You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adjacent segment disease (ASD) adalah sebuah istilah luas meliputi banyaknya

komplikasi dari tindakan fusi spinal (spinal fusion/ Arthrodesis), termasuk diantaranya

listhesis, instabilitas, hernia nucleus pulposus, stenosis, hypertrophic facet arthritis,

skoliosis, dan fraktur kompresi vertebra. Beberapa penelitian mengatakan bahwa

kemungkinan terjadinya ASD meningkat setelah dilakukan tindakan fusi spinal. Terapi

definitif dari ASD masih dalam perdebatan, tetapi secara umum, pemilihan terapi

didasari oleh umur pasien dan derajat kesakitan pasien. (Virk, 2014)

Faktor resiko yang paling berperan dalam terjadinya ASD pada pasien postfusi

adalah usia. Studi yang dilakukan oleh Aota et al melaporkan 11 dari 30 pasien yang

usianya lebih dari 55 tahun berkembang menjadi ASD setelah menjalani fusi spinal.

Penelitian restropektif yang dilakukan Estebar dan Cahill menunjukkan bahwa resiko

terjadinya ASD meningkat pada wanita yang telah mengalami menopause. Dalam
1

penelitian restropektif terhadap 49 pasien, Rahm dan Hall juga menyipulkan semakin

bertambah usia semakin meningkat pula kemungkinan terjadinya interbody fusion, hal

ini dihubungkan dengan meningkatnya resiko terjadi ASD. (Virk, 2014)

Laminektomi (dekompresi spinal) adalah prosedur pembedahan yang dilakukan

untuk menghilangkan tekanan pada korda spinalis atau serabut akarnya. Istilah

laminektomi berasal dari kata latin lamina (atap dari kanal tulang belakang) dan ectomy

(membuang/menghilangkan). Dengan membuang lamina akan memperluas ruang dari

korda spinalis atau serabut akarnya dan meredakan gejala yang berkaitan dengan

kompresi dan iritasi dari korda spinalis atau serabut akarnya. Gejala tersebut berupa rasa

sakit dan atau mati rasa, kesemutan, terbakar dan kelemahan hingga kelumpuhan otot.

Laminektomi dapat dilakukan diberbagai daerah tulang belakang seperti di servikal

(leher), torakal (punggung atas) dan lumbal (punggung bawah). (CPMP, 2013)

Stenosis spinal adalah penyempitan kanal tulang belakang disertai dengan gangguan

struktur saraf oleh tulang dan jaringan lunak disekitarnya (Kazt, 2008). Penyakit ini

biasanya bersifat progresif dan dapat terjadi dibeberapa area tulang belakang seperti
2

servikal, torakal dan lumbal. Stenosis lumbal adalah yang paling sering terjadi namun,

stenosis servikal juga mulai sering terjadi. Sedangkan stenosis torakal sangat jarang

terjadi. (Gardocki, 2013). Pasien biasanya datang dengan nyeri menjalar ke tungkai

bawah, nyeri pada bokong atau kaki saat berjalan atau berdiri setelah duduk cukup lama,

nyeri pada punggung bagian bawah, kesemutan atau mati rasa pada tungkai bawah dan

kaki. Biasanya gejala bermanifestasi pada salah satu sisi tubuh pasien. (Kazt, 2008)

Stenosis spinal merupakan alasan tersering dilakukannya operasi tulang belakang

pada orang dewasa diatas 65 tahun. Indikasi dilakukannya operasi sangat luas dan

tingkat prosedur bervariasi. Salah satunya adalah dengan laminektomi dan fusi spinal.

(Kazt, 2008). Dengan banyaknya tindakan laminektomi dan fusi spinal yang telah

dilakukan sebelumnya menimbulkan masalah baru, yaitu meningkatnya insiden ASD

pada pasien postfusi. Sebuah studi meta-analisis terhadap 5756 pasien menunjukkan

bahwa insiden terjadinya ASD pada tahun-tahun awal setelah operasi adalah rendah,

namun dapat bertambah secara progresif. Insiden pada daerah lumbal meningkat

menjadi 5.6% setelah 2 tahun dan menjadi 45% setalah 33 tahun setelah operasi. Namun
3

tidak semua pasien mengalami keluhan atau gejala. (Lalane, 2008). Oleh karena hal ini

perlu adanya peninjauan lebih lanjut apakah ASD termasuk perubahan degeratif yang

disebabkan atau dipicu setelah dilakukan tindakan operasi? Apakah sebuah sindrom

transisional dari komplikasi jangka panjang setelah tindakan operasi, ataukah sebuah

proses normal degeneratif dari tulang belakang?

Islam mengajarkan umatnya untuk berbobat bila sakit sebagai tindakan ikhtiar.

Ketika seorang muslim tahu bahwa dirinya memerlukan pengobatan untuk dirinya

apakah ia akan segera melakukannya? Terlebih jika tpengobatannya adalah suatu

tindakan pembedahan. Sebagai dokter muslim juga harus mempertimbangkan segala

aspek mengenai tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Dokter muslim harus dapat

mempertimbangkan apakah dengan melakukan tindakan pembedahan tersebut tujuan

yang diinginkan dapat dicapai atau menimbulkan masalah baru? Dalam prosedur

tindakan laminektomi dan fusi spinal, ada beberapa bagian tubuh (lamina) yang harus

dibuang, setelah itu akan ditambahkan beberapa alat bantu seperti screw dan pedicle

kedalam tubuh pasien. Apa pandangan Syariat Islam terhadap operasi medis modern

seperti ini?

Berdasarkan hal inilah penbulis berharap skripsi ini dapat membantu dalam

memahami secara komprehensif mengenai adjacent segment disease sebagai komplikasi

dari tindakan laminektomi pada penderita stenosis lumbal termasuk potensi keuntungan

dan kerugiannya dari sisi medis dan agama Islam.

1.2 Permasalahan

1. Apakah yang dimaksud dengan adjacent segment disease (ASD)? Bagaimana

perjalan penyakitnya? Apa saja faktor resikonya? Apakah ASD termasuk

penyakit degeneratif ataukah bukan?

2. Apakah tindakan laminektomi dan fusi spinal merupakan pemicu terjadinya

ASD? Jika ya, apakah masih perlu dilakukan?

3. Bagaimanakah pandangan syariat Islam dalam pengobatan medis khususnya

mengenai tindakan pembedahan?

1.3 Tujuan Penulisan


5

1.3.1

Tujuan Umum

Mengetahui dan memahami adjacent segment disease sebagai komplikasi

dari tindakan laminektomi pada pasien stenosis lumbal ditinjau dari

kedokteran dan Islam.

1.3.2

Tujuan Khusus

a. Dapat mengetahui dan memahami adjacent segment disease sebagai

komplikasi dari tindakan laminektomi pada pasien stenosis lumbal

ditinjau dari kedokteran.

b. Dapat mengetahui dan memahami adjacent segment disease sebagai

komplikasi dari tindakan laminektomi pada pasien stenosis lumbal

ditinjau dari pandangan Islam.

1.4 Manfaat Penulisan

a. Bagi Penulis

Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sebagai dokter muslim di Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI dan menambah pengetahuan mengenai

adjacent segment disease sebagai komplikasi dari tindakan laminektomi pada

pasien stenosis lumbal ditinjau dari kedokteran dan Islam. Meningkatkan

keterampilan dan kemampuan dalam menulis ilmiah dan berpikir logis serta

aplikatif dalam memecahkan masalah ilmiah serta menambah pengetahuan

mengenai hukum islam dalam penerapannya di bidang kedokteran sehingga

mendukung terciptanya dokter muslim yang baik.

b. Bagi Masyarakat

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah

wawasan mengenai adjacent segment disease sebagai komplikasi dari tindakan

laminektomi pada pasien stenosis lumbal ditinjau dari kedokteran dan Islam.

c. Bagi Universitas YARSI

Penulisan skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi

sumber kepustakaan bagi civitas akademika khususnya mengenai adjacent


7

segment disease sebagai komplikasi dari tindakan laminektomi pada pasien

stenosis lumbal ditinjau dari kedokteran dan Islam.

You might also like