You are on page 1of 19

RS PGI CIKINI

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA PSIKOSOSIAL

KELOMPOK KEILMUAN KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2012
1 | askep psikososial

I.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


ANSIETAS

1. Pengertian
Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman
seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman
2. Tanda dan gejala
Respons fisik:
a. Sering napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Mulut kering
d. Anoreksia
e. Diare/konstipasi
f. Gelisah
g. Berkeringat
h. Tremor
i. Sakit kepala
j. Sulit tidur
Respons kognitif:
a. Lapang persepsi menyempit
b. Tidak mampu menerima informasi dari luar
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
Respons perilaku dan emosi:
a. Gerakan meremas tangan
b. Bicara berlebihan dan cepat
2 | askep psikososial

c. Perasaan tidak aman dan menangis


3. Intervensi Generalis Pada Pasien
a. Tujuan:
1) Pasien mampu mengenal ansietas
2) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik
relaksasi
3) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik
relaksasi untuk mengatasi ansietas
b. Tindakan keperawatan:
1) Mendiskusikan ansietas: penyebab, proses terjadi, tanda dan
gejala, akibat
2) Melatih teknik relaksasi fisik, pengendalian pikiran & emosi
SP1 Pasien: Asesmen ansietas dan latihan relaksasi:
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
ansietas agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan
pengendalian ansietas
3) Bantu pasien mengenal ansietas:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas

4) Latih teknik relaksasi:


a) Tarik napas dalam
b) Distraksi
SP2 Pasien: Evaluasi ansietas, manfaat teknik relaksasi dan
latihan hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ansietas dan kemampuan melakukan
teknik relaksasi
2) Membuat kontrak ulang: latihan pengendalian ansietas
3) Latihan hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan spiritual
4. Intervensi Generalis pada Keluarga
a. Tujuan:
Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota
keluarganya
2)
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
1)

1) Bina hubungan saling percaya


a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ansietas
pasien dan cara merawat agar proses penyembuhan
lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
latihan cara merawat ansietas pasien
3) Bantu keluarga mengenal ansietas:
c) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda
dan gejala, serta akibatnya
d) Menjelaskan cara merawat ansietas pasien: tidak
menambah masalah (stres) dengan sikap positif,
memotivasi cara relaksasi yg telah dilatih perawat pada
pasien
e) Sertakan keluarga saat melatih teknik relaksasi pada
pasien dan minta untuk memotivasi pasien
melakukannya

Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalamiSP 2 keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara
ansietas
merawat dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam,
b. Tindakan keperawatan pada keluarga
menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi pasien
1) Mendiskusikan kondisi pasien: ansietas, penyebab, proses
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow
terjadi, tanda dan gejala, akibat
up
2) Melatih keluarga merawat ansietas pasien
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien hipnotis diri sendiri
3)
Melatih keluarga melakukan follow up
(lima jari) dan kegiatan spiritual
4) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah, follow up
SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (lapang persepsi menyempit,
3)

3 | askep psikososial

tidak mampu menerima informasi, gelisah, tidak dapat tidur) dan


cara merujuk pasien

II.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


KEPUTUSASAAN

1. Pengertian
Keputusaasan merupakan perasaan seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak adanya alternatif atau pilihan dalam
menyelesaikan masalahnya.
2. Tanda dan Gejala
a. Ungkapan kliententang situasi kehidupan tanpa harapan dan
terasa hampa (Saya tidak dapat melakukan sesuatu)
4 | askep psikososial

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Sering mengeluh dan nampak murung


Kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
Menarik diri dari lingkungan
Kontak mata kurang
Mengangkat bahu tanda masa bodoh
Nampak selalu murung atau blue mood
Menurun atau tidak adanya selera makan
Peningkatan waktu tidur
Penurunan keterlibatan dalam perawatan
Bersikap pasif dalam menerima perawatan
Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang
bermakna
n. Dapat merupakan lanjutan ansietas
3. Intervensi Generalis Pada Pasien:
a.Tujuan:
1)Mampu mengenal masalah keputusasaannya
2)Mampu memberdayakan diri dalam aktivitas
3)Mampu menggunakan keluarga sebagai sumber daya
b.Tindakan Keperawatan
1) Diskusi tentang kejadian yang membuat putus asa,
perasaan/pikiran/perilaku yang berubah
2) Latihan berfikir positif melalui penemuan harapan dan
makna hidup
3) Latihan melakukan aktivitas untuk menumbuhkan harapan
dan makna hidup

5 | askep psikososial

SP 1 Pasien : Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir


positif melalui penemuan harapan dan makna hidup
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
perasaan putis asa agar proses penyembuhan lebih
cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
latihan pengendalian perasaan putus asa
3) Bantu pasien mengenal keputusasaan:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaan sedih/ kesendirian/ keputusasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab putus asa
c) Diskusikan perbedaan antara perasaan dan pikiran
klien terhadap kondisinya dengan kondisi real kondisi
klien
d) Bantu pasien menyadari akibat putus asa
e) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman
yang mendukung pikiran, perasaan dan perilaku
positif
4) Latih restrukturisasi pikiran melalui latihan berpikir positif
dengan mengidentifikasi harapan dan penemuan makna
hidup

SP 2 Pasien : Evaluasi keputusaan, manfaat berfikir


positif, dan latihan melakukan aktivitas untuk
menumbuhkan harapan dan makna hidup

1)

2)
3)
4)
5)
6)

4.

Pertahankan rasa percaya pasien


a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang keputusasaan dan kemampuan
melakukan restrukturisasi pikiran
Membuat kontrak ulang: cara mengatasi keputusaaan
Diskusikan aspek positif diri sendiri, keluarga, dan
lingkungan
Diskusikan kemampuan positif diri sendiri
Latih satu kemampuan positif
Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan
positif berguna untuk menumbuhkan harapan dan
makna hidup
Intervensi Generalis Pada Keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga mampu mengenal masalah keputusasaan
pada anggota keluarganya
2) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami keputusasaan
3) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga
yang mengalami keputusasaan
b. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan kondisi pasien: keputusaan, penyebab,
proses terjadi, tanda dan gejala, akibat
2) Melatih keluarga merawat pasien dengan ansietas
3) Melatih keluarga melakukan follow up

6 | askep psikososial

SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:


1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
b) Menjelaskan
tujuan
interaksi:
menjelaskan
keputusasaan pasien dan cara merawat agar proses
penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
latihan cara merawat pasien dengan keputusasaan
3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
a) Menjelaskan keputusasaan, penyebab, proses terjadi,
tanda dan gejala, serta akibatnya
b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan putus asa:
menumbuhkan harapan positif melalui restrukturisasi
pikiran melalui penemuan harapan dan makna hidup
serta melatih kemampuan positif
c) Sertakan keluarga saat melatih restrukturisasi pikiran
dan latihan kemampuan positif

SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara


merawat dan follow up
a. Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
b. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up

c. Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih


kemampuan positif
d. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah follow
up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (muncul ide bunuh
diri atau perilaku pengabaian diri) dan cara merujuk pasien

7 | askep psikososial

III.
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
1. Pengertian
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau
berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya
mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
2. Tanda dan Gejala
a. Mengungkapkan rasa malu/bersalah
b. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
c. Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya,
ketidakberdayaan dan ketidakbergunaan)
d. Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap
permasalahan hidup yang sebelumnya mempunyai evaluasi
diri positif
e. Kesulitan dalam membuat keputusan
3. Intervensi Generalis Pada Pasien
a. Tujuan
1) Klien mampu meningkatkan kesadaran tentang hubungan
positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang
efektif
2) Klien mampu melakukan keterampilan positif untuk
meningkatkan harga diri
3) Klien mampu melakukan pemecahan masalah dan
melakukan umpan balik yang efektif
8 | askep psikososial

4) Klien mampu menyadari hubungan yang positif antara


harga diri dan kesehatan fisik
b.

Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan harga diri rendah : penyebab,
proses terjadinya masalah, tanda dan gejala
dan akibat
2) Membantu pasien mengembangkan pola pikir
positif
3) Membantu mengembangkan kembali harga diri
positif melalui melalui kegiatan positif

SP1 Pasien: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan


kegiatan positif:
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
ansietas agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan
pengendalian ansietas
3) Bantu pasien mengenal harga diri rendah:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat harga diri rendah
d) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas
keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu

4) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu,


kekuatan, keterbatasan serta potensi yang dimiliki
5) Jelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan
kemampuan pemecahan masalah yang efektif
6) Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri,
keluarga, dan lingkungan
7) Latih satu kemampuan positif yang dimiliki
8) Latih kemampuan positif yang lain
9)Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif
berguna untuk menumbuhkan harga diri positif

SP 2 Pasien : Evaluasi harga diri rendah, manfaat latihan


melakukan kemampuan positif 1, melatih kemampuan
positif 2
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang harga diri rendah dan kemampuan
melakukan kegiatan positif
2) Membuat kontrak ulang: cara mengatasi harga diri
rendah
3) Latih kemampuan positif ke 2
4) Evaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif untuk
meningkatkan harga diri
5) Tekankan kembali bahwa
kegiatan melakukan
kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan harga
diri
4.

Intervensi Generalis Pada Keluarga

9 | askep psikososial

a. Tujuan
1) Keluarga mampu mengenal masalah harga diri rendah
pada anggota keluarganya
2) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami harga diri rendah
3) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang
mengalami harga diri rendah
b. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan kondisi pasien: keputusaan, penyebab,
proses terjadi, tanda dan gejala, akibat
2) Melatih keluarga merawat pasien dengan harga diri rendah
3) Melatih keluarga melakukan follow up
SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
b) Menjelaskan
tujuan
interaksi:
menjelaskan
keputusasaan pasien dan cara merawat agar proses
penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
latihan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
a) Menjelaskan harga diri rendah, penyebab, proses
terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan harag diri
rendah: menumbuhkan harga diri positif melalui
melakukan kegiatan positif

c) Sertakan keluarga saat melatih latihan kemampuan


positif
SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara
merawat dan follow up
a) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
b) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
c) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih
kemampuan positif ke 2
d) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah, follow
up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (kondisi pengabaian
diri dan perawatan dirinya) dan cara merujuk pasien

10 | a s k e p p s i k o s o s i a l

IV.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


KETIDAKBERDAYAAN

10) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan


dengan orang lain ketika mendapat perlawanan
11) Apatis dan pasif
12) Ekspresi muka murung
13) Bicara dan gerakan lambat
14) Tidur berlebihan
15) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
16) Menghindari orang lain

a. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya
tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna ; suatu keadaan
dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau
kegiatan yang baru dirasakan (NANDA, 2005).
b. Tanda dan Gejala
1) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak
mempunyai
kemampuan
mengendalikan
atau
mempengaruhi situasi.
2) Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
3) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap
ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas
sebelumnya.
4) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan
peran.
5) Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
6) Menunjukkan perilaku ketidakmampuan untuk mencari
informasi tentang perawatan
7) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat
diberikan kesempatan
8) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
9) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat
mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa
bersalah.
11 | a s k e p p s i k o s o s i a l

2) Intervensi Generalis Pada Pasien


a. Tujuan Umum
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengenali dan mengekspresikan
emosinya.
3) Pasien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif
4) Pasien mampu berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang berkenaan dengan perawatannya sendiri.
5) Pasien mampu termotivasi untuk aktif mencapai tujuan
yang realistis.
b.

Tindakan Keperawatan

SP1 Pasien: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir


positif
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai

b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian


ketidakberdayaan agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
latihan pengendalian ketidakberdayaan
3) Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan
d) Bantu Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya
dan identifikasi area-area situasi kehidupannya yang
tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol
e) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
dapat berpengaruh terhadap ketidak berdayaannya
f) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa
memintanya untuk menyimpulkan
g) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk
menurunkan melalui interupsi atau subtitusi
h) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
i) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang
dibuat pasien
j) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat,
penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional
4) Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)

SP2 Pasien: Evaluasi ketidakberdayaan, manfaat


mengembangkan harapan positif dan latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan
1) Pertahankan rasa percaya pasien
12 | a s k e p p s i k o s o s i a l

a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi


b) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan
mengembangkan pikiran postif
2) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan
3) Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui
peningkatan kemampuan mengendalikan situasi yang masih
bisa dilakukan pasien (Bantu klien mengidentifikasi area-area
situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan
kekuatan diri yang dapat di identifikasi oleh klien) misalnya
klien masih mampu menjalankan peran sebagai ibu meskipun
sedang sakit.
4. Intervensi Generalis pada Keluarga
a. Tujuan:
1) Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan
pada anggota keluarganya
2) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami ketidakberdayaan
3) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang
mengalami ketidakberdayaan
b. Tindakan keperawatan pada keluarga
1)
Mendiskusikan kondisi pasien: ketidakberdayaan,
penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, akibat
2) Melatih keluarga merawat ketidakberdayaan pasien
3) Melatih keluarga melakukan follow up
SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:

1) Bina hubungan saling percaya


a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
b)
Menjelaskan
tujuan
interaksi:
menjelaskan ketidakberdayaan pasien dan cara merawat
agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
latihan cara merawat ketidakberdayaan pasien
3) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:
a) Menjelaskan ketidakberdayaan, penyebab, proses
terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
b) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien:
membantu mengembangkan motivasi bahwa pasien
dapat mengendalikan situasi dan memotivasi cara
afirmasi positif yang telah dilatih perawat pada pasien
4) Sertakan keluarga saat melatih afirmasi positif

SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara


latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi
pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan mengontrol
perasaan tidak berdaya

13 | a s k e p p s i k o s o s i a l

4) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah, follow up


dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (klien tidak mau terlibat
dalam perawatan diri) dan cara merujuk pasien

V.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


GANGGUAN CITRA TUBUH

1. Pengertian
Citra tubuh merupakan komponen dari konsep diri yang dipengaruhi
oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Citra tubuh adalah
kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya, termaksud persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan
tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Gangguan citra tubuh
adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan bentuk, struktur dan
fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
2. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang dapat diobservasi pada gangguan citra tubuh
adalah
a. Hilangnya bagian tubuh
b. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi
c. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
d. Menolak melihat bagian tubuh
e. Menolak menyentuh bagian tubuh
f. Aktifitas sosial menurun.
Beberapa penyebab gangguan citra tubuh: tindakan invasif (pasang
infus, cateter, mag slang, oksigen), operasi, perubahan fungsi (lumpuh,
sesak nafas, buta, tuli)
Sedangkan data yang bisa didapatkan saat wawancara adalah
pasien :
14 | a s k e p p s i k o s o s i a l

a.

Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya


tidak puas dengan hasil operasi
b.
Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang
tidak berfungsi.
c. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga,
keputusasaan.
d. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
e. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian
tubuh yang terganggu.
f. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
g. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
3. Intervensi Generalis Pada Pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
2) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya
3) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra
tubuh
4) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra
tubuh
5) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
b. Tindakan keperawatan
1) Asesmen citra tubuh (gangguan dan potensi) dan menerima
keadaan tubuh saat ini
2) Latih cara meningkatkan citra tubuh

SP 1 Pasien : Assesmen dan menerima citra tubuh dan


latihan meningkatkan citra tubuh
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
ketidakberdayaan agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan
pengendalian gangguan citra tubuh
3) Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab gangguan citra tubuh
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat gangguan citra
tubuhnya
4) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan
saat ini, perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan
terhadap citra tubuhnya saat ini.
5) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain yang masih sehat
6) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang
terganggu.
7) Bantu menggunakan bagian tubuh yang masih sehatBantu
pasienmelihat, menyentuh bagian tubuh yang terganggu

SP2 Pasien: Evaluasi citra tubuh & latihan peningkatan citra


tubuh dan sosialisasi
1) Pertahankan rasa percaya pasien
15 | a s k e p p s i k o s o s i a l

c) Mengucapkan salam dan memberi motivasi


d) Asesmen ulang citra tubuh dan hasil latihan peningkatan
citra tubuh
2) Membuat kontrak ulang: latihan peningkatan citra tubuh
3) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah
pada pembentukan tubuh yang ideal
4)Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya
sesegera mungkin, gunakan pakaian yang baru (jika
diperlukan)
b) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang
secara bertahap.
5) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
1. Susun jadual kegiatan sehari-hari
2. Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam
aktifitas dalam keluarga dan sosial
3. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
4. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan
interaksi
4. Intervensi Generalis pada Keluarga
a. Tujuan:
1) Keluarga mampu mengenal masalah gangguan citra tubuh
pada anggota keluarganya
2) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan citra tubuh
3) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan

b. Tindakan keperawatan pada keluarga


1) Mendiskusikan kondisi pasien gangguan citra tubuh,
penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, akibat
2) Melatih keluarga merawat gangguan citra tubuh pasien
3) Melatih keluarga melakukan follow up
SP1 Keluarga: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan gangguan
citra tubuh pasien dan cara merawat agar proses
penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
latihan cara merawat gangguan citra tubuh pasien
3) Bantu keluarga mengenal gangguan citra tubuh:
a) Menjelaskan gangguan citra tubuh, penyebab, proses
terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
b) Menjelaskan cara merawat gangguan citra tubuh pasien:
membantu mengembangkan motivasi bahwa pasien

16 | a s k e p p s i k o s o s i a l

untuk menerima kondisi tubuhnya yang telah dilatih


perawat pada pasien
5) Sertakan keluarga saat melatih pasien meningkatkan citra tubuh
SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien,
mengatasi gangguan citra tubuh melalui aktifitas yang
mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi
pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien mengatasi gangguan
citra tubuh melalui aktifitas yang mengarah pada pembentukan
tubuh yang ideal
4) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah, follow
up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (penolakan terhadap
perubahan diri bersifat menetap dan tidak mau terlibat dalam
perawatan diri) dan cara merujuk pasien

EVALUASI KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN


STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS

EVALUASI KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN


STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KEPUTUSASAAN

Penilaian
No
A

Kemampuan

Pasien

Penilaian
7

No
A

SP 1 Pasien
Assesmen ansietas dan
latihan relaksasi
SP 2 Pasien
Evaluasi ansietas,
manfaat teknik
relaksasi dan latihan
hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari) dan
kegiatan spiritual
B

Kemampuan
Pasien
SP 1 Pasien
Assesmen keputusasaan
dan latihan berfikir positif
melalui penemuan harapan
dan makna hidup
SP 2 Pasien
Evaluasi keputusasaan,
manfaat berfikir positif, dan
latihan melakukan aktivitas
untuk menumbuhkan
harapan dan makna hidup

Keluarga
SP 1 Keluarga
Penjelasan kondisi
pasien dan cara
merawat
SP 2 Keluarga
Evaluasi peran keluarga
merawat pasien, cara
merawat dan follow up

17 | a s k e p p s i k o s o s i a l

Keluarga
SP 1 Keluarga
Penjelasan kondisi pasien
dan cara merawat
SP 2 Keluarga
Evaluasi peran keluarga
merawat pasien, cara
merawat dan follow up

EVALUASI KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN


STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI
RENDAH SITUASIONAL

merawat dan follow up

EVALUASI KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN


STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
KETIDAKBERDAYAAN

Penilaian
No
A

Kemampuan

Penilaian

Pasien

No

SP 1 Pasien
Asesmen harga diri
rendah dan latihan
melakukan kegiatan
positif

Keluarga
SP 1 keluarga
Penjelasan kondisi
pasien dan cara
merawat
SP 2 Keluarga
Evaluasi peran keluarga
merawat pasien, cara

18 | a s k e p p s i k o s o s i a l

Pasien
SP 1 Pasien
Assesmen
ketidakberdayaan dan
latihan berpikir positif

SP 2 Pasien
Evaluasi harga diri
rendah, manfaat
latihan melakukan
kemampuan positif 1,
melatih kemampuan
positif 2
B

Kemampuan

SP 2 Pasien
Evaluasi ketidakberdayaan,
manfaat mengembangkan
harapan positif dan latihan
mengontrol perasaan
ketidakberdayaan
B

Keluarga
SP 1 Keluarga
Penjelasan kondisi pasien
dan cara merawat
SP 2 Keluarga
Evaluasi peran keluarga
merawat pasien, cara
latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan

EVALUASI KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN


SANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN CITRA TUBUH

dan follow up

Penilaian
No
A

Kemampuan

Pasien
SP 1 Pasien
Assesmen gangguan citra
tubuh dan menerima
keadaan tubuh saat ini
SP 2 Pasien
Evaluasi gangguan citra
tubuh, manfaat cara
peningkatan citra tubuh

Keluarga
SP 1 Keluarga
Penjelasan kondisi pasien
dan cara merawat
SP 2 Keluarga
Evaluasi peran keluarga
merawat pasien, mengatasi
gangguan citra tubuh
melalui aktifitas yang
mengarah pada
pembentukan tubuh yang
ideal dan follow up

19 | a s k e p p s i k o s o s i a l

You might also like