan
Polusi Udara
Penyakit Paru Sebelumnya
Hormonal
Asap Rokok Pasif dari suami perokok
Inflamasi Kronik
GEJALA KLINIS
Gejala intrapulmoner
Gejala intratorasik ekstrapulmoner
Gejala ekstratorasik non metastasik
Gejala ekstratorasik metastasik
GEJALA INTRAPULMONER
gejala lokal yang disebabkan tumor di paru
terjadi karena adanya gangguan pergerakan silia
dan ulserasi bronkus, sehingga memudahkan
terjadinya keradangan berulang
Keluhan batuk lebih dari 2 minggu merupakan
gejala yang patut mendapat perhatian terutama
pada kelompok populasi yang berisiko untuk
mendapat tumor paru
Batuk darah, nyeri dada, sesak napas
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik bukan saja menentukan lokasi tumor
Tetapi juga untuk menentukan kelainan lainnya pada
tubuh penderita: tumor di daerah leher, supraklavikula,
aksila, payudara dan dinding dada, intraabdominal atau
pembesaran prostat pada laki-laki.
Dengan pemeriksaan teliti dapat memprediksi
kegawatan: tanda- tanda sindrom vena kava superior
karena penekanan tumor.
Tanda-tanda lainnya: edema pada wajah dan lengan
kanan disertai peningkatan tekanan vena jugularis dan
tampak venektasi di dada.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
-
Untuk menilai
kemungkinan adanya
metastasis
- Untuk menilai
kelainan metabolik dan
paraneoplastik
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
TUMOR JINAK
Tumor jinak yang sering dijumpai adalah
hamartoma. Jenis tumor jinak lainnya yang lebih
jarang adalah fibroma, kondroma, lipoma,
hemangioma, tumor neurogenik, papiloma,
leiomiofriboma, dan lain-lain
Hamartoma merupakan tumor jinak paru yang
pertambahan besarnya berlangsung dengan sangat
lambat. Tumor ini jarang terjadi pada anak-anak,
biasanya diatas umur 40 tahun.
Sebagian besar (90%) ditemukan di perifer paru
dan sebagian lagi di sentral (endobronkial) dan
sering terdapat di beberapa bagian paru (multiple).
KISTA PARU
Terbentuknya kista paru merupakan hiperinflasi
udara ke dalam parenkim paru melalui suatu celah
berupa klep akibat suatu peradangan kronis
Kista paru dapat pula disebabkan kelainan
congenital yang secara radiologik tidak dapat
dibedakan dengan kista paru didapat (akibat
peradangan)
Gambaran radiologic memberikan bayangan bulat
berdinding tipis dengan ukuran bervariasi. Bila kista
paru lebih dari satu dan tersebar di kedua paru
dikenal polikistik
PENATALAKSANAAN
Combined Modality Therapy (Multi-modaliti Terapi)
PEMBEDAHAN
PENATALAKSANAAN
RADIOTERAPI
Terapi kuratif atau paliatif.
Pada terapi kuratif, radioterapi menjadi bagian dari
kemoterapi neoadjuvan untuk KPKBSK stadium
IIIA.
Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang
menjadi alternatif terapi kuratif.
Radiasi sering merupakan tindakan darurat yang
harus dilakukan untuk meringankan keluhan
penderita, seperti sindroma vena kava superiror,
nyeri tulang akibat invasi tumor ke dinding dada
dan metastasis tumor di tulang atau otak.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Syarat standar sebelum penderita diradiasi adalah :
1. Hb > 10 g%
2. Trombosit > 100.000/mm3
3. Leukosit > 3000/dl
Radiasi paliatif diberikan pada unfavourable group,
yakni :
1. PS < 70.
2. Penurunan BB > 5% dalam 2 bulan.
3. Fungsi paru buruk.
PENATALAKSANAAN
KEMOTERAPI
Syarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (performance
status) harus lebih dan 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut skala WHO.
Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat anti kanker dapat dilakukan.
Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi adalah:
1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)
2. Respons obyektif satu obat antikanker s 15%
3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO
4. harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 sikius pada penilaian terjadi
tumor progresif.
5. Dosetaksel + sisplatin atau karboplatin
Pengobatan Paliatif
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup penderita
sebaik mungkin.
Gejala dan tanda karsinoma bronkogenik dapat
dikelompokkan pada gejala bronkopulmoner,
ekstrapulmoner intratorasik, ekstratoraksik non
metastasis dan ekstratorasik metastasis.
Sedangkan keluhan yang sering dijumpai adalah batuk,
batuk darah, sesak napas dan nyeri dada.
Pengobatan paliatif untuk kanker paru meliputi
radioterapi, kemoterapi, medikamentosa, fisioterapi, dan
psikososial.
Pada beberapa keadaan intervensi bedah, pemasangan
stent dan cryotherapy dapat dilakukan.
REHABILITASI MEDIK
Pada penderita kanker paru dapat terjadi gangguan
muskuloskeletal terutama akibat metastasis ke tulang.
Manifestasinya dapat berupa inviltrasi ke vetebra atau
pendesakan syaraf.
Gejala yang timbul berupa kesemutan, baal, nyeri dan bahkan
dapat terjadi paresis sampai paralisis otot, dengan akibat akhir
terjadinya gangguan mobilisasi/ambulasi.
Upaya rehabilitasi medik tergantung pada kasus, apakah
operabel atau tidak.
Bila operabel tindakan rehabilitasi medik adalah preventif dan
restoratif.
Bila non-operabel tindakan rehabilitasi medik adalah suportif dan
paliatif.
Karsinoma
sel
skuamous
bronkus. Perjalanan penyakit
selama 3 bulan dengan kolaps
lobus atas paru kiri, dan elevasi
hemidiafragma
kiri
akibat
keterlibatan nervus phrenikus.
Karsinoma
bronkus
dengan kolaps seluruh
lapangan paru kiri.
Wanita,
50
tahun,
karsinoma sel skuamous
dengan
kavitas
yang
iregular di lobus atas paru
kanan.
KESIMPULAN