Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Adjacent segment disease (ASD) adalah sebuah istilah luas meliputi banyaknya
komplikasi dari tindakan fusi spinal (spinal fusion/ Arthrodesis), termasuk diantaranya
kemungkinan terjadinya ASD meningkat setelah dilakukan tindakan fusi spinal. Terapi
definitif dari ASD masih dalam perdebatan, tetapi secara umum, pemilihan terapi
didasari oleh umur pasien dan derajat kesakitan pasien. (Virk, 2014)
Faktor resiko yang paling berperan dalam terjadinya ASD pada pasien postfusi
adalah usia. Studi yang dilakukan oleh Aota et al melaporkan 11 dari 30 pasien yang
usianya lebih dari 55 tahun berkembang menjadi ASD setelah menjalani fusi spinal.
Penelitian restropektif yang dilakukan Estebar dan Cahill menunjukkan bahwa resiko
terjadinya ASD meningkat pada wanita yang telah mengalami menopause. Dalam
1
penelitian restropektif terhadap 49 pasien, Rahm dan Hall juga menyipulkan semakin
bertambah usia semakin meningkat pula kemungkinan terjadinya interbody fusion, hal
untuk menghilangkan tekanan pada korda spinalis atau serabut akarnya. Istilah
laminektomi berasal dari kata latin lamina (atap dari kanal tulang belakang) dan ectomy
korda spinalis atau serabut akarnya dan meredakan gejala yang berkaitan dengan
kompresi dan iritasi dari korda spinalis atau serabut akarnya. Gejala tersebut berupa rasa
sakit dan atau mati rasa, kesemutan, terbakar dan kelemahan hingga kelumpuhan otot.
(leher), torakal (punggung atas) dan lumbal (punggung bawah). (CPMP, 2013)
Stenosis spinal adalah penyempitan kanal tulang belakang disertai dengan gangguan
struktur saraf oleh tulang dan jaringan lunak disekitarnya (Kazt, 2008). Penyakit ini
biasanya bersifat progresif dan dapat terjadi dibeberapa area tulang belakang seperti
2
servikal, torakal dan lumbal. Stenosis lumbal adalah yang paling sering terjadi namun,
stenosis servikal juga mulai sering terjadi. Sedangkan stenosis torakal sangat jarang
terjadi. (Gardocki, 2013). Pasien biasanya datang dengan nyeri menjalar ke tungkai
bawah, nyeri pada bokong atau kaki saat berjalan atau berdiri setelah duduk cukup lama,
nyeri pada punggung bagian bawah, kesemutan atau mati rasa pada tungkai bawah dan
kaki. Biasanya gejala bermanifestasi pada salah satu sisi tubuh pasien. (Kazt, 2008)
pada orang dewasa diatas 65 tahun. Indikasi dilakukannya operasi sangat luas dan
tingkat prosedur bervariasi. Salah satunya adalah dengan laminektomi dan fusi spinal.
(Kazt, 2008). Dengan banyaknya tindakan laminektomi dan fusi spinal yang telah
pada pasien postfusi. Sebuah studi meta-analisis terhadap 5756 pasien menunjukkan
bahwa insiden terjadinya ASD pada tahun-tahun awal setelah operasi adalah rendah,
namun dapat bertambah secara progresif. Insiden pada daerah lumbal meningkat
menjadi 5.6% setelah 2 tahun dan menjadi 45% setalah 33 tahun setelah operasi. Namun
3
tidak semua pasien mengalami keluhan atau gejala. (Lalane, 2008). Oleh karena hal ini
perlu adanya peninjauan lebih lanjut apakah ASD termasuk perubahan degeratif yang
disebabkan atau dipicu setelah dilakukan tindakan operasi? Apakah sebuah sindrom
transisional dari komplikasi jangka panjang setelah tindakan operasi, ataukah sebuah
Islam mengajarkan umatnya untuk berbobat bila sakit sebagai tindakan ikhtiar.
Ketika seorang muslim tahu bahwa dirinya memerlukan pengobatan untuk dirinya
aspek mengenai tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Dokter muslim harus dapat
yang diinginkan dapat dicapai atau menimbulkan masalah baru? Dalam prosedur
tindakan laminektomi dan fusi spinal, ada beberapa bagian tubuh (lamina) yang harus
dibuang, setelah itu akan ditambahkan beberapa alat bantu seperti screw dan pedicle
kedalam tubuh pasien. Apa pandangan Syariat Islam terhadap operasi medis modern
seperti ini?
Berdasarkan hal inilah penbulis berharap skripsi ini dapat membantu dalam
dari tindakan laminektomi pada penderita stenosis lumbal termasuk potensi keuntungan
1.2 Permasalahan
1.3.1
Tujuan Umum
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Bagi Penulis
keterampilan dan kemampuan dalam menulis ilmiah dan berpikir logis serta
b. Bagi Masyarakat
laminektomi pada pasien stenosis lumbal ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Penulisan skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi